BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun pada anak dengan hambatan tumbuh kembang. Pembangunan. tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI ATAKSIA DI PEDIATRIC NEURODEVELOPMENTAL THERAPY CENTRE (PNTC) KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernisasi merupakan kata yang dapat. dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pola pikir, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi dari Norway mencatat insidensi terjadinya cedera pada tendon flexor

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan tubuh yang mengintegrasikan beberapa komponen, yaitu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh Allah subhanahuwata aladalam Al-Qur an sesuai. firmannya pada surat Al-Mu min ayat 67 sebagai berikut:

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

Disusun oleh: AYUNINGTYAS SITADESI SETIAWAN J

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh : RIGI RAMDANI J

Topografi: Letak gangguan di otak Etiologi: Penyebab dan saat terjadinya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai masa kini dan diharapkan dapat membawa kemajuan di masa

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. yang abnormal, gerakan tak terkendali, dan kegoyangan saat. dengan sifat dari gangguan gerakan yaitu spastic, athetoid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan bangsa yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia balita merupakan usia perkembangan pesat sel otak anak. Pada masa usia emas seperti ini, kemampuan otak menangkap informasi sangatlah cepat. Pada usia emas ini pula, empat kemampuan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. Mengingat masa yang cemerlang pada anak inilah, orang tua, sebagai orang yang bertanggung jawab atas pendidikan anak dirumah, hendaknya peka, kritis, kreatif dan pandai dalam menyampaikan informasi ke anak dan menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 ) Pada masa kanak kanak bermain adalah kegiatan yang serius namun mengasyikan.melalui aktivitas bermain bebrapa pekerjaan terwujud.bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan, bukan karna anak memperoleh hadiah atau pujian. Bermain adalah salah satu alat utama perkembangannya ( Gleen doman, 2005 ) Namun, pada anak anak yang cidera otak, kemampuan berguling, merangkak, duduk dan berjalan adalah kegiatan yang paling penting bagi otak. Seperti halnya pada anak cerebral palsy( CP ). 1

2 Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang mempengaruhi gerak dan postur tubuh yang disebabkan oleh cidera otak atau kurangnnya asupan oksigen keotak saat proses kelahiran, sehingga mengakibatkan perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan. Sebanyak 10% terjadi selama proses kelahiran 70 80% terjadi pada saat dalam masa kandungan. Menurut ( Brunner dan Suddarth, 2002 ) definisi lain cerebral palsy dapat diartikan kata cerebral itu sendiri adalah otak, sedangkan palsy adalah kelumpuhan, kelemahan, atau kurangnya pengendalian otot dalam setiap pergerakan atau bahkan tidak terkontrol. Kerusakan otak tersebut mempengaruhi system dan penyebab anak mempunyai koordinasi yang buruk, keseimbangan yang buruk, pola pola gerakan yang abnormal atau kombinasi dari karakter tersebut. Kelainan yang muncul tergantung luasnya kerusakan otak yang dialami anak, letak kerusakan diotak dan seberapa cepat penanganannya yang diberikan, kerusakan yang dialami biasanya tidak akan bertambah parah, namun dengan bertambahnya usia maka kemampuan anak yang dimiliki dapat terlihat semakin tertinggal. Sesuai dengan NO. 778/MENKES/SK/VIII/2008 fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memlihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang rentan kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, electroterapi dan mekanis ), fungsi dan komunikasi.

3 Peran fisioterapi yaitu memfasilitasi anak untuk dapat berjalan dengan penambahan latihan ankle stability padalatihan neck stability.untuk itu modalitas fisioterapi yang dapat digunakan adalah memberikan fasilitasi pada ankle dan neck agar anak dengan cerebral palsy dapat mengontrol gerakannya saat berjalan. Dengan pemberikan exercise ini diharapkan berguna untuk menimbulkan gerakan yang terkontrol saat berjalan. Ankle stability adalah bagaimana kaki mempertahankan keseimbangan saat adanya tekanan dari salah satu sisi dari badan dan lingkungan atau diantara lingkungan dan badan. Ankle adalah kekuatan paling penting pada saat kita berjalan atau melangkah dari satu sisi kesisi yang lain dan juga berlari. Ankle dapat meingkatkan jangkauan lengan dengan kekuatannya dalam berpijak.kaki sangatlah penting pada saat pertukaran kesatu sisi. Fungsi kaki adalah untuk mendapatkan informasi dari dan tentang lingkungan sekitarnya.untuk adaptasi dan untuk pendukung dasar untuk keseimbangan dan berat badan. Sementara lengan dan lutut memberikan perubahan pada pola gerak meskipun gerakannya berubah ubah diantara atas dan bawah dari segmen tubuh. Jumlah komponen tiap individu dengan areanya selalu bervariasi dan mereka saling mempengaruhi antara areanya dan keseimbangannya, transfer berat badan dan perpindahan dan tidak ada fungsi segmen yang terpisah.

4 B. Identifikasi Masalah Permasalahan pada fisioterapi dapat dibagi tiga, yaitu functional impairment, limitation in activity, dan participant restriction.permasalahan yang terdapat pada functional impairment yaitu mencakup adanya kelemahan otot, instability, penurunan tonus otot, dan penurunan reflek tendon. Pada limitation in activity mencakup lebih kepada kemampuan fungsional seperti ketidakmampuan anak untuk berpindah tempat, duduk, berdiri, dan barjalan. Sehubung dengan latar belakang tersebut diatas, maka pokok permaslahannya adalah bagaimna upaya fisioterapi memperbaiki pola jalan dengan memperbaiki stabilisasi pada pada ankle. Adapun problema yang didapat antara lain 1. Ankle belum dapat menapak sepenuhnya ( jinjit ) 2. Belum adanya stabilisasi neck dan pelvic 3. Ankle belum dapat menumpu berat badan 4. Belum adanya keseimbangan Dengan memperhatikan beberapa problem yang timbul maka salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan pemberian exercise untuk stabilisasi ankle.

5 C. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah latihan neck stability memperbaiki kemampuan berjalan anak dengan cerebral palsy spastic diplegi usia 5 sampai 10 tahun? 2. Apakah penambahan latihan ankle stability pada latihan neck stability memperbaiki kemampuan berjalan anak cerebral palsy spastic diplegi usia 5 10 tahun? 3. Apakah penambahan latihan ankle stability dan neck stability lebih baik dari latihan neck stability dalam memperbaiki kemampuan berjalan pada anak cerebral palsy spastic diplegi usia 5 10 tahun? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbaikan kemampuan berjalan anak dengan cerebral palsy spastic diplegi dengan penambahan ankle stability pada neck stability usia 5 10 tahun. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui perbaikan kemampuan berjalan anak cerebral palsy spastic diplegi usia 5 10 tahun dengan pemberian neck stability. b. Untuk mengetahui perbandingan penambahan ankle stability pada neck stability dan neck stability dalam memperbaiki kemampuan berjalan anak cerebral palsy spastic diplegi usia 5 10 tahun.

6 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Untuk menambah pengtahuan dan pengalaman yang akan bermanfaat untuk pengalaman. Yang akan bermanfaat dalam pekerjaan. Serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian ankle stabilityterhadap stability neckpada pola jalan anak cerebral palsy spastic diplegi. 2. Bagi institusi pelayanan fisioterapis Bisa menambahkan wawasan bagi fisioterapis dalam metode penambahan ankle stability pada neck stability terhadap pola jalan anak cerebral palsy spastic diplegi. 3. Bagi institusi lain Untuk bahan referensi tambahan dan ilmu pengetahuan dengan metode yang sudah ada bisa dikembangkan lagi. 4. Bagi teman sejawat Dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan dapat memberikan gambaran bagaimana ankle dapat mempengaruhi pola jalan.