INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN Mustika Meladiah 1 ; Harianto 2 ; Rachmawati 3 Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah sakit yang sangat penting dan saling terkait yang dimulai pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, karena ketidakefisienan dan ketidaklancaran pengelolaan dan pendistribusian obat akan memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat lebih jelas tentang bagaimana gambaran sistem distribusi obat unit dose dispensing di depo tulip RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tentang keadaan sebenarnya yang telah dilakukan di depo tulip RSUD Ulin Banjarmasin selama ini, bagaimana sistem distribusi obatnya terutama distribusi obat pada pasien rawat inap, instrumen pada penelitian ini adalah teks wawancara yang dibuat berdasarkan parameter buku oleh Siregar(2014). Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kepala Instalasi Farmasi, Apoteker Ruangan dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Data dianalisis dengan metode analisis isi, yaitu membandingkan hasil penelitian dengan teori-teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan distribusi obat di depo tulip 70% telah sesuai dan 30% belum sesuai dengan parameter, sehingga dapat diketahui bahwa ada beberapa parameter yang masih perlu ditingkatkan antara lain; ketersediaan kereta obat yang dinilai dapat membantu mempermudah proses distribusi, kemudian alur pelayanan resep yang seharusnya bukan diserah terima kan kepada perawat untuk pemberian obat kepada pasien tetapi Apoteker lah yang seharusnya terjun langsung untuk memberikan obat kepada pasien. Kata Kunci: Rumah Sakit, Distribusi, Instalasi Farmasi, Obat, Sistem UDD, Pasien,Perawat.
ABSTRACT THE IMAGE OF UNIT DOSE DISPENSING (UDD) DRUGS DISTRIBUTION SYSTEM IN DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN Mustika meladiah 1 ; Harianto 2 ; Rachmawati 3 Medication management is one aspect of hospital management which is very important and interrelated that started with selection, planning, procurement, receiving, storage, distributing, destruction and withdrawal, control and administration that necessary for the pharmaceutical service activities in the distributing will give negative impact for hospital, in medically, socially, and economically. The purpose of this research is to observing about how the look of unit dose dispensing (UDD) distribution systems in Depo Tulip RSUD Ulin Banjarmasin. This study is using descriptive research that describe about the real situation which have done all this time in Depo Tulip RSUD Ulin Banjarmasin, how to distributing the drugs, especially drugs distributing for inpatients, the instrument which used for this research is interview text that was made based on the books parameter by Siregar (2014). The respondents that have chosen in this research is The Head of Pharmacy Installation, Pharmacists and Technical staff of pharmacy. The data was analyzed with contents method, comparing the results of research with the teory. Keywords : Hospital, Distributing, Pharmacy Installation, Drug, UDD System, Patient, Nurse.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional. Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan yaitu yang telah memperhitungkan dengan seksama berbagai dampak positif maupun negatif setiap kegiatan terhadap kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi terhadap kemanusiaan dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan dan kemitraan yang tinggi (Depkes RI,2004). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara danmeningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatandiselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatankesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratifdan pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit.rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanankesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Depkes RI, 2009). Berdasarkan KepMenkes No.58 tahun 2014 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.hal tersebut diperjelas
dalam Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi pharmaceutical care(pelayanan kefarmasian). Dalam rumah sakit, Instalasi Farmasi di Rumah Sakit (IFRS) merupakan satu-satunya unit yang mengadakan sediaan farmasi, mengelola dan mendistribusikannya kepada pasien, bertanggungjawab atas semua sediaan farmasi yang ada di rumah sakit serta bertanggungjawab atas pengadaan dan penyajian informasi obat yang siap pakai bagi semua pihak di rumah sakit, baik petugas maupun pasien. Keberhasilan distribusi setiap pelayanan IFRS yang diberikan, didasarkan pada prosedur administratif yang ahli. Pimpinan IFRS harus memahami sistem pelayanan kesehatan pada umumnya dan fungsi khusus rumah sakit sehingga sasaran IFRS dapat dicapai dengan bekerja sama pada semua bagian lain dalam rumah sakit dan dengan program dan/atau dengan berbagai panitia yang memastikan kelanjutan pelayanan bagi pasien. Seperti telah dijelaskan, IFRS bertanggung jawab pada penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit secara keseluruhan. Tanggung jawab ini termasuk seleksi, pengadaan, penyimpanan, penyiapan obat untuk konsumsi dan distribusi obat ke unit rawat inap pasien. Oleh karena itu, sistem pendistribusian obat dari IFRS ke unit rawat inap pasien harus sesuai untuk efisiensi penggunaan sarana, personel, waktu dan juga mencegah kesalahan atau kekeliruan, agar dapat terpenuhi persyaratan obat yang baik, yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat jadwal, tanggal, waktu dan metode pemberian, tepat informasi pada pasien dan tepat personel pemberi obat kepada pasien. Pendistribusian obat ini,
melibatkan sejumlah prosedur, personel, fasilitas, termasuk alat, ruang penyimpanan, dan sebagainya. Oleh karena itu harus ada suatu sistem distribusi obat yang sesuai untuk pasien rawat inap di suatu Rumah Sakit ( Siregar, 2004). Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi / atau depo farmasi di rumah sakit, distribusi obat terbagi menjadi distribusi Sentralisasi dimana distribusi dilakukan oleh instalasi farmasi sentral ke semua daerah perawatan pasien rawat inap di rumah sakit secara keseluruhan. Artinya, di rumah sakit itu mungkin hanya ada satu instalasi farmasi tanpa adanya cabang instalasi farmasi rumah sakit di beberapa daerah perawatan pasien, dan distribusi Desentralisasi dimana distribusi obat dilakukan oleh beberapa cabang instalasi farmasi di rumah sakit. Sementara berdasarkan sistem distribusi ke pasien, distribusi dibagi menjadi, sistem distribusi resep individual, sistem distribusi perlengkapan di ruangan (total floor stock), sistem distribusi kombinasi dan sistem distribusi unit dosis / unit dose dispensing. Sesuai dengan Per Menkes no 58 tahun 2014 bahwa sistem distribusi Unit Dose Dispensingsangat dianjurkan untuk pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat dapat diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock atau resep individu yang mencapai 18% (Siregar, 2004). Pelayanan IFRS di rumah sakit terdiri dari pelayanan pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Pasien rawat jalan berbeda dalam banyak hal dengan pasien rawat inap, pasien rawat inap selalu berada dalam lingkungan yang secara rutin diawasi dimana gejala-gejala yang penting yang terjadi juga dicatat secara rutin, pengobatan dijadwal dan diberikan oleh tenaga medis atau perawat terdidik profesional dan pasien ditempatkan pada suatu ruangan khusus, sebaliknya pasien rawat jalan untuk kepatuhan dalam meminum obatnya sulit dimonitor dan dikontrol, sehingga tanda-tanda penting yang terjadi di antara waktu kunjungannya ke klinik tidak dicatat. Pasien rawat jalan seringkali harus bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri sementara untuk kesehatan pasien rawat inap adalah
merupakan tanggung jawab dari pihak rumah sakit, ketepatan penggunaan obat yang rasional, keamanan dan keefektifan penggunaan obat memerlukan Apoteker yang kompeten dalam klinis, sistem dan pelayanan, menghadapi semua bidang perawatan pasien, dan bekerja sama dengan dokter dan perawat, dalam pelayanan sistem unit dose dispensing dapat dimaksimalkan komunikasi dan kontribusi Apoteker kepada staf profesional dan pasien. Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin telah menggunakan sistem tersebut dan telah mencapai keberhasilan pelayanan dengan ditetapkannya sebagai Rumah Sakit Tipe A di Banjarmasin. Untuk itu penulis tertarik untuk memberikan gambaran mengenai sistem distribusi dengan mengangkat judul Gambaran Sistem Distribusi Obat UNIT DOSE DISPENSING Di Depo Tulip RSUD Ulin Banjarmasin.