BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

Konsep Keluarga. Firdawsyi Nuzula, S.Kp Prodi DIII Keperawatan

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

Mei Vita Cahya Ningsih, S.Kep.,Ns.

5. Menggambarkan hubungan implementasi perawat terhadap respon pasien dengan masalahnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan tentang konsep-konsep terkait yang

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktualisasi Diri Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian

Perilaku Kesehatan Individu dan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

1) Kehidupan awal perkawinan subjek. a. Sudah berapa lama Ibu menikah? b. Bagaimana kehidupan Ibu di awal pernikahan?

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. serta pembagian peran suami dan istri. Seiring dengan berjalannya waktu ada

KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEFINISI KELUARGA

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA ANAK RETARDASI MENTAL SEDANG FAMILY SOCIAL SUPPORT TO CHILDREN WITH MODERATE MENTAL RETARDATION

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhasil, dan berharga menurut keahliannya dan nilai pribadinya (Coopersmith,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut

KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan menjadi tempat yang penting dalam perkembangan hidup seorang manusia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah gangguan yang benar-benar membingungkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

Kalender Doa Proyek Hana Mei 2014 Berdoa Bagi Para Ibu

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

BAB V PEMBAHASAN. dan memiliki gangguan somatoform tipe konversi sejak tiga tahun yang. setalah subjek mengalami gangguan somatoform, subjek mengalami

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah sebagai suatu kelompok kecil yang unik dengan individu yang saling terkait dan bergantung secara erat.dari pengertian di atas dapat diperoleh keluarga adalah suatu unit terkecil dari masyarakat yang mana antara yang satu dengan yang lain saling ketergantungan yang memiliki peran masing-masing. 2.1.2 Menurut Friedman, 2010 bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai berikut: 1. Keluarga inti (Dual, Earner), yaitu keluarga yang dibantuk berdasarkan ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri darimsuami, istri, dan anak-anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. 2. Keluarga tanpa anak, yaitu keluarga yang tidak memiliki anak tidak karena oleh penundaan pernikahan dan pola persalinan akan tetapi bisa karena pilihan pendidikan dan karier. 14

3. Extended family, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy, lesbian family) 4. Keluarga orangtua tunggal, yaitu keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang bercerai, ditelantarkan atau berpisah. 5. Keluarga orangtua tiri, yaitu dalam keluarga ini dikenal dengan keluarga yang menikah lagi, yang dapat terbentuk dengan atau tanpa anak yang terdiri dari seorang ibu, anak kandung ibu tersebut dan ayah tiri. 6. Keluarga binuklir, yaitu keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu terbentuk setelah perceraian yaitu anak merupakan anggota keluarga dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga inti matenal dan paternal, dengan keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam tingkat kerjasama. 7. Cohabiting family, yaitu dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. 8. Keluarga homoseksual, yaitu dua atau lebih individu yang berbagi orientasi seksual yang sama. 15

2.1.3 Fungsi keluarga Peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat bio-sosial-spritual. Jadi keluarga adalah sebagai titik sentral pelayanan keperawatan. Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota keluarga yang sehat mewujudkan masyarakat yang sehat. Menurut Friedman (2010) ada lima fungsi dasar keluarga, yaitu 1. Fungsi afektif yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan saling mendukung. 2. Fungsi sosialis di mana proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial. 3. Fungsi reproduksi, yaitu fungsi meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi ekonomi, yaitu fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan. 5. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu kemampuan keluarga untuk merawat keluarga yang mengalami kesehatan keluarga. 16

2.2 Dukungan Keluarga 2.2.1 Pengertian Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, penerimaan keluarga terhadap anggotanya, di mana anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Sedangkan menurut Sarwono (2003) dukungan keluarga adalah sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional yang berpengaruh pada tingkah laku penerimaannya. Dalam hal ini orang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa senang karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Dukungan keluarga merupakan bagian dari dukungan sosial, karena dukungankeluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial, oleh sebab itu, untuk membahas tentang dukungan keluarga terlebih dahulu untuk membahas tentang dukungan sosial. Dukungan sosial adalah suatu keadaan bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada 17

orang lain yang mengahargai dan mencintainya (Cohen &Syme, 1996).Sedangkan menurut Friedman dukungan sosial adalah sebagai proses hubungan antara keluarga dan lingkungan sosial. Menurut Friedman (1998)dalam dukungan sosial keluarga, dukungan-dukungan yang diperoleh dapat bersifat internal dan eksternal. Dukungan sosial internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak. Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, praktisi kesehatan(setiadi, 2008). Dalam hal ini peneliti menggunakan dukungan sosial keluarga internal. 2.2.2 Menurut House, 1994 (dalam Setiadi, 2008) ada 4 bentukbentuk dukungan sosial, 1. Dukungan emosional yaitu dukungan keluarga terhadap individu untuk memberikan keyakinan bahwa individu dicintai dan diperhatikan. Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istrahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpati, dan empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan 18

merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri, tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. 2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminatot (penyebar informasi).bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan oleh informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain ynag mungkin menghadapi persoalan yang sama tau hampir sama. 3. Dukungan instrumental, yaitu dukungan keluarga yang berupa barang dan jasa yang dapat membantu kegiatan individu.bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-persolan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapinya, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan dan lain-lain. 19

4. Dukungan penilaianyaitu dukungan keluarga terhadap individu sebagai bahan instropeksi diri dan motivasi agar berbuat baik dari sebelumnya. Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah sebagai sumber dan validator identitas keluarga.penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenanrnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang berpengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian positif 2.2.3 Menurut Friedman (Setiadi, 2008) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu: a. Mengenal masalah kesehatan setiap angggotanya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan besar perubahannya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk 20

menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi. c. Memberikan keperawatan anngotanya yang sakit atau tidak dapat mebentu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. d. Mempertahankan susana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas yang ada) 2.3 Harga Diri Rendah 2.3.3 Pengertian Harga Diri Rendah Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri, adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan seseorang yang menganggap dirinya rendah, tidak percaya diri, hilang harapan, tidak berguna dan tidak dapat menilai dirinya sendiri secara positif berdasarkan evaluasi dirinya yang diperoleh dari dirinya sendiri maupun orang lain. Individu dengan harga diri rendah adalah individu yang menutup diri 21

dengan lingkungannya, menyendiri, hanya mengetahui hal-hal yang negatif tentang dirinya sendiri dan individu yang tidak secara bebas mengapresiasikan dirinya di lingkungannya karena merasa lingkungan tidak menerima dirinya. 2.3.4 Klasifikasi Harga Diri Rendah Klasifikasi harga diri rendah dalam diagnosa keperawatan NANDA 2010 adalah: 1. Harga diri rendah situasional Harga diri rendah situasional adalah persepsi negatif tentang diri sendiri karena adanya situasi yang terjadi seperti, karena adanya trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya, harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat lingkungan klien tidak nyaman, kegagalan yang dialami, perubahan peran sosial dan adanya penolakan dari lingkungan. Tanda dan gejala adalah merasa tidak mampu menghadapi suatu peristiwa, merasa bimbang, merasa tidak berguna, bicara lambat, dan perilaku tidak asertif (tidak mampu mengkomunikasikan keinginannya). 2. Harga diri rendah kronik Perasaan negatif tentang diri sendiri yang berlangsung lama. Individu dengan harga diri rendah kronik 22

sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat. Faktor pendukung peyebab harga diri rendah kronik yaitu tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, kurang kasih sayang, kurang mengambil bagian dalam suatu masyarakat, tidak dianggap di lingkungan, ketidaksesuaian perilaku dengan norma yang ada, tidak melakukan aturan norma spiritual, merasa tidak dihargai orang lain, gangguan psikiatrik, mengalami kegagalan yang berulang, berpikir negatif, adanya peristiwa yang mengakibatkan trauma. Tanda dan gejala adalah bergantung dengan orang lain, merasa tidak mampu mengahadapi suatu peristiwa, berpikir negatif yang berlebihan tentang diri sendiri, merasa bersalah, merasa malu, sering kurang berhasil dalam suatu kegiatan, tidak mau mencoba situasi baru, merasa ragu, kontak mata kurang, perilaku tidak asertif, mengkritik diri sendiri dan menolak hal positif yang ada pada dirinya (menolak diri sendiri) 2.3.5 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Menurut Peplau dan Sulivan (Yosep, 2007) harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia. Anak yang sering dipersalahkan, diberi tekananyang mengakibatkan perasaan amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan. 23

Jjika koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Dalam pembentukan harga diri seseorang lingkungan memiliki peran yang besar karena seperti yang dikatakan oleh Kaplan (2002) bahwa lingkungan sosial akan mempengaruhi harga diri individu. Dengan interaksi dengan lingkungan sosial individu akan mendapat pengalaman sebagai hasil dari interaksi tersebut. Individu yang tidak diterima dengan baik dilingkungan akan mengakibatkan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai yang dapat menimbulkan stres dan akan cenderung memiliki persaan ditolak oleh masyarakat. Dengan adanya penilaian yang negatif terhadap dirinya sendiri akan terjadi penolakan pada dirinya sendiri, merasa tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri (Yosep, 2007). Menurut penelitian Ruth Wadman dkk (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa individu dengan harga diri rendah bisa terjadi karena sifat individu yang pemalu serta didukung dengan lingkungan sosial yang sangat buruk, dan interaksi terhadap lingkungan yang terbatas mengakibatkan sifat pemalu yang semakin bertahan. Individu yang pemalu juga akan sangat sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain karena individu dengan pemalu memiliki kelemahan dalam melakukan 24

interaksi. Individuyang pemalu akan berinteraksi dengan lambat, tegang dan cemas. individu pemalu sebenarnya memiliki keinginan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, tapi individu tersebut memiliki ketakutan dan jika hal ini berlanjut lama maka akan mengakibatkan individu semakin membatasi diri dalam bersosialisasi dan tertutup dengan orang lainyang mengakibatkan terjadinya harga diri rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah yaitu faktor predisposisi dan faktor prepitasi. 1. Faktor predisposisi Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah diantaranya adanya penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. 2. Faktor presipitasi Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah diantaranya adanya kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan /bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. Faktor predisposisi dan presipitasi akan mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap, maupun bertindak, sehingga akan mempengaruhi pada koping individu tersebut yang pada akhirnya mekanisme koping individu menjadi tidak efektif. Koping individu tidak efektif yang muncul diantaranya mengurangi 25

kontak social dengan orang lain (menarik diri) atau pun perasaan marah terhadap dirinya maupun orang lain (perilaku kekerasan), sebagaimana disampaikan (Yosep, 2007) 26