BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Population and Development atau ICPD kairo, 1994). Mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat di berbagai sektor kehidupan termasuk informasi dan arus komunikasi,

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Fitri Maya Sari Lubis, sedang menjalani pendidikan di program D-IV

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.4

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan terjadinya perubahan biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut WHO (2009), adalah 12-24 tahun. Di Indonesia jumlah remaja berusia 10 hingga 24 tahun mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut badan pusat statistik (BPS) Jawa Tengah tahun 2014, kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 8.145.616 jiwa yang terdiri dari 51,8% remaja laki-laki dan 48,2% remaja perempuan. Pada masa remaja, manusia mengalami kematangan dari segi fisik psikologis maupun sosialnya (Depkes, 2007). Perubahan yang paling mencolok adalah fisik (Asriani dkk, 2012). Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan untuk menghadapi perubahan ini agar memperoleh identitas diri (Potter dan Perry, 2009). Masa remaja ini ditandai dengan pubertas (Papalia dkk, 2009). Pubertas merujuk pada saat dimana terdapat kemampuan reproduksi, matangnya organ reproduksi ditandai dengan haid pada anak perempuan (Papaliadkk, 2009). Pubertas berawal dari perubahan hormonal yaitu hormon estrogen pada wanita, dan hormon testosteron pada pria. Hormon esterogen pada perempuan berperan dalam timbulnya karakteristik seks sekunder seperti pertumbuhan payudara (Potter dan Perry, 2009), dan karakteristik seks primer seperti perubahan biologis yang melibatkan organ-organ yang diperlukan 1

2 untuk melakukan reproduksi seperti indung telur, tuba falopi, rahim dan vagina. Usia pubertas pada anak perempuan berkisar antara 9-13,5 tahun. (Hockenberry, 2005). Perubahan fisik pada masa pubertas terjadi seiring dengan perkembangan karakteristik seks primer dan sekunder (Rudolph, 2014). Masalah-masalah yang timbul pada saat menghadapi usia pubertas ini adalah hasil dari perubahan fisik dan hormonal yang menimbulkan kecemasan, penolakan dan rasa malu (Kartono, 2006), dimana sifat persepsi tersebut membentuk perilaku seseorang, apabila perilaku tersebut tidak didasari pengetahuan dan kesadaran, maka akan menimbulkan perilaku yang tidak baik (Notoadmodjo, 2007). Desa Tanjungrejo terletak di Kabupaten Grobogan dengan jarak tempuh 1 jam dari pusat Kota Grobogan dan masih kental dengan tradisi Jawa, dengan jumlah remaja putri usia 9-13 sebanyak 325 remaja pada bulan Juni 2015. Dari studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 28 Juni 2015 kepada 5 remaja putri didapatkan hasil 5 remaja putri mengatakan cemas, takut dan malu ketika mendapatkan menstruasi pertama kali, remaja putri mengatakan tidak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan alat reproduksi saat menstruasi dan cara untuk mengurangi nyeri saat menstruasi. Sebagian dari remaja putri di Desa Tanjungrejo masih melakukan tradisi yang dilakukan masyarakat setempat seperti mereka diharuskan menaiki 3 anak tangga agar menstruasi cepat selesai, 3 remaja putri mengatakan meminum jamu kunyit asam agar tidak sakit perut Ada 3 remaja putri yang malu dengan payudaranya sehingga

3 menutupinya dengan memakai baju yang longgar dan sering memperhatikan penampilannya di depan kaca, remaja putri mengatakan tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Ketika mulai berjerawat 5 remaja putri mengatakan minder, ada 4 remaja putri membeli sabun cuci muka di toko dan ada 1 remaja putri mengatakan saat berjerawat diolesi jeruk nipis. Saat timbul bau badan 2 remaja putri mengatakan sudah menggunakan deodorant, 2 remaja putri yang lain mengatakan menggunakan bedak bau badan, dan ada 1 remaja putri yang menggunakan serbuk tawas yang ditaburkan di ketiak, 3 dari remaja putri juga mengkonsumsi urap daun beluntas yang menjadi kebiasaan turun temurun di daerah tersebut agar tidak bau badan dan keringat berlebih. Dari uraian tersebut peneliti ingin melakukan penelitian tentang bagaimana perilaku remaja putri di Desa Tanjungrejo saat pubertas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran perilaku remaja putri pada masa pubertas di Desa Tanjungrejo Kabupaten Grobogan?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perilaku remaja putri pada masa pubertas di Desa Tanjungrejo Kabupaten Grobogan. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran perilaku remaja putri dalam menghadapi menstruasi. b. Mengetahui gambaran perilaku remaja putri dalam menghadapi jerawat. c. Mengetahui gambaran perilaku remaja putri dalam menghadapi bau badan. d. Mengetahui gambaran perilaku remaja putri dalam menghadapi perubahan bentuk tubuh. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Mengetahui dengan lebih jelas penelitian yang berkaitan dengan remaja putri dan berbagai permasalahan yang dihadapi, serta untuk menerapkan metode penelitian yang relevan. 2. Bagi orang tua Diharapkan orang tua dapat mengetahui masalah yang dihadapi remaja putri dan memberi dukungan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul.

5 3. Bagi tenaga pendidik Diharapkan guru sebagai tenaga pendidik diharapkan dapat memberikan dukungan kepada remaja putri dalam menyelesaikan berbagai permasalahannya dengan mengoptimalkan bimbingan konseling di sekolah. 4. Bagi instansi pendidikan Bagi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa ilmu keperawatan dalam hal pemahaman mengenai masalah-masalah yang dihadapi remaja putri pada masa pubertas E. Keaslian Penelitian 1. Rohmaniah (2014): Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihah Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumalah 90 orang dengan tekhnik total sampling. Hasil penelitian ini diperolah bahwa 47,8% remaja putri berpengetahuan baik, 52,2% berpengetahuan buruk. 46,7% sikap positif, 53,3% sikap negatif. 2. Wahyuni (2012): Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Awal Tentang Perubahan Fisiologis Pada Masa Pubertas di SMPN 4 Banda Aceh Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi SMPN 4 Banda Aceh yang berjumlah 263 orang. Dengan jumlah sampel 72 orang. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa remaja yang telah mengalami perubahan

6 pada masa pubertas dan berpengetahuan sedang sebanyak 66,5% dari 48 responden, berpengetahuan tinggi 100% dari 7 responden,berpengatahuan rendah 29,4% dari 17 responden. 3. Liberty (2013): Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik Pubertas di SMPN 1 Sambi Boyolali Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kuantitatif dengan jumlah sampel 33 remaja putri. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa 15,2% berpengetahuan baik, 60,6% berpengetahuan cukup, 24,2% berpengetahuan cukup.