BAB I PENDAHULUAN. Permen Perumahan Rakyat RI No.16/PERMEN/M/2006, diakses tanggal 11 Mei 2008

dokumen-dokumen yang mirip
RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling

RENTAL OFFICE DI DEPOK

RUMAH SUSUN PEKERJA PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI PRINGAPUS

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

KAWASAN WISATA MINAT KHUSUS WATU TEDENG DI WONOSOBO

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

TA 91. golf side town house. di Semarang. s a n t y l u s i a n i l2b BAB I PENDAHULUAN

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pasar Ikan Higienis Di Juwana, Pati BAB I PENDAHULUAN

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KANTOR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ASRAMA MAHASISWA UNDIP DI KAMPUS TEMBALANG (Penekanan Desain Arsitektur Kontekstual)

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

ASRAMA TARUNA DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN. Akademi Kepolisian atau lebih dikenal dengan singkatan Akpol, adalah

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

DESAIN ULANG RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TOWNHOUSE Sebagai Pengembangan Perumahan Grand Tembalang Regency Di Semarang

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

SEMARANG CONVENTION CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

CONDOMINUM DI KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT JAKARTA SELATAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

EXHIBITION HALL DI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN APARTEMEN DI SEMARANG 1

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

RUMAH SUSUN BURUH PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dunia Arsitektur sekarang ini sudah semakin berkembang melalui ide-ide untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan disebabkan oleh berkembangnya berbagai kegiatan

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

Apartemen di Kawasan Bekasi Kota

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

GRAHA LANSIA KELOMPOK EKONOMI MENENGAH ATAS DI JAKARTA

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keputusan Pemerintah Pusat tentang penyerahan kebijakan kebijan baik bidang ekonomi, hankam, sosbud, agama,dll kepada pemerintah daerah atau yang dikenal dengan istilah otonomi daerah, diharapkan dapat memberikan kebijakan kebijakan yang tepat bagi daerahnya masing maasing, dengan alasan pemerintah daerah lebih mengetahui kondisi dan situasi daerahnya masing masing. Seperti dalam bidang ekonomi pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam mengembangkan potensi yang dimilki oleh tiap tiap daerah. Tak terkecuali Propinsi Jawa Tengah yang berusaha melaksanakan kewenangan yang diberikan agar dapat mensejahterakan masyarakat Jawa Tengah dalam segala aspek. Hal ini terlihat dari usaha Pemerintah Semarang dalam menarik investor agar mau menanamkan modalnya di wilayah Jawa Tengah, seperti diadakannya kegiatan SPA (Semarang Pesona Asia). Propinsi Jawa Tengah khususnya kota Semarang memiliki potensi potensi yang menarik investor dalam bidang industri hal ini terlihat dari banyaknya industri yang ada di wilayah kota Semarang. Seperti di wilayah BWK X yang memang diperuntukan untuk kegiatan perindustrian, banyak industri yang didirikan untuk menunjang perekonomian masyarakat sekitar dan Jawa Tengah pada umumnya. Dan untuk wilayah Kecamatan Tugu terdapat beberapa kawasan industri yaitu Kawasan Industri Guna Mekar Industri dan Kawasan Industri Wijayakusuma, dalam kawasan industri ini terdapat berbagai macam industri. Seperti furniture, garment, elektronik, pengolaha kayu, bahan kimia, makanan dan minuman dan juga kawasan ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan produk. SDM yang dibutuhkan oleh industri yang ada dapat menyerap tenaga kerja siap pakai yang ada di wilayah Kecamatan Tugu maupun dari daerah lain semisal Cirebon, Pemalang, Pekalongan, Demak, Salatiga, Cilacap, dll. Dan dari pihak pemerintah juga telah membuat aturan mengenai pendirian sebuah Kawasan Industri yang memerlukan dukungan perumahan bagi pekerjanya. 1) 1) Permen Perumahan Rakyat RI No.16/PERMEN/M/2006, diakses tanggal 11 Mei 2008 1

Meskipun persentase untuk kapling perumahan tersebut berbeda beda bergantung dari luas lahan yang akan diolah oleh Pengembang Kawasan Industri. Dan untuk Kawasan Industri Wijayakusuma ini, memiliki lahan total ±250 Ha sehingga persentase kisaran untuk kapling perumahan sebesar 10% - 25 % dan kapling untuk area komersial sebesar 17,5%. 2) Lokasi dari Kawasan Industri Wijayakusuma ini berada pada BWK X. Pengembangan perumahan yang menunjang kegiatan fungsi industri bertujuan menciptakan kehidupan dan penghidupan pekerja industri yang efisien dan produktif. 2) Karena lahan pada sebuah kawasan industri memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka dalam pelaksanaannya asrama ini terbangun vertikal. Yang menjadi tanggung jawab pihak developer kawasan industri yaitu sebuah hunian yang menampung pekerja dalam kawasan industri, maka hunian yang sesuai adalah yang berbentuk asrama. Pemerintah juga menggalakkan pembangunan hunian sewa untuk mengefisiensi waktu dan biaya transportasi, hal ini terlihat dengan pengalokasian anggaran pembangunan rumah susun sewa untuk perguruan tinggi dan para pekerja di tahun 2008 mencapai 44 twin block dengan lokasi tersebar di seluruh Indonesia. 3) Dan untuk kondisi sebuah asrama yang berpenghuni para pekerja yang berada di lokasi kawasan industri maka penekanan desain arsitektur post modern dirasa cocok, hal ini dikarenakan penyesuaian dengan sifat lahan yang ada di kawasan industri yang komersil sehingga setiap konsep desain asrama harus memiliki fungsi dan, dan fungsi dari bangunan ini adalah hunian sehingga perlu penyesuaian hunian yang humanis, hal ini sesuai dengan falsafah arsitektur post modern yaitu form and function are equel. 2) Kep. Menperindag RI No. 50/MPP/Kep/2/1997, diakses tanggal 11 Mei 2008 3) http://www. kemenpera.go.id, diakses tanggal 12 Mei 2008 2

2. Maksud dan Tujuan 2.1 Maksud Menyusun sebuah landasan program perencanaan dan perancangan yang diperlukan dalam pembangunan Asrama Pekerja di Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma Kota Semarang, dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan non fisik asrama yang akan dibangun. Sehingga Asrama Pekerja menjadi sebuah hunian yang nyaman bagi para pekerja untuk beraktivitas dan beristirahat setelah bekerja. 2.2 Tujuan Menjadikan Asrama Pekerja menjadi hunian yang layak dan murah bagi para pekerja pabrik di Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma, yang mengkhususkan untuk menerima penghuni yang berstatus lajang ( belum berkeluarga ) baik pria maupun wanita. Dengan adanya Asrama Pekerja ini diharapkan kinerja para pekerja meningkat dan menumbuhkan loyalitas terhadap pabrik tempat mereka bekerja. 3. Lingkup Pembahasan Lingkup bahasan yang tercakup dalam Program Perencanaan dan Perancangan ini secara garis besar dibagi menjadi : 1. Ruang lingkup substansional Substansi yang dibahas mencakup semua teori mengenai asrama dan kawasan industri; teori, dan metode pendekatan; yang relevan untuk mendukung penyusunan program perencanaan dan perancangan Asrama Pekerja di Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma Kota Semarang. 2. Ruang lingkup spasial Lingkup spasial yang dibahas mencakup regional Kota Semarang, dan Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma dari sudut pandang cakupan area pekerja yang ingin ditampung ke dalam hunian serta sebagai lokasi kawasan perencanaan dan perancangan. Lingkup spasial di luar cakupan di atas, hanya dibatasi pada objek-objek yang digunakan sebagai studi pembanding. 3

4. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data, kemudian dilakukan analisa melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, untuk mendapatkan hasil berupa kesimpulan yang digunakan dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan. 1). Pengumpulan data dilakukan dengan cara : - studi literatur, untuk memperoleh teori-teori serta regulasi yang relevan. - observasi lapangan, untuk memperoleh data mengenai lokasi perencanaan dan perancangan, serta data studi banding. - wawancara pihak terkait, dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dari masyarakat dan pihak-pihak terkait, guna melengkapi data-data yang diperoleh dari studi literatur dan observasi lapangan. 2). Analisa dilakukan dengan cara : - Mengkaji dari data data yang telah didapat berupa studi regulasi, studi literatur dan studi banding, untuk mendapatkan pengertian sebuah asrama pekerja yang ideal. 5. Sistematika Pembahasan Secara garis besar urutan pembahasan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan mengungkapkan latar belakang, maksud dan tujuan, dan sistematika pembahasan. Bab II. Tinjauan Pustaka : Asrama Pekerja dan Kawasan Industri menjelaskan tentang tinjauan umum asrama dan tinjauan kawasan industri, Bab III. Tinjauan Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma Kota Semarang Meliputi tinjauan profile Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma, pekerja yang ada di kawasan industri ini, serta kebijakan pemerintah dalam penyediaan permukiman di kawasan industri Bab IV. Studi Banding 4

Bab V. Bab VI. BAB VII. Berisi data-data mengenai hasil studi banding yang telah dilakukan, meliputi sistem menghuni, aktivitas, fasilitas dan kondisi fisik. Yang mengacu pada kondisi sebuah asrama di kawasana industri yang terwujud pada Dormitory di Kawasan Industri Suryacipta di Karawang. Dan kondisi pekerja yang ada di lapangan di Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma Kota Semarang terwujud dalam Pondok Boro ( Kos Kosan ) di area sekitar KITW. Serta melihat kondisi penginapan bagi para pekerja yang berada di wilayah suburban di Kota Woinheime yang terwujud dalam sebuah Hostel. Kesimpulan Batasan dan Anggapan berisi kesimpulan, batasan dan anggapan sebagai hasil penguraian dari bab-bab sebelumnya. Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan merupakan analisa pendekatan program perencanaan dan perancangan yang mencakup titik tolak pendekatan, pendekatan aspek fungsional, arsitektural. kontekstual, pendekatan konsep perancangan. Konsep dan Program Dasar Perancangan Arsitektur membahas rumusan konsep dan program dasar perancangan arsitektur berupa konsep dasar perencanaan, konsep dasar perancangan, dan program dasar perancangan. 5