BAB I PENDAHULUAN. millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

SEBAGAI UPAYA PENURUNAN AKI & AKB PROVINSI NTT

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada manusia, yaitu mencapai 8 target hingga tahun 2020 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu melahirkan merupakan salah satu dari tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil pembangunan kesehatan saat ini adalah derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat secara bermakna, namun

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kesehatan prima dapat menciptakan suatu inovasi dan terobosan baru. menciptakan perubahan dari kondisinya sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainya, kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia memiliki dan ikut melaksanakan komitmen tersebut. Pembangunan secara umum sering diartikan sebagai upaya multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembagunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat. Empat dari sasaran MDGs terkait secara langsung dengan peningkatan kesehatan masyarakat. Masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia diantaranya adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk, disparitas status kesehatan, beban ganda penyakit, yang mana data epidemologi menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi penyakit, baik penyakit menular yang baru dan 1

lama (re-emerging dan new emerging diseases) maupun tidak menular, dan penyakit degeneratif (noncommunicable diseases), peningkatan kematian akibat kecelakaan, dan menurunnya mutu kesehatan keluarga, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (Konas Jen X, 2003; WHO Report, 2002). Salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan pencapaian pembangunan suatu Negara adalah Human Development Index (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari tiga domain yakni kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. IPM Negara Indonesia berada diperingkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih rendah dari negara-negara ASEAN lainya seperti Singapura, Malasyia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Dari tahun ketahun Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu bagian dari indikator IPM menurun landai dan masih menjadi masalah. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Dalam tujuan pencapaian MDGs, Kesehatan Ibu atau Wanita dan Anak terutama terkait dengan : 1. Tujuan MDGs ke-3 : mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 2. Tujuan MDGs ke-4 : mengurangi kematian anak 3. Tujuan MDGs ke-5 : meningkatkan kesehatan ibu 4. Tujuan MDGs ke-6 : memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainya. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai bagian dari tujuan MDGs karena masih tingginya Angka Kematian dan Kesakitan Ibu serta Angka Kematian Bayi 2

yang merupakan indikator kesehatan umum dan kesejahteraan masyarakat. Populasi wanita di dunia pada umumnya akan lebih banyak dibandingkan populasi laki-laki karena ekpektansi Usia Harapan Hidup (UHH) wanita lebih panjang daripada laki-laki. Umur Harapan Hidup sebagai indikator dalam menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat (data BPS tahun 2007: UHH penduduk Indonesia sebesar 69.09 per tahun). Jumlah kejadian kematian ibu yang terkait dengan proses melahirkan, persalinan maupun nifas di Kecamatan Tugumulyo cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya dari 2 kejadian pada tahun 2008, 4 kejadian pada tahun 2009 dan lima kejadian di tahun 2010 (Dinkes Kabupaten Musi Rawas, 2013). Selain itu, angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA) juga merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat yang dapat menggambarkan upaya kesehatan yang telah dilaksanakan serta mencerminkan tingkatan dan besarnya masalah kemiskinan, sehingga dapat menjadi indikator yang sensitif bagi perkembangan sosial, ekonomi nasional. Berdasarkan data yang diperoleh, secara umum jumlah kejadian kematian bayi dan balita di kecamatan Tugumulyo masih sangat tinggi dan cenderung mengalami peningkatan yang fluktuatif setiap tahunnya, yaitu dari 15 kejadian ditahun 2008, 21 kejadian ditahun 2009 dan 19 kejadian di tahun 2010 (Dinkes Kabupaten Musi Rawas, 2012) Sampai dengan tahun 2014, fasilitas kesehatan yang ada diwilayah yang akan dijadikan lokasi penelitian yaitu kecamatan Tugumulyo ini tediri dari sekitar 15 polindes dengan tenaga kesehatan sebanyak 27 bidan (Dinkes Kabupaten Musi Rawas, 2010). 3

Pelayanan kesehatan (health care service) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama, dalam satu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok atau masyarakat (Azwar, 1996). Hal tersebut betujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi serta meningkatkan angka harapan hidup, karena dalam sebuah keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling peka dan rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti: kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi (malnutrisi), yamg seringkali berakhir dengan kecacatan (disability) atau bahkan dapat menyebabkan kematian (mortalitas). Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu sasaran dari Millenium Development Goals (MDG s) yang sudah menjadi program prioritas nasional dan global. Upaya kesehatan dapat berdaya guna bila pemenuhan sumber daya tenaga, pembiayaan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan sumber daya tenaga kesehatan yang tersebar dalam unit-unit sarana pelayanan kesehatan itu sendiri. Selain itu standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan sehingga dalam proses pelaksanaanya masing-masing unit pelayanan dengan kebutuhan yang diinginkan penerima layanan dapat berjalan dengan baik. Menurut Kemenpan nomor 63 tahun 2003, standar pelayanan sekurangkurangnya meliputi. 4

1. Prosedur pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2. Waktu penyelesaian Waktu penyelesaian yang telah ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian termasuk pengaduan. 3. Biaya pelayanan. Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 4. Produk pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Sarana dan prasarana Penyediaan sarana dan prasaranan pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan. Petugas pelayanan merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan. Dengan diterbitkanya standar pelayanan minimal maka informasi akan hak dan kewajiban bagi masyarakat/pengunjung akan dapat dimengerti dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana 5

diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Berdasarkan uraian di atas membuat daya tarik tersendiri bagi penulis untuk meneliti dengan judul penelitian Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Di Polindes Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan (Wilayah kerja Puskesmas L. Sidoharjo) 1.2 Perumusan Masalah Tugumulyo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan, Indonesia. Jumlah penduduknya pada tahun 2012 sebanyak 44.318 jiwa. Luas wilayah 67.7091 km 2 yang terdiri dari 15 (lima belas) desa dan 1 (satu) kelurahan. hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diterima oleh masyarakat belum maksimal. Luas wilayah dan jumlah penduduk diwilayah tersebut menjadi kendala tersendiri untuk optimalisasi pelayanan. Di samping itu, permasalahan pelayanan juga terkait dengan ketersediaan fasilitas dipelayanan kesehatan terutama di Polindes kecamatan Tugumulyo. Hal ini sangat terasa ketika ada anggota masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis yang sifatnya sangat mendesak atau darurat dan harus memperoleh pertolongan kesehatan dengan segera. Seiring dengan semangat otonomi daerah dan disentralisasi pelayanan juga sebagai dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan semakin kompleks. Masyarakat 6

akan semakin peka terhadap pelayanan kesehatan yang bekualitas, sehingga masyarakat akan semakin tahu haknya tentang pelayanan kesehatan yang seharusnya mereka terima, temasuk pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di kecamatan Tugumulyo. Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penekanan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan masyarakat (pengguna layanan) terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Polindes di Kecamatan Tugumulyo. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada penekanan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan masyarakat (pengguna layanan) terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Polindes di Kecamatan Tugumulyo. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat praktis, yakni dapat memberikan masukan (input) dan pertimbangan bagi pengambil kebijakan khususnya pemerintah Kabupaten Musi Rawas dalam pengambilan kebijakan tentang pelayanan KIA. 2. Manfaat teoritis, yaitu penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian lain yang terkait pelayanan KIA. 7

1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak di Polindes kecamatan Tugumulyo kabupaten Musi Rawas provinsi Sumatera Selatan sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan dalam lokasi dan waktu yang sama. Namun demikian terdapat beberapa penelitian yang menggunakan topik tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada umumnya, antara lain : Mawardi (2010), meneliti tentang Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas di Kota Banjamasin, dengan tujuan mendeskripsikan karakteristik pengguna pelayanan Puskesmas di Kota Banjarmasin, mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas di Kota Banjarmasin, dan mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan masing-masing Puskesmas dikota Banjarmasin. Lokasi penelitian diseluruh Puskesmas kota Banjarmasin, dengan metode kualitatif. Hasil penelitianya adalah secara umum masyarakat kota Banjarmasin sudah merasa puas dengan pelayanan Puskesmas. Aspek yang dinilai masih kurang memuaskan adalah prosedur pelayanan dokter. Perlu dibuat standar pelayanan Puskesmas yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Persamaanya adalah sama-sama mengukur indeks kepuasan masyarakat pengguna layanan kesehatan, sedangkan perbedaanya dengan penelitian ini adalah selain tempat dan lokasi penelitian juga pada penggunaan metode, yaitu metode kualitatif dan merupakan penelitian survey dengan rancangan cross sectional serta subyek yang akan dijadikan penelitian. 8

Pria Fivra (2011) yang meneliti tentang Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Ngaglik I Kecamatan Ngaglik Tahun 2011 (implementasi Kepmen Pan No.Kep/25/m.pan/2/2004). Hasil analisis menyebutkan terdapat perbedaan kualitas pelayanan yang diharapkan dengan kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Ngaglik I, akan tetapi dalam kualitas pelayanan yang menyatakan kenyataan pelayanan yang diterima pasien sebagian besar sudah bagus, walaupun secara secara analisis hasilnya ada perbedaan antara kualitas kenyataan pelayanan dengan harapan. Persamaanya dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan, sedangkan perbedaanya yaitu penelitian Pria Fivra (2011) Penelitian ini Menganalisis perbedaan kualitas pelayanan yang diharapkan dengan kualitas yang dirasakan oleh masyarakat dan cakupan wilayah/lokasi penelitian. Ardiyansyah Irianto (2012) melakukan penelitian tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat mengenai kualitas pelayanan KIA adalah baik. Perbedaan persepsi antara kualitas pelayanan KIA di Pulau Binongko (lebih rendah) dan Pualau wangi-wangi (lebih tinggi) selain disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel di masing-masing lokasi penelitian juga dipengaruhi oleh status wilayah. Hasil analisis hubungan menunjukkan ada hubungan antara petugas, fasilitas dan akses terhadap kualitas pelayanan KIA, sedangkan kesadaran masyarakat tidak memiliki hubungan. hasil penelitian juga menunjukkan temuan menarik dan mengungkapkan pentingnya 9

perilaku petugas, fasilitas dan akses masyarakat dapat mempengaruhi kualitas pelayanan KIA. Persamaanya dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Serta metode yang digunakan adalah metode survey eksplanatory dengan menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu cara pengambilan sampel serta lokasi penelitian selain itu juga penelitian ini lebih menekankan pada kualitas pelayanannya yang diukur dengan menggunakan kuesioner dari Bruce dan Parasuraman. Penelitian yang dilakukan oleh Ismuhar (2013), tentang Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, hasil penelitianya adalah kualitas pelayanan dari keempat belas unsur pelayanan yang diukur sesuai dengan Kep.Men.Pan No.25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah adalah kategori baik. Persamaanya adalah sama-sama mengukur indeks kepuasan masyarakat pengguna layanan kesehatan sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan diagram kartesius untuk mengetahui unsur pelayanan yang menjadi perioritas untuk menjadi perbaikan dalam melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan cakupan wilayah/lokasi penelitian. Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, dapat diperoleh gambaran bahwa pelayanan di tiap-tiap daerah selalu berbeda-beda yang dipengaruhi oleh distribusi sarana dan tenaga kesehatan sesuai dengan karakteristik wilayah, akses pelayanan kesehatan yang terjangkau maupun komitmen politik pemerintah dalam 10

proses alokasi anggaran. Dari beberapa persamaan penelitian yang terdahulu yaitu mengukur kepuasan masyarakat dan mengacu pada Kepmen Pan No. Kep/25/m.pan/2/2004, ada juga perbedaan dari keempat penelitian yang sudah disebutkan penelitian ini juga mempunyai nilai kebaruan yang membedakan dengan penelitian-penelitian yang lain tentang Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan yaitu objek dan sasaran penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya yaitu peneliti menggunakan unit kategori yang ada untuk melakukan penelitian, peneliti membandingkan hasil nilai indeks kepuasan masyarakat dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini membahas tentang indeks kepuasan masyarakat terhadap Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Polindes dan yang menjadi objek adalah ibu hamil dimana ibu hamil ini nantinya akan menjadi populasi sekaligus sampel penelitian dan seperti yang kita ketahui selain menjadi sasaran target MDGs serta sasaran RPJP dan RPJMN Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan indikator Human Development Indeks (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari tiga domain yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Kesehatan ibu dan anak saat ini merupakan menjadi suatu bagian isu yang sangat penting dalam masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia khususnya mutu kesehatan keluarga dalam konsep kependudukan. Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu bagian dari indikator kesehatan umum dan kesejahteraan masyarakat. Keaslian tesis ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka untuk kritik yang bersifat membangun. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.1 berikut 11

2. Tabel 1.1 Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil dan Kesimpulan 1 2 3 4 5 6 1. Mawardi (2010) Pria Fivra (2011) Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas di Kota Banjarmasin. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Ngaglik I Kecamatan Ngaglik Tahun 2011 (implementasi KepMen Pan No.Kep/25/M.PAN/2/2004) Kepuasan masyarakat sama-sama sebagai variabel dependen dan sebagai objek penelitian. Kepuasan Masyaakat sama-sama sebagai variabel independen Jenis penelitian. Lokasi penelitian terdahulu di Puskesmas, sedangkan penelitian ini di Polindes Hasil dari penelitian terdahulu hanya mengukur kepuasan saja dan tidak mengukur aspek kualitas pelayanan. Subjek yang diteliti bebeda. Penelitian terdahulu lebih menekankan pada hasil perbedaan kualitas yang diharapkan dan yang diterima oleh masyarakat sedangkan penelitian ini akan menganalisis bagaimana hubungan kualitas pelayanan Secara umum masyarakat kota Banjarmasin sudah merasa puas dengan pelayanan puskesmas. Aspek yang dinilai kurang memuaskan adalah prosedur pelayanan dokter, perlu dibuat standar pelayanan puskesmas yang sesuai dengan kemampuan puskesmas, kebutuhan rakyatnya dan kondisi lingkungan. Hasil analisis menyebutkan terdapat perbedaan kualitas pelayanan yang diharapkan dengan kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Ngaglik I, akan tetapi dalam kualitas pelayanan yang menyatakan kenyataan pelayanan yang diterima pasien sebagian besar sudah bagus, walaupun secara analisis hasilnya

3. Ardiyansyah Irianto (2012) 4. Ismuhar (2013) Kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di RSUD Dr. Zaenoel Abidin Banda Aceh Unit analisisnya samasama individu (ibu hamil) Kualitas pelayanan samasama sebagai variable independen. Jenis penelitian dan objek penelitian. Kepuasan masyarakat sama-sama sebagai variabel dependen dengan kepuasan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian terdahulu lebih melihat pesepsi masyarakat mengenai kualitas pelayanan. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat. Perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya menggunakan diagram kartesius untuk mengetahui unsur pelayanan dan unit pelayanan lebih difokuskan ke unit pelayanan yang lebih besar yaitu RSUD, sedangkan pada penelitian ini difokuskan pada unit ada perbedaan antara kualitas kenyataan pelayanan dengan harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat mengenai kualitas pelayanan KIA adalah baik. Perbedaan persepsi antara kualitas pelayanan KIA di Pulau Binongko (lebih rendah) dan Pulau wangi-wangi (lebih tinggi) selain disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel dimasing-masing lokasi penelitian juga dipengaruhi oleh status wilayah. Hasil penelitianya adalah kualitas pelayanan dari keempat belas unsur pelayanan yang diukur sesuai dengan Kep.Men.Pan No.25 tahun 2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah adalah kategori baik.

terkecil yaitu Polindes dan menggunakan dua alat ukur yaitu dengan aspek yang mempengaruhi kepuasan masyarakat dan alat ukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)