Analisis Sudut Deviasi Arah Datang Sinar Matahari Terhadap Tingkat Efektifitas Arus Keluaran Pada Sel Surya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

PENGARUH PENAMBAHAN ALAT PENCARI ARAH SINAR MATAHARI DAN LENSA CEMBUNG TERHADAP DAYA OUTPUT SOLAR CELL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

Desain Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Pada Mercusuar Dengan Menggunakan Tenaga Matahari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PERANCANGAN BATTERY CHARGE CONTROL UNIT (BCCU) UNTUK APLIKASI SOLAR HOME SYSTEM (SHS)

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENJADWALAN KEMIRINGAN PANEL SURYA MENGGUNAKAN SMART RELAY (PLC) ZELIO UNTUK MENDAPATKAN TEGANGAN KELUARAN OPTIMAL

SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM HYBRID (SOLAR PANEL DAN JARINGAN LISTRIK PLN)

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

PENGONTROLAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI PADA MESIN CUCI MENGGUNAKAN INVERTER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENYERAPAN ENERGI SURYA PADA SOLAR CELL

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

Transkripsi:

Analisis Sudut Deviasi Arah Datang Sinar Matahari Terhadap Tingkat Efektifitas Arus Keluaran Pada Sel Surya Muhammad Fahmi Hakim 1), Aditya Kurniawan 2) Politeknik Kota Malang aditya@poltekom.ac.id Abstrak Daya output yang dihasilkan oleh sel surya saat ini pada umumnya hanya mencapai nilai maksimal pada waktu tertentu yaitu pada saat sinar matahari jatuh tegak lurus terhadap panel sel surya. Hal ini dikarenakan kaki penopang sel surya tidak bisa bergerak secara dinamis untuk mengikuti arah pergerakan sinar matahari. Selain itu, sel surya yang ada pada saat ini juga belum terintegrasi dengan suatu sistem yang mampu mendeteksi daya output maksimal yang bisa dihasilkan oleh sel surya tersebut. Output dari sel surya adalah berupa daya listrik yang akan dideteksi untuk mendapatkan nilai maksimalnya. Setelah menerima data tersebut, ATmega8535 akan memerintahkan driver motor DC untuk mengatur posisi kaki panel sel surya. Kemampuan dari kaki panel sel surya untuk bergerak itulah yang memungkinkan sel surya memperoleh posisi yang tepat sehingga mampu menghasilkan daya output yang maksimal. Kaki panel sel surya tersebut akan bergerak sepanjang hari sesuai dengan arah pergerakan matahari sehingga diperoleh daya output yang maksimal sepanjang hari. Kata Kunci driver motor DC, mikrokontroller ATmega8535, sel surya T I. PENDAHULUAN ERKAIT dengan pemanfaatan sel surya, tren yang sedang berlangsung di dunia saat ini bahwa energi listrik yang dihasilkan sel surya tersebut digunakan sebagai penerangan jalan dan taman, pembuka maupun penutup pintu gerbang, serta beberapa hal lain yang tidak membutuhkan energi listrik yang terlalu besar. Di Politeknik Kota Malang sedang diusahakan efisiensi dalam penggunaan energi listrik yang disuplai PLN untuk menekan biaya tagihan listrik sekaligus sebagai upaya untuk pemanfaatan sumber energi alternatif. Oleh karena itu, penggunaan sel surya di Politeknik Kota Malang dirasa cukup penting untuk menghasilkan listrik sebagai penerangan jalan dan taman. Daya output yang dihasilkan oleh sel surya saat ini pada umumnya hanya mencapai nilai maksimal pada waktu tertentu yaitu pada saat sinar matahari jatuh tegak lurus terhadap panel sel surya. Hal ini dikarenakan kaki penopang sel surya tidak bisa bergerak secara dinamis untuk mengikuti arah pergerakan sinar matahari. Selain itu, sel surya yang ada pada saat ini juga belum terintegrasi dengan suatu sistem yang mampu mendeteksi daya output maksimal yang bisa dihasilkan oleh sel surya tersebut. Dengan memperhatikan beberapa hal di atas maka pada penelitian kali ini akan dirancang suatu sistem yang mampu mendeteksi daya output untuk diintegrasikan pada sel surya. Setelah sel surya mampu menghasilkan daya output maksimal, maka sistem akan mengatur posisi panel surya dalam hal ini sudut kemiringinnya agar sel surya secara konstan menghasilkan daya output maksimal sepanjang hari. Sistem pendeteksi ini terdiri dari sensor LDR, avometer, mikrokontroler, driver motor DC, dan motor DC. Sel surya yang telah dilengkapi dengan sistem tadi akan diaplikasikan di Politeknik Kota Malang sebagai sumber energi alternatif bagi penerangan jalan. II. TINJAUAN PUSTAKA Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, yang mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Sel surya terdiri atas dua lapis bahan semikonduktor. Lapisan pertama bermuatan positif dan lapisan yang lain bermuatan negatif. Ketika cahaya matahari masuk ke dalam sel, beberapa foton yang berasal dari sinar matahari diserap oleh atom di lapisan semikonduktor yang akan membebaskan elektron dari lapisan sel yang bermuatan negatif supaya mengalir melalui suatu rangkaian menuju ke lapisan sel yang bermuatan positif. Aliran elektron inilah yang menghasilkan arus listrik. Untuk meningkatkan kemampuan sel solar tersebut, beberapa individu sel surya digabung menjadi satu yang bernama modul. Ketika dua buah modul terhubung seri, tegangan yang dibangkitkan menjadi lebih besar dua kali lipat sedangkan arusnya tetap konstan. Ketika dua buah modul terhubung paralel, arus yang dihasilkan menjadi lebih besar dua kali lipat sedangkan tegangannya tetap konstan. Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu prosentasi perubahan energi

cahaya matahari menjadi energi listrik. Sebuah Sel Surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt - max. 600 mv pada 2 A, dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m2 = 1 Sun akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 ma/cm2 per sel surya. Pada bagian ini akan kita pelajari karakteristik piranti tiga terminal atau lebih dikenal sebagai transistor. Pada bagian ini kita akan pertamatama membahas transistor bipolar atau BJT (bipolar junction transistor). Berikutnya akan kita bahas transistor unipolar seperti misalnya FET (field-effect transistor). Dibandingkan dengan FET, BJT dapat memberikan penguatan yang jauh lebih besar dan tanggapan frekuensi yang lebih baik. Pada BJT baik pembawa muatan mayoritas maupun pembawa muatan minoritas mempunyai peranan yang sama pentingnya. Terdapat dua jenis kontruksi dasar BJT, yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p. Untuk jenis n-p-n, BJT terbuat dari lapisan tipis semikonduktor tipe-p dengan tingkat doping yang relatif rendah, yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor tipe-n. Karena alasan sejarah pembuatannya, bagian di tengah disebut basis (base), salah satu bagian tipe-n (biasanya mempunyai dimensi yang kecil) disebut emitor (emitter) dan yang lainya sebagai kolektor (collector). Komparator berfungsi untuk membandingkan input yang diterima dari sensor dengan tegangan referensi. Jika input dari sensor lebih besar dari input tegangan referensi, maka output akan berlogika high. Sebaliknya, jika tegangan referensi lebih besar dari input sensor, maka output akan berlogika low. Komparator konvensional umumnya dapat menggunakan IC LM 324 atau LM 339 yang merupakan sebuah penguat operasional (op-amp). Perbedaan input positif dan input negatif menyebabkan keluaran pada pin output. Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging). Besar ggl yang dihasilkan satu sel aki adalah 2 Volt. Sebuah aki mobil terdiri dari enam buah aki yang disusun secara seri, sehingga ggl totalnya adalah 12 Volt. Accu mencatu arus untuk menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo stater) dan komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan aki dimuati (diisi) kembali sebuah dinamo (disebut dinamo jalan) yang dijalankan dari putaran mesin mobil atau motor. Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi cahaya putih. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biru-hijau atau lampu LED biru berlapis fosfor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalulintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Kebutuhan torsi motor pada tiap aksis adalah sebagai berikut, dengan asumsi aksis x adalah aksis yang sejajar dengan sumbu gerak matahari, dan aksis y adalah aksis yang sejajar dengan sudut gerak inklinasi matahari sebesar maksimum 23.5. Sel surya yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Spesification PM (Watt Peak) Value 50W VOC (Voltage Open Circuit) 21.6V ISC (Current Short Circuit) 2.98A VMP (Voltage Max Peak) 17.6V IMP (Current Max Peak) 2.85A Max system voltage Pola kalkulasi energi tenaga surya Nama Peralatan Listrik Pola kalkulasi energi tenaga surya Asumsi Jumlah Volt Wattage penggunaan (dalam jam) / hari 1000V watt hour (wh)/hari Discharge current total Lampu 2 12 5 Watt 8 10 0,83 Total 10 0,83 Perhitungan kebutuhan WP sel surya dan kapasitas dry cell berdasarkan konsumsi watt per hari: Kebutuhan Watt Spesifikasi panel surya Asumsi waktu efektif konversi sel Output power (Watt Peak) /panel max power Voltage Current charging (Short Circuit Current) Charging capacity Jumlah sel surya Spesifikasi Dry Cell Ampere Hour/battery jumlah Battery Total Kapasitas battery 10 watt hour/hari 4 jam 50 wp 17,6 V 2,8 A 200 watt hour 1 buah 17,5 Ah 1 buah 17,5 Ah Pola pengisian dan pengosongan pada solar cell (charging) dan (discharging) dengan skema pengisian:

Jml battery Life cycle (jam) DISCHARGING Metode full Metode partial Metode shallow 1 1 1 240 120 72 RECHARGING TIME (Full discharge) 35,2 70,4 105,6 140,8 176 211,2 246 281,6 316,8 352 0 0 0 31,2 66,4 101,6 136,8 172 207,2 242 277,6 312,8 348 RECHARGING CURRENT (full discharge) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6-0,24752-0,24752-0,24752 0,568 0,5682 0,568 0,5682 0,568 0,568 0,57 0,247525 0,247525 0,247525 RECHARGING TIME (shallow discharge) 10,56 21,12 31,68 42,24 52,8 63,36 73,9 84,48 95,04 105,6 0 0 0 6,56 17,12 27,68 38,24 48,8 59,36 69,9 80,48 91,04 101,6 RECHARGING CURRENT (shallow discharge) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6-0,07426-0,07426-0,07426 0,568 0,5682 0,568 0,5682 0,568 0,568 0,57 0,074257 0,074257 0,074257 Standard deviation : 0,058534,3 d. Scatter data kondisi kemiringan 3 0 IV. ANALISIS DATA A. Analisis Hubungan Dua Variabel (Sudut Deviasi dan Arus Keluaran) Sudut deviasi yang disampling adalah sudut 0 0 sampai dengan 15 0. Sedangkan arus keluaran adalah arus hubung singkat I SC. a. Scatter data kondisi kemiringan 0 0 Standard deviation : 0,061943,3 e. Scatter data kondisi kemiringan 4 0 Standard deviation : 0,05298 Mean : 21,4946 Nilai maximum : 21,59,4 b. Scatter data kondisi kemiringan 1 0 Standard deviation : 0,057303 Mean : 21,0918 Nilai maximum : 21,19 f. Scatter data kondisi kemiringan 5 0 Standard deviation : 0,058534,3 c. Scatter data kondisi kemiringan 2 0 Standard deviation : 0,026758 Mean : 21,0454 Nilai maximum : 21,09 g. Scatter data kondisi kemiringan 6 0 Standard deviation : 0,011503 Mean : 21,015

Nilai maximum : 21,03 h. Scatter data kondisi kemiringan 7 0 Standard deviation : 0,141806 Mean : 20,7202 Nilai maximum : 20,99 Nilai minimum : 20,5 i. Scatter data kondisi kemiringan 8 0 Standard deviation : 0,104335 Mean : 19,7754 Nilai maximum : 19,99 Nilai minimum : 19,6 m. Scatter data kondisi kemiringan 12 0 Standard deviation : 0,084525 Mean : 20,443 Nilai maximum : 20,59 Nilai minimum : 20,3 j. Scatter data kondisi kemiringan 9 0 Standard deviation : 0,108556 Mean : 19,5057 Nilai maximum : 19,69 Nilai minimum : 19,3 n. Scatter data kondisi kemiringan 13 0 Standard deviation : 0,086198 Mean : 20,2468 Nilai maximum : 20,39 Nilai minimum : 20,1 k. Scatter data kondisi kemiringan 10 0 Standard deviation : 0,057 Mean : 19,28 Nilai maximum : 19,39 Nilai minimum : 19,2 o. Scatter data kondisi kemiringan 14 0 Standard deviation : 0,056301 Mean : 20,1028 Nilai maximum : 20,19 Nilai minimum : 20 l. Scatter data kondisi kemiringan 11 0 Standard deviation : 0,059 Mean : 19,2 Nilai maximum : 19,29 Nilai minimum : 19,1 p. Scatter data kondisi kemiringan 15 0 Standard deviation : 0,056 Mean : 19,1

Nilai maximum : 19,19 B. Hasil Analisis Setelah didapatkan mean (rata rata) data pada tiap kemiringan sudut sebanyak 100 repetisi maka dapat digambarkan sebagai berikut pada tabel di bawah, bentuk grafik dan tren. derajat Min yaitu 15-0 = 15 derajat dan nilai efisiensi tertinggi terendah yaitu 99,51% - 88,42% = 11,10% V. REFRENCE AND CITATION REFERENCES Bendersky, D.A, J. M Santos. 2005. Robot Formations as an Emergent Collective Task using Target-following Behavior. From, (https://blacxcode.wordpress.com/2010/08/24/helloworld/, diakses tanggal 25 juli 2011). Blacxcode. 2010. Built and Design With Microcontroller AVR. From, (https://blaxcode.wordpress.com/2010/08/24/helloword/, diakses tanggal 29 juli 2011). Derajat kemiringan VOC (Voltage Open Circuit) 0 21,4946 1 21,402 2 21,2943 3 21,1871 4 21,0918 5 21,0454 6 21,015 7 20,7202 8 20,443 9 20,2468 10 20,1028 11 19,7754 12 19,5057 13 19,2843 14 19,1964 15 19,0979 mean derajat kemiringan = 7,5 mean VOC = 20, 43142. Koefisien Pearson yang didapatkan adalah -0,98249. Derajat kemiringan VOC (Voltage Open Circuit) VOC Maksimum / VOC (persen) 0 21,4946 99,51% 1 21,402 99,08% 2 21,2943 98,58% 3 21,1871 98,09% 4 21,0918 97,65% 5 21,0454 97,43% 6 21,015 97,29% 7 20,7202 95,93% 8 20,443 94,64% 9 20,2468 93,74% 10 20,1028 93,07% 11 19,7754 91,55% 12 19,5057 90,30% 13 19,2843 89,28% 14 19,1964 88,87% 15 19,0979 88,42% Untuk mengetahui penurunan efisiensi tiap derajat maka lebih dahulu kita hitung untuk range derajat 0 15 dan nilai efisiensi 88,42% - 99,51% maka dapat dilakukan dengan perhitungan range derajat Maks Ibnu, Muhammad. 2003. Rangkaian Listrik. Yogyakarta: Gava Media. Manji, J.F. 2005. Robots Facilitate Highspeed Welding. From, (http://www.roboticsonline.com/public/articles/archiv edetails.cfm?id=146, diakses tanggal 7 agustus 2011). Miller, J.C. and J.N. Miller. 1993. Pengendalian Lengan Robot ROB3 Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Tranduser Ultrasonik, ThirdEdition. New York: Ellis Horword PTR Prentice Hall. Muhsin, Muhammad. 2004. Operational Amplifier. Yogyakarta: PustakaAndira. Rusmadi, Dedy. 1995. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung: Pionir Jaya. Wardana, Lingga. 2006. Analisa Rangkaian Listrik. Jakarta: Andi Media. Daryl Brian Arnall, 2008. Analysis of the Coefficient of Variation of Remote Sensor Readings in Winter Wheat, and Development of a Sensor Based Mid-season Nitrogen Recommendation for Cotton