Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

Jurnal Buana Pendidikan Tahun XIII, No. 24. Oktober 2017

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DENGAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI TEORI KINETIK GAS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS,

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Susti Rahmah Yulita S 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

ARTIKEL ILMIAH OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2017

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STHL BERBASIS PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 KEPIL

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ARIZKI PUTRI ANGGRAHENI NPM :

OLEH RIZKI AMALLIA A1C110035

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DENGAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI TEORI KINETIK GAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

OLEH ELLA CHINTYA PIARUCCI A1C110009

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

(CTL) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 BATANGHARI

Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

A. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty Ayu Prichasari

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Transkripsi:

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI KELAS VII SMP Oleh Maryetta Evi Hariati 1), Sufri 2), Dewi Iriani 2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi Dosen Email: 1) mevihp@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa di SMP Negeri 22 Kota Jambi. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa masih bergantung pada contoh yang diberikan guru. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write dan model pembelajaran Group Investigation dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 22 Kota Jambi yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write dan model pembelajaran Group Investigation. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SMP N 22 Kota Jambi di kelas VII pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Sampel yang diteliti sebanyak 96 siswa yang terdiri dari 32 siswa kelas eksperimen I, 32 siswa kelas eksperimen II, dan 32 siswa kelas kontrol. Instrumen berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 15 soal. Instrumen diuji dengan uji validitas, tingkat kesukaran, daya beda soal, dan reliabilitas. Uji hipotesis menggunakan uji t, dari hasil pengolahan data diperoleh yaitu sehingga H o ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Group Investigation. Dengan ratarata hasil belajar dan simpangan baku masing-masing kelas yaitu 79,17 dan 12,87 serta 74,41 dan 18,19. Maka hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Group Investigation. Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Think Talk Write, Model Pembelajaran Group Investigation. Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Matematika memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Untuk diketahui bahwa matematika bukan hanya aktivitas penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian karena bermatematika dizaman sekarang harus aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan hidup modern. Salah satu perubahan paradigma pembelajaran adalah orientasi yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student cen-tered), metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori dan pendekatan semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan (Trianto, 2009:8). Untuk dapat melakukan perubahan paradigma pembelajaran, pendidik semestinya tahu strategi dan model pembelajaran yang cocok diterapkan selama penyelenggaraan proses belajar mengajar. Sebenarnya, ada sekian banyak jenis model pembelajaran yang bisa diterapkan. Model-model tersebut bisa diterapkan dan diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan. Rendahnya nilai matematika siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya berasal dari dalam diri siswa yaitu, siswa selalu menganggap bahwa matematika itu rumit, sulit dan sangat membosankan. Bagi mereka matematika adalah pelajaran yang penuh dengan angka-angka dan rumus-rumus saja. Sehingga siswa jadi malas belajar, jarang sekali ada siswa yang mau bertanya apalagi mengeluarkan argumen atau pendapatnya dalam proses pembelajaran matematika. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengaktifkan siswa, salah satunya adalah memilih model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran tersebut hendaknya dirancang dan dipilih dengan sedemikian rupa sehingga memotivasi siswa untuk dapat mengambil alih proses pembelajaran dan lebih menekankan kepada aktivitas siswa, misalnya dengan memilih belajar secara berkelompok. Dalam belajar kelompok siswa diharapkan aktif dalam kelompoknya dan semua anggota kelompok bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Dari beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, penulis termotivasi untuk menggunakan model pembelajaran Think Talk Write dan model pembelajaran Group Investigation (Investigasi Kelompok). Menurut Shoimin (2014: 213), model pembelajaran Think Talk Write dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan menolong siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Model pembelajaran Group Investigation atau yang sering dikenal dengan Investigasi Kelompok merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif yang berasal dari jamannya John Dewey (1970), tetapi telah diperbaharui dan diteliti pada beberapa tahun terakhir ini oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan, serta Rachel-Lazarowitz di Israel. Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis melakukan penelitian berjudul: Studi Perbandingan Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2

Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Think Talk Write dan Model Pembelajaran Group Investigation di Kelas VII SMP KAJIAN PUSTAKA Model Think Talk Write Think Talk Write merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. Think Talk Write menekankan perlunya peserta didik mengkomunikasikan hasil pemikirannya. Menurut Shoimin (2014:212) aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah dengan penerapan pembelajaran Think Talk Write. Shoimin (2014:214) menjelaskan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Think Talk Write adalah sebagai berikut: 1. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya. 2. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu, peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ideide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri. 3. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa). 4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan katakata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. 5. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu peserta didik menggabungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi. 6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan. 7. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan. Model Pembelajaran Group Investigation Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3

Shoimin (2014:81) menjelaskan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut: 1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. 3. Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memberikan materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. 4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. 5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan. 6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan. 7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan. 8. Evaluasi. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Purwanto (2014:46), hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hosnan (2014:158) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama, yakni dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa, terutama kemampuan yang dimilikinya. Menurut Trianto (2009:257) berpendapat bahwa hasil belajar pada hakikatnya mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, serta merupakan akibat dari suatu proses belajar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Rancangan yang digunakan adalah Randomized Control Group Pretest-Posttest Design dengan tiga kelas sampel yang dipilih secara random, bedanya dua kelompok diberi perlakuan sedangkan kelompok yang lain tidak dikenai perlakuan tetapi diperlakukan sebagai kelompok kontrol. Kelas eksperimen satu diajarkan dengan model Think Talk Write, kelas eksperimen dua diajarkan dengan model Group Investigation, dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 22 Kota Jambi yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2016/2017. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi telah dianggap normal, homogen, dan mempunyai kesamaan rata-rata yang sama. Adapun cara pengambilannya dengan teknik kombinasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test (tes akhir). Tes akhir dilakukan setelah berakhirnya rangkaian pembelajaran pada kedua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Tes ini berupa soal-soal objektif dengan empat alternatif pilihan jawaban. Agar tes yang digunakan berkualitas, soal tes diuji coba terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis item soal tes. Analisis ini digunakan untuk mengetahui Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4

validitas, daya pembeda, indeks kesukaran dan reliabilitas soal tes. Setelah ketiga kelas diberikan posttest, dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis dengan membandingkan skor rata-rata nilai siswa kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol. Metode statistik yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata dengan uji-t. Sebelum analisis dilakukan, data harus diuji terlebih dahulu apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan variansi yang homogen. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t (Sudjana, 2005:239). Hipotesis secara statistik dirumuskan sebagai berikut: H 0 : H 1 : Keterangan: H 0 : Rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write lebih kecil atau sama dengan ratarata hasil belajar siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation H 1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Kriteria pengujian adalah tolak H 0 jika t hitung t (1-α), maka H 1 : diterima untuk taraf signifikansi α=0,05 dengan dk =(n 1) (Sudjana, 2005:244). H 0 : H 1 : Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 3 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VII A dan VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. Setelah diketahui populasi berdistribusi normal, variansinya homogen dan memiliki kemampuan matematika yang sama pada taraf kepercayaan 95% dan langkah selanjutnya adalah menentukan kelas sampel. Kelas sampel tersebut terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan dengan teknik kombinasi dari 7 kelas disusun menjadi 35 pasang sampel. Dari pengambilan secara acak terhadap 35 pasang sampel tersebut diperoleh satu kelompok sampel yaitu (VII A, VII B, dan VII C). Nama kelas yang terambil pertama sebagai kelas eksperimen I yaitu kelas VII A dan terambil kedua sebagai kelas eksperimen II yaitu kelas VII B kemudian yang terambil ketiga sebagai kelas kontrol yaitu VII C. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ini peneliti membagi siswa ke dalam kelompok. Pembagian kelompok di lihat dilakukan dengan mengelompokkan siswa secara heterogen. Membentuk kelompok secara heterogen ini dilakukan a- gar dapat terhindar dari terbentuknya kelompok yang hanya terdiri dari siswa yang lebih pandai saja. Dengan kemampuan heterogen pada masing-masing kelompok, diharapkan kerjasama antar siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada akhir penelitian, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa maka masing-masing kelas sampel diberi tes akhir (post-test). Soal-soal yang peneliti gunakan pada post-test ini sebelumnya diujicobakan di luar kelas sampel yaitu kelas VIII B. Dari hasil analisis validitas, indeks kesukaran, daya beda dan reabilitas didapat seluruh soal-soal uji coba post-test yang digunakan sebagai soal posttest sebanyak 15 soal. Dari perhitungan rata-rata dan simpangan baku masing-masing kelas sampel Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5

hasil post-test didapat bahwa pada kelas eksperimen I rata-ratanya 79,17 dengan simpangan baku 12,87, pada kelas eksperimen II rata-ratanya 74,41 dengan simpangan baku 18,19, pada kelas kontrol rata-ratanya 68,75 dengan simpangan baku 14,90. Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors Berdasarkan Uji Liliefors diperoleh hasil bahwa Lo < L tabel. Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan bahwa ketiga kelas sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan menggunakan uji Barlett Uji statistik yang digunakan adalah uji Barlett. Diperoleh karena sehingga disimpulkan bahwa data ketiga kelas adalah homogen. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata 1. Setelah didapat hasil belajar pada kelompok sampel normal dan homogen pada taraf kepercayaan 95%, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Pada hipotesis pertama kriteria pengujian adalah terima H 0 jika untuk taraf nyata dengan, untuk hargaharga t yang lain H 0 ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh yaitu 3,28 1,67 maka tolak H 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Langsung. 2. Pada hipotesis kedua, kriteria pengujian adalah terima H 0 jika untuk taraf nyata dengan, untuk harga-harga t yang lain H 0 ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh yaitu 1,67 maka tolak H 0. Jadi dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Group Investigation lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Langsung. 3. Pada hipotesis ketiga, kriteria pengujian adalah terima H 0 jika untuk taraf nyata dengan, untuk harga-harga t yang lain H 0 ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh yaitu maka tolak H 0. Jadi dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Group Investigation. Pembahasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 22 Kota Jambi pada materi Aritmatika Sosial. Dalam penelitian ini terdapat dua kelas eksperimen (kelas VII A dan VIIB) yang di ajar dengan menggunakan model Think Talk Write dan Group Investigation serta satu kelas kontrol (VII C) yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Langsung. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 21 hari dengan intensitas pertemuan sebanyak enam kali di kelas eksperimen dan enam kali di kelas kontrol. Ketiga kelas sampel diajar dengan Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6

pokok bahasan yang sama yaitu Aritmatika Sosial. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa di kelas eksperimen telah mencapai kriteria Sangat Baik dengan rerata persentase 95 % pada kelas eksperimen I dan 94,54 88% pada kelas eksperimen II.. Setelah aritmatika sosial diajarkan di kelas eksperimen dan kontrol didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write adalah 79,17, pada kelas eksperimen II adalah 74, dan pada kelas kontrol adalah 68,75. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa : 1. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write yaitu 79,17 dengan simpangan baku 12,87 lebih baik daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung yaitu 68,75 dengan simpangan baku 14,90 pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP N 22 Kota Jambi. 2. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Group Investigation yaitu 74,41 dengan simpangan baku 18,19 lebih baik daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung yaitu 68,75 dengan simpangan baku 14,90 pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP N 22 Kota Jambi. 3. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran Think Talk Write yaitu 79,17 dengan simpangan baku 12,87 lebih baik daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation yaitu 74,41 dengan simpangan baku 18,19 pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP N 22 Kota Jambi. Saran 1. Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Karena model pembelajaran Think Talk Write dalam pembelajaran matematika dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran langsung. 2. Penelitiannya melakukan penelitian ini pada satu pokok bahasan, jadi peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya jika ingin meneliti dilakukan pada pokok bahasan lainnya dan dapat membandingkan dengan model pembelajaran lain atau model pembelajaran baru lagi. Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara. Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Habib, Miftahul. 2012. Pengertian Belajar, Pembelajaran, Pengajaran, Pendidikan. Diakses dari: http://fitriano.blogspot.co.id/2012/1 0/pengertianbelajarpembelajaran.ht ml, pada tanggal 29 Oktober 2015. Herliani. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 8 Samarinda. Diakses dari http://jurnal.uns.ac.id- /index.php/jnk/article/view/56, pada tanggal 29 November 2015. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia. Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ichal, Faisal. 2013. Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran. Diakses dari: http://ichaledutech. blogspot.com/2013/03/pengertianbe lajarpengertian.html/, pada tanggal 29 Oktober 2015. Nurdiansah, Andi. 2012. Model Pembelajaran Ekspositori. Diakses dari: http://andinurdiansah.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaranekspositori.html?m=1, pada tanggal 18 September 2015. Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sastradi, Trisna. 2013. Model Pembelajaran Ekspositori. Diakses dari : http://mediafunia.blogspot. com/2013/01/model-pembelajaranekspositori.html?m=1, pada tanggal 20 November 2015 Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suryabrata, S. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana. Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8