BAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan keluarga. Peran ibu rumah tangga dalam mengurus kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

PERILAKU KONSUMEN. By Eka DJ Ginting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

2014 PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory


BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. berkeluarga maupun belum berkeluarga sering mengunjungi pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernitas memunculkan gaya hidup baru. Dunia modern

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia, yaitu logos dan eros (kualitas kemanusiaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi salah satu objek kajian di bidang pemasaran khususnya perilaku

Psikologi Kelas E 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijalani setiap hari, setiap orang pasti membutuhkan sesuatu. Namun, kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. macam kegiatan pemasaran yang tidak lepas dari perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran semakin mempengaruhi hampir seluruh kehidupan

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PENGARUHNYA DALAM UPAYA MENCIPTAKAN LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LARIS KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para peritel untuk mendapatkan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memang masih merupakan negara berkembang, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. negara agraris sedikit demi sedikit bergeser meninggalkan pola kehidupan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Namun kebanyakan masyarakat di Indonesia pada saat ini sudah tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG

I. PENDAHULUAN. sosial (misalnya, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dll) yang. Tingkat akses internet didominasi oleh situs-situs jejaring

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam triwulan I-2006 dan setelah itu terus meningkat. Hal ini konsisten dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi dicirikan dengan perdagangan bebas atau pasar bebas, dan kemajuan teknologi telah menghasilkan agama baru yang disebut sebagai materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat kaitannya dengan budaya barat, yaitu peradaban yang menyajikan berbagai bentuk kesenangan (entertaiment) dan kenikmatan (hedonisme). Membanjirnya barangbarang di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakian barang. Seringkali juga dipengaruhi oleh sugesti dari iklan yang cenderung kurang realistis. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want) (Herlianto dalam Devydwi, 2013). Orang lebih mau membeli televisi dari pada buku, atau membeli produk yang tidak terlalu bermanfaat karena adanya potongan harga. Mereka lebih memilih membeli berbagai peralatan rumah tangga dari pada mendapatkan pengetahuan pendidikan. Beberapa orang dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama dikota besar, mall sudah menjadi rumah kedua. Mereka membeli produk tidak lagi karena memang membutuhkan, tetapi dilakukan dengan alasan-alasan lain seperti mengikuti mode yang sedang beredar, hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan lain-lain. 1

Menurut Soegito Parma dalam Ariesny (2007), perilaku konsumtif masyarakat Indonesia tergolong berlebihan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Keadaan ini dilihat jika rendahnya tingkat tabungan masyarakat Indonesia dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Philipina dan Singapura. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih senang menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting dengan berperilaku konsumtif atau hidup dalam dunia konsumerisme yang menjadi syarat mutlak untuk kelangsungan status dan gaya hidup. Sekarang ini, sudah banyak berkembangnya perilaku yang seharusnya dianggap kurang bermanfaat dimasyarakat, salah satu contohnya adalah perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif disini maksudnya adalah perilaku yang menggunakan barangbarang produksi secara berlebihan dan bahkan sampai menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Pada umumnya, setiap manusia memiliki motivasi untuk berperilaku konsumtif didalam dirinya meski kapasitasnya berbeda sesuai dengan keterbatasanketerbatasan yang dimiliki. Perilaku konsumtif ini muncul dari berbagai faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal disini adalah dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan atau memuaskan apa yang diinginkan, jika faktor eksternal adalah keinginan-keinginan yang muncul dikarenakan faktor-faktor seperti lingkungan, pergaulan yang dapat terpengaruh pada diri. 2

Menurut Lubis dalam Astuti (2010) perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mecapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sedangkan menurut Anggasari dalam Hotpascaman (2010) perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lalu menurut Hawkins dalam Hotpascaman (2010) bahwa beberapa faktor konsumtif selain dipengaruhi oleh nilai-nilai didalam masyarakat dan keluarga juga dipengaruhi oleh faktor lainnya termasuk kepribadian. Artinya ketika seseorang melakukan pembelian suatu produk maka banyak hal yang dipertimbangkan. Namun, kita ketahui bahwa kehidupan saat ini, justru yang sering menggunakan barang secara berlebihan yaitu umumnya para perempuan ketimbang para lelaki. Terutama perempuan yang telah memiliki penghasilan sendiri akan lebih mudah mengeluarkan uang tanpa harus melibatkan uang orang lain untuk membeli barangbarang yang diinginkan Menurut Hadipranata dalam Pratiknyo (2008) wanita mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibandingkan pria. Hal ini disebabkan konsumen wanita cenderung lebih emosional, sedang konsumen pria lebih nalar. Menurut Hadipranata dalam Pratiknyo (2008) bahwa wanita sering menggunakan emosinya dalam berbelanja. Kalau emosi sudah menjadi raja sementara keinginan begitu banyak, maka yang teijadi adalah mereka akan jadi pembeli yang royal. 3

Menurut Tambunan (2001) kecenderungan perilaku konsumsi pria yaitu mudah terpengaruh bujukan penjual, sering tertipu karena tidak sabaran dalam memilih barang, mempunyai perasaan kurang enak bila tidak membeli sesuatu setelah memasuki toko, kurang menikmati kegiatan berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan membeli. Sebaliknya, perilaku konsumsi wanita yaitu lebih tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada hal teknis dan kegunaannya, mudah terbawa arus bujukan penjual, menyenangi hal-hal yang romatis daripada objektif, cepat merasakan suasana toko, dan senang melakukan kegiatan berbelanja walau hanya windows shopping (melihat-lihat tapi tidak membeli). Berdasarkan uraian tersebut maka perilaku konsumtif dapat disimpulkan sebagai perilaku konsumen yang bertindak secara emosional tanpa didasarkan perencanaan dan kebutuhan melainkan hanya karena suatu pemuasan, pemenuhan keinginan akan suatu produk yang dianggap menarik. Perilaku konsumtif tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan dikendalikan oleh keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan duniawi. Kaum wanita cenderung untuk berperilaku konsumtif dibandingkan kaum pria. Perilaku konsumtif menyebabkan seseorang selalu merasa tidak puas, tanpa peduli bagaimana cara mendapatkannya. Dari berbagai macam profesi yang dijalanin oleh perempuan terutama profesi pramugari junior yang dipilih oleh peneliti untuk menjadikan subjek penelitian karena rata-rata gaji pramugari junior yang dapat dikatakan berpenghasilan besar dapat memungkinkan adanya indikasi berperilaku konsumtif. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dan observasi dengan beberapa pramugari junior yang mengatakan 4

bahwa mereka sering membeli barang-barang branded seperti tas, baju, kosmetik, aksesoris dll dari penghasilan mereka. Apalagi pramugari memiliki tempat yang sering mereka kunjungi ketika sedang singgah ditempat pemberentian pesawat disuatu kota dengan mengunjungi tempat pusat perbelanjaan (mall), tempat wisata, dan lain-lain sehingga memotivasi untuk berindikasi berperilaku konsumtif Menurut Wikipedia (2013) Istilah pramugara/pramugari disepadankan hanya untuk staf perusahaan penerbangan saja (bahasa Inggris: flight attendant/steward (ress) dan penggunaan istilah ini untuk jenis transportasi selain pesawat udara jarang ditemukan lagi. Karena pada praktiknya jumlah pramugara/i pesawat juga lebih banyak daripada jenis angkutan yang lain, dan suatu penerbangan biasanya lebih didominasi oleh pramugari daripada pramugara, maka istilah pramugari menjadi lebih sering digunakan untuk menyebut pekerjaan baik pramugari maupun pramugara pesawat. Perlu kita ketahui bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku yang sering kita lakukan tanpa sadar dan biasanya perilaku konsumtif ini kurang adanya kesadaran pada diri atau kontrol diri. Kontrol pada diri yang sering disebut dengan istilah self regulation. Menurut Rahman (2013) Self regulation adalah suatu upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan pengertian tersebut menunjukan pada tiga aspek yang harus dikendalikan, yaitu pikiran, perasaan, dan perilaku. Jadi yang perlu diperhatikan pada diri kita adalah 5

menjaga pikiran, perasaan dan perilaku untuk dapat mengontrol diri sehingga tidak berperilaku konsumtif yang terkadang dapat merugikan diri kita. Kemudian menurut Schunk dalam Apanadyanti (2010), Regulasi adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Regulasi diri merupakan penggunaan suatu proses yang mengaktivitasi pemikiran, perilaku, dan perasaan yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Individu melakukan regulasi diri dengan mengamati, mempertimbangkan, memberi, ganjaran atau hukuman terhadap dirinya sendiri (Hendri dalam klik psikologi, 2013). Dengan dasar pernyataan tersebut menjadikan peneliti merasa menarik untuk meneliti adakah Hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari junior. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, terdapat masalah-masalah yang muncul yaitu : 1. Apa yang menjadi indikasi pramugari junior berperilaku konsumtif? 2. Apa yang menjadi indikasi self regulation pada pramugari junior? 3. Adakah hubungan anatara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari junior? 1.3 Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah dalam peneliti ini, yaitu : Apakah terdapat hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari junior? 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif pada pramugari khususnya pramugari junior. 1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.2.1 Manfaat Teoritis a) Dapat memberikan gambaran self regulation dan perilaku konsumtif pada pramugari junior. b) Dapat memberikan manfaat terhadap ilmu pengetahuan, khususnya bidang psikologi terutama psikologi sosial terutama yang terkait mengenai hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif dengan memberikan bukti empiris mengenai apakah ada hubungan tersebut. 1.4.2.2 Manfaat Praktis. Bagi Pramugari Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pramugari mengenai pentingnya meminimalisir perilaku konsumtif dengan penerapan self-regulation sehingga pramugari tidak berperilaku konsumtif. 7

1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis membagi dalam beberapa bab yang sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab 1 : Merupakan bagian pendahulan. Bab ini mambahas tentang latar belakang penelitian ini yaitu permasalahan penelitian, identifikasi masalah perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 : Merupakan bagian tinjauan pustaka. Bab ini membahas tentang teoriteori mengenai perilaku konsumtif dan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif, indikator perilaku konsumtif, jenis-jenis perilaku konsumtif, tipetipe perilaku konsumtif, ciri perilaku konsumtif, dan pengertian self regulation, kemudian yang terakhir proses self regulation, definisi pramugari, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab 3 : Merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan sampel, karakteristik partisipan, alat ukur yang digunakan, teknik pengujian instrumen, metode analisis data, prosedur penelitian. Bab 4 : Merupakan hasil penelitian seperti demografi responden, uji normalitas, uji korelasi, analisis deskriptif, analisis deskriptif kategori berdasarkan demografi responden, hasil analisis hubungan antara self regulation dengan perilaku konsumtif. Bab 5 : Berisi tentang kesimpulan, diskusi, dan saran. 8