BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

PEMEROLEHAN KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI )

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifatabstrak (Effendi,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Khaerunnisa,2015

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antarsesama. Sebagai alat komunikasi bahasa dalam kehidupan

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pemberian keterampilan dari berbagai unsur kecerdasan di mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan individu. Bahasa sebagai alat komunikasi diperoleh manusia sejak lahir sampai usia lima tahun, yang dikenal dengan istilah pemerolehan bahasa. Bahasa merupakan suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi manusia. Melalui bahasa manusia mendapatkan beberapa informasi penting. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Oleh karena itu, bahasa sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini adalah dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang 1

2 memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang

3 baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para siswa karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajarmengajar di sekolah sangat ditentukan oleh pemerolehan bahasa dan penguasaan kemampuan berbicara mereka. Tahapan pemerolehan bahasa yang tidak lengkap mengakibatkan siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemerolehan bahasa merupakan salah satu hal yang menarik utuk dikaji karaena hal itu menyangkut berbagai aspek perkembangan anak. Hal ini terbukti telah banyak dikaji oleh para ahli dalam pelbagai bidang yang relevan seperti linguistik umum, psikologi, neurologi, biologi. Salah satunya tentang pemerolehan bahasa. Manusia lahir tanpa bahasa, pada saat mereka berusia 3 atau 4 tahun, anak-anak secara khusus telah memperoleh beribu-ribu kosakata, sistem fonologi dan gramatika yang kompleks, dan aturan kompleks yang sama untuk bagaimana cara menggunakan bahasa mereka dengan sewajarnya dalam banyak latar sosial. Akan tetapi ilmuwan masih mempunyai banyak pertanyaan yang tidak terjawab tentang bagaimana sebenarnya anak-anak memperoleh bahasa. Bagairnana cara mereka menentukan apa makna katakata atau bagaimana cara menghasilkan ujaran yang bersifat gramatika yang belum pernah mereka dengar atau yang diproduksi sebelumnya?

4 Subyakto-Nababan (2001: 93) mengatakan bahwa setiap manusia mernpunyai apa yang dinamakan falcuties of the mind, yakni semacam kapling-kapling intelektual dalam benak atau otak mereka dan salah satunya dijatahkan untuk pemakaian dan pemerolehan bahasa. Seorang yang normal akan memperoleh bahasa ibu dalam waktu singkat. Hai ini bukan karena anak memperoleh rangsangan saja, lalu si anak mengadakan respon, tetapi karena setiap anak yang iahir telah dilengkapi dengan seperangkat peralatan yang memperoleh bahasa ibu. Alat ini disebut dengan Language Acquisition Device (LAD) atau lebih dikenal dengan nama piranti pemerolehan bahasa. Seorang anak tidak perlu menghapal dan menirukan pola-pola kalimat agar mampu menguasai bahasa itu. Piranti pemeroiehan bahasa diperkuat oleh beberapa hal, yakni: (1). Pemerolehan bahasa anak mengikuti tahap-tahap sama;(2).tidak ada hubungan pemerolehan bahasa anak dengan tingkat kecerdasan;(3). Pemerolehan bahasa tidak terpengaruh oleh emosi maupun motivasi; dan (4). Pada masa pemerolehan tata bahasa anak di seluruh dunia sama saja. Si anak akan mampu mengucapkan suatu kalimat yang belum pernah didengar sebelumnya dengan menerapkan kaidah-kaidah tata bahasa yang tidak sadar diketahuinya melalui dan kemudian dicamkan dalam hatinya John B. Watson (dalam Kushartanti, 2005: 11) mengkaji pemerolehan bahasa menurut konsep Behaviorism yang memiliki ciri-ciri: pada tahun-tahun pertama, kehidupan anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan anak saat usia dini sangatlah penting dan menentukan kualitas anak di masa depan. Usia 0 6 tahun

5 merupakan masa awal kehidupan anak yang sering disebut dengan masa Emas (Golden Age). Hal inilah yang menyebabkan masa anak sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena itu anak usia dini harus dipersiapkan dengan cara dibina dan dikembangkan kecerdasan dan kemampuan kebahasaannya agar berkembang secara optimal. Hardjoprawiro (2007: 2) menyebutnya dengan istilah usia kritis. Selama masa usis kritis itu anak mempunyai kemampuan yang prima dalam mempelajari bahasa-bahasa. Belajar bahasa lisan lebih baik dilakukan pada saat anak berada pada usia pra sekolah, sedangkan penguasaan bahasa tulis bisa dikembangkan di sekolah menengah. Hal senada juga dikemukakan oleh Dardjowidjoyo (dalam Hardjoprawiro, 2007: 3) yang menyatakan bahwa belajar bahasa layak dilakukan sejak usia prasekolah sampai jenjang anak menamatkan pendidikan di SD. Sebelum duduk di bangku SD, anak bisa dibawa ke penguasaan bahasa melalui pembiasaan di rumah, di antara kawan-kawannya dalam play group dan juga di TK. Kenyataan di lapangan, siswa di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi rata-rata belum banyak menguasai kosa kata. Hal ini terlihat dari komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari di sekolah, kadang juga ada anak yang tidak mau berbicara jika ada pertanyaan dari guru atau dalam kegiatan lain, hal ni tentunya akan menghambat perkembangan bahasanya. Disinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam mengembangkan bahasa anak terutama di sekolah.

6 Perkembangan pemerolehan bahasa anak dimulai dari perkembangan komprehensi; perkembangan fonologi; perkembangan sintaksis; perkembangan morfologi; perkembangan kosakata (Goodluck 1996). Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup dalam penelitian pemerolehan bahasa anak adalah tahap perkembangan komprehensi; perkembangan fonologi; perkembangan sintaksis; perkembangan morfologi; perkembangan kosakata. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel anak-anak yang masih bersekolah di Taman Kanak-Kanak. (TK) Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2010/2011. Pada usia tersebut banyak keunikan-keunikan yang dapat ditemukan dalam perkembangan bahasa anak khususnya pemerolehan dan perkembangan sintaksis. B. Perumusan Masalah Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pemerolehan frase pada anak usia 5 tahun di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi? 2. Bagaimanakah pemerolehan klausa pada anak usia 5 tahun di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi? 3. Bagaimanakah pemerolehan kalimat pada anak usia 5 tahun di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan pemerolehan frase pada anak usia 5 tahun di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi 2. Mendeskripsikan pemerolehan klausa pada anak usia 5 tahun di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi 3. Mendeskripsikan pemerolehan kalimat pada anak usia 5 tahun di TK Aisyah Sekaralas Widodaren Kabupaten Ngawi. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan khususnya tentang pemerolhan bahasa anak, menambah pemahaman guru tentang kegiatan bercerita di sekolah, serta membantu guru dan orang tua dalam pengembangan kemampuan berbicara pada anak di sekolah 2. Manfaat Praktis Dapat meberikan kontribusi yang positif bagi guru dalam menangani perkembangan bahasa anak, meningkatkan wawasan dan ketrampilan dalam kegiatan berbahasa.

8 E. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini adalah: Bab I Pendahuluan, berisi yang meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka berisi landasan teori yang memaparkan psikolinguistik, kajian pemerolehan bahasa, dan kajian pemerolehan sintaksis. Bab III metode penelitian meliputi bentuk penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika penulisan. Bab IV hasil penelitian, berisi hasil penyajian dari analisis data yang akan menjabarkan data-data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada sebelumnya. Bab V penutup, berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

9 KOMPETENSI DAN PERFORMANSI BERBICARA ANAK USIA 5 TAHUN (KAJIAN PEMEROLEHAN SINTAKSIS BAHASA INDONESIA DI TK AISYAH SEKARALAS WIDODAREN KABUPATEN NGAWI) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh: DANIA NOVARA ANGGRAITA A 310 060 154 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

10