BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang penerjemah karya sastra selain harus menguasai aspek-aspek kebahasaan antara

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh, dan tidak perlu mengacu kepada isi yang rasional maupun isi yang

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RELEVANSI LFS DALAM ANALISIS BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB II KONSEP DASAR, LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Mackey (1986:12) mengemukakan bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Bab ini terdiri atas Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori dan konstruk

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. dipilih umat manusia dalam berkomunikasi dibanding berbahasa non lisan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

BAB I PENDAHULUAN. wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus mengetahui kaidah kaidah BS dan BT agar makna BS dapat beterima pada BT, dan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada BT, walaupun pergeseran bentuk dalam penerjemahan tidak dapat dielakkan dalam penerjemahan, seperti : pelesapan, penambahan dan pengantian dalam bentuk. kata, frasa dan bahkan klausa Dalam Bab pendahuluan dari karya penerjemahan See you at the top Penerjemah mengakui bahwa bukunya ini perlu revisi revisi pada setiap penerbitan karena penerjemah merasa hawatir ada informasi informasi yang belum tersampaikan ataupun hilang pada BT, hal ini kalau dibiarkan dapat menimbulkan salah interpretasi dan dapat mengakibatkan makna BS tidak dapat dialihkan pada BT, sehingga maknanya bisa menjadi kabur. Adapun alasan penerjemah merivisi karena kehawatiran buku ini telah diterjemahkan ke dalam begitu banyak bahasa dan kini sudah memasuki cetakan ke lima puluh delapan dan hampir dua juta eksemplar terjual di seluruh dunia. Melihat buku ini sudah beredar di banyak negara dan telah dibaca banyak orang sehingga apabila

informasi BS banyak yang hilang maka akan menimbulkan salah interpretasi terhadap teks tersebut sehingga pesan moral yang isinya tentang penyingkatan pribadi yang ampuh tidak tersampaikan. Hal yang sangat menarik perhatian peneliti adalah kemampuan penerjemah mendorong menyemangati, mengilhami pembaca dan ini membuktikan dirinya sebagai salah seorang pemberi motivasi terbesar abad ini dalam buku inovatif : See You At The Top telah menjangkau berbagai generasi dan masih digunakan secara luas oleh perusahaan, sekolah, lembaga pemerintah, penjualan dan motivasi dan kemajuaan diri sendiri yang menjadi tujuannya dan berperan sebagai pondasi kursus bagi anak anak muda di Amerika. Berdasarkan latar belakang penerjemah, menambah keingintahuan peneliti untuk meneliti tentang pergeseran kohesi yang terdapat dalam teks di atas, karena apabila unsur- unsur kohesi yang hilang dapat mengakibatkan salah penafsiran sehingga pertautan antar butir butir linguistik menjadi tidak lazim dan maknanyapun kabur. Bahkan informasi informasi BS dapat hilang mengakibatkan pesan pesan yang berharga tidak dapat dialihkan ke BT dan pembaca tidak dapat menemukan pesan pesan moral dari BS. Hal inilah mendorong peneliti untuk meneliti pergeseran kohesi dalam penerjemahan dalam teks diatas. Penelitian ini dapat memberi kontribusi khususnya pada mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tentang penerjemahan, pembaca, lembaga

penerjemahan dan khususnya bagi staf pengajar agar dapat termotivasi untuk membaca dan menulis seperti apa yang dikatakan Ziglar dalam See You At The Top dengan membaca dan menulis dapat mengembangkan individu dan keberhasilan pribadi dan rumusan tersebut menjadi filosofi yang benar benar menangkau berbagai generasi pembaca yang telah dituntut oleh prinsip - prinsipnya. Pergeseran kohesi dalam penerjemahan menjadi fokus dalam penelitian yang sedang peneliti lakukan pada saat ini. Kohesi adalah bahagian dari makna tekstual, makna tekstual terdiri atas struktural (tema dan rema) dan non-structural (kohesi). Halliday (2004:587) menguraikan bahwa leksikogramatika telah mengembangkan sumber tekstual untuk menciptakan hubungan kohesi yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan unit unit gramatikal dan mengidentifikasi hubungan semantik dalam teks secara eksplisit dan sistem leksikogramatika dimulai dari metafungsi dan secara bersamaan dikenal sebagai sistem kohesi. Kohesi sangat memegang peranan dalam pembentukan kalimat dan wacana lisan maupun tulisan teradapat unsur unsur seperti pelaku perbuatan penderita, perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, dan tempat perbuatan. Unsur itu sering diulang ulang untuk mengaju kembali memperjelas makna, oleh sebab itu pemilihan kata penempatannya harus tepat sehingga wacana tidak hanya berkohesi tetapi juga berkoherensi. (Alwi 2003:441) menambahkan pemarkah

kohesi dalam keterpahaman teks yang terdapat pada buku ajar BS untuk Sekolah Menengah Umum yaitu, Pertama rekognisi cenderung berperan penting keterpahaman teks. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemberian input tentang rekognisi pemarkah kohesi kepada kelompok eksperimental cenderung meningkatkan kelompok ini juga jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan input. Kedua berdasarkan tingkat frekuensi cenderung tinggi, konjungsi lebih rendah dan urutan ketiga dan urutan keempat elipsis. Dan urutan terakhir adalah substitusi (http/www. Google.comdigilib. edu/opasc/theme/ libri2/ detai,ipsp.id) diakses pada tanggal 20 juli 2008. Dalam pendekatan LFS dan pada pembelajaran bahasa masing masing mengkodekan bukan hanya satu tetapi tiga makna secara simultan dan ketiga makna tersebut berhubungan dengan perbedaan fungsi dasar bahasa, konteks dan situasi. Ketiga makna tersebut adalah makna memaparkan (makna ideasional), makna mempertukarkan (makna interpersona) dan makna merangkaikan pengalaman (makna tekstual). Metafungsi bahasa ini mempunyai fungsi masing masing seperti disebutkan di atas. Untuk memahami suatu teks unsur kohesi sangat penting dalam menghubungkan satu butir komponen bahasa ke butir lainnya karena kata yang digunakan dalam bahasa merujuk pada bahagian berikutnya. Halliday dan Hasan (l976: 4) menguraikan konsep kohesi adalah suatu unsur makna yang merujuk pada hubungan makna yang ada dalam teks. Dan Kohesi terjadi bila interpretasi dari beberapa elemen di dalam teks tergantung pada teks lainnya. Oleh sebab itu buku ini perlu untuk dibaca agar dapat mengambil pesan moral yang sangat berharga untuk meraih cita cita dan untuk mewujudkan hasil terjemahan yang

berkualitas diperlukan kritik, saran, dan bahkan penelitian terhadap hasil terjemahan seperti penelitian yang sedang peneliti lakukan terhadap hasil penerjemahan See you at the top. Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi pada penerjemah untuk menghasilkan penerjemahan yang berkualitas dan mahasiswa yang sedang mengikuti bidang penerjemahan dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi. di pusat kajian penerjemahan. Dalam penerjemahan, pergeseran merupakan bahagian yang tak dapat dipisahkan karena tujuan dari penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT). Amanat yang akan disampaikan penutur/ penulis secara keseluruhan dapat dimengerti pendengar (pembaca). Dalam menyampaikan makna atau isi wacana penutur/ penulis bahasa menyampaikan, mempertukarkan, dan merangkaikan dalam menyampaikan pesan secara berpola atau bersistem karena bahasa memiliki aturan atau susunan yang dirangkai dengan baik yang secara teoretis disebut dengan fungsi tekstual. Fungsi tekstual ini berkaitan dengan lingkungan atau konteks satu pengalaman linguistik. Fungsi tekstual terdiri atas unsur tekstual seperti : tema, rema, kohesi yang di dalamya meliputi, elipsis, referen, subsitusi, reterasi, dan kohesi leksikal meliputi sinonim dan superordinat yang lain. (Eggins, 2004). Penerjemahan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah untuk menangani teks BS maupun BT dengan memperhatikan kesesuaian isi pesan BS dengan teks BT, dan dalam penerjemahan pergeseran bentuk, makna, dan penyesuaian tidak dapat dielakkan mengingat kosa kata baru

terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi sehingga terjadi pergeseran. Ada beberapa faktor penyebab pergeseran seperti apa yang dikatakan (Mieller dalam Ulman,1977:l93) yaitu 1. Persepsi dan aggapan 2. Kekaburan dan ketidakpastian makna 3. Kehilangan motivasi 4. faktor salah kaprah 5. Struktur kosakata. Metode penerjemahan berkenaan dengan keseluruhan teks, sedangkan prosedur penerjemahan berlaku untuk kalimat dan satuan satuan bahasa yang lebih kecil seperti klausa, frasa dan kata. Pergeseran makna adalah rujukan awal yang tidak mengalami perubahan melainkan terjadi penyempitan, perluasan dan pengkonotasian. Seorang penerjemah harus dapat mengalihkan pesan yang tersurat dan yang tersirat ke BT. Pengalihan yang biasanya dirujuk sebagai pemindahan stilistik mempengaruhi proses pembentukan semula yang menghasilkan sebuah terjemahan sehingga menunjukan ciri terkaitan sebuah teks. Catford (l965) mendefenisikan penerjemahan sebagai penggantian bahan teks dalam satu (BS) dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa lain (BT). Teori terjemahan berhubungankait dengan bahasa, linguistik, dan budaya oleh karena itu penerjemahan mencadangkan proses pemindahan pesan dari BS ke BT. Proses penerjemahan antara bahasa dan hasil penerjemahan dapat diteliti untuk beberapa tujuan dan beberapa teori dengan mengunakan bahasa yang berbeda dan penerjemah digambarkan sebagai superordinate untuk yang lain

Setiap komponen bahasa juga mengalami pergeseran sesuai dengan perkembangan zaman, seperti kosa kata bertambah dan berkembang sehingga terjadi pergeseran akibat perbedaan struktur, pola dan sistem dari kedua bahasa yang sedang diperbandingkan. Pergeseran tersebut dapat dilihat dari unsur yang terkecil sampai unsur yang terbesar dari tataran atau struktur dari morfem, frasa, klausa atau kalimat menjadi klausa, frasa atau sebaliknya. Larson (l984:3) mengamati pergeseran dalam penerjemahan dapat dikatagorikan menjadi dua bahagian yaitu : (1) pergeseran bentuk dan (2) pergeseran makna. Pergeseran bentuk bahasa merujuk pada kata, frasa, klausa, kalimat dan paragraf dan bentuk ini juga merujuk pada struktur bahasa sumber dan bentuk BS dipindahkan ke bentuk BT dan makna BS dipindahkan ke BT. Amanat yang akan disampaikan penutur/ penulis secara keseluruhan yaitu makna atau isi suatu wacana: konsep dan perasaan tersebut dapat dimengerti oleh pendengar/pembaca. Dalam mencari padanan dalam penerjemahan, penerjemah melakukan pelesapan, penggantian. Penambahan kata dalam kalimat seperti apa yang dikatakan Ramlan (l993:1-2) bahwa untuk menandai adanya kepadanaan dalam suatu paragraph (kohesi) terdapat unsur unsur kebahasaan yang hubungan antar kalimat. Adanya penanda hubungan kalimat itu terdiri atas 5 bentuk, yaitu (1) penunjuk, (2) penggantian, (3) pelepasanperangkaian dan hubungan leksikal. Di bidang makna, setiap kalimat dalam satu paragraph menyatakan suatu informasi.

Informasi pada kalimat yang satu berhubungan dengan informasi pada kalimat kalimat eksplisit dan sistem lain. Sementara itu Alwi (2000:427) menambahkan bahwa kohesi merupakan hubungan perkataan antar proposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat kalimat yang membentuk wacana. Halliday dan Hasan ( l976:5) Kohesi adalah bahagian dari system bahasa.yang diir BS dengan referens dan Elipsis dan seterusnya yang membangun bahasa itu sendiri. Kohesi diaktualisasikan dalam setiap kalimat. Saragih ( 2008:1) menyatakan bahwa pengertian fungsional yang pertama ini teks dinterpretasikan sebagai ditentukan oleh konteks sosial, yakni segala unsur yang terjadi di luar teks dalam system masyarakat pemakai bahasa. Dengan kata lain konteks sosial fungsi tekstual berkaitan dengan lingkungan atau konteks satu pengalaman linguistik. LFS menetapkan bahwa pengalaman satu berkaitan dengan pengalaman berikutnya dihubungkan dengan alat kohesi yang dikodekan dengan makna logis, hal ini dapat dilihat dari hubungan klausa satu dan klausa lain yang terdapat dalam bentuk tema dan rema. Tema menunjukkan unsur pertama klausa (mewakili pengalaman pertama) dan rema unsur klausa berikutnya (pengalaman berikutnya) Dengan kata lain tema adalah unsur klausa pertama dan diikuti dengan klausa berikutnya yang disebut rema.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan fenomena di atas masalah yang menarik akan diangkat dalam kajian penerjemahan ini adalah sebagai berikut: 1. Pergeseran kohesi yang bagaimanakah yang terjadi dalam terjemahan teks karya populer See you at the Top 2. Faktor faktor apa sajakah yang menyebabkan pergeseran kohesi dalam teks karya populer See you at the Top 3. Bagaimanakah dampak pergeseran kohesi terhadap kualitas terjemahan teks karya populer See you at the Top. 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan masalah yang dirumuskan pada 1.3, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Mendiskripsikan bentuk pergeseran kohesi dalam teks karya populer See you at the Top 2) Menganalisis faktor faktor penyebab pergeseran kohesi pada.teks See You at the Top 3) Menganalisis dampak pergeseran kohesi terhadap kualitas terjemahan karya populer See you at the Top

1.4 Manfaat Penelitian bawah ini. Temuan penelitian ini diharapkan memberi kontribusi seperti tersebut di 1) Menentukan padanan masukan bagi peneliti selanjutnya khususnya di bidang terjemahan tentang pergeseran alat kohesi dan menentukan padanan yang tepat, serta kesulitan kesulitan yang dihadapi ketika menentukan padanan dan pergeseran kohesi. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat membantu dan menjadi pedoman untuk mendiskripsikan berbagai aspek lingual khususnya Bahasa Inggris (BS) dan Indonesia (BT) dari sudut pandang Linguistik Fungsional Sistemik. 2) Memberi masukan pada peneliti selanjutnya di bidang terjemahan dan penelitian ini nantinya dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk memahami tentang kohesi yang terdapat dalam teks karya popular See you at the top 3) Memberikan masukan khususnya bagi pembaca untuk mendapatkan imformasi yang benar dan tepat. 4) Temuan ini dapat memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang penerjemahan tentang pentingnya pengalihan makna BS ke BT agar tidak terjadi kesalahan penapsiran dalam membaca teks BT. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi penelitian penerjemahan selanyutnya.

5) Manfaat praktis penelitian ini dapat memberi motivasi bagi pembaca untuk mengetahui tentang cara penerjemah memindahkan informasi dari BS ke BT sehingga hampir semua informasi yang ada pada BS tersampaikan pada BT dalam menciptakan karya penerjemahan yang baik dan benar. Dengan membaca penelitian ini mengundang pembaca untuk membaca buku aslinya maupun terjemahannya See you at the top karena di dalamnya dapat diperoleh pesan moral yang sangat berharga yang dapat memberi motivasi bagi pembacanya untuk meraih keberhasilan yang lebih besar sesuai dengan judul bukunya. Penelitian ini dapat membuka cakrawala untuk melihat perkembangan Ilmu pengetahuan tentang penerjemahan dan pentingnya hasil penerjemahan untuk dibaca dalam meningkatkan kemampuan individu untuk meraih keberhasilan yang lebih besar. 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian terfokus pada masalah pergeseran kohesi (pergeseran makna tekstual yang terdiri atas struktural (tema dan rema) dan non-structural (kohesi) dan padanan dalam teks BS dan BT. Secara khusus, ruang lingkup kajian terjemahan ini adalah yang internal saja yang dibahas dan eksternal tidak dibahas. Unsur unsur yang dibahas adalah : (1) mengidentifikasi unsur unsur kohesi yang terdapat dalam teks terjemahan " Karya popular See You At The Top dan terjemahannya.

(2) mendiskripsi faktor faktor penyebab pergeseran kohesi dalam terjemahan. (3) menganalisis dampak pergeseran dan padanan terhadap kualitas terjemahan dalam karya karya popular See you at the top 1.6 Asumsi Dasar Setiap bahasa memiliki sistem bahasa yang berbeda, maka dalam analisis proses terjemahan dari bahasa yang satu ke bahasa lainnya akan ditemukan perbedaan dalam padanan. Oleh sebab itu penerjemahan dapat menggunakan padanan dalam bentuk dan makna.