HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS BATUA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

JURNAL PENGARUH MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI UNIT RAWAT INAP RS. STELLA MARIS MAKASSAR TAHUN 2013

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BULA KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP RSUD KAB. MUNA

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSU DAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR ORGANISASI DENGAN KINERJA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SINJAI

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Abdi Setiawan 1, Darmawansyah 1, Asiah Hamzah 1.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN RSUD KOTA MAKASSAR

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

ERY SANDI NIM I

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WARA SELATAN KOTA PALOPO

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

HUBUNGAN KEPUASAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HALAMAN PENGESAHAN ARTKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

ANALISIS MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDRAP 2012

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS BANGGAE II KABUPATEN MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

EVALUASI OPERAN, PRE POST CONFERENCE SUPERVISI DAN KINERJA PERAWAT DI RSU HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD TOTO KABILA GORONTALO

Transkripsi:

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS Working Motivation Relationship with Nurse Performance in Hospitalization Unit RSUD Salewangan Maros Hasniah, Nurhayani, Muh. Yusran Amir 1 Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Unhas (hasniah_nn@yahoo.com, nurhayaniakk@yahoo.com, amir.yusran@gmail.com /085342328288 ) ABSTRAK Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan insentif, kondisi kerja, supervisi, dan hubungan interpersonal dengan kinerja perawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Salewangan Maros. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional study. Populasi adalah seluruh perawat di RSUD Salewangan Maros. Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat yang berstatus pegawai negri sipil/pns. Penarikan sampel menggunakan metode total sampling dengan besar sampel 45 orang. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan kinerja perawat adalah insentif (p=0,005), kondisi kerja (p=0,002), supervisi (p=0,001), dan hubungan interpersonal (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan yang bermakna antara insentif, kondisi kerja, supervisi, dan hubungan interpersonal dengan kinerja perawat di RSUD Salewangan Maros tahun 2013. Penelitian ini menyarankan kepada pihak rumah sakit agar menyediakan alokasi dana khusus untuk perawat dan memperhatikan kondisi kerja perawat agar perawat merasa nyaman dalam mengerjakan tugasnya. Kata Kunci : Kinerja, insentif, supervisi, perawat ABSTRACT Nurses as one health worker has a very important role in the health care process in direct contact with patients. The study aims to determine the relationship of incentives, working conditions, supervision, and interpersonal relationships with nurses in hospital performance. Salewangan Maros. This type of research is a quantitative study using a cross sectional study. The population was all nurses in the hospital Salewangan Maros. The sample was all nurses with the status of civil servants. used total sampling method with a large sample of 45 people. Data analysis was performed with univariate and bivariate chi square test. The result showed that the variables associated with the performance of nurses were incentive (p=0,005), working conditions (p=0,002), supervision (p=0,001), interpersonal relations (p=0,000). Conclusion of this study that there were a significant relationship between incentives, working conditions, supervision, and interpersonal relationships with nurses performance in hospital Salewangan Maros in 2013. This research suggested to the hospital to provide special fund for nurse and care for nurse s working conditions so that nurses feel comfort while do their job. Keywords: Incentive, Performance, Supervision, Nurse 1

PENDAHULUAN Arus reformasi dan globalisasi yang terjadi sekarang ini, telah banyak memberikan perubahan pada bidang pelayanan kesehatan, tidak terkecuali pada institusi rumah sakit. Saat ini rumah sakit telah mengalami pergeseran tujuan dimana pada awalnya rumah sakit didirikan dengan tujuan sosial tetapi seiring dengan berjalannya waktu, tujuan rumah sakit tidak hanya pelayanan sosial tetapi juga mengarah pada tujuan ekonomi bahkan komersial. Hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Informasi Kesehatan (PIK) mengenai kualitas pelayanan kesehatan pada tahun 2000, diperoleh informasi dari 87000 masyarakat yang diwawancarai pada tiga daerah yang dipilih secara acak yaitu, Jakarta, Makassar dan Pulau Bali terdapat 67% pasien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, sementara hanya 23% yang menyatakan puas. Pelayanan kesehatan dirasakan paling rendah kualitasnya menurut survei tersebut adalah bidan dan tenaga perawat. Tenaga kesehatan merasa tingkat kebutuhan individu dan secara kelompok kurang mendapat perhatian dari pemerintah. 1 Hezberg terdapat dua kelompok faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor-faktor penyebab kepuasan kerja (Job satisfer) dan faktor-faktor penyebab ketidakpuasan kerja (Job dissatisfier), satisfier disebut dengan istilah motivator dan dissatisfier di sebut dengan istilah hygiene. Faktor-faktor yang termasuk dalam serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu gaji, kondisi kerja, supervisi, hubungan inter personal, prosedur kerja, sedangkan faktor-faktor yang termasuk serangkaian kondisi intrinsik berupa prestasi, pengakuan, pertumbuhan diri, tanggung jawab, dan pekerjaan yang bersangkutan. 2 Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien. Pelayanan keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan consumer minded terhadap pelayanan yang diterima. Hal ini didasarkan pada tren perubahan saat ini dan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, perawat dapat mendefinisikan, mengimplementasikan dan mengukur perbedaan bahwa praktik keperawatan harus dapat dijadikan sebagai indikator agar kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional dimasa depan terpenuhi. Sementara kualitas layanan keperawatan pada masa mendatang belum jelas, peran perawat harus dapat menunjukkan dampak yang positif terhadap sistem pelayanan kesehatan. 3 Hasil penelitian yang telah dilakukan Rohayati dalam penelitiannya tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja yang diukur berdasarkan insentif, kondisi kerja, hubungan interpersonal, supervisi mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut 4. Penelitian yang dilakukan oleh Samsualam di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Makassar, ditemukan bahwa perawat yang mempunyai motivasi yang baik, lebih banyak 2

mempunyai kondisi kerja baik (82,4%) dibanding yang kurang (19,8%) perawat yang mempunyai motivasi kerja buruk. Juga lebih banyak yang memiliki kondisi kerja buruk (62,3%) dibanding kondisi kerja yang baik (24,7%). 5 Kondisi kerja yang baik tenaga perawat lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hadriyana di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H.A Sultan Daeng Radja, dimana jumlah responden sebanyak 21 orang, responden yang memiliki kinerja yang baik selalu menerima insentif dari pihak rumah sakit yaitu 13 orang 32 orang (32,5%) sedangkan responden yang memiliki kinerja buruk dan tidak pernah menerima insentif sebanyak delapan orang (20,0%). Ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara insentif dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 6 RSUD Salewangan Maros merupakan satu satunya rumah sakit yang ada di Kabupaten Maros bertipe C dan merupakan pusat rujukan tertinggi di wilayah kepulauan dan sekitarnya. 7 Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Salewangan Maros terdapat masalah yang berkaitan dengan belum maksimalnya kinerja petugas dalam memberikan pelayanan yakni adanya perawat yang tidak masuk kerja, terlambat masuk kerja, dan cepat pulang kerja lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Unit Rawat Inap RSUD Salewangan Maros. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Salewangan Maros pada September tahun 2013. Populasi penelitian adalah seluruh perawat di RSUD Salewangan Maros yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Penarikan sampel menggunakan metode total sampling dengan besar sampel 45 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan SPSS Versi 16.0. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Kinerja perawat diukur dari beberapa faktor di antaranya umur, jenis kelamin, dan pendidikan. Data disajikan dalam bentuk tabel disertai narasi. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian mendapatkan dari 45 responden, terdapat 19 responden (42,2%) responden yang berumur antara 25 29 tahun dan satu responden (2,2%) yang berumur <25 tahun. Responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 responden (91,1%) dan empat responden (8,9%) yang berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa dari 45 responden terdapat 27 responden (60%) yang berpendidikan S1 dan 18 responden (40%) yang berpendidikan D3 (Tabel 1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 25 responden yang mengatakan insentif yang mereka terima cukup, terdapat sebanyak 18 responden (72,0%) yang memiliki kinerja yang baik dan tujuh responden (28,0%) yang memiliki kinerja yang kurang baik dan dari 20 responden yang mengatakan bahwa insentif yang mereka terima kurang terdapat sebanyak lima responden (25,0%) yang memiliki kinerja yang baik dan 15 responden (75,0%) yang memiliki kinerja yang kurang baik. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara insentif dengan kinerja perawat menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,005 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara insentif dengan kinerja perawat (Tabel 2). Hasil penelitian untuk variabel kondisi kerja bahwa dari 26 responden yang mengatakan kondisi kerja mereka cukup, terdapat sebanyak 19 responden (73,1%) yang memiliki kinerja yang baik dan tujuh responden (26,9%) yang memiliki kinerja yang kurang baik. Dari 38 responden yang mengatakan kondisi kerja mereka kurang baik hanya terdapat sebanyak empat responden (21,1% ) yang memiliki kinerja yang baik dan 15 responden (78,9%) yang memiliki kinerja yang kurang baik. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara kondisi kerja dengan kinerja perawat menggunakan uji chi-square (Tabel 2). Responden yang mengatakan supervisi yang mereka anggap baik, terdapat sebanyak 21 responden (70,0%) yang mempunyai kinerja yang baik dan sembilan responden (30,0%) yang mempunyai kinerja yang kurang baik. Terdapat 15 responden yang mengatakan supervisi yang mereka anggap kurang baik terdapat, terdapat sebanyak dua responden (13,3%) yang mempunyai kinerja yang baik dan 13 responden (86,7%) yang mempunyai kinerja yang kurang baik. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat menggunakan uji tes chi-square diperoleh nilai p=0,001 (Tabel 2). Variabel hubungan interpersonal penelitian ini menunjukkan bahwa dari 19 responden yang mempunyai hubungan interpersonal yang cukup baik, terdapat sebanyak 17 responden (89,5%) yang mempunyai kinerja yang baik dan terdapat sebanyak dua responden (10,5%) yang mempunyai kinerja yang kurang baik. Dan dari 26 responden yang mempunyai 4

hubungan interpersonal yang kurang baik terdapat sebanyak 6 responden (23,1%) yang mempunyai kinerja yang baik dan terdapat 20 responden (76,9%) yang mempunyai kinerja yang kurang baik. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara hubungan interpersonal dengan kinerja perawat menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,000 (Tabel 2). Pembahasan Sebagian responden menyatakan bahwa insentif yang diterima masih kurang. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya responden yang menjawab salah satu pertanyaan dari insentif yang menyatakan pembagian insentif belum terbilang adil menurut pangkat dan jabatan. Kurangnya insentif yang diterima para perawat ini selalu jadi bahan perbincangan dan bukan tidak mungkin salah satu faktor kurangnya motivasi kerja. Upaya pemecahan masalah adalah dengan mengupayakan pembagian insentif secara lebih baik dan merata, serta mengupayakan pemasukan baru seperti halnya poliklinik khusus yang pengaturan keuanganya dijalankan secara khusus pula. Perlu dikaji peraturan-peraturan yang ada, untuk itu melihat celah yang memungkinkan pemberian insentif lebih baik pada karyawan rumah sakit, termasuk para perawat ini, antara lain dengan menentukan tindakan keperawatan, yang harus dilakukan secara wajar. Hasil analisis diperoleh hasil ada hubungan antara insentif dengan kinerja perawat. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ardana yang mengatakan bahwa insentif tidak berpengaruh secara signfikan terhadap kinerja perawat 8. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohayati dalam penelitiannya tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja yang diukur berdasarkan insentif selama memberikan pelayanan kepada pasien, dimana didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut 4. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara insentif dengan kinerja perawat 9 dan Sihotang di Rumah Sakit Umum Doloksanggul yang meneliti hubungan motivasi kerja terhadap kinerja perawat berdasarkan insentif dalam memberikan pelayanan untuk pasien menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara prestasi dan kinerja perawat. Data deskriptif penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi perawat dalam kategori baik dan lebih banyak yang menyatakan bahwa dengan peningkatan jabatan dan pencapaian prestasi akan meningkatkan kinerja perawat (71,43). 10 Hasil penelitian Hadriyana menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara insentif dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD kota 5

Bau-bau yang menemukan ada hubungan antara insentif dengan kinerja perawat dengan nilai uji hubungannya bernilai 0,019 6. Hasil penelitian yang dilakukan, responden mengatakan bahwa kondisi kerja mereka kurang baik. Hal ini didukung oleh masih banyaknya perawat yang menjawab salah satu pertanyaan dari kondisi kerja yang menyatakan bahwa kondisi ruangan yang masih kurang nyaman. Hal ini disebabkan rumah sakit yang didesain dalam bentuk bangsal sehingga dalam satu kamar terdapat beberapa tempat tidur pasien. Hal ini akan membuat ketidaknyamanan pasien dan akan memungkinan infeksi silang antara pasien terjadi sehingga berdampak terhadap kualitas pelayanan perawat kepada pasien. Hasil penelitian di RSUD Salewangan, bahwa kondisi kerja merupakan faktor yang penting bagi perawat dalam melaksanakan tindakan perawatan, karena dengan kondisi kerja yang baik maka dalam melaksanakan tindakan keperawatan dapat dilakukan dengan baik pula. Hasil analisis diperoleh ada hubungan antara kondisi kerja dengan kinerja perawat. Variabel kondisi kerja yang di ukur dalam penelitian ini meliputi kondisi lingkungan tempat kerja perawat, yang dimana berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa kondisi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pada unit rawat inap RSUD Salewangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Fakhruddin yang meneliti motivasi dan kemampuan perawat terhadap kinerja perekam medis di RSU haji Medan menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara kondisi kerja terhadap kinerja perekam medis 11. Hasil penelitian Samsualam di RSU Haji Makassar, menemukan bahwa perawat yang mempunyai motivasi baik, lebih banyak mempunyai kondisi kerja buruk, lebih banyak mempunyai kondisi kerja baik (81,3) dibandingkan yang kurang (18,7%) perawat yang mempunyai motivasi kerja buruk. Juga lebih banyak yang memiliki kondisi kerja buruk (71,4) dibanding kondisi kerja yang baik (28,6%), ini berarti adanya hubungan yang signifikan 5. Supervisi adalah kegiatan pengawal atau pembinaan yang dimaksudkan untuk meluruskan penyenggaraan kegiatan-kegiatan agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan dan menentukan tindakan koreksi yang perlu diambil terjadi penyimpanan dalam proses yang sedang berjalan. Arief merumuskan sebagai suatu proses kegiatan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga pelaksana program, sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan hasil yang diharapkan 12. Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat. 13 6

Hasil penelitian ditemukan bahwa masih terdapat responden yang mengatakan supervisi yang mereka anggap kurang baik. Hal ini didukung oleh masih adanya perawat yang yang menjawab salah satu pertanyaan dari supervisi yang menyatakan bahwa masih kurangnya dilakukan kegiatan pembinaan dan perhatian atasan. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Seharusnya setiap perawat yang bekerja di unit tersebut harus punya kesempatan yang sama untuk memperoleh kegiatan pembinaan meskipun pada umumnya tenaga perawat yang bekerja masih muda sehingga mereka cepat bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan kondisi pekerjaan mereka. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat diperoleh hasil ada hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat. Hasil penelitian, jika perawat diberi kesempatan untuk berkembang melalui pendidikan dan pelatihan atau promosi jabatan maka kinerja perawat akan meningkat, dalam arti perawat akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran/keperawatan. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianti yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengarahan dengan kinerja perawat. 14 Penelitian tersebut ditemukan bahwa perawat tetap menunjukkan kinerja yang baik meskipun pengarahan yang diperoleh di tempat kerja belum maksimal. Hal ini disebabkan karena perawat merasa bertanggung jawab terhadap tugasnya sehingga berusaha melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya dengan berpedoman pada kode etik keperawatan yang berlaku. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan interpersonal antara perawat dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi, fisioterapis, dan lain-lain. Pengembangan model praktik keperawatan professional merupakan sarana peningkatan antara pesawat dan tim kesehatan lainnya. Komunikasi yang dimaksudkan disini adalah adanya suatu kejelasan pemberian informasi dari masing-masing individu sesuai dengan kedudukannya. Umumnya tenaga perawat yang bekerja di unit rawat inap tersebut mempunyai kedekatan emosional yang sangat baik sehingga pola komunikasi yang mereka terapkan sangat efektif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan jumlah responden yang mengatakan hubungan interpersonal baik lebih kecil dibandingkan yang menyatakan hubungan interpersonalnya kurang baik. Hal ini didukung oleh banyaknya perawat yang menjawab salah 7

satu pertanyaan dari hubungan interpersonal yang menyatakan bahwa masih sering terjadinya diskriminasi terhadap pegawai yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai hubungan interpersonal yang cukup baik terdapat responden yang memiliki kinerja yang baik dan hasil ini lebih besar dari responden yang mempunyai hubungan interpersonal yang kurang baik dan memiliki kinerja yang baik yaitu sebesar 23,1% dari 26 responden. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara hubungan interpersonal dengan kinerja perawat menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan personal dengan kinerja perawat 9. Hasil penelitian ini juga sejalan yang dilakukan oleh Eka yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara hubungan personal dengan kinerja perawat 15. Hal ini menunjukkan bahwa para perawat telah membina hubungan baik dengan rekan kerja mereka. Adanya hubungan kerja yang baik mengakibatkan kinerja mereka meningkat. Menunjukkan bahwa hubungan antara perawat dengan tenaga kesehatan lainnya sangat mendukung motivasi kerja mereka sehingga kinerja mereka juga tinggi. Sejalan dengan teori Hezberg yang mengemukakan bahwa hubungan interpersonal merupakan salah satu faktor yang mendukung motivasi seseorang untuk bekerja. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja perawat pada unit rawat inap RSUD Salewangan dapat ditarik kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara insentif, kondisi kerja, supervisi dan hubungan interpersonal dengan kinerja perawat. Penelitian ini menyarankan kepada pihak rumah sakit dalam penyusunan anggaran rumah sakit agar menyediakan alokasi dana khusus untuk dibagikan kepada perawat baik dalam bentuk tunjangan kesehatan maupun dalam bentuk reward. Kondisi kerja para perawat juga perlu mendapat perhatian misalnya suhu ruangan atau fasilitas kelengkapan alat keperawatan yang hendak digunakan dalam melakukan metode asuhan keperawatan sehingga tenaga perawat dalam melaksanakan tugasnya dapat merasa nyaman serta mengupayakan kegiatan pembinaan khususnya keterampilannya. DAFTAR PUSTAKA 8

1. Survei PIK. Kualitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2000. Jakarta : PIK; 2000. 2. Suprihanto J, dkk. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN; 2003. 3. Nursalam I. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional edisi 2. Dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Madika; 2009 4. Rohayati. Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di RSUD Kabupaten Sidrap. [Skripsi] Makassar : Universitas hasanuddin; 2003. 5. Samsualam. Studi faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja tenaga perawat di ruang rawat inap RSU Haji Makassar [skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2005. 6. Hadriyana. Hubungan faktor-faktor motivasi kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum H.A Sultan Daeng radja Kabupaten Bulukumba. [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2007. 7. Rumah Sakit Umum Daerah Salewangan. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Salewangan Kab. Maros. Maros : Rumah Sakit Umum Daerah Salewangan; 2013. 8. Ardana K. Perilaku keorganisasian. Yogyakarta : Graha Ilmu; 2008. 9. Kurniawan. Studi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Bau-Bau. [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2005. 10. Sihotang. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat RSUD Doloksanggul. [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2006. 11. Fakhruddin. Hubungan Motivasi dan Kemampuan Perawat Terhadap Kinerja Rekam Medis RSU Haji Medan. [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2001. 12. Arief. Standar Keperawatan Pasien Volume I. Jakarta : EGC; 1987. 13. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2013. 14. Febrianti. Analisis kinerja perawat ditinjau dari lingkungan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Massenrenpulu Kabupaten Enrekang [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2008. 15. Eka. Studi Kinerja yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di RSUD Daya Makassar. [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2008. 9

10