minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

menghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat,

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI MIMBA (AZADIRACHTA INDICA A. JUSS) TERHADAP STREPTOCOCCUS PYOGENES DAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang ditemukan pada banyak populasi di

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata) dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

dan jarang ditemukan di Indonesia (RISTEK, 2007).

bahan-bahan alami (Nascimento dkk., 2000).

PERBANDINGAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Minyak atsiri adalah minyak eteris (essential oils) atau minyak terbang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Dari catatan sejarah dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan

I. PENDAHULUAN. merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

SKRIPSI. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Streptococcus pyogenes

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian obat tradisional untuk analgesik (mengurangi rasa nyeri)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

I. PENDAHULUAN. dunia setelah Brazil, memiliki tumbuhan tropis dan biota laut yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beranekaragam.

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

I. PENDAHULUAN. makanan (foodborne disease) (Susanna, 2003). Foodborne disease tidak

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penyebab kematian satu juta orang di negara berkembang terutama terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta pemulihan kesehatan. Hal ini disebabkan karena tanaman banyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

MEMPELAJARI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EVITA DAMAYANTI

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Al Shamrany, 2006). Salah satu penyakit gigi yang banyak terjadi di Indonesia

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia terkenal dengan berbagai macam tanaman obat dengan berbagai macam manfaat. Tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencegah penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan dan peningkatan taraf kesehatan. Keuntungan penggunaan tanaman obat antara lain karena bahan bakunya mudah didapat dan harganya terjangkau. Diantara berbagai macam jenis tanaman obat yang ada di Indonesia. Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan dalam masyarakat. Mimba yang memiliki kandungan yang termasuk golongan triterpenoid. Senyawa golongan triterpenoid paling banyak ditemukan dalam tanaman ini, senyawa ini mempunyai efek antimikroba (Ruskin, 1993). Sejak jaman dahulu mimba sudah digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Daun mimba berkhasiat sebagai antibakteri dan antivirus, selain itu, daun dan biji mimba juga berkhasiat menanggulangi penyakit kulit, menjaga kesehatan mulut, gigi dan tenggorokan. Mimba terutama daun dan bijinya dapat juga digunakan sebagai obat malaria yang dapat disetarakan dangan kina, mengurangi rasa sakit (pain relief), obat demam, dapat mengontrol kelahiran (birth control), obat cacing untuk ternak, bahkan mampu menghambat pertumbuhan HIV (virus penyebab penyakit AIDS). Secara empiris daun mimba juga digunakan sebagai obat luka bakar (Ruskin, 1993) Adapun penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian tentang daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) ialah sebagai berikut, yang pertama efek dari minyak mimba ( yang diperoleh dari hasil pengepresan daun mimba) pada beberapa bakteri patogen yaitu mengetahui daya hambat 1

2 minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan metode difusi cakram, dan didapatkan hasil bahwa minyak mimba bisa menghambat Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa dengan diameter hambat 19,0 mm, 17,5 mm, 19,5 mm, dan 17,0 mm, selain dapat menghambat bakteri diatas, minyak mimba juga dapat menghambat bakteri Streptococcus pyogenes dan marga Proteus, dengan diameter hambat 13,0-30,0 mm pada konsentrasi 65,5 % dan 8-12 mm pada konsentrasi 26,5 % (Tuhin, dkk., 2007). Pada penelitian yang lain, ditunjukkan pula bahwa ekstrak daun mimba dengan pelarut air juga dapat menghambat Streptococcus mutans (in vitro), konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 10 %, 20 %, 40 %, 80 % dan 100%, dan metode yang digunakan adalah difusi silinder, dari tiap konsentrasi diambil 50 µl, dan didapat diameter hambatnya 6,0 mm, 9,0 mm, 9,5 mm, 13,0 mm dan 13,5 mm (Subramaniam, dkk., 2005). Daya antibakteri mimba juga ditunjukan dalam penelitian terhadap daun mimba dalam bentuk infus dan ekstrak terhadap Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa. Infus dibuat dengan air pada suhu 90 o C selama 15 menit dan ekstrak daun mimba diperoleh dengan cara remaserasi dengan pelarut etanol 70%, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer dan dibuat larutan uji dengan pelarut air. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitiaan tersebut adalah 10 %, 20 % dan 30 %, dan didapatkan hasil bahwa infus tidak memberikan daya antibakteri, sedangkan ekstrak memberi daya antibakteri dengan diameter hambat 12,36 mm, 16,29 mm dan 19,65 mm terhadap Bacillus subtilis dan diameter hambat 10,78 mm, 14,11 mm dan 18,76 mm terhadap Pseudomonas aeruginosa (Lieke, 2004).

3 Bertolak dari kandungan dan penggunaan sebagai antibakteri, seperti yang ditulis diatas, maka dilakukan penelitian terhadap tanaman mimba terutama terhadap bijinya, karena masih kurangnya pemanfaatan dan penelitian biji mimba terhadap efek antibakteri. Pada penelitian ini akan diteliti daya antibakteri biji mimba dalam bentuk ekstrak, karena bentuk ini dapat menyari bahan berkhasiat yang terdapat dalam biji mimba. Ekstrak tersebut disari dengan cara remaserasi. Remaserasi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksan dan etanol. Digunakan cara remaserasi ini dikarenakan dengan cara ini, minyak yang didapat dari biji mimba sebanyak 20-25 % (Kardinan dan Dhalimi, 2003). Pelarut n-heksan dan etanol digunakan untuk remaserasi, karena pelarut ini bisa menarik senyawa azadiracthin, nimbin dan nimbidin, sebagai kandungan tanaman yang memiliki efek antibakteri. Bakteri uji yang digunakan adalah Streptococcus pyogenes yang mewakili bakteri Gram positif dan Pseudomonas aeruginosa yang mewakili bakteri Gram negatif. Selain itu Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan infeksi pada luka bakar. Streptococcus pyogenes digunakan sebagai bakteri uji, karena bakteri ini merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada tenggorokan. Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi sumuran, karena metode ini paling sesuai untuk menguji zat antibakteri dalam bentuk ekstrak. Pada penelitian konsentrasi yang digunakan adalah 10%, 20% dan 40%. Konsentrasi tersebut digunakan berdasarkan penelitian terdahulu (Subramaniam, dkk., 2005) dan nilai konsentrasi dilipatkan 2 kali dari konsentrasi terkecil yang diharapkan dapat memberikan peningkatan efek daya antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063. Sebagai kontrol positif digunakan ampisilin trihidrat terhadap Streptococcus pyogenes, karena Streptococcus pyogenes peka terhadap ampisilin trihidrat dan siprofloksasin digunakan untuk

4 Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063, karena Pseudomonas aeruginosa peka terhadap siprofloksasin. Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ekstrak biji mimba mempunyai daya antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC- 0063? 2. Apakah ada perbedaan daya antibakteri dari ekstrak biji mimba dengan pelarut n-heksan dan etanol dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC- 0063? 3. Apakah ada perbedaan daya antibakteri dari ekstrak biji mimba terhadap Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya daya antibakteri ekstrak biji mimba dengan pelarut n-heksan dan etanol terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063, adanya perbedaan daya antibakteri dari ekstrak biji mimba dengan pelarut n-heksan dan etanol dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063, dan untuk mengetahui adanya perbedaan daya antibakteri dari ekstrak biji mimba terhadap Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063. Hipotesis penelitian ini adalah adanya daya antibakteri ekstrak biji mimba dengan pelarut n-heksan dan etanol terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063, adanya perbedaan daya antibakteri dari ekstrak biji mimba dengan pelarut n-heksan dan etanol dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan

5 Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063 dan adanya perbedaan daya antibakteri dari ekstrak biji mimba terhadap Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063. Manfaat penelitian diharapkan dengan diketahui ada aktifitas daya antibakteri dari ekstrak biji mimba terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aeruginosa FNCC-0063, maka dapat menambah keanekaragaman kegunaan biji mimba terutama untuk menjaga kesehatan kulit dan tenggorokan dan dapat dijadikan data pendukung untuk penelitian selanjutnya.