BAB II KAJIAN PUSTAKA. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pengertian koperasi Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dalam melakukan kegiatannya berdasarkan pada prinsip koperasi, seperti tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dalam tata perekonomian nasional. Menurut Sudarsono (2002:1), koperasi yang dimaksud dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem pengelolaan, mempunyai tertib organisasi (mempunyai rules dan regulations) bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar. Jadi pengertian koperasi dapat disimpulkan sebagai organisasi yang terdiri dari beberapa orang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sesuai dengan demokrasi Pancasila. Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,koperasi produsen,dan koperasi kredit usaha (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya, yaitu sebagai berikut. 20

1) Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani kegiatan peminjaman dan penyimpanan uang para anggotanya. 2) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang usahanya memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota koperasi. 3) Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan produk dan kemudian dijual atau dipasarkan melalui koperasi. Berdasarkan keanggotaanyan koperasi dapat dibedakan: 1) Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan dan melayani kebutuhannya, terutama kebutuhan dibidang pertanian. 2) Koperasi Pasar adalah koperasi yang beranggotakan pedagang pasar. 3) Koperasi Sekolah adalah koperasi yang beranggotakan siswa-siswa sekolah karyawan sekolah dan guru. 4) Koperasi pegawai Negeri adalah koperasi yang beranggotakan pegawai negeri. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman berasal dari anggota dan calon anggota, koperasi lainnya/ anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dan sumber lain yang sah. 21

2.1.2 Pengertian modal kerja Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2001:157), modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan baku, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, dimana dana atau uang yang dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan. Menurut Ganesan (2007) manajemen modal kerja adalah pengelolaan kebutuhan pendanaan jangka pendek dari suatu perusahaan. Ini termasuk menjaga keseimbangan optimum komponen modal kerja - piutang, persediaan dan hutang - dan menggunakan uang tunai secara efisien untuk operasi sehari-hari. Optimalisasi modal kerja keseimbangan berarti meminimalkan kebutuhan modal kerja dan mewujudkan pendapatan maksimal. Menurut Zariyawati (2009) modal kerja merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan keuangan karena ini menjadi bagian dari investasi dalam aset yang membutuhkan investasi pembiayaan yang sesuai. Modal kerja selalu diabaikan dalam keuangan pengambilan keputusan karena melibatkan investasi dan pembiayaan dalam jangka pendek. Dalam pandangan tradisional hubungan antara siklus konversi kas 22

(sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus atau berbanding lurus. Menurut Bambang Riyanto (2008:51) ada beberapa konsep mengenai pengertian modal kerja, yaitu: 1) Konsep kuantitatif (Gross working capital) Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dana yang tertanaman dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang jika berputar akan kembali lagi dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas kembali dalam waktu pendek. Dengan demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. 2) Konsep kualitatif (Net Working Capital) Pada konsep ini, pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau hutang yang harus segera diabayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dilakukan. Artinya membiayai operasi perusahaan tanpa menganggu likuiditasnya (kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar). 3) Konsep fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatanbagi periode tersebut (current income). 23

Ada sebagian dana lain yang juga digunakan dalam periode tersebut tapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current account, melainkan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode berikutnya (future income). 2.1.3 Komponen modal kerja Komponen modal kerja secara umum merupakan bagian dari aktiva lancar. Modal kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1) Kas Kas atau uang tunai merupakan harta lancar dengan tingkat kecairan yang paling tinggi yang dapat berupa uang tunai yang ada pada kas perusahaann atau bank. Setiap perusahaan selalu menyediakan uang tunai untuk keperluan pembayaran yang bersifat rutin atau mendesak. Misalnya untuk pembayaran upah harian, pembayaran bahan, serta pengeluaranpengeluaran yang bersifat insidentil/mendesak. Bambang Riyanto (2008:86) menyatakan bahwa kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Munawir (2007:15) mendefinisikan kas sebagai semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat seperti mata uang yaitu sifat segera dapat digunakan untuk melakukan pembayaran pada setiap dikehendaki, termasuk dalam pengertian kas adalah simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit yaitu simpanan di bank yang dapat diambil setiap saat diperlukan oleh perusahaan. 24

Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar karena semakin besar kas berarti semakin banyak uang yang menganggur sehingga dapat memperkecil profitabilitasnya. Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, belum ada standar rasio yang bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun utang lancar. Kas dalam kegiatan operasional perusahaan diperlukan untuk membiayai keseluruhan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap, dan membayar bunga, pajak dan pembayaran lainnya. 2) Piutang Piutang merupakan salah satu unsur modal kerja yang juga dalam keadaan darurat secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Piutang merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada pihak lain. 25

Bambang Riyanto (2008:85) menyatakan bahwa dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualan, kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan berubah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang, yang merupakan elemen modal kerja yang juga dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja yaitu kas piutang kas. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa piutang meliputi segala macam tuntutan atau klaim kepada pihak ketiga yang pada umumnya akan mengakibatkan adanya penerimaan kas dimasa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang, dapat disebutkan sebagai berikut. (1) Volume penjualan kredit (2) Syarat pembayaran kredit (3) Ketentuan tentang pembatasan kredit (4) Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang (5) Kebiasaan membayar dari para langganan. 3) Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang-barang yang pada saat akan dijual kembali oleh perusahaan, tanpa atau setelah mengalami pengolahan. Oleh sebab itu persediaan merupakan suatu unsur yang penting dalam usaha mencapai tingkat penjualan yang dikehendaki. Menurut Nwankwo 26

(2010) persediaan adalah aktiva lancar dari suatu perusahaan dan merupakan bagian penting dalam investasi perusahaan. Tiga jenis persediaan meliputi bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Tergantung dari sifat perusahaan, persediaan yang disimpanperusahaan mungkin terdiri dari barang-barang tahan lama, barang-barang yang mudah rusak, barang yang mahal dan yang murah. Bambang Riyanto (2008:69) menyebutkan bahwa persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang serta memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas serta keusangan sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha formal, masih dalam proses produksi yang akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi kemudian dijual (barang dalam proses) atau digunakan dalam proses produksi menjadi barang jadi dan kemudian dijual. 27

2.1.4 Pentingnya modal kerja Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup besar agar memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan serta dapat mengatasi krisis atau keadaan darurat tanpa membahayakan keadaan perusahaan. Menurut Djarwanto (2001:87) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah: 1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar. 2) Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 3) Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat menarik keuntungan berupa potongan harga. 4) Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak terduga sebelumnya seperti kebakaran, pencurian, dan lain sebagainya. 5) Memungkinkan perusahaan memiliki persediaan yang cukup guna melayani permintaan konsumen. 6) Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan. 7) Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan. 28

8) Memungkinkan perusahaan untuk dapat bertahan dalam periode resesi atau depresi. Penggunaan dana yang disesuaikan dengan kebutuhan tidak akan menimbulkan pemborosan yang merupakan penyebab terjadinya kegagalan perusahaan. Penggunaan dana yang efektif akan memungkinkan untuk menjalankan kegiatannya secara normal. 2.1.5 Pengertian efektivitas Efektivitas merupakan suatu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Supriyono (2000:67) efektivitas adalah hubungan antara keluaran pusat pertanggungjawaban dengan tujuannya. Efektivitas dapat diukur dengan menggunakan perputaran modal kerja yang meliputi kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. 1) Perputaran Kas (Cash Turnover) Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas dimulai pada saat dimana kas itu diinvestasikan dalam modal kerja yang tingkat likuiditasnya paling tinggi. Ini berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan berarti besar kemungkinan akan semakin rendah perputarannya. Hal ini akan mencerminkan adanya over investmen dalam kas, begitu pula sebaliknya. Jumlah kas yang relatif kecil kemungkinan besar akan menyebabkan diperolehnya tingkat perputaran kas yang tinggi. Perputaran kas juga menunjukkan efisiensi penggunaannya. Oleh karena 29

itu, untuk mengetahui efisiensi penggunaan kas dapat diketahui melalui tiga tingkat perputaran kasnya (Agus Sartono, 2008:98). Susani (2005:15) menyatakan perputaran kas merupakan periode berputarnya kas dimulai dari saat dimana kas itu diinvestasikan dalam modal kerja sampai kembali menjadi kas. Kas sebagai unsur modal dengan tingkat likuiditas paling tinggi, menunjukkan semakin besarnya jumalah kas yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah perputarannya. Menurut Bambang Riyanto (2008:95) perbandingan sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (turn over). Total penjualan dalam menghitung tingkat perputaran kas ini disamakan dengan total penjualan. Menurut Bambang Riyanto (2008:95) perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Penjualan Bersih Perputaran Kas = Rata - rata Kas =...(kali)...(1) Rata-rata kas dalam perhitungan ini adalah kas akhir yang diperoleh ditambah dengan kas awal dibagi dua. 2) Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Pengelolaan piutang suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat perputaran piutangnya, dimana tingkat perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal kerja dalam piutang. Semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas (Bambang Riyanto, 2008:90). Adapun rumus yang dapat 30

digunakan untuk menghitung tingkat perputaran piutang adalah sebagai berikut : Penjualan Kredit Perputaran Piutang = Rata - rata Piutang =...(kali)...(2) Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi perputaran piutang, sehingga untuk dapat mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya perputaran piutang, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang (Bambang Riyanto, 2008:91). 3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan persediaan dapat dilihat dari perhitungan tingkat perputaran persediaannya karena semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi volume penjualan tertentu dengan naiknya perputaran persediaan maka dibutuhkan jumlah modal kerja yang lebih kecil. Adapun perhitungan tingkat perputaran persediaan adalah sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Rata - rata Persediaan =...(kali)...(3) Dalam upaya mencapai tujuan penelitian untuk mendapatkan jawaban atas pokok permasalahan dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan perhitungan standar rasio historis yaitu rasio yang membandingkan tahun sekarang dengan 31

tahun sebelumnya, dimana untuk mencari standar rasio historis menurut Riyanto (2008:329) digunakan dua langkah sebagai berikut: 1) Mencari nilai rata-rata. Nilai rata-rata dapat dicari dengan rumus : X = X i n...(4) Dimana: = Rata-rata rasio = Jumlah rasio tiap tahun X X1 n = Jumlah data 2) Mencari standar deviasi dengan menggunakan rumus : S = 2 (X i X)...(5) n 1 Dimana : S = Standar deviasi X X i = Rata-rata rasio = Rasio tiap tahun N = Jumlah data Dari hasil perhitungan tersebut kemudian memberikan penilaian terhadap hasil perhitungan yaitu : Efektif : di atas ( X + S) Cukup efektif : di antara ( X - S) sampai dengan ( X + S) Kurang efektif : dibawah ( X - S) 2.1.6 Rasio keuangan Rasio menurut Bambang Riyanto (2008:329) adalah ukuran yang sering digunakan dalam analisis finansial. Penganalisa finansial dalam mengadakan 32

analisis rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua cara perbandingan, yaitu : 1) Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio diwaktu yang lain (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk yang akan datang di perusahaan yang sama. 2) Membandingkan rasio-rasio di suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenisnya dari perusahaan lain yang sejenis atau rasio industri untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek finansial tertentu barada diatas rata-rata industri (above average). Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam kelompok dasar, yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Dari rasio-rasio tersebut selanjutnya dalam penelitian ini penggunaan rasio akan dibatasi hanya pada rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. 1) Rasio Likuiditas Menurut Agnes Sawir (2001:8) rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Semakin tinggi likuiditas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Uang tunai merupakan tingkat likuiditas yang paling tinggi karena diterima semua orang dan dapat ditukar dengan sesuatu dimana saja. 33

Dimana rasio likuiditas mengukur kecepatan sebuah investasi (aset) untuk dicairkan menjadi dana cash atau ditukar menjadi suatu nilai. Rasio ini terdiri dari: (1) Current Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. (2) Quick Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi aktiva lancar yang lebih likuid. (3) Cash Ratio, yaitu kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas. Secara umum rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio, dimana current ratio digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dimana semakin tinggi current ratio maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya akan semakin baik. 2) Rasio Aktivitas Agnes Sawir (2001:14) menyatakan bahwa rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada perusahaannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas yang umumnya digunakan adalah perputaran persediaan, periode penagihan rata-rata, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total aktiva. Untuk mengukur efektivitas penggunaan modal kerja dapat diukur dengan tingkat perputaran modal kerja serta tingkat perputaran 34

masing-masing komponen dalam modal kerja tersebut. Untuk selanjutnya dalam penelitian ini rasio aktivitas yang akan digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan modal kerja adalah (1) Rasio Perputaran Kas Menurut Bambang Riyanto (2008:95) makin tinggi tingkat perputaran kas (cash turnover) maka makin baik, karena ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata. (2) Rasio Perputaran Piutang Menurut Bambang Riyanto (2008:91) piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat pembayarannya. Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin kecil jumlah modal yang terikat dalam piutang sehingga mengurangi biaya modal dan akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas. Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membandingkan penjualan kredit dengan rata-rata piutang. (3) Rasio Perputaran Persediaan Agnes Sawir (2001:15) menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi penjualan tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih baik. Jadi untuk memenuhi penjualan 35

tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. 3) Rasio Profitabilitas Menurut Agnes Sawir (2001:17) profitabilitas merupakan hasil akhir bersih berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas yang memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dapat dianalisa dengan margin laba kotor (gross profit margin), margin laba bersih (net profit margin), rentabilitas ekonomi (earning power), hasil pengembalian atas investasi (return on investment) dan pengembalian atas modal (return on equity). Munawir (2007:33) menyatakan bahwa profitabilitas atau rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu atau rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut, kemudian Simorangkir (2004:152) menyatakan profitabilitas (profitability) atau rentabilitas adalah kemampuan dalam memperoleh laba. Jadi berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu dengan modal yang digunakan. 36

Rasio-rasio profitabilitas terdiri dari : (1) Gross Profit Margin, yaitu laba bruto yang diperoleh perusahaan dari penjualan. (2) Basic Earning Power, yaitu laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. (3) Net Profit Margin, yaitu keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap rupiah penjualan. (4) Return On Investment, yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. (5) Return On Equity, yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : ROI = Laba Setelah Pajak x100%...(6) Total Aktiva 2.1.7 Pengaruh perputaran kas pada profitabilitas Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid dibandingkan dengan aset yang lainnya sebab tanpa adanya kas suatu perusahaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Perputaran kas merupakan periode 37

berputarnya kas dimulai pada saat kas tersebut diinvestasikan pada komponen modal kerja sampai kembali menjadi kas. Perputaran kas menunjukkan efisiensi suatu perusahaan, dimana semakin cepat perputaran kas menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin efisien. Demikian pula jika dihubungkan dengan profitabilitas, perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas dimana semakin cepat perputaran kas maka semakin besar kesempatan perusahaan di dalam menghasilkan laba sehingga profitabilitas perusahaan semakin meningkat. 2.1.8 Pengaruh perputaran piutang pada profitabilitas Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk meningkatkan volume usahanya. Perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan secara kredit tersebut. Hal ini akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. Agus Sartono (2008:126) menyatakan bahwa jika perputaran piutang terlalu tinggi berarti bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan terlalu bebas, akibatnya akan timbul investasi dalam piutang menjadi terlalu besar, akibatnya keuntungan akan menurun. Sebaliknya periode perputaran piutang yang terlalu cepat akan menyebabkan besar kemungkinan perusahaan akan memiliki kesempatan untuk memperoleh keuntungan dalam hal tersebut akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. 38

2.1.9 Pengaruh perputaran persediaan pada tingkat profitabilitas Persediaan merupakan komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Pengelolaan persediaan merupakan suatu pekerjaan yang sulit, dimana kesalahan dalam menentukan tingkat persediaan dapat berakibat fatal. Agus Sartono (2008:126) menyatakan perusahaan yang perputaran persediaannya makin tinggi berarti efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik. Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas dimana perputaran persediaan yang terlalu lama yang diakibatkan oleh jumlah persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan hilangnya kesempatan menjual dan memperoleh laba sehingga mengakibatkan profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran persediaan semakin cepat maka akan meningkatkan kesempatan menjual sehingga menambah profitabilitas. 2.1.10 Pengaruh jumlah anggota pada tingkat profitabilitas Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25 Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi minimal terdiri dari 20 orang. Koperasi akan semakin berkembang bila semakin banyak jumlah anggotanya. Anggota koperasi merupakan sumber pendapatan koperasi baik berupa modal, simpanan, maupun transaksi dalam koperasi tersebut. Dengan demikian, dengan meningkatnya jumlah anggota koperasi akan meningkatkan modal dan volume transaksi sehingga pendapatan meningkat dan secara langsung akan mempengaruhi profitabilitas. 39

2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya 1) Sarmi Wulanita (2007) dengan judul Analisis Efektivitas Penggunaan Modal Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food And Baverage yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta periode 2002 2004. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian secara simultan pada taraf nyata (α) = 0,05 menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2002 2004, hal ini terbukti dari nilai t hitung (20,828) > t tabel (3,48). Besarnya pengaruh ketiga variabel terhadap profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh tingkat perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja sebesar 70,6% dan sisanya sebesar 29,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Berdasarkan hasil pengolahan data secara parsial pada taraf nyata 2 = 0,025 diperoleh hasil bahwa variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung masing-masing variabel bebasnya, yaitu : perputaran kas t hitung (-2,844) < t tabel (2,052), perputaran persediaan t hitung (3,437) > t tabel (2,052), dan perputaran modal kerja t hitung (3,663) > t tabel (2,052). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel perputaran modal kerja sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel perputaran piutang. 40

Pada penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan food and beverages 2) Pramudita (2009) dengan judul Pengaruh Efektivitas Penggunaan Modal Kerja terhadap Profitabilitas KPN Werdhi Yasa Kecamatan Buleleng Periode 2003-2008. Variabel independen yang dipakai adalah tingkat perputaran kas, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang dan jumlah anggota., sedangkan variabel dependennya adalah profitabilitas koperasi. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas penggunaan modal kerja dilihat dari perputaran kas ( perputaran persediaan ( X 3 X 1 ), perputaran piutang ( X 2 ), secara serempak berpengaruh positif terhadap ), profitabilitas, dengan koefisien determinasi atau 2 R =0,996 mempunyai arti bahwa 99,6% profitabilitas dipengaruhi oleh perputaran kas ditambah bank ( X 1 ), perputaran piutang ( X 2 ), perputaran persediaan ( sedangkan sisanya 0,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 3) Ayu Damayanti (2009) dengan judul Tingkat perputaran Kas, Loan to deposit ratio, Pertumbuhan Perusahaan, Intensitas Pengelolaan Utang dan Profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Denpasar. Hasil penelitiannya adalah tingkat perputaran kas secara statistik berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sedangkan loan to deposit ratio, pertumbuhan perusahaan dan intensitas pengelolaan utang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadapa profitabilitas. Secara serempak tingkat perputaran kas, loan to deposit ratio, pertumbuhan perusahaan dan X 3 ), 41

intensitas pengelolaan hutang memiliki pengaruh yang signifikan pada profitabilitas. 4) Matrisyasi Dewi (2010) dengan judul Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Tingkat Perputaran Kas, Jumlah Nasabah, Leverage Management dan Spread Management pada Profitabilitas di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Badung Selatan. Hasil penelitian adalah variabel pertumbuhan perusahaan, tingkat perputaran kas dan jumlah nasabah secara parsial berpengaruh tidak signifikan pada profitabilitas LPD di Kabupaten Badung Selatan periode 2005-2009. Hipotesis kedua yaitu pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas, hipotesis ketiga yaitu tingkat perputran kas secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas dan hipotesis keempat yaitu jumlah nasabah secara parsial berpengaruh pada profitabilitas yang diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti. Sedangkan variable leverage management dan spread management secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas LPD di Kabupaten Badung Selatan periode 2005-2009. 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori relevan atau hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 42

2.3.1 Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan jumlah anggota secara serempak pada profitabilitas Pramudita (2009) menyatakan manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pengelolaan manajemen modal kerja dapat dilihat dari mengatur dan mengelola perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan jumlah anggota yang memberi kontribusi terhadap profitabilitas koperasi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut. H1 : perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan jumlah anggota secara serempak berpengaruh signifikan pada profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 2010. 2.3.2 Pengaruh perputaran kas secara parsial pada profitabilitas Perputaran kas yang meningkat menyebabkan penyediaan dana dalam bentuk pinjaman dapat dioptimalkan, sehingga menambah efisiensi dari keuangan yang nantinya akan dapat meningkatkan profitabilitasnya (Susani, 2005:15). Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut. H2 : perputaran kas secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 2010. 43

2.3.3 Pengaruh perputaran piutang secara parsial pada profitabilitas Sarmi (2007) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya piutang semakin cepat perusahaan mendapat keuntungan dari penjualan kredit tersebut. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Dari penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H3 : perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 2010. 2.3.4 Pengaruh perputaran persediaan secara parsial pada profitabilitas Diah Martini dan Toto (2004) menyatakan perputaran persediaan dapat dilihat dari perhitungan tingkat perputaran persediaannya karena semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan. Dari penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H4 : perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 2010. 2.3.5 Pengaruh jumlah anggota secara parsial pada profitabilitas Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No.25/1992, salah satu syarat pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya minimal 20 orang. Dari penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut. 44

H5 : jumlah anggota secara parsial berpengaruh signifikan pada profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 2010. 45