BAB II LANDASAN TEORI. tubuh. Bagi tubuh, kulit mempunyai fungsi yang sangat penting dan fungsi ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

MENGENAL SISTEM PAKAR

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari seorang pakar ke dalam sebuah sistem komputer. Dengan memanfaatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkonsultasi dengan seorang pakar atau ahli. Seorang pakar adalah seseorang yang

Representasi Pengetahuan dan Penalaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT

SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MESIN INFERENSI FUZZY. Wilis Kaswidjanti. Abstrak

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka

Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Sistem Pakar Kerusakan pada Perangkat Keras (Hardware) di SMA Negeri 11 Kabupaten Tangerang

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Soal UAS Pengantar Kecerdasan Buatan. Kelas 3IA01, 03, 05, 07, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22 dan 23

BAB 1 PENDAHULUAN. militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya Bisnis,

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE REPRESENTATION)

By: Sulindawaty, M.Kom

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

PEMAKAI SISTEM PAKAR UTHIE

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT JERUK KEPROK GARUT

Untung Subagyo, S.Kom

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

overacting dan menyerang organ tubuh sendiri. Lupus juga mengenai banyak organ tubuh dan memiliki gejala klinis yang sangat bervariasi sehingga dikena

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA JENIS CEDERA PADA PEMAIN SEPAK BOLA

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

INFERENCE & EXPLANATION TEKNIK PENARIKAN KESIMPULAN & MEMBERI PENJELASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan literatur yang telah dipelajari. Meskipun beberapa makalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH INTELIGENSI BUATAN (TK) KODE / SKS : KK / 4 SKS

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

Dua bagian dasar sistem kecerdasan buatan (menurut Turban) : dalam domain yang dipilih dan hubungan diantara domain-domain tersebut

KECERDASAN BUATAN REPRESENTASI PENGETAHUAN (PART - II) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

Backward Chaining & Forward Chaining UTHIE

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENGANALISIS PENGARUH RELAKSASI MANAJEMEN STRES

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

Representasi Pengetahuan

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

(hiperglisemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Sedangkan terapi dalam bidang farmakologi kedokteran mempelajari bagaimana penggunaan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah

PROGRAM SISTEM PAKAR DALAM MEMBANTU CALON MAHASISWA MENENTUKAN MINAT STUDI DI UNIVERSITAS

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uncertainty (Ketidakpastian)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta terkadang sulit untuk menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan

REPRESENTASI PENGETAHUAN. Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M. Kom

Sistem Pakar Metode Inferensi 1. Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses, ST

Artificial Intelligence. uthie 1

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HEWAN VERTEBRATA BERDASARKAN MORFOLOGI BERBASIS WEBSITE

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB II LANDASAN EORI 2.1. Penyakit Kulit Kulit merupakan salah satu panca indera manusia yang terletak di permukaan tubuh. Bagi tubuh, kulit mempunyai fungsi yang sangat penting dan fungsi ini sepertinya tidak sepadan dengan lapisannya yang tipis. Berkaitan dengan letaknya yang ada di permukaan tubuh maka kulit merupakan organ pertama yang terkena pengaruh tidak menguntungkan dari lingkungan. Oleh karenanya, menjaga kesehatan kulit sama pentingnya dengan menjaga organ lain. Kulit manusia berfungsi untuk menutupi dan melindungi permukaan tubuh serta merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh terhadap pengaruh lingkungan. Letak kulit yang berada di permukaan tubuh manusia menyebabkan organ ini dapat menjadi cermin diri dari seseorang terhadap kesehatan dan kehidupannya. Kulit juga sangat bervariasi tergantung dari iklim tempat tinggal, umur seseorang, jenis kelamin dan ras. Kulit manusia terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan epidermis (kutikula) dan lapisan dermis (korium). Di dalam lapisan epidermis terdapat lapisan yang sangat penting yaitu lapisan tanduk (korneum). Lapisan ini terdiri dari sel-sel kulit yang selalu terkelupas dan mati. Setiap ada sel dari lapisan ini yang lepas akan selalu diganti selsel baru. 6

7 ungsi lapisan tanduk sangat penting karena sebagai lapisan terluar bagian ini melindungi semua lapisan kulit dan organ tubuh keseluruhan. Lapisan dermis atau korium merupakan lapisan kulit di sebelah dalam epidermis. Lapisan ini lebih tebal dan pada lapisan inilah terdapat ujung-ujung serabut saraf dan pembuluh darah. Dengan adanya jaringan saraf dilapisan dermis ini maka kita dapat merasakan panas, dingin dan nyeri. Gangguan atau kerusakan kulit biasanya dimulai dengan rasa gatal. Rasa gatal yang terjadi dapat segera hilang, tetapi ada juga yang berhari- hari bahkan bertahuntahun. Untuk mengurangi rasa gatal biasanya kita menggaruk bagian kulit kita, tetapi kebiasaan seperti ini tidak menguntungkan bagi kesehatan kulit. erjadinya luka akibat kulit digaruk-garuk menyebabkan mudahnya mikroorganisme masuk ke dalam tubuh melalui luka. 2.2. Pengertian Sistem Pakar Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, antara lain: a. Menurut Durkin: Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar..

8 b. Menurut Giarratano dan Riley: Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar. c. Menurut Ignizo: Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar 2.3. Keuntungan Sistem Pakar Sistem pakar mempunyai beberapa keuntungan antara lain: 1. Menyimpan dan melestarikan pengetahuan seorang pakar, sehingga lebih dikenal masyrakat luas. 2. Memberikan solusi secara konsisten. 3. Meningkatkan produktifitas, efisiensi dan kualitas kerja. 4. Menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.

9 2.4. Struktur Dasar Sistem Pakar Sebuah sistem pakar mempunyai struktur dasar sebagai berikut: BASIS PENGEAHUAN MEMORI KERJA MESIN INERENSI ANARMUKA PEMAKAI Gambar 2.1. Struktur Dasar Sistem Pakar Sistem pakar terdiri dari 3 komponen utama yaitu basis pengetahuan, mesin inferensi dan antarmuka. Pengetahuan yang diperoleh dari seorang pakar dan ditransformasikan ke dalam basis pengetahuan. akta-fakta atau informasi dari pemakai yang dimasukkan melalui antarmuka disimpan di dalam memori kerja, selanjutnya, mesin inferensi akan mengolah informasi dan mencocokkan dengan basis pengetahuan dengan teknik pelacakan (searching) atau pencocokan pola (matching pattern) untuk menemukan solusi. Hasilnya kemudian ditampilkan kembali melalui antarmuka.

10 2.5. Komponen Utama Sistem Pakar 2.5.1 Basis pengetahuan Basis pengetahuan merupakan bagian dari sebuah sistem pakar yang berisi domain pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, ide dan hasil pemikiran, teori prosedur, pengalaman dan lain-lain. Komponen lain dari sebuah basis pengetahuan adalah memorti kerja yang berisi fakta-fakta yang didapat selama proses berjalan. Representasi pengetahuan memiliki dua kategori yaitu metode skema deklaratif dan metode skema prosedural. 2.5.1.1. Metode skema deklaratif Metode skema deklaratif menekankan penyajian pengetahuan sebagai sekumpulan fakta statik Metode ini terdiri dari: 1. Logika Suatu pengkajian ilmiah mengenai serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran. Ada dua penalaran yang digunakan dalam logika: a. Penalaran Deduktif Penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang lebih khusus. Penalaran deduktif terdiri dari premis mayor, premis minor dan konklusi atau kesimpulan. Sebagai contoh:

11 Premis mayor : Jika pasien terserang penyakit Herpes Zoster maka diberikan obat analgetik dan antibiotik Premis minor : Pasien terserang penyakit Herpes Zoster Konklusi : Oleh karena itu diberikan obat analgetik dan antibiotik b. Penalaran Induktif Penalaran induktif dimulai dari fakta-fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan umum. Konklusi dari premis tidak pernah mutlak karena sangat tergantung pada fakta-fakta yang diberikan. Sebagai contoh: Premis Premis : Kebiasaan memakai deodoran. : Kebiasaan menggunting atau mencabut bulu ketiak. Konklusi : Maka, kebiasaan melakukan agen-agen penyebab, merupakan penyebab utama penyakit Hidra Adenitis. Dalam pelaksanaan penalaran diperlukan prosedur yang memungkinkan komputer menarik kesimpulan. Bentuk-bentuk logika antara lain:

12 a. Logika Proposional Suatu sistem menggunakan simbol untuk menyajikan dan memanipulasi premis, untuk membuktikan proposisi dan untuk menarik kesimpulan proposisi premis. Dua premis atau lebih dapat digabung dengan operator logika AND, OR, NO dan IMPLIES. Sebagai contoh: A : Kebiasaan hidup kotor adalah tidak baik. B : Kebiasaan tidak baik tersebut menyebabkan penyakit kulit C : A AND B b. Kalkulus Predikat Suatu bentuk logika proposional untuk menyajikan pengetahuan dalam bentuk pernyataan yang menerangkan informasi mengenai objek atau peristiwa. Sebagai contoh: Proposisi: Virus Varisela Zoster menyebabkan penyakit Herpes Zozter Dapat dinyatakan : Menyebabkan(Virus Varisela Zoster, penyakit Herpes Zoster)

13 2. Jaringan semantik Jaringan semantik merupakan gambaran pengetahuan yang menggunakan grafik yang terdiri dari beberapa node untuk merepresentasikan objek. Objek dapat berupa objek fisik, pemikiran, kejadian atau uraian informasi yang saling berhubungan. Antarnode biasanya dihubungkan dengan garis atau arc dan menggunakan label misalnya IS A, HAS dan lain-lain. Sebagai contoh: Gejala HAS Variola IS A Penyakit Kulit DO Pengobatan Gambar 2.2 Jaringan Semantik Penyakit Kulit

14 Node Penyakit Kulit terhubung dengan dua node sifat, yang menyebabkan bahwa Suatu penyakit kulit memiliki gejala dan harus dilakukan pengobatan. Node Variola dihubungkan ke node Penyakit Kulit IS A, yang menjelaskan bahwa Variola adalah suatu penyakit kulit. 3. rame rame merupakan kumpulan pengetahuan tentang suatu objek tertentu, peristiwa, lokasi, situasi atau elemen-elemen lainnya. rame biasanya digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan yang didasarkan pada karakteristik yang sudah dikenal, yang merupakan pengalaman-pengalaman.

15 abel 2.1. rame Penyakit Kulit rame Name Properties Penyakit Kulit Jenis Herpes Zoster Penyebab Gejala Pengobatan Virus varisela zoster Demam, Pusing, Nyeri otot dan tulang, Gatal, erdapat bercak kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi tonjolan kecil yang berkelompok Untuk nyerinya diberikan analgetik dan antibiotik. Obat yang biasa digunakan adalah asiklovir dengan dosis 5x800 mg sehari Nama frame Penyakit Kulit mendeskripsikan objek yang direpresentasikannya. Properties Jenis, Penyebab, Gejala dan Pengobatan menjelaskan karakteristik suatu penyakit kulit yang bersifat dinamis, sehingga nilainya selalu berubah.

16 2.5.1.2. Metode skema prosedural Metode skema prosedural berhubungan dengan aksi dan prosedur. Kaidah atau rule merupakan bentuk dari skema prosedural. Kaidah adalah sebuah struktur pengetahuan yang menghubungkan beberapa informasi untuk ditarik kesimpulan. Struktur kaidah secara logika menghubungkan satu atau lebih antecedent (premis) yang merupakan isi dari bagian I, kesatu atau lebih consequent (kesimpulan) yang merupakan isi bagian dari HEN. Sebuah kaidah dapat memiliki banyak premis yang disatukan oleh pernyataan AND (konjungsi), OR (disjungsi) atau kombinasi antara keduanya. Sebagai contoh: I erdapat tonjolan yang berbentuk bulat dan berwarna abu-abu AND Permukaan kulit pasien kasar HEN Pasien terserang penyakit Veruka Vulgaris Logika proposisional membantu penerapan kaidah atau rule. Aplikasi logika proposisional memiliki nilai true () dan false (). Secara pokok logika proposisional terdiri dari operasi AND, OR, NO dan IMPLIES.

17 abel 2.2 Skema Pokok Logika Poposional A B AND OR IMPLIES NO 2.5.2. Mesin inferensi Mesin inferensi merupakan prosesor dalam sebuah sistem pakar. mesin inferensi mencocokkan informasi dari pemakai dengan basis pengetahuan untuk memperoleh kesimpulan. Metode penggunaan basis pengetahuan yang utama adalah pelacakan, yaitu teknik mencari solusi dengan cara menguji alternatif dalam basis pengetahan yang akhirnya mengarah pada fakta baru. dua teknik pelacakan utama yaitu Pertama Mendalam (Depth irst Search) dan Pertama Melebar (Breadth irst Search). Pelacakan Pertama Mendalam bermula dari node akar dan bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Suatu operator diterapkan pada node yang menimbulkan node berikutnya dalam satu urutan.

18 Proses ini berlangsung terus hingga solusi ditemukan atau jika ditemui jalan buntu maka dilakukan pelacakan ke belakang (backtracking). Pelacakan Pertama Melebar menguji semua node dalam pohon pelacakan, dimulai dari node akar. node yang ada pada setiap tingkat seluruhnya diuji sebelum ke tingkat berikutnya. Pada contoh berikut, nomornomor yang ada di dalam node menentukan pada kedalaman mana node diuji. Pelacakan Pertama Melebar ini akan berhenti pada node 7 karena merupakan tujuan (Goal). Node Akar (start) 1 Level 0 2 3 4 Level 1 5 6 7 8 9 10 Level 2 Goal (end) Gambar 2.3. Pelacakan Pertama Melebar Dalam proses inferensi juga digunakan metode penalaran yang terdiri dari dua pendekatan yaitu Penalaran Maju atau orward chaining dan Penalaran Mundur atau Backward chaining.

19 2.5.3. Antarmuka pemakai Interaksi antara sebuah sitem pakar dengan pemakai disajikan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pemakai. Antarmuka atau user interface merupakan bagian perangkat lunak yang menyediakan sarana untuk pemakai agar dapat berkomunikasi dengan sistem. Rancangan dasar sebuah antarmuka adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan guna memperoleh informasi dari pemakai dan untuk menampilkan hasil keluaran. 2.6. Probabilitas Dalam kenyataan sehari-hari para pakar seringkali berurusan dengan fakta-fakta yang tidak menentu dan tidak pasti, dengan demikian sistem pakar juga harus dapat menangani masalah kekurangpastian dan ketidakpastian. Dalam hal ini digunakan teknik ketidakpastian dengan menggunakan nilai peluang (probability). Probabilitas merupakan kekuatan suatu kaidah, kepercayaan atau keyakinan premis atau konklusi dapat juga dinyatakan dalam bentuk probabilitas murni. Probabilitas menunjukkan kemungkinan sesuatu dapat terjadi atau tidak Untuk menghitung nilai peluang digunakan eorema Bayes. Bentuk umum h. Bayes: p(h i E) = p(e H i )*p(h i ) n? p(e H k )*p(h k ) k+1

20 dengan: p(h i E) = probabilitas hipotesis H i benar jika diberikan evidence E. p(e H i ) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis H i benar. p(h i ) = probabilitas hipotesis H i (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang gejala apapun. n = jumlah hipotesis yang mungkin.