BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rutinitas manusia. Hal tersebut terlihat dari banyaknya sektor-sektor yang menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi guna menunjang suatu pekerjaan. Tidak terkecuali di bidang kesehatan, munculnya begitu banyak masalah terkait baik kesehatan klinis dan manajemen informasi kesehatan mendorong fasilitas pelayanan kesehatan untuk ikut serta memanfaatkan teknologi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2013 Tentang Puskesmas, fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam melakukan upaya preventif puskesmas mempunyai program program tertentu. Keluarga sehat merupakan salah satu program dari sekian banyak program yang ada di puskesmas, bergerak di bidang preventif dan promotif yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Program keluarga sehat memiliki 3 instrumen penilaian yang mencakup program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs), dan Rumah sehat. Keluarga Sadar Gizi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap 1
2 anggotanya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Menurut Kepmen Kimpraswil No: 403/KPTS/M/2002, rumah adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, maka perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan perumahan bagi seluruh lapisan. Rumah Sehat merupakan rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis, dan iklim setempat serta potensi sosial budaya seperti arsitektur lokal, dan cara hidup. Data yang dihasilkan dari ketiga instrumen penilaian tersebut menjadi bahan untuk selanjutnya diolah diambil suatu kesimpulan tingkat kesehatan dari suatu keluarga. Disebagian besar puskesmas pendataan, pengumpulan serta pengolahan data diatas masih dilakukan secara manual, dengan metode pendataan, pengumpulan serta pengolahan yang manual tentunya akan menyulitkan kader dan petugas puskesmas dalam melakukan pekerjaanya. Seperti halnya yang terjadi di Puskesmas SEMIN II Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul, program keluarga sehat masih dilakukan dengan sistem yang konvensional (manual) dari mulai pendataan, pengumpulan hingga pengolahan, di Puskesmas Semin II tak jarang tejadi keterlambatan pengumpulan data keluarga sehat hingga
3 terjadi salah rekapan hal tersebut diperjelas dengan terjadinya keterlambatan pengumpulan rata-rata 3 kader dari 5 kader disetiap dusunnya. Sisi postifnya dikawasan Puskesmas Semin 2 akses internet rata-rata memiliki kecepatan 65 kbps hingga 100 kbps sehingga untuk mengakses sosial media ataupun informasi dari internet masihdapat dilakukan. Dari masalah diatas mendorong perancang untuk membuat suatu sistem informasi keluarga sehat berbasis web yang memudahkan penggunanya dalam hal ini ialah kader puskesmas dan petugas promosi kesehatan puskesmas. B. Rumusan Ide Perancangan Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan ide perancangan ini adalah untuk merancang sistem informasi keluarga sehat berbasis web yang memudahkan penggunanya. C. Batasan Masalah Dalam merancang sistem informasi keluarga sehat berbasis web perancangan hanya terfokus pada merancang basisdata (database) sistem informasi keluarga sehat yang efektif dan efisien guna menunjang proses pendataan, pengumpulan serta pengolahan data keluarga sehat. D. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah untuk membuat rancangan basisdata (database) sistem informasi keluarga sehat yang efektif dan efisien guna menunjang proses pendataan, pengumpulan serta pengolahan data keluarga sehat. E. Manfaat Perancangan 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Dengan adanya rancangan basis data sistem keluarga sehat ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan serta dapat menjembatani antara pihak puskesmas dengan programmer dalam merancang suatu sistem informasi b. Bagi Perancang Menambahkan pengalaman dan pengetahuan dalam hal perancangan basis data khususnya basis data sistem infomasi
4 keluarga sehat yang efektif dan efisien guna menunjang proses pendataan, pengumpulan serta pengolahan data keluarga sehat 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan bahan referensi dalam metode pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide rekam medis dalam pemanfaatan teknologi informasi khususnya dalam pengembangan basisdata b. Bagi Peneliti Lain Sebagai ide yang dapat dikembangkan dan dilakukan perancangan terkait sistem informasi keluarga sehat, spesifiknya dalam hal pengembangan basis data (database). F. Keaslian Penelitian Penelitian/ perancangan dengan judul Perancangan Basis Data Keluarga Sehat, belum pernah dilakukan sebelumnya, namun demikian penelitian serupa pernah dilakukan oleh; 1. Pendit (2010) Rancangan Basis Data Sistem Informasi Praktek Kedokteran Gigi Swasta di Klinik Gigi Jl.Menteri Supeno Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan perancangan Pendit (2010) adalah metode pengumpulan data yang digunakan berupa metode studi pustaka, serta wawancara. Perbedaan perancangan ini dengan penelitian Pendit (2010) adalah pada tujuan perancangan. Pendit (2010) membuat rancangan database sistem klinik gigi swasta yang mempertimbangkan aspek pengguna sistem serta mempertimbangkan isi dari pencatatan medis yang baik dan benar. Maka tujuan dari perancangan ini ialah merancang suatu basis data yang efektif dan efisien guna menunjang proses pendataan, pengumpulan serta pengolahan keluarga sehat. 2. Gita (2014) melakukan perancangan prototipe sistem informasi manajemen rekam medis berbasis elektronik yang meliputi desain sistem, basis data dan tampilan antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga memudahkan kegiatan yang ada di unit rekam medis dan unit terkait. Perbedaan perancangan ini terletak pada objek perancangan, Gita (2014) objek dalam perancangan gita adalah
5 membuat prototipe sistem informasi rekam medis berbasis elektronik di Rumah Sakit Khusus Paru Respira Yogyakarta. Persamaan perancangan ini adalah sama sama memiliki tujuan untuk membuat prototipe sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna agar memudahkan kegiatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan. 3. Probo (2010) Perancangan Basis Data dan Antarmuka Pengguna untuk Sistem Informasi Rekam Medis pada Klinik Dokter Gigi Swasta. Persamaan perancangan ini dengan Probo (2010) adalah melakukan perancangan basis data suatu sistem informasi pada fasilitas layanan kesehatan. Perbedaan perancangan ini terletak pada fokus perancangan, jika Probo (2010) melakukan perancangan terhadap basis data serta tampilan pengguna suatu sistem, maka perancangan ini melakukan hanya merancang suatu basis data yang efektif dan efisien. 4. Santoso (2016) Pengembangan Prototipe Rekam Medis Elektronik di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada. Persamaan perancangan ini dengan Santoso (2016) adalah melakukan perancangan basis data suatu sistem informasi dengan menggunakan development tools berupa PHP Myadmin dan MySQL sebagai manajemen basis data relasi. Perbedaan perancangan ini terletak pada tujuan, jika Santoso (2016) membangun sebuah sistem yang dapat diterapkan di Klinik Dokter Keluarga Korpagama maka perancangan ini bertujuan untuk merancang suatu basis data yang efektif dan efisien guna menunjang proses pendataan, pengumpulan serta pengolahan suatu sistem.