GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Metode dan Pengukuran Kerja

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling...

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Resiko Musculoskeletal Disorders Pekerja Harian Lepas PDAM Tirta Lawu Karanganyar

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PERAJIN KERUPUK SEKTOR INFORMAL, JAKARTA SELATAN TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

PENILAIAN POSTUR KERJA DAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA INDUSTRI KAYU KUSEN DAN PINTU SKALA MIKRO ARUM SETYANINGSIH

Key word : working postures, Musculoskeletal complaint, fish smoking, Rapid Entire Body Assessment

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Data Produksi Tahun Sumber : PT.Karya Kita. Gambar I.2 Alur Proses Produksi PT.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan survai ergonomi yang dilakukan pada 3 grup pekerjaan yaitu.

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO PADA SAAT MELAKAKUKAN PEKERJAAN DENGAN METODE MANUAL TASKS RISK ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013 Nama Penulis: Ambar Kusharyadi dan Ridwan Zahdi Sjaaf Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini membahas tentang gambaran risiko ergonomi di PT. Mascom Graphy Semarang. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui postur tubuh janggal pada pekerja operator mesin cetak sehingga dapat diketahui risiko ergonominya dengan menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa risiko ergonomi pada beberapa kegiatan mencetak tergolong tinggi tetapi ada juga yang rendah, sedangkan keluhan MSDs pada pekerja banyak dirasakan pada bagian pinggang sampai bagian kaki. Kata kunci: Gambaran risiko ergonomi; REBA; Keluhan MSDs; operator mesin cetak; PT. Mascom Graphy. Abstract This study discusses the overview of ergonomic risk in PT. Mascom Graphy Semarang. Objective of this study was to determine the awkward posture on the printing machine operator so that workers can be determined by using the method of risk ergonominya REBA (Rapid Entire Body Assessment) and the method used is descriptive research methods through observation and interviews. From the results of this study concluded that the risk of ergonomics in several activities scored relatively high, but there is also low, whereas many complaints MSDs in workers felt at the waist to the feet. Key words: Description of ergonomic risk; REBA; complaints MSDs; operators printing machine; PT. Mascom Graphy. Pendahuluan Untuk kegiatan mencetak sendiri secara garis besar dibagai menjadi tiga alur yaitu pracetak (pre-press), cetak (press) dan penyelesaian (postpress) (Tapran, Djunaidi, & Daryanto, 2006). Dari tiga alur kegiatan mencetak tersebut pada unit cetak (press) adalah bagian yang memiliki bahaya yang paling besar, karena selain berhubungan langsung dengan mesin mereka juga berkaitan dengan material dan bahan kimia pendukung seperti kertas, tinta, air,

fountain, alkohol dll. Pada kegiatan ini dibutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi karena dalam proses ini tidak lepas dari parameter kualitas seperti presisi, warna, kebersihan dll. Musculoskeletal disorder (MSDs) diakui memiliki faktor etiologi kerja sejak awal abad 18. Namun, tidak sampai tahun 1970an faktor pekerjaan telah diuji menggunakan metode epidemiologi dan keterkaitan pekerjaan. MSDs mengaju pada kondisi yang melibatkan saraf, tendon, otot dan struktur pendukung dari tubuh. Dalam penelitian yang dilakukan pada negara Amerika tepatnya oleh Bureau of Labor Statistics (BLS) dari departemen tenaga kerja di Amerika pada tahun 1994 sekitar 705.800 kasus terdapat 34% kasus yang disebabkan oleh kelelahan atau gerakan yang berulang, terdiri dari: 367.424 karena kelelahan dalam mengangkat (65%), 93.325 cedera akibat kelelahan dalam mendorong atau menarik benda (52%), 68.992 cedera akibat kelelahan dalam memegang, membawa, atau memutar benda (58%). Total terdapat tiga kategori, 47.861 terkena gangguan bahu; 83.483 dari cedera atau penyakit lainnya dan kelelahan; 92.576 cedera atau penyakit akibat gerakan berulang, termasuk mengetik, penggunaan alat secara berulang, dan menempatkan benda secara berulang, menggenggam, atau memindahkan benda-benda selain alat. Untuk cedera atau penyakit, 55% dipengaruhi pergelangan tangan, 7% mempengaruhi bahu, dan 6% dipengaruhi tubuh bagian belakang (Bernard, 1997). Menurut penelitian yang dilakukan oleh OSHA tingkat kejadian musculoskeletal disorder berkisar 2,5-3,2 per 100 pekerja per tahun (NIOSH, 1996). Rumusan Masalah Aktivitas operator mesin cetak offset merupakan jenis pekerjaan yang membutuhkan konsetrasi yang tinggi, karena mereka bekerja menggunakan mesin besar. Bekerja dalam posisi yang tidak ergonomi (postur tubuh janggal) dengan durasi, frekuensi dan beban yang berat pada pekerja dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja yaitu musculoskeletal disorder (MSDs). Akibatnya produktivitas dan efektivitas pekerja menjadi menurun. Sebagai dasar dari upaya pengendalian risiko gangguan MSDs dilakukanlah penilaian risiko ergonomi, Karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran

tingkat risiko ergonomi dan keluhan MSDs pada operator mesin cetak offset di PT. Mascom Graphy. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tingkat risiko ergonomi dan keluhan MSDs pada operator mesin cetak offset. 2. Tujuan Khusus Mengetahui nilai risiko ergonomi dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assassement (REBA) pada operator mesin cetak offset; Mengetahui keluhan subjektif gangguan MSDs pada operator mesin cetak offset. Tinjauan Teoritis Dalam menilai risiko ergonomi menggunakan metode REBA terdapt 6 tahapan yaitu: a. Observasi pekerjaan yang akan dinilai Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat risiko ergonomi pada pekerjaan yang akan dinilai. Faktor yang diamati adalah cara kerja, desain tempat kerja, lingkungan kerja, peralatan yang digunakan serta sikap atau perilaku pekerja saat bekerja. Bila memungkinkan, melakukan pengukuran dengan cara sederhana, misalnya membuat foto untuk mengidentifikasi postur tubuh janggal, dan membuat video untuk mendapatkan gerakan yang repetitif atau statis selama bekerja. b. Memilih postur yang akan dikaji Kriteria postur kerja yang akan dikaji meliputi: - Postur yang sering dilakukan/repetitif - Postur saat pekerja berada dalam posisi statis yang lama - Postur yang menyebabkan gangguan tidak nyaman

- Postur janggal, ekstrim atau tidak stabil - Postur yang diketahui membutuhkan intervensi, pengendalian atau perbaikan. Kriteria yang dipilih dapat berupa gabungan dari semua kriteria di atas. c. Memberikan penilaian pada postur Dalam pelaksanaannya, perhitungan tingkat risiko ergonomi dengan metode REBA dilakukan dengan membagi 2 kelompok besar anggota tubuh yang dinilai, yaitu: Kelompok A terdiri dari leher (neck), punggung (trunk), dan kaki (legs); Kelompok B terdiri dari bagian lengan yang meliputi lengan atas (upper arms). Lengan bawah (lower arms) dan pergelangan tangan (wrists). Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai pada lembar pengamatan REBA sesuai dengan postur yang diobservasi. d. Proses penilaian Kelompok A (analisa postur leher, punggung dan kaki) Langkah 1, menilai postur pada leher Gambar 2.3 Penilaian Postur Leher Tabel 2.1 Penilaian Postur Leher Postur Leher Nilai Penyesuaian (jika ada) Posisi 0 o 20 o 1 +1 jika postur leher disertai Fleksi atau ekstensi > 20 o 2 miring ke samping atau memutar Nilai total: nilai postur + nilai penyesuaian = nilai leher Langkah 2, menilai postur pada punggung

Gambar 2.4 Penilaian Postur Punggung Tabel 2.2 Penilaian Postur pada Punggung Postur Punggung Nilai Penyesuaian (jika ada) Tegak 1 Fleksi 0 o - 20 o 2 Ekstensi 0 o - 20 o Fleksi 20 o - 60 o 3 +1 jika postur punggung disertai miring ke samping atau memutar Fleksi > 60 o 4 Nilai total: nilai postur + nilai penyesuaian = nilai punggung Langkah 3, menilai postur pada kaki Gambar 2.5 Penilaian Postur Kaki Tabel 2.3 Penilaian Postur Kaki Postur Kaki Nilai Penyesuaian (jika ada) Berdiri dengan 2 tumpuan kaki 1 +1 jika lutut fleksi antara 30 o sampai 60 o Berdiri dengan 1 tumpuan kaki 2 +2 jika lutut fleksi > 60 o (tidak ketika duduk) Nilai total: nilai postur + nilai penyesuaian = nilai kaki

Langkah 4, memasukkan nilai masing-masing postur ke dalam Tabel A untuk mendapatkan nilai postur A Tabel 2.4 Skor Postur Kelompok A (Tabel A) Tabel A Neck 1 2 3 Trunk Posture Score Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 4 6 7 8 9 9 Langkah 5, menambahkan nilai dari Tabel A dengan nilai beban/tenaga, jika pada pekerjaan yang diamati menggunakan tenaga. - Jika beban < 11 lbs (4.98 kg) = +0 - Jika beban 11 sampai 22 lbs (4.98-9.98 kg) = +1 - Jika beban > 22 lbs (9.98 kg) = +2 - Penyesuaian: jika dibutuhkan tenaga besar secara cepat dan mendadak (tiba-tiba) = +1 Langkah 6, nilai yang diperoleh pada penjumlahan langkah 4 dan langkah 5 digunakan untuk mendapat kan nilai A di Tabel C. Kelompok B (postur lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan) Langkah 7, menilai postur pada lengan atas

Gambar 2.6 Penilaian Postur Lengan Atas Tabel 2.5 Penilaian Postur Lengan Atas Postur Lengan Atas Nilai Penyesuaian (jika ada) Ekstensi 20 o atau fleksi 20 o Ekstensi > 20 o atau fleksi 20 o 45 o 1 2 +1 jika posisi lengan abduksi (menjauhi tubuh) atau memutar +1 jika bahu ditinggikan/terangkat -1 jika lengan bersandar Fleksi antara 45 o 90 o 3 Fleksi > 90 o 4 Nilai total: nilai postur + nilai penyesuaian = nilai lengan atas Langkah 8, menilai postur pada lengan bawah Gambar 2.7 Penilaian Postur Lengan Bawah Tabel 2.6 Penialaian Postur Lengan Bawah Postur Lengan Bawah Fleksi 60 o 100 o Fleksi < 60 o atau fleksi > 100 o Nilai 1 2

Langkah 9, menilai postur pada pergelangan tangan Gambar 2.8 Penilaian Postur Pergelangan Tangan Tabel 2.7 Penilaian Postur Pergelangan Tangan Postur Pergelangan Tangan Fleksi/ekstensi 0 o 15 o Fleksi/ekstensi > 15 o Nilai 1 2 Penyesuaian (jika ada) +1 jika posisi pergelangan tangan menyimpang/memutar Nilai total : nilai postur + nilai penyesuaian = nilai pergelangan tangan Langkah 10, memasukkan nilai masing-masing postur ke Tabel B untuk mendapatkan nilai postur B Tabel 2.8 Skor Postur Kelompok B (Tabel B) Lower Arm Tabel B 1 2 Upper Arm Score Wrists 1 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 4 5 4 5 4 4 5 5 5 6 5 6 7 8 7 8 6 7 8 8 8 9 3 3 4 5 7 8 9

Langkah 11, menambahkan hasil nilai dari tabel dengan nilai coupling/pegangan pada objek kerja. - Jika tersedia pegangan dengan jangkauan yang baik = +0 - Jika pegangan ada, tapi tidak ideal untuk waktu lama = +1 - Pegangan buruk = +2 - Pegangan tidak aman, berbahaya atau tidak ada = +3 Langkah 12, menjumlahkan nilai pada langkah 10 dan langkah 11 untuk mendapatkan nilai B di Tabel C. Untuk mendapatkan nilai C, cocokkan nilai dari kolom B dengan baris pada nilai A. Tabel 2.9 Tabel C Score A (score teble + load/force score) Table C Score B (table B value + coupling score) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7 2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8 3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8 4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9 6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10 7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 e. Menetapkan nilai akhir REBA

Nilai akhir REBA diperoleh dengan menambahkan nilai dari tabel C dengan nilai aktivitas. Kategori untuk nilai aktivitas adalah: - Apabila satu atau lebih bagian tubuh tertahan dalam kondisi statis = +1 - Apabila ada gerakan kecil berulang lebih dari 4 kali/menit = +1 - Apabila ada perubahan postur secara tiba-tiba atau cepat = +1 f. Menetapkan tindakan perbaikan Hasil akhir dari penilaian REBA terbagi dalam 5 tingkat kriteria tindakan yaitu: Tabel 2.10 Kategori Nilai Tingkat Risiko REBA Score Risk Level Action Level Action (including further assessment) 1 Negligible 0 None necessary 2-3 Low 1 May be necessary 4-7 Medium 2 Necessary 8-10 High 3 Necessary soon 11 Very high 4 Necessary now Keterangan: Skor akhir 1: tingkat risiko diabaikan dan tidak ada tindakan yang dianggap perlu (action level = 0) Skor akhir 2-3: tingkat risiko rendah dan tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan (action level = 1) Skor akhir 4-7: tingkat risiko sedang dan tindakan lebih lanjut dianggap diperlukan (action level = 2) Skor akhir dari 8-10: tingkat risiko tinggi dan tindakan lebih lanjut dianggap perlu segera dilakukan (action level = 3)

Skor akhir dari 11-15: tingkat risiko sangat tinggi dan tindakan lebih lanjut diperlukan saat ini juga (action level = 4) Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Desain Penelitian Desain studi yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi lapangan dan melakukan wawancara untuk mengetahui keluhan pekerja akibat postur tubuh janggal. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Mascom Graphy / Suara Merdeka di Jalan Raya Kaligawe Km5, Semarang, Jawa Tengah. Pada hari Kamis, 30 Mei 2013, pukul 21.00 24.00 WIB. 3. Unit Analisis Unit yang diteliti adalah postur tubuh operator mesin cetak manugraph saat melakukan pekerjaan dari bagian kepala hingga kaki dengan menggunakan metode REBA. Aktivitas yang dilakukan operator antara lain adalah pemasangan gulungan kertas, pengisian tinta, pemasangan plat cetak, dan Perbaikan Gradasi Warna. 4. Teknik Pengumpulan Data 4.1. Sumber Data Data yang digunakan di penelitian ini berupa data primer. Data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan berupa foto dan vidio dan wawancara singkat dengan operator. 4.2. Instrumentasi Instrumen penlitian yang di gunakan sebagai berikut : 1. Kamera Digital untuk mendokumentasikan hasil observasi 2. Mb ruler derajat untuk mengukur derajat gerakan sendi atau range of motion sendi 3. Lembar kerja REBA dan tabel skor REBA

4.3. Pengumpulan Data Data primer didapat melalui observasi, penulis melakukan penelitian pada pukul 21.00 24.00 WIB (shif 2), operator yang berada pada shif 2 berjumlah 10 orang dan melalui teknik wawancara dengan menggunakan kamera untuk difoto dan dividiokan hasil observasinya. 4.4. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data atau manajemen data dilakukan secara manual dan dengan menggunakan perangkat komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Penyuntingan data dilakukan sebelum data dimasukkan, data perlu dilakukan pemeriksaan agar apabila ada data yang salah dan meragukan dapat ditelusuri kembali kepada responden, kemudian di teliti kembali dan dilihat kelengkapannya agar validitasnya terjaga. b. Foto yang sudah diperiksa kemudian dimasukkan kedalam software untuk dianalisa menggunakan REBA dengan melihat postur kerja operator dan untuk wawancara digunakan untuk mengetahui keluhan yang dialami para operator. Video yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan disatukan agar dapat dilihat proses mencetak secara keseluruhan. c. Data yang telah dimasukkan di periksa kembali untuk memastikan kembali bahwa data tersebut valid sehingga bersih dari kesalahan dan keraguan serta jika terjadi kekurangan variabel yang dimasukkan dalam data bisa diperbaiki.

Hasil Penelitian 1. Pemasangan Gulungan Kertas Task: Pemasangan Kertas Grup A Postur Nilai Penyesuaian Postur Leher: Ekstension 30 o 2 - Lengan bawah: Fleksi 46,64 o (kanan) Fleksi 90 o (kiri) Grup B Nilai Kanan Kiri Total 2 Total 2 1 Pergelangan Kaki: +1 fleksi tangan: Posisi kaki 2 12,33 tidak stabil o Fleksi 45 o (kanan) 0 o (kiri) Total 3 Total 2 1 Lengan atas: Punggung Fleksi 53,79 Fleksi 55 o 3 - (kanan) 0 o (kiri) 3 1 Total 4 Total 3 2 Penyesuaian 2 1-2 1 - Postur A 7 Postur B 5 1 Nilai beban >10 kg 2 Coupling : baik 0 0 Nilai A: Nilai B: Postur A + 7 + 2 Postur B + 5 + 0 1 + 0 beban coupling Nilai A 9 Nilai B 5 1 Nilai C 10 9 Nilai Aktivitas Statis - Nilai REBA : Repetitif - Perubahan postur 1 Total aktivitas - Nilai C + aktivitas Nilai C kanan: 10 + 1 Nilai C kiri: 9 + 1 C Kanan: 11 C Kiri: 10 +1 Kiri (bahu terangkat)

2. Pengisian Tinta Task: Pengisian Tinta Grup A Postur Nilai Penyesuaian Postur Leher: 0 o 1 +1 Miring kesamping Lengan bawah: Fleksi 90 o (kanan) 0 o (kiri) Grup B Nilai Kanan Kiri Total 2 Total 1 1 Kaki: Pergelangan Bertumpu tangan: 1 - dengan 2 kaki, 45 o (kanan) 2 1 0 o 0 o (kiri) Total 1 Total 3 1 Lengan atas: Punggung 0 o 1-0 o (kanan) Fleksi 21,71 o (kiri) 1 2 Total 1 Total 2 2 Penyesuaian 1 1 - Postur A 1 Postur B 4 1 Nilai beban < 5 kg 0 Coupling : baik 0 0 Nilai A: Nilai B: Postur A + 1 + 0 Postur B + 4 + 0 1 + 0 beban coupling Nilai A 1 Nilai B 4 1 Nilai C 2 1 Nilai Aktivitas Statis - Nilai REBA : Repetitif 1 Perubahan postur - Total aktivitas 1 Nilai C + aktivitas Nilai C kanan: 2 + 1 Nilai C kiri: 1 + 1 C Kanan: 3 C Kiri: 2 +1 (kanan) pergelangan tangan menyimpang +1 Kanan (bahu terangkat)

3. Pemasangan Plat Cetak Task: Pemasangan Plat Cetak Grup A Postur Nilai Penyesuaian Postur Leher: Ekstensi 25 o 2 +1 Leher miring Lengan bawah: Fleksi 42 o (kanan) Fleksi 40,57 o (kiri) Grup B Nilai Kanan Kiri Total 3 Total 2 2 Pergelangan tangan: Kaki: Ekstensi 35,82 +1 lutut Posisi kaki 2 fleksi 45 tidak stabil (kanan) Ekstensi 35,82 o (kiri) Total 3 Total 2 2 Lengan atas: Punggung +1 Tubuh Ekstensi 110,7 Fleksi 65,80 o 4 miring (kanan) Fleksi 110,7 o (kiri) 4 4 Total 5 Total 5 5 Penyesuaian 2 2-2 2 - Postur A 9 Postur B 8 8 Nilai beban < 0 Coupling : baik 0 0 5 kg Nilai A: Nilai B: Postur A + 9 + 0 8 + 0 8 + 0 Postur B + coupling beban Nilai A 9 Nilai B 8 8 Nilai C 11 11 Nilai Aktivitas Statis - Repetitif - Perubahan postur - Total aktivitas 0 Nilai REBA : Nilai C + aktivitas Nilai C kanan: 11 + 0 Nilai C kiri: 11 + 0 C Kanan: 11 C Kiri: 11 +1 Kanan dan kiri (bahu terangkat)

4. Perbaikan Gradasi Warna Task: Perbaikan Gradasi Warna Grup A Postur Nilai Penyesuaian Postur Leher: Fleksi 53,75 o 2 - Lengan bawah: Fleksi 48,25 o (kanan) Fleksi 67,08 o (kiri) Grup B Nilai Kanan Kiri Total 2 Total 2 1 Pergelangan Kaki: tangan: Posisi kaki 1 - Ekstensi 50,42 stabil atau o (kanan) tegak 0 o (kiri) Total 1 Total 2 1 Lengan atas: Punggung Fleksi 14,04 1 - Tegak (kanan) Fleksi 44,15 o (kiri) Total 1 Total 1 2 Penyesuaian 2 1-2 1-1 2 - Postur A 1 Postur B 2 1 Nilai beban < 5 kg 0 Coupling : baik 0 0 Nilai A: Nilai B: Postur A + 1 + 0 Postur B + 2 + 0 1 + 0 beban coupling Nilai A 1 Nilai B 2 1 Nilai C 1 1 Nilai Aktivitas Statis - Nilai REBA : Repetitif - Perubahan postur - Total aktivitas 0 Nilai C + aktivitas Nilai C kanan: 1 + 0 Nilai C kiri: 1 + 0 C Kanan: 1 C Kiri: 1

Pembahasan Analisis risiko pada operator mesin cetak offset meliputi aktivitas pemasangan kertas, pengisian tinta, pemasangan plat cetak dan proses mencetak. Mesin yang digunakan bernama Manugraph cityline express, kecepatan mesin ini mencapai 40.000 eksemplar perjam, mesin ini adalah mesin dua lantai dengan tinggi + 4m dan panjang keseluruhan + 15 m. Mesin Manugraph mmerupakan mesin otomatis, tetapi panel otomatis telah rusak, sehingga untuk pengaturan tinta dilakukan secara manual. Bagian panel mesin ini yang masih bekerja hanya untuk mematikan dan menyalakan mesin, dan penambah kecepatan mesin. Pada mesin ini ketika kita memasukkan gulungan kertas maka hasilnya sudah berupa koran jadi yang siap dipasarkan. Operator yang bekerja sebanyak 8 orang pada shif kedua (pukul 22.00-03.00 WIB) dan ditambah 2 orang manajer produksi dan 2 orang untuk menata koran yang sudah jadi untuk dimasukkan kedalam tempat pengepakan koran. Shift dua adalah prime time untuk mencetak koran. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan pada PT. Mascom Graphy untuk mengetahui gambaran ergonomi dengan menggunakan metode REBA didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Terdapat empat kegiatan pada operator mesin cetak, diantaranya pemasangan kertas, pengisian tinta, pemasangan plat cetak dan proses mencetak; 2. Risiko tinggi terdapat pada saat pemasangan kertas dan pemasangan plat cetak; 3. Risiko rendah terdapat pada saat pengisian tinta dan proses mencetak; 4. Sebagian besar operator dalam pekerjaannya banyak melakukan berjalan bahkan ada yang berlari, membungkuk dan berdiri; 5. Belum adanya departemen K3 di PT. Mascom Graphy; 6. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, sebagian besar operator mengalami pegalpegal pada pinggang sampai bagian kaki. Saran Untuk mencegah risiko ergonomi dan keluhan MSDs yang lebih besar pada setiap aktivitas pekerjaan operator mesin cetak offset dan meningkatkan kenyamanan dalam bekerja, maka saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Manajemen

a. Membuat departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), agar jelas siapa yang akan memberikan promosi K3, memberikan kebijakan program K3 dan memonitoring para pekerja; b. Menumbuhkan budaya K3 di lingkungan kerja; c. Mensosialisasikan hazard dan risiko yang terdapat di PT Mascom Graphy; d. Memberikan pelatihan K3 kepada para pekerja karena dengan adanya pelatihan pekerja menjadi lebih memahami lingkungan dan alat kerja sehingga dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap risiko sakit akibat kerja; e. Melakukan pengawasan terhadap pekerja terkait dengan hazard yang dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan, agar dapat melakukan pencegahan secara dini terhadap kemungkinan terjadinya risiko sakit akibat kerja. 2. Pengendalian Engeinering a. Pada saat melakukan pengisian tinta sebaiknya diberi peninggi supaya kepala tidak terlalu fleksi, seperti balok untuk pijakan kaki; b. Menjaga agar lantai tidak licin; c. Mengupayakan mengurangi angkat-angkut secara manual handling dan tidak mengangkat beban melebihi kapasitas angkat pekerja. 3. Pengendalian Adminstratif a. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap para pekerja; b. Memasang safety sign atau poster-poster keselamatan dan kesehatan terkait dengan peringatan bahaya di tempat kerja; c. Melakukan penyuluhan pada pekerja baik mengenai cara kerja aman maupun mengenai kesehatan dan keselamatan kerja; d. Melakukan teknik peregangan sebelum memulai pekerjaan, ketika pergantian cetak, dan sesudah pekerjaan selesai; e. Pengaturan waktu kerja dan istirahat seimbang yang disesuaikan dengan kapasitas pekerja agar dapat mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja f. Memperbanyak minum air mineral untuk menggantikan ion tubuh pada saat bekerja. 4. Memakai alat pelindung diri, karena dalam bekerja pekerja membawa alat mekanik seperti kunci inggris, kunci L, dll. 5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor risiko ergonomi pada aktivitas pekerjaan mencetak disertai dengan melihat dan melibatkan faktor lingkungan

kerja (suhu, pencahayaan, kualitas udara) dan faktor individu (antropometri, status kesehatan dan kemampuan fisik). Kepustakaan Bernard, B. P. (1997). Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors. A Critical Review of Epidemiologic Evidence for Work-Related Musculoskeletal Disorders of the Neck, Upper Extremity, and Low Back, iii, x, xi. NIOSH. (1996). Health Hazard Evaluation Report 96-0062-2588. Weyerhaeuser Paper Company Belleville, Illinois July 1996, iii. Tapran, H., Djunaidi, A., & Daryanto. (2006). Grafika dan Teknologi Cetak Offset Lithography. Surabaya: JP Books.