USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM UPAYA PEMBERDAYAAN PENGEMIS MELALUI PELATIHAN USAHA BUDIDAYA BEBEK DAN PEMBUATAN TELUR ASIN DI KAMPUNG PENGEMIS SRI RAHAYU DESA KARANGKLESEM KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS BIDANG KEGIATAN: PKM M Diusulkan oleh: Nama : RAFIQ RIDHO NIM : 20100720072 Angkatan Th. 2010 Nama : HERLI SEPTIAWAN NIM : 20100730099 Angkatan Th. 2010 Nama : TANZILATUL I. NIM : 20100730002 Angkatan Th. 2010 Nama : WAHYU BUDI N NIM : 20100720008 Angkatan Th. 2010 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012 i
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Upaya Pemberdayaan Pengemis dengan Berbagai Pelatihan Kerja di Kampung Pengemis Sri Rahayu Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-M ( ) PKM-KC ( ) PKM-K ( ) PKM-T 3. Ketua Kegiatan a. Nama Lengkap : Rafiq Ridho b. NIM : 20100720072 c. Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) d. Universitas/ Institut/ Politeknik :UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta e. Alamat Rumah : Desa Tegalsari Rt. 06 Rw. 04 Bruno Purworejo Jawa Tengah f. No Tel./HP : 085228246755 g. Alamat email : rafiq.ridhomochab@yahoo.com 4. Anggota Kegiatan/ Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping Nama Lengkap dan Gelar : Hilman Latief, MA, Ph.D NIDN : 0512097502 Alamat Rumah dan No. Tel/Hp : Jl. Nanas, Sumadaran, Banyuraden, Yogyakarta/ 082126010203 6. BiayaKegiatan Total : a. Dikti : Rp. 12.440.000,- 7. JangkaWaktuan : 4 bulan ii
iii
DAFTAR ISI HALAMAN KULIT MUKA...i HALAMAN PENGESAHAN ii-iii DAFTAR ISI..iv JUDUL 1 LATAR BELAKANG MASALAH......1 RUMUSAN MASALAH...2 TUJUAN.2 LUARAN YANG DIHARAPKAN...2 KEGUNAAN..3 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN...3 METODE PELAKSANAAN..4 JADWAL KEGIATAN...5 RANCANGAN BIAYA..7 LAMPIRAN...9 1) BIODATA...9 2) SURAT KERJASAMA...11 3) PETA LOKASI PENELITIAN..12 iv
1 A. Judul Upaya Pemberdayaan Pengemis Melalui Pelatihan Usaha Budidaya Bebek dan Pembuatan Telur Asin di Kampung Pengemis Sri Rahayu Desa Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas B. Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah masalah utama yang ada di Negara kita. Himpitan ekonomi yang semakin mencekik golongan menengah kebawah di Indonesia tidak hanya dirasakan oleh rakyat pinggiran di ibu kota. Kota Satria yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Banyumas ternyata ikut merasakan juga himpitan ekonomi tersebut. Tingkat kemiskinan dan rumah tidak layak huni setiap tahunnya semakin bertambah. Data Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan tahun 2010 kemiskinan di Kabupaten Banyumas mencapai angka 27,4% dari total penduduk 1,8 juta jiwa. Hal itu tergambar pada sebuah kampung di Purwokerto Kabupaten Banyumas, bernama Kampung Sri Rahayu. Kampung Sri rahayu hanya terdiri dari 155 kepala keluarga, dengan pendapatan rata rata dibawah Upah Minimum Rakyat (UMR) merupakan sebuah potret kehidupan bahwa kemiskinan tidak hanya melanda kota besar saja. Berdasarkan data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Kabupaten / Kota Banyumas tahun 2011, jumlah keluarga fakir miskin mencapai 94.451 KK dan baru 1.250 yang ditangani. Sedangkan untuk keluarga berumah tak layak huni mencapai 22.408 KK dan baru 30 rumah yang sudah ditangani. Ada lebih dari 60 KK yang dikategorikan miskin dalam satu RT di kampung Sri rahayu. Jika dalam sebuah kecamatan terdapat 5 RT, maka sudah 300 KK yang miskin. Kurangnya penanganan dari pemerintah Kabupaten Banyumas terhadap tingginya angka kemiskinan yang ada, serta rendahnya pendidikan, dan minimnya lapangan kerja, membuat warga dari kampung ini hanya mengandalkan kemampuannya yang terbatas. Menurut ketua Rw. 10 Desa Kampung Sri rahayu Desa Karangklesem, 80% dari masyarakatnya bekerja sebagai pengemis yang setiap hari menjadi pengemis di pasar, terminal, bahkan sampai ke luar kota seperti Banjarnegara, Purbalingga, dan Cilacap. Menjadi pengemis merupakan alternatif pekerjaan yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan merupakan penyakit masyarakat yang berkembangbiak di kampung Sri Rahayu Desa
2 Karangklesem. Hal ini disebabkan menjadi pengemis adalah penyakit menular dan turun- temurun setiap tahunnya, yang disebabkan adanya perjodohan antara anak pengemis dengan anak pengemis, sehingga mereka mengikuti pekerjaan orang tuanya menjadi pengemis. Menjadi pengemis juga tidak membutuhkan SDM yang tinggi, pekerjaannya juga sangat mudah untuk dilakukan oleh siapa saja dan tidak membutuhkan modal. Melihat kehidupan di kampung pengemis Sri Rahayu ini, tentunya kita sangat prihatin, padahal sebenarnya banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingginya angka pengemis di kampung sri Rahayu. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, kami berupaya untuk mengadakan pendampingan pelatihan kerja secara intensif dan pemberian modal terhadap komunitas pengemis di Kampung Pengemis Sri Rahayu, salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan budidaya bebek dan pemberian modal itik untuk dibudidayakan dan telur bebek untuk dibuat telur asin yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta untuk mengurangi banyaknya pengemis yang ada saat ini dan menciptakan pekerjaan baru bagi komunitas pengemis, terutama di kampung pengemis Sri Rahayu Purwokerto. C. Rumusan Masalah a. Bagaiamana memberdayakan pengemis di kampung Sri Rahayu agar memiliki pekerjaan baru? b. Bagaimana kemandirian usaha masyarakat kampung pengemis dapat mengurangi angka kemiskinan di kabupaten Banyumas? D. Tujuan a. Memberikan pelatihan kerja pembudidayaan bebek dan pembuatan telur asin bagi masyarakat kampung pengemis Sri Rahayu b. Meningkatkan kemandirian usaha masyarakat kampung pengemis Sri Rahayu untuk mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Banyumas E. Luaran Yang Diharapkan a. Hasil pengabdian ini agar dapat dipublikasikan dalam bentuk artikel di jurnal ilmiah. b. Terciptanya Pembudidayaan bebek di kampung pengemis Sri Rahayu Desa
3 Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas c. Menghasilkan bebek siap jual dan telur bebek untuk ditetaskan dan diasinkan F. Kegunaan a. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan tentang permasalahan yang ada di masayarakat kampung pengemis serta dapat mengatasinya dengan mengadakan pelatihan keterampilan tersebut. b. Bagi Masyarakat Sasaran Bagi masyarakat sasaran pelatihan kerja dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada di kampung pengemis. Sedangkan dalam bidang ekonomi dapat mengurangi banyaknya pengemis dan dapat mengurangi kemiskinan di Indonesia. G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Kampung pengemis Sri rahayu terletak di Desa Karangklesem Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Rumah rumah tak layak meghiasasi setiap lekukan jalan, tumpukan kayu bakar tersusun asal disetiap lorong rumah merupakan gambaran Kampung Sri Rahayu, Purwokerto Selatan. Terbatasnya lahan pekerjaan membuat warga di kampung pengemis Sri Rahayu terpaksa harus mengais rejeki di luar kota menjadi pengemis. Karena tidak di bekali keahlian yang memadai ataupun keterampilan lain yang dimiliki mayoritas warga kampung pengemis Sri Rahayu. Sekarang ini tidak menjadi rahasia umum jika desa ini dikenal sebagai desa penghasil pengemis di Jawa Tengah. Hal ini pun sudah dibenarkan oleh ketua Rw. 10 Kampung Sri Rahayu, bahwasannya 80% warga kampung Sri Rahayu mengantungkan hidup dengan menjadi pengemis, sebagian sisanya menjadi pengamen, pemulung, WTS, dan waria. Kampung ini terbentuk oleh sekumpulan pendatang dari Wonosobo, Banjarnegara, Tegal, Brebes, Cilacap, dan Indramayu yang akan mengadu nasib di Purwokerto, tetapi mereka tidak mempunyai tempat tinggal, kemudian mereka mengontrak tanah warga yang sekarang menjadi kampung Sri Rahayu. Warga kampung Sri Rahayu lebih senang menjadi pengemis karena tidak ada pekerjaan yang menjanjikan dikampungnya. Setiap pagi masyarakat kampung pengemis Sri Rahayu berangkat dari rumah dengan naik angkutan umum menuju kota
4 tujuan untuk meminta- minta, salah satunya di kota Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap. Warga kampung pengemis Sri Rahayu seolah tidak merasa malu dengan profesinya sebagai pengemis karena sejak puluhan tahun lalu secara turun-temurun mayoritas warga mengadu nasib menjadi pengemis, serta tidak ada alternatif pekerjaan lain yang layak yang dapat dilakukan warga kampung pengemis Sri Rahayu. Oleh karena itu, sangatlah tepat apabila pendampingan dilakukan terhadap pengemis di kampung pengemis Sri Rahayu Purwokerto Banyumas untuk meningkatakan kemandirian pengemis agar dapat bekerja dengan pekerjaan yang layak, yaitu dengan pelatihan budidaya bebek dan pembuatan telur asin. Budidaya bebek dan pembuatan telur asin sangat efektif untuk dilakukan dan hasilnya dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat kampung pengemis, serta pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang layak. Sehingga upaya ini dapat mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Banyumas. H. Metode an a. Rancangan Kegiatan 1) Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan meliputi pengurusan perijinan dan birokrasi, survey lokasi, publikasi rencana pelaksanaan kegiatan, pendataan peserta pelatihan, penyusunan jadwal, penyiapan sarana dan prasarana, pelaksanaan pelatihanya. 2) Tahap an an kegiatan ini dimulai dengan pembekalan motivasi kepada pengemis di kampung Sri Rahayu dan pelatihan ternak unggas (bebek) mulai dari bagaimana cara beternak unggas (bebek), pemberian itik yang siap untuk dibudidayakan sebanyak 150 ekor, dan telur bebek 300 untuk dijadikan telur asin. Pengemis yang akan diberikan pelatihan sebanyak 30 orang, yang akan dibagi menjadi 3 kelompok. Masing- masing kelompok 3) Monitoring Kegiatan Monitoring kegiatan dilaksanakan setelah empat bulan usaha ternak unggas (bebek) dan pembuatan telur asin meliputi hasil yang diperoleh warga kampung pengemis Sri Rahayu, yang berupa peningkatan keterampilan mengelola peternakan unggas (bebek) dan pembuatan telur asin tersebut. b. Sarana dan Prasarana
5 Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelatihan ternak unggas (bebek) diantaranya : 1) Tenaga ahli Tenaga ahli digunakan untuk memberikan pelatihan guna mendidik dan meningkatkan keterampilan dalam beternak unggas (bebek) bagi warga kampung pengemis Sri Rahayu, Kecamatan Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Yang akan dilaksanakan oleh Seorang dari Dinas Peternakan Kota Purwokerto. 2) Tempat Pelatihan Pelatihan usaha bagi komunitas pengemis di Kampung pengemis Sri Rahayu akan dilaksanakan di Balai Desa Karangklesem. Selanjutnya Praktik akan dilakukan di halaman rumah warga. I. Jadwal Kegiatan No Jenis Kegiatan Bulan Penanggung Jawab VIC Bulan Bulan Bulan Bulan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 1 Persiapan a. Mengurus perijinan dan birokrasi PKM Rafiq, Herli, Zila, Wahyu b. Orientasi lapangan PKM Zila, Rafiq, Herli, Wahyu c. Persiapan sarana dan prasarana PKM dan Rafiq, Zila, Bp. Rudjito
6 mitra d. Menyusun rencana kerja lapangan PKM dan mitra Wahyu, Herli, Bp. Rudjito 2 an a. Pendirian Usaha Ternak unggas (bebek) dan Usaha pembuatan telor asin b. Pelatihan keterampilan masyarakat PKM dan mitra pelaksana PKM dan mitra Mitra dan Semua Anggota Mitra dan Semua anggota c. Publikasi hasil usaha ternak unggas (bebek) dan usaha pelaksana PKM dan mitra pembuatan telor asin di masyarakat 3 Monitoring PKM dan mitra Mitra dan Semua Anggota Mitra dan Semua Anggota 4 Laporan a. Pembuatan Laporan Herli dan Rafiq
7 PKM b. Perbaikan Laporan PKM Zila c. Pengiriman Laporan PKM Wahyu 5 Publikasi Hasil PKM a. Presentasi dan seminar PKM Rafiq dan Wahyu b. Diterbitkan di UMY news PKM dan UMY Zila J. Rencana Anggaran Pembiayaan N Kegiatan Jenis Satuan Pembiayaan (Rp) o Pembiayaan (Rp) Volume Total 1 Bahan habis pakai a. Pendirian home industri ternak ungags Alat alat produksi Telur bebek Itik (empat bulan) 500.000 1.500 10000 3 bulan 300 biji 200 1.500.000 450.000 2.000.000 (bebek) Pakan ternak 3000 100kg 300.000 b. Perlengkap Konsumsi 18000 4 kali 2.160.000
8 an pelatihan pelatihan 30 Orang Pesangon 30 30000 1kali 900.000 orang Bambu 10.000 30 biji 300.000 (kandang) Alat Pembuatan 30.000 20 buah 600.000 2 Peralatan Publikasi ke 200000 1 kali 200.000 penunjang pasaran HVS 35.000 1 rim 35.000 Alat tulis 15.000 1 pak 15.000 bolpoint 3 Perjalanan Transportasi 200.000 2orangx2 400.000 tenaga ahli kali ternak dan telor pelatihan asin Transportasi mengurus perijinan 150.000 2 orang x1 kali 300.000 Tansportasi tim pelaksana PKM dan 150.000 1 kali X 3 bulan 1.800.000 mitra ke lokasi pelatihan Transportasi pemasaran 50.000 3 kali 4 orang 300.000
9
10
11
12