BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usaha,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. membuktikan secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang diteliti:

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin satis yang berarti

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI APOTEK KIMIA FARMA 63 SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kebutuhan primer saja yang meliputi sandang, pangan,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara univariant. Penelitian yang bersifat deskriptif mempunyai tujuan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah masyarakat yang terdiri dari individu, golongan dan organisasi. Sedangkan menurut Levey dan Loomba dalam Azwar (2006), pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Azwar (1996) menerangkan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Selanjutnya kualitas layanan menurut Parasuraman (1988) adalah perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan, maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan. Utama (2003) menyebutkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan menurut pasien adalah aspek utama yang 14

15 menjadi pedoman ukuran yang penting, berbobot atau yang semestinya berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit yang menjadi bagian dari pengalaman yang dirasakan oleh pasien. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2008) pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat Berdasarkan beberapa teori, maka dapat peneliti simpulkan bahwa bahwa pelayanan adalah perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan, maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan, hal tersebut berkaitan erat dengan kualitas layanan dimana seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan. Bila pasien mendapati pelayanan yang sesuai harapannya, pastinya pasien akan puas akan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. 2. Aspek-Aspek Pelayanan Kesehatan Aspek-aspek pelayanan kesehatan (SERVQUAL) Menurut Parasuraman (1988), meliputi: a. Tangibles (bukti fisik) Yang termasuk didalam dimensi ini adalah fasilitas fisik, peralatan, dan

16 penampilan karyawan atau personel dari penyedia layanan. b. Reliability (reliabilitas) Reliabilitas dalam hal ini berarti kemampuan penyedia layanan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan akurat. c. Responsiveness (daya tanggap) Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan penyedia layanan untuk membantu konsumen dan memberikan respon permintaan konsumen dengan segera. d. Assurance (jaminan) Merupakan pengetahuan dan kesopanan personel penyedia layanan serta kemampuannya dalam membangun kepercayaan dan keyakinan konsumen. Dimensi ini sebenarnya merupakan gabungan dari empat dimensi yang mengalami overlapping seperti disebutkan diatas. Keempat dimensi tersebut adalah competence, courtesy, credibility, dan security. Competence merupakan kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyediakan jasa. Courtesy merupakan kesopanan, hormat, pertimbangan dan keramahan dari personnel contact. Credibility menyatakan kejujuran dari penyedia layanan. Security menyatakan kebebasan dari bahaya, resiko, atau keraguan. e. Empathy (empati) Berkenaan dengan kepedulian dan pemberian perhatian personal kepada para konsumen. Dimensi empati merupakan gabungan dari tiga dimensi yang mengalami overlapping, yaitu access, communication, dan

17 understanding the customer. Access menyatakan kesanggupan melakukan kontak yang dengan konsumen. Communication merupakan kemampuan untuk memberikan informasi sehingga konsumen mengerti dan memahami maksud penyedia layanan. Understanding the customer menyatakan proses pengupayaan pemahaman terhadap konsumen dan keperluannya (Setianto, 2010). Berdasarkan penjelasan di atas maka aspek-aspek dari pelayanan kesehatan yang biasa disebut dengan Servqual meliputi aspek keandalan (realibility), Ketanggapan (responsiveness), Keyakinan/kepastian (assurance), empati (empathy), dan berwujud (tangible). 3. Faktor-faktor Kualitas Layanan Kesehatan Faktor-faktor kualitas layanan kesehatan menurut Azwar (1996), meliputi: a. Masukan Telah disebutkan yang dimaksud dengan unsur masukan adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana tidak sesuai dengan standar yang diterapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan. b. Lingkungan Telah disebutkan yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan, organisasi dan manajemen. Menurut Dona Bedian, secara umum disebutkan apabila kebijkan, organisasi dan manajemen tersebut

18 tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan atau tidak bersifat mendukung maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan c. Proses Proses adalah tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan tindakan yang ditetapkan maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan. Dengan kata lain terdapat faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu faktor masukan yang berupa tenaga, dana, dan sarana, kemudian faktor lingkungan yang berupa kebijakan organisasi dan menejemen, lalu faktor proses yang berupa tindakan medis maupun non medis. B. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Pasien Kepuasan adalah hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan, dan sebagainya (KBBI, 2016). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang setelah mendapatkan pelayanan dari produk jasa atau setelah mengkonsumsi produk barang tertentu. Kotler dan Keller (2007) menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberi

19 nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan dan kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya (Lupiyoadi, 2006). Jika kinerja ternyata berada di bawah harapan, maka pasien akan merasa tidak puas. Sebaliknya jika kinerja yang ditunjukkan sesuai dengan harapan maka pasien akan merasa puas. Dan jika kinerja melebihi harapan artinya pasien amat sangat puas. Kepuasan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumen atas suatu produk barang atau jasa. Berdasarkan beberapa teori, maka dapat peneliti simpulkan bahwa bahwa jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberi nilai tambah atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen, jika jasa sesuai dengan harapannya ia akan puas, jika jasa kurang sesuai dengan yang diharap ia akan merasa tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan pasien akan meningkat jika ada jarak yang lebar antara harapan dan kenyataan performasi pelayanan. Beberapa pasien cenderung memperkecil kesenjangan dan mereka akan terkurangi rasa ketidakpuasannya. 2. Aspek-aspek Kepuasan Pasien Menurut Lupiyoadi (2006) pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa aspek yaitu:

20 a. Kualitas produk atau jasa Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. b. Kualitas pelayanan Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. c. Faktor emosional Pasien yang merasa yakin bahwa orang lain kagum terhadap pasien yang memilih rumah sakit dengan kategori rumah sakit mahal cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi. d. Harga Harga merupakan aspek penting. Semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar dan menimbulkan kepuasan pada pasien. e. Biaya Pasien yang mendapatkan produk atau jasa dengan tidak mengeluarkan biaya tambahan cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut. Berdasarkan pemparan aspek-aspek kepuasan pasien yang telah dijelaskan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh kualitas dari produk atau jasa yang telah diberika, kelitas pelayanan, faktor emosional, harga serts biaya yang dikeluarkan. C. Hubungan Antara Kualitas Layanan Kesehatan dan Kepuasan Pasien

21 Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah kualitas layanan yang diberikan oleh organisasi. Hal tersebut juga akan mempengaruhi keberlangsungan industri di bidang kesehatan seperti Rumah Sakit. Kepuasan pasien berkaitan erat dengan hasil layanan kesehatan baik secara medis maupun non medis, seperti kepatuhan terhadap pengobatan, pemahaman informasi medis, dan kelangsungan perawatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian pasien berdasarkan perasaannya terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah menjadi bagian dari pengalaman pasien atau dapat dinyatakan sebagai cara pasien rumah sakit mengevaluasi seberapa besar tingkat kualitas pelayanan di rumah sakit sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa kepuasan (Utama, 2003). Mutu pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan tingkat kepuasan pasien dapat bersumber dari faktor yang relatif spesifik, seperti pelayanan rumah sakit, petugas kesehatan, atau pelayanan pendukung. Taylor (1994) menyimpulkan bahwa aspek mutu pelayanan rumah sakit sebagai indikator kepuasan pasien cenderung merupakan suatu fenomena yang diterima secara luas dikalangan para ahli. Hal terpenting adalah bahwa kepuasan itu merupakan hasil dari reaksi afeksi, sebagai wujud penegasan sikap pasien terhadap pelayanan di rumah sakit yamng berdimensi banyak. Tingkat kepuasan pasien terhadap rumah sakit atau pelayanan di rumah sakit dapat diartikan sebagai gambaran utuh tingkat kualitas pelayanan rumah sakit menurut penilaian pasien.

22 Dimensi kualitas ini berpengaruh pada harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Jika pelanggan menerima pelayanan yang melebihi harapannya, maka pelanggan akan mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan berkualitas. Sebaliknya, jika pelanggan menerima pelayanan yang kurang atau sama seperti yang diharapkannya bukan tidak mungkin pelanggan akan mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan kurang bagus atau tidak memuaskan. Harapan dan keinginan pelanggan untuk mendapatkan layanan yang berkualitas ditentukan oleh informasi yang mereka peroleh dari mulut ke mulut, pengalaman masa lalu, kebutuhan pribadi, dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya. Azwar (1996) menerangkan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Aspek-aspek dari pelayanan kesehatan menurut Parasuraman (1988) adalah aspek wujud fisik (tangible), aspek kehandalan (reliability), aspek daya tanggap (responsiveness), aspek jaminan (assurance), dan aspek empati (emphaty). Adapun aspek - aspek yang berhubungan dengan munculnya kepuasan pasien, yang pertama adalah aspek wujud fisik. Wujud fisik merupakan penilaian mengenai fasilitas fisik, peralatan dan penampilan karyawan atau personel dari penyedia layanan. Penilaian yang tinggi pada

23 pelayanan yang memenuhi kriteria dari wujud fisik yang baik akan mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan berkualitas. Sebaliknya, jika pelanggan melihat pelayanan yang rendah atau sama seperti yang diharapkannya bukan tidak mungkin pelanggan akan mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan kurang bagus atau tidak memuaskan. Oleh karena itu, dengan memiliki wujud fisik yang baik, tingkat kepuasan pasien dapat meningkat. Aspek yang kedua adalah aspek kehandalan. Kehandalan dalam hal ini berarti kemampuan penyedia layanan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan akurat. Mengikuti perkembangan jaman, hak pasien semakin dipertanyakan. Pasein tidak hanya menelan bulat-bulat informasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit, tetapi pasien juga memastikan apakah pelayan yang diterima itu sesuai dan akurat seperti apa yang pasien keluhkan. Rumah sakit yang memiliki kehandalan yang tinggi akan mempertimbangkan secara matang informasi yang tidak diberikan kepada pasien, mencari penyebab serta solusi agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Sebaliknya, rumah sakit dengan kehandalan yang rendah cenderung memberikan informasi dan pelayanan yang kurang, hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien dan nantinya akan berpengaruh pada kepuasan pasien dengan penyedia layanan tersebut. Aspek ketiga adalah daya tanggap. Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan penyedia layanan untuk membantu konsumen dan memberikan respon permintaan konsumen dengan segera. Sejatinya rumah sakit harus memiliki tenaga kerja yang memiliki daya tanggap yang tinggi dinilai dari

24 ketersediaan tenaga kerja untuk cepat dan tepat dalam memberikan respon dari konsumen. Dengan begitu konsumen merasa bahwa dirinya diperhatikan dan diberikan pelayanan yang sesuai dengan harapannya sehingga pasein puas dengan pelayanan rumash sakit. Aspek yang keempat adalah jaminan. Jaminan merupakan pengetahuan dan kesopanan personel penyedia layanan serta kemampuannya dalam membangun kepercayaan dan keyakinan konsumen. Konsumen menilai bagaimana kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyediakan jasa, kesopanan, hormat, pertimbangan dan keramahan dari personnel contact, kejujuran dari penyedia layanan, dan kebebasan dari bahaya, resiko, atau keraguan. Rumah sakit yang memberikan jaminan yang tinggi terhadap pasien yang ditanganinya, akan mendapat kepuasan dari pasein. Sebalikan jika rumah sakit tidak memberikan jaminan atas pelayanan yang telah diberikan, pasien akan ragu untuk menggunakan jasa pelayanannya kembali dan bisa saja menceritakan hal tersebut ke orang lain. Aspek yang kelima adalah empati. Empati berkenaan dengan kepedulian dan pemberian perhatian personal kepada para konsumen, kesanggupan melakukan kontak yang dengan konsumen, memberikan informasi sehingga konsumen mengerti dan memahami maksud penyedia layanan, dan proses pengupayaan pemahaman terhadap konsumen dan keperluannya. Rumah sakit harus memberikan empati yang tinggi pada setiap pasein yang ditanganinya, dengan hal semacam itu pasien akan merasa dipedulikan dan dimengerti keluhannya. Oleh karena itu jika Rumah Sakit memiliki empati yang tinggi,

25 maka kepuasan pasien akan rumah sakit itu sendiri akan tinggi pula. Sebalikanya jika rumah sakit menunjukan empati yang rendah terhadap pasien, pasien akan enggan untuk menggunakan jasa pelayanannya kembali. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rumah sakit yang memiliki kualitas layanan kesehatan akan memberikan bukti fisik yang tinggi untuk pasien, kehandalan dalam memberikan pelayanan kesehatan, daya tanggap yang tinggi dalam memberikan respon terhadap keluhan pasien dengan segera, memberikan jaminan atas setiap tindakan yang dilakukan, dan memiliki empati yang besar terhadap pasien yang berobat disana. D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas layanan kesehatan dengan kepuasan pasien. Semakin tinggi kualitas layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit, maka semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan pasien. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kualitas layanan kesehatan dari rumah sakit maka semakin rendah kepuasan dari pasien.