BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus menjadi prioritas dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengantar siswa mencapai fungsi dan tujuan pendidikan. Fungsi pendidikan nasional sesuai dengan yang termuat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 (Hasbullah, 2005: 307) adalah: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain mewujudkan manusia yang berkualitas, pendidikan juga merupakan bagian yang integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan sebagai upaya untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembangunan sektor ekonomi. Manusia yang berkualitas dapat menjadi tenaga penggerak tercapainya kemajuan pembangunan. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju. Seiring dengan tujuan pembentukan manusia yang berkualitas tersebut, sekolah sebagai lembaga formal mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk membawa jalannya proses pendidikan yang baik dan bermutu. Segala hal yang berkaitan dengan input dan throught put harus ditangani dengan baik sehingga 1

2 untuk menghasilkan output yang berkualitas maka berbagai komponen pendidikan yang ada di sekolah harus berjalan secara maksimal. Menurut Suparman S (2010: 22) pada umumnya pembelajaran di Indonesia masih mengacu pada pola pendidikan tradisional yang kurang melibatkan siswa pada proses pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan guru. Guru secara sepihak menginginkan semua keinginannya diikuti oleh anak didik, cenderung memonopoli dalam kelas dan merasa bahwa ia adalah satu-satunya sumber pengetahuan. Kendala yang dirasakan guru dalam pembelajaran ekonomi adalah keterampilan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang masih terbatas. Dalam pengajaran, guru dituntut untuk dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan memahami materi pelajaran dan prestasi siswa. Jika pengajaran yang dilakukan guru masih monoton dan ceramah, maka yang terjadi semangat siswa untuk belajar akan berkurang. Siswa menganggap hanya dengan menghafal dan membaca akan dapat menguasai materi. Siswa yang malas serta kurang termotivasi akan membawa dampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa itu sendiri. Faktor lain yang menyebabkan siswa kurang termotivasi dan kurang memahami mata pelajaran yang diajarkan adalah suasana kelas yang menjenuhkan yang terkesan monoton. Tempat belajar harus memberikan implikasi bahwa meskipun berbagai komponen belajar berfungsi dengan baik kalau tidak didukung dengan lingkungan belajar yang nyaman, maka tidak memberikan hasil belajar yang memuaskan. Oleh karena itu guru dituntut menggunakan metode lain atau model pembelajaran

3 yang baru disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar motivasi dan minat siswa untuk belajar tetap tinggi dan guru bersemangat dalam mengajar sehingga akhirnya tujuan belajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien, cepat dan tepat. Dalam proses pembelajaran, siswa juga kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam berbagai hal. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan kognitif saja. Siswa diwajibkan untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperolehnya dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam berbagai hal. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka cerdas secara teoritis akan tetapi mereka kurang mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kurang efektifnya proses pembelajaran, rendahnya minat dan motivasi siswa, rendahnya kinerja guru, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai solusi atas permasalahan pembelajaran di atas adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Orkestrasi merupakan kolaborasi berbagai interaksi belajar yang terdiri dari konteks maupun konten. Konteksnya meliputi suasana pembelajaran, landasan/kerangka kerja, lingkungan pembelajaran, perancangan pembelajaran

4 yang dinamis, presentasi/cara penyampaian materi, pemberdayaan fasilitas, keterampilan hidup, dan praktik. Dalam Quantum Teaching terjadi interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya adalah bahwa dalam Quantum Teaching terjadi pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan dan prestasi siswa. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain (Bobbi DePorter, 2001: 5) Motivasi belajar juga sangat diperhatikan di dalam model Quantum Teaching ini. Dengan filosofinya yang dikenal sebagai TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) nantinya siswa akan lebih tertarik lagi untuk mengikuti pembelajaran ekonomi karena setiap kegiatan siswa dihargai dan siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Siswa memiliki kesempatan untuk dapat menunjukkan bahwa mereka tahu. Hal ini dapat merangsang kemampuan berpikir kritis siswa disertai pula dengan iringan musik orkestra yang tidak akan membuat siswa bosan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran model Quantum Teaching yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dengan Quantum Teaching guru dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masingmasing (Miftahun A la, 2010: 24-25).

5 Berdasarkan survey awal dan wawancara yang dilakukan di SMA Ma`arif 1 Sleman, metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru ekonomi adalah metode ceramah. Dalam pembelajaran ekonomi guru sudah berusaha menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran seperti diskusi dan simulasi, hanya saja dalam pelaksanaannya belum maksimal, kurang bervariasi, dan masih menemui kendala sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang tercermin dari sebagian siswa yang cenderung ramai dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI di SMA Ma`arif 1 Sleman juga rendah. Hal itu dapat dilihat dari proses pembelajarannya dimana siswa masih banyak yang belum aktif bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa hanya cenderung untuk diam apabila guru memberikan permasalahan atau kasus yang membutuhkan tanggapan. Hanya ada satu atau dua orang siswa yang mau berbicara mengungkapkan idenya apabila guru memberikan permasalahan atau kasus, itupun terjadi ketika guru sudah berulang-ulang kali mengajukan pertanyaan tersebut. Prestasi belajar ekonomi di SMA Ma`arif 1 Sleman masih rendah, hal itu dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebesar 70. Hasil UAS semester gasal yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa banyak siswa kelas XI yang belum mencapai nilai ketuntasan. Sebagai bukti, pada saat pra observasi telah didapat data yang menunjukkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi yaitu :

6 Tabel 1. Nilai Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA Ma`arif 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas Jumlah Siswa Jumlah Total Nilai Rata-Rata Nilai Jumlah Siswa Yang Belum Mencapai KKM XI 18 957,82 53,22 14 Sumber : Data Sekunder (Dokumen Nilai Ujian Akhir Semester Gasal SMA Ma`arif 1 Sleman) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah siswa yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 14 siswa dari 18 siswa. Jumlah ini sangat banyak yaitu sebesar lebih dari setengah jumlah siswa kelas XI keseluruhan. Model Quantum Teaching dirasa perlu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi khususnya peningkatan kemampuan berpikir kritis, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Dengan Quantum Teaching guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang nantinya akan melejitkan prestasi siswa. Kenyataan-kenyataan seperti di atas itulah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Motivasi Belajar, Dan Prestasi Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Siswa Kelas XI IPS SMA Ma`arif 1 Sleman. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan masalah yang terjadi di SMA Ma`arif 1 Sleman yaitu sebagai berikut :

7 1. Proses pembelajaran ekonomi masih klasikal dan masih berpusat pada guru. 2. Model pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran ekonomi sudah cukup bervariasi hanya masih belum maksimal dan masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. 3. Motivasi belajar ekonomi siswa masih rendah. 4. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. 5. Prestasi belajar siswa masih kurang karena masih banyaknya siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 70. 6. Model pembelajaran Quantum Teaching belum pernah digunakan dalam pembelajaran ekonomi di SMA Ma`arif 1 Sleman. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat berbagai macam masalah yang berkaitan dengan pembelajaran ekonomi. Guna memperoleh kedalaman kajian maka penelitian akan dibatasi pada permasalahan mengenai rendahnya kemampuan berpikir kritis, motivasi belajar, dan prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Ma`arif 1 Sleman. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, motivasi belajar dan prestasi belajar tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar ekonomi siswa? 3. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa? 4. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, motivasi belajar, dan prestasi belajar ekonomi siswa? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah : 1. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar ekonomi siswa. 3. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa.

9 4. Mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, motivasi belajar, dan prestasi belajar ekonomi siswa. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya agar model pembelajaran Quantum Teaching dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat membangkitkan semangat belajar guru maupun siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengaplikasian teori yang telah didapat selama kuliah dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran ekonomi. b. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah baik dilihat dari segi pembelajaran dan hasil belajar siswanya sehingga nantinya akan menciptakan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

10 c. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat menambah referensi model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran ekonomi sehingga guru akan dapat menciptakan pembelajaran ekonomi yang efektif, efisien, dan menyenangkan. d. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan sebagai alternatif pembelajaran ekonomi yang menyenangkan sehingga siswa akan lebih menyukai pembelajaran ekonomi dan nantinya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.