I. PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

BAB II BAHAN RUJUKAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan sehat tidaknya suatu organisasi. Pengembangan SDM yang terencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. KAWAN KITA KLATEN SKRIPSI

BAB I. Dimana, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu. organisasi pemerintahan maupun swasta. Maka dari itu, setiap organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan layanan pendidikan yang diberikan, untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk pencapaian tujuan perusahaan agar lebih terarah. Untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KOTA MEDAN

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI, JAKARTA

BAB II TELAAH PUSTAKA. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu perencanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dan terorganisir sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik. pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki perusahaan, tanpa dukungan sumber daya manusia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

I. PENDAHULUAN. serta meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. serta merumuskan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. pada bagaimana organisasi menghasilkan kompetensi manusia, tetapi juga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan apabila sumber daya manusia menunjang dan berkualitas, artinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia, bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha. Menyadari bahwa faktor manusia adalah faktor yang dominan di dalam setiap usaha dan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, maka diperlukan manajemen yang baik untuk dapat menjaga serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut menjadi tugas manajemen personalia untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai jalan agar manusia bisa diintegrasikan secara efektif ke berbagai organisasi yang diperlukan. Pengertian manajemen personalia menurut Nitisemito (1992:10) Manajemen adalah suatu ilmu seni untuk melaksanakan antara lain perencanaan, pengorganisasiaan, pengarahan sehingga keefektifan dan keefisienan personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Edwin B.Flippo yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (1993:11), manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasiaan,

2 pengarahan dan pengendalian dan pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian pengurus dengan maksud dengan terwujudnya tujuan perusahaan, individu pengurus dan masyarakat Manusia sebagai sumber daya insani merupakan sumber daya penting yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Karena sifatnya sumber yang penting dan logis apabila dalam rangka peningkatan efektifitas kinerja, manusia sebagai faktor-faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi, mengingat organisasi ada karena adanya manusia. Oleh sebab itu untuk berhasilnya tujuan organisasi, maka manusia dalam organisasi harus mendapatkan perhatian yang sama. Jika gagal dalam menempatkan orang yang berkualitas dalam organisasi.sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal. Perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya, selain itu menurut Manulang (1996:192) Keberhasilan suatu organisasi baik besar atau kecil bukan semata-mata ditentukan oleh realitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah tenaga yang bekerja pada suatu organisasi. Baik itu organisasi pemerintah maupun swasta yang bekerja dengan surat keputusan maupun dengan kemauan sendiri, tenaga tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi,

3 menurut Gibson (1994:57) untuk pengukuran sumber daya manusia dapat dilakukan dengan indikator kompetensi dan sikap. A. Kompetensi (kemampuan) kompetensi sebagai karakter mendasar seseorang yang menyebabkan kinerja yang efektif, didalam suatu pekerjaan, karakter mendasar yang memberikan kontribusi terhadap kinerja yang menonjol dalam suatu pekerjaan. Dengan demikian, lebih dari sekedar kecakapan biasa kompetensi merupakan faktorfaktor mendasar yang dimiliki seseorang berprestasi secara rata-rata atau biasa saja. Apabila istilah kecakapan sering dipahami sebatas ketrampilan teknis (tehnical skill) dan kemampuan pengetahuan seseorang mempunyai cakupan jauh lebih komprehensif yang terdiri dari motif, sifat,citra,diri, peran sosial,pengetahuan dan ketrampilan. B. Sikap Faktor yang menentukan perilaku karena sifat berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar, motivasi.sikap adalah kesiapsiagaan mental yang diorganisasikan lewat pengalaman yang mempunyai pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang, obyek, situasi yang berhubungan dengannya.definisi sikap mempunyai pengaruh tertentu pada manajer, pertama sikap menentu. Kedua, sikap memberikan dasar emosional bagi hubungan interpersonal dan dekat dengan isi kepribadian.

4 Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) merupakan wadah tunggal gerakan koperasi Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam penjelasan Pasal 57 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Sebagai organisasi yang otonom, Dekopin menjalankan fungsi memperjuangkan cita-cita, nilainilai dan prinsip-prinsip koperasi Indonesia. Juga, menjadi wakil gerakan koperasi baik di dalam maupun luar negeri, dan berperan sebagai mitra pemerintah dalam rangka mewujudkan pembangunan koperasi di Indonesia. Untuk menjalankan fungsi dan perannya secara efektif hingga menjangkau seluruh wilayah Indonesia, gerakan koperasi di wilayah provinsi membentuk Dekopin Wilayah (Dekopinwil), dan ditingkat kabupaten/kota membentuk Dekopin Daerah (Dekopinda). Keberadaan Dekopinwil dan Dekopinda, merupakan bagian integral Dekopin. Anggota Dekopin terdiri dari koperasi di seluruh Indonesia yang berbadan hukum, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Koperasi sekunder yang keanggotaannya meliputi seluruh wilayah Indonesia atau lebih dari daerah Tingkat I, mendaftar ke Dekopin. 2. Koperasi primer dan/atau sekunder yang keanggotaannya meliputi daerah tingkat I atau lebih dari daerah tingkat II, mendaftar ke Dekopinwil. 3. Koperasi yang keanggotaannya meliputi satu daerah tingkat II atau kurang, mendaftar kepada Dekopinda. Dekopin berkantor di Ibukota, Jakarta. Sedangkan Dekopin Wilayah, hadir di 30 provinsi dan Dekopin

5 Daerah di 385 kabupaten/kota. Anggota Dekopin, terdiri dari 45 koperasi sekunder tingkat nasional Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, Dewan Koperasi Indonesia Pusat (Dekopin Pusat) menyusun organisasi yang didalamnya terdapat orang-orang yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pokok organisasi.untuk mengetahui jabatan struktural pengurus Dewan Koperasi Indonesia Pusat (Dekopin Pusat) di Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 1. Jumlah Pengurus Dewan Koperasi Indonesia Pusat menurut bidang tugas pada tahun 2009 No Bidang tugas KetuaBidang Sub Bidang Jumlah 1 Ketua Umum 1 0 1

6 2 Ketua Bidang Advokasi dan Sosialisasi 3 Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan 4 Ketua Bidang Pengembangan SDM 5 Ketua Bidang Pengembangan Teknologi Informasi 6 Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan 7 Ketua Bidang Fasilitasi Pengembangan usaha 8 Ketua Bidang Fasilitasi Perdagangan 9 Ketua Bidang Fasilitasi Keuangan dan Permodalan 10 Ketua Bidang Fasilitasi Investasi 11 Ketua Bidang Kerjasama dan 1 3 4 1 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Hubungan Luar Negeri Jumlah 11 22 33 Sumber: Dewan Koperasi Indonesia pusat, 2009 Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah pegawai menurut bidang tugas pada Dewan Koperasi Indonesia pusat, sebanyak 33 sebagai 1 Ketua Umum, 11 Ketua Bidang, 21 Sub bidang Tabel 2.Jumlah Pengurus Dewan Koperasi Indonesia menurut Tingkat pendidikan pada tahun 2009. No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Profesor 2 2 2 Doktor (S3) 6 6 3 Magister (S2) 9 2 11 4 Sarjana ( S1) 4 4

7 5 SMU/Sederajat 10 10 Jumlah 31 33 Sumber: Dewan Koperasi Indonesia pusat, 2009 Data dalam tabel 2 mengidentifikasikan keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan Profesor 2 orang ( 6.06 % ), Doktor (S3) 6 orang ( 18,18 % ),Magister (S2) 11 orang ( 33,33%),SMU/Sederajat 10 orang ( 30,30% ) Kebutuhan tenaga kerja bagi suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan serangkaian kegiatan operasional, untuk itu adanya pembagian tugas, koordinasi, dan disiplin, mengingat tenaga kerja merupakan faktor dominan yang ditujukan untuk mencapai tujuan Dewan Koperasi Indonesia. 1. Pembagian Pekerjaan Menurut Y. Warella ( dalam Abdul Syani,1987:10) pembagian pekerjaan adalah pemecahan tugas sehingga satu individu hanya bertanggung jawab dan melakukan suatu kegiatan tertentu saja. Dalam penelitian ini pembagian kerja diukur dengan adanya daftar perincian tugas, serta tidak rangkap pekerjaan dalam pelaksanaan tugas dan kesesuaian penempatan pengurus sesuai dengan kemampuan/keahliannya, dan juga penelitian tentang efektifitas waktu dalam penyelesaian suatu pekerjaan

8 2. Koordinasi menurut Y.Warela (dalam Abdul Syani, 1987:110) adalah proses untuk memadukan kegiatan dan sasaran unit-unit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien. Dalam penelitian ini koordinasi diukur dengan adanya rapat untuk membahas masalah yang dihadapi dan adanya kerjasama antar unit-unit yang lain dalam satu kesatuan pekerjaan 3. Disiplin Kerja yang tinggi Menurut Malayu S.P Hasibuan (2000:212) yaitu, kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran yang dimaksud adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan kesadaran akan tugas serta tanggungjawabnya. Sedangkan kesediaan adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak. Kedisplinan kerja diartikan bilamana pengurus selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Malayu S. Hasibuan,2000:213). Berdasarkan uraian diatas kinerja diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian tujuan atau sasaran organisasi melalui prestasi. Hal tersebut dapat dilihat dari program kerja yang dapat terselesaikan dibawah ini Tabel 3. Jumlah Program Kerja Pengurus Dewan Koperasi Indonesia Terealisasi Dan Tidak Terealisasi Pada Kurun Waktu Tahun 2007-2009

9 Tahun Banyaknya Program Kerja Terealisasi TidakTerealisasi Persentase Program Kerja yang Tidak Terealisasi 2007 12 8 4 33,33% 2008 13 8 5 38,46% 2009 16 9 7 43,75 Sumber: Dewan Koperasi Indonesia pusat, 2009 Tabel 3 tersebut dapat dilihat kinerja Dewan Koperasi Indonesia dalam menyelesaikan program kerja yang masuk dari tahun 2007-2009, dimana pada tahun 2007 dari 12 program kerja yang termatrik 4 program kerja yang tidak terselesaikan atau 33,33% sedangkan tahun 2008dari 13 program kerja yang termatrik 5 program kerja yang tidak terselesaikan atau 38,46%. Dan pada tahun 2009 dari 16 program kerja yang termatrik, 7 program kerja yang tidak terselesaikan atau 43,75%, Definisi kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 : 67) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk

10 kerjanya berdasarkan kinerja dari masing masing karyawan.kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian.aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga.pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya.kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Malayu P. Hasibuan (2002:94) Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar kerja, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada perusahaan.

11 Perbaikan kinerja baik individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dala upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja bisa dibangun melalui sumber daya manusia dengan melakukan komunikasi yang baik. Dalam hubungan kerja pembagian kerja, koordinasi dan disiplin, dalam lingkungan kerja menjadi hal yang sangat penting karena bisa melihat seberapa besar kontribusi setiap individu yang ada pada organisasi. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan tanda berhasil atau tidaknya seseorang atau organisasi dalam melaksanakan pekerjaan nyata yang ditetapkan. Perbedaan untuk kerja individu dalam situasi kerja adalah akibat adanya perbedaan karakteristik individu dan situasi yang berbedabeda, kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan dengan faktor individu, organisasi dan lingkungan eksternal. Maka berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan menulis skripsi dengan judul: PENGARUH PEMBAGIAN KERJA, KOORDINASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PENGURUS PUSAT DEKOPIN JAKARTA SELATAN. 1.2. Permasalahan Pencapaian tujuan organisasi erat hubungannya dengan pembagian kerja, kordinasi, dan disiplin, dan juga satuan kerja fungsional seluruh personel yang

12 terlibat dalam organisasi, kurangnya penerapan fungsi fungsi pembagian kerja, koordinasi dan disiplin akan menghambat proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan juga akan mempengaruhi kinerja karyawan Penerapan yang baik tentang fungsi pembagian kerja, kordinasi dan disiplin akan memberikan kejelasan tentang pencapaian tujuan organisasi. Kinerja karyawan akan berdampak terhadap produktifitas dari perusahaan sehingga tujuan perusahaan pun akan lebih mudah tercapai. Jika dilihat pada tabel 3, yaitu program kerja pengurus dewan koperasi Indonesia terealisasi dan tidak terealisasi pada kurun waktu tahun 2007-2009, maka dapat disimpulkan terjadinya jumlah peningkatan program kerja yang tidak terealisasi, hal ini berarti telah terjadi penurunan kinerja pada kurun waktu tersebut Berdasarkan penjelasan dan uraian dalam latar belakang, maka penulis mencoba menguraikan dan membahas 1. Apakah pembagian kerja berpengaruh terhadap kinerja penguruspusat Dewan Koperasi Indonesia 2. Apakah Kordinasi berpengaruh terhadap kinerja pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia 3. Apakah Disiplin berpengaruh terhadap kinerja pada pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia. 4. Apakah pembagian pekerjaan, koordinasi dan disiplin kerja yang tinggi secara bersama-sama mempengaruhi kinerja pengurus Dewan Koperasi Indonesia

13 1.3. Tujuan dan kegunaan penulisan 1 Untuk mengetahui pengaruh pembagian pekerjaan terhadap kinerja pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia 2 Untuk mengetahui pengaruh koordinasi terhadap kinerja pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia 3 Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja yang tinggi terhadap kinerja pengurus Dewan Koperasi Indonesia 4 Untuk mengetahui apakah pengaruh pembagian pekerjaan, koordinasi, dan disiplin secara bersama-sama mempengaruhi kinerja pengurus Dewan Koperasi Indonesia 5. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengurus Dewan Koperasi Indonesia yang berkaitan dengan pembagian tugas, kordinasi dan disiplin 1.4. Kerangka Pemikiran Kebutuhan sumber daya manusia harus disesuaikan dengan beban kerja dan jumlah jabatan serta kegiatan kerja. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang berharga. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan instansi di dalam mencapai tujuan sangat tergantung dari tenaga kerja yang digunakan, dan keefektifan kerja itu sendiri.

14 Oleh karena pembagian pekerjaan, koordinasi dan disiplin kerja yang tinggi perlu dilaksanakan secara seksama dengan penuh pertimbangan, hal ini dalam pembagian tugas hendaknya harus ada penyesuaian antara kemampuan dan jenis pekerjaan yang akan ditangani, disamping harus pula disertai dengan prosedur dan disiplin kerja yang mudah dicerna dan dipahami oleh pengurus yang bersangkutan. Hal ini mutlak dalam organisasi agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan tumpang tindih pekerjaan sehingga ada batasan yang jelas dalam melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pengurus untuk mencapai tujuan organisasi Menurut Anwar Prabu mangkunegara (2001:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya seseuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan definisi di atas maka yang menjadi indikator kinerja adalah 1. Kualitas Kualitas kerja yang baik akan mencerminkan kinerja yang baik pula dari seseorang, maka kualitas kerja menjadi tolou ukur utama dalam penilaian hasil kerja. 2. Kuantitas

15 Kuantitas kerja merupakan banyaknya hasil kerja yang dapat diselesaikanoleh seseorang sesuai dengan target yang ingin dicapai\ 3. Ketepatan waktu Pekerjaan harus diselesaikan dengan waktu yang telah ditetapkan suatu perusahaan. Kuantitas dan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia. Sumber daya manusia ini berperan sebagai motor penggerak dari seluruh sarana dan prasarana yang tersedia untuk menghasilkan barang dan jasa. Kinerja yang baik dari karyawan akan berdampak terhadap peningkatan produktifitas dari perusahaan tersebut sehingga pencapaian tujuan perusahaan dapat dicapai dengan mudah. Menurut Dharma (2000:45) hal hal yang perlu diukur dalam penilaian kinerja meliputi 3 hal yaitu : 1. Kualitas : yaitu tergantung pada mutu yang dihasilkan karyawan yang mampu menghasilkan mutu atau kualitas pelayanan yang baik 2. Kuantitas : yaitu tergantung pada jumlah atau besarnya kontribusi yang dihasilkan oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu 3. Ketepatan waktu : yaitu tergantung oleh sesuai tidaknya dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan

16 Berikut ini adalah kerangka pemikiran pengaruh pembagian kerja, kordinasi dan disiplin tehadap kinerja Pembagian kerja Koordinasi Disiplin 1.5 Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya maka hipotesis yang dapat dikemukakan 1. Apakah pembagian kerja berpengaruh terhadap kinerja pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia 2. Apakah Kordinasi berpengaruh terhadap kinerja pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia

17 3. Apakah Disiplin berpengaruh terhadap kinerja pada pengurus pusat Dewan Koperasi Indonesia. 4. Apakah pembagian pekerjaan, koordinasi dan disiplin kerja yang tinggi secara bersama-sama mempengaruhi kinerja pengurus Dewan Koperasi Indonesia