BAB II. KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih tepatnya berada pada Sub-cekungan Palembang Selatan. Cekungan Sumatra

HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

DAFTAR ISI. SARI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xvi BAB I PENDAHULUAN...

Bab V. Analisa Stratigrafi Sekuen

2.2.2 Log Sumur Batuan Inti (Core) Log Dipmeter Log Formation Micro Imager (FMI)

BAB I PENDAHULUAN. cekungan penghasil minyak dan gas bumi terbesar kedua di Indonesia setelah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Daftar Isi Bab I Pendahuluan Bab II Geologi Regional Bab III Dasar Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V SEKUEN STRATIGRAFI

BAB III PEMODELAN GEOMETRI RESERVOIR

SIKUEN STRATIGRAFI FORMASI TALANG AKAR LAPANGAN DR, SUB CEKUNGAN JAMBI,CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv. SARI...v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI...

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diperlukan uraian mengenai objek dan alat alat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB IV ANALISIS BIOSTRATIGRAFI DAN STRATIGRAFI SEKUEN

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Sumatera Selatan termasuk salah satu cekungan yang

DAFTAR ISI. BAB II GEOLOGI REGIONAL... 9 II.1. Tektonik... 9 II.2. Struktur Geologi II.3. Stratigrafi II.4. Sistem Perminyakan...

BAB V ANALISIS STRATIGRAFI SEKUEN, DISTRIBUSI DAN KUALITAS RESERVOIR

Foto 4.9 Singkapan batupasir sisipan batulempung

3.1. Penentuan Batas Atas dan Bawah Formasi Parigi

Gambar 3.21 Peta Lintasan Penampang

BAB I PENDAHULUAN. Pertamina EP yang berada di Jawa Barat (Gambar 1.1). Lapangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan X merupakan salah satu lapangan eksplorasi PT Saka Energy

BAB IV PEMODELAN RESERVOAR

PEMODELAN RESERVOAR PADA FORMASI TALANG AKAR BAWAH, LAPANGAN YAPIN, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fasies dan evaluasi formasi reservoar dapat mendeskripsi

BAB V INTERPRETASI DATA. batuan dengan menggunakan hasil perekaman karakteristik dari batuan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Permasalahan 1.3 Masalah Penelitian

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan XVII adalah lapangan penghasil migas yang terletak di Blok

BAB I PENDAHULUAN. usia produksi hidrokarbon dari lapangan-lapangannya. Untuk itulah, sebagai tinjauan

I. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di

BAB I PENDAHALUAN. kondisi geologi di permukaan ataupun kondisi geologi diatas permukaan. Secara teori

KATA PENGANTAR. yang sangat banyak telah diberikan-nya selama ini, salah satunya penulis pada

ANALISIS FASIES LAPISAN BATUPASIR G-4, I-20 DAN I-15 BERDASARKAN DATA WIRELINE LOG DAN DATA SEISMIK PADA LAPANGAN DK, CEKUNGAN KUTEI, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. BAB I - Pendahuluan

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI RESERVOIR DAN PERHITUNGAN VOLUMETRIK CADANGAN HIDROKARBON PADA RESERVOIR A, LAPANGAN DALMATIAN, CEKUNGAN NATUNA BARAT

BAB IV UNIT RESERVOIR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Geologi (2009), Subcekungan Enrekang yang terletak

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III GEOMETRI DAN KARAKTERISASI UNIT RESERVOIR

BAB IV ANALISIS SEDIMENTASI

FASIES LITOLOGI DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUPASIR RESERVOAR CR DAN YB FORMASI AIR BENAKAT, SUBCEKUNGAN JAMBI, SUMATERA SELATAN

GEOMETRI FACIES SAND LAYER BI-24 BERDASARKAN ANALISA WELL LOG PADA LAPANGAN X PT.PERTAMINA EP

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1

BAB III TEORI DASAR. III.1. Biostratigrafi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

POLA PERTUMBUHAN BATUAN KARBONAT LAPANGAN KANCIL INTERVAL MID MAIN CARBONATE FORMASI CIBULAKAN ATAS, CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh

BAB 4 ANALISIS FASIES SEDIMENTASI DAN DISTRIBUSI BATUPASIR C

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Supriatna et al., 1995 menyebutkan formasi formasi berumur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGOLAHAN DATA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

PEMODELAN PERANGKAP GAS DAN PERHITUNGAN VOLUME GAS DI TEMPAT (IGIP) PADA AREA GTS N DAN I LAPANGAN TANGO, CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMUR

BAB III ANALISIS GEOMETRI DAN KUALITAS RESERVOIR

DAFTAR ISI. BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Pengumpulan Data viii

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV RESERVOIR KUJUNG I

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Bab III Studi Stratigrafi Sekuen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIKUEN STRATIGRAFI,FASIES PENGENDAPAN, DAN ZONASI HIDROKARBON PADA LAPANGAN VN PADA CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI TALANG AKAR BERDASARKAN DATA CUTTING DAN WIRELINE LOG PADA LAPANGAN X CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II.1.2 Evolusi Tektonik.. 8

Gambar 4.5. Peta Isopach Net Sand Unit Reservoir Z dengan Interval Kontur 5 Kaki

Bab II Tektonostrigrafi II.1 Tektonostratigrafi Regional Cekungan Sumatra Selatan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

DAFTAR GAMBAR. Gambar 5. Pengambilan Conventinal Core utuh dalam suatu pemboran... Gambar 6. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan Gun...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI SEKUEN STRATIGRAFI FORMASI PARIGI LAPANGAN C CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemodelan geologi atau lebih dikenal dengan nama geomodeling adalah peta

KARAKTERISASI RESERVOIR BATUPASIR DURI B2 UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN RANTAUBAIS BAGIAN UTARA TESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 1

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Analisa Log. BAB III Dasar Teori

ANALISIS STATIK DAN DINAMIK KARAKTERISASI RESERVOIR BATUPASIR SERPIHAN FORMASI BEKASAP UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN MINYAK PUNGUT

BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lampiran 7. Lampiran 8.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

TUGAS GEOLOGI KELAUTAN (DELTA DAN SUBMARINE VOLCANO)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN IJIN PENGGUNAAN DATA... iv KATA PENGANTAR.... v SARI... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvi GLOSSARY... xvii BAB I. PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang... 1 I.2. Lokasi Penelitian... 3 I.3. Rumusan Masalah... 4 I.4. Batasan Masalah... 5 I.5. Tujuan Penelitian... 5 I.6. Manfaat Penelitian... 5 I.7. Hasil Penelitian... 6 BAB II. KAJIAN PUSTAKA II.1. Geologi Regional... 7 II.1.1. Konfigurasi cekungan... 7 II.1.2. Evolusi tektonik dan struktur geologi regional... 8 II.1.3. Stratigrafi regional... 11 II.1.4. Penelitian terdahulu mengenai stratigrafi sikuen dan paleogeografi Formasi Talang Akar pada Sub-cekungan Palembang Selatan... 16 II.2. Dasar Teori... 22 II.2.1. Konsep dasar fasies, elektrofasies dan lingkungan pengendapan... 22 viii

Halaman II.2.2. Hubungan fasies dan lingkungan pengendapan... 26 II.2.3. Lingkungan pengendapan fluvial... 27 II.2.4. Lingkungan pengendapan delta... 30 II.2.5. Penentuan jenis litologi berdasarkan data log... 35 II.2.6. Konsep dasar stratigrafi sikuen... 38 II.2.7. Sikuen, parasikuen dan parasikuen set... 40 II.2.8. Pola urutan vertikal (stacking pattern)... 41 II.2.9. Bidang permukaan utama (key stratigraphic surface)... 42 II.2.10. System tracts... 44 BAB III. HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN III.1.Hipotesis... 49 III.2. Metode Penelitian... 49 III.2.1. Bahan dan alat... 49 III.2.2. Cara penelitian... 50 III.2.3. Tahap penelitian... 51 III.2.4. Waktu penelitian... 53 BAB IV.PENYAJIAN DATA IV.1. Analisa Log Sumur... 55 IV.1.1. Penentuan batas atas (Top) Formasi... 55 IV.1.2. Interpretasi jenis litologi... 60 IV.2. Deskripsi Cutting... 63 IV.2.1. Cutting sumur FOAR-1... 63 IV.2.2. Cutting sumur FOAR-2... 66 IV.2.3. Cutting sumur FOAR-5... 67 IV.2.4. Cutting sumur FOAR-6... 70 IV.3. Deskripsi Side Wall Core... 73 IV.3.1. Side wall core sumur FOAR-1... 73 IV.3.2. Side wall core sumur FOAR-5... 74 IV.3.3. Side wall core sumur FOAR-6... 76 IV.4. Biostratigrafi... 79 IV.4.1. Biostratigrafi sumur FOAR-6... 80 ix

IV.4.2. Biostratigrafi sumur A... 85 BAB V. ELEKTROFASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN V.1. Elektrofasies Formasi Talang Akar pada Daerah Penelitian... 90 V.1.1. Braided channel facies... 91 V.1.2. Meandering ponit bar facies... 94 V.1.3. Crevasse splay facies... 94 V.1.4. Flood plain facies... 95 V.1.5. Distributary channel facies... 95 V.1.6. Interdistributary channel facies... 97 V.1.7. Marsh facies... 98 V.1.8. Mouth bar facies... 98 V.1.9. Delta front facies... 99 V.1.10. Prodelta facies... 100 V.1.11. Inner shelf facies... 101 V.2. Lingkungan Pengendapan Formasi Talang Akar pada Daerah Penelitian... 102 V.2.1. Penentuan lingkungan pengendapan fluvial... 103 V.2.2. Penentuan lingkungan pengendapan delta... 103 V.2.3. Penentuan lingkungan pengendapan inner Shelf... 105 BAB VI.STRATIGRAFI SIKUEN DAN PALEOGEOGRAFI VI.1.Penentuan Key Stratigraphic Surface... 106 VI.2. Penentuan Stacking Pattern dan System Tract... 112 VI.3. Korelasi Log Sumur... 117 VI.4. Perkembangan Elektrofasies, Lingkungan Pengendapan dan Stratiragrafi Sikuen Secara Vertikal... 119 VI.4.1. Sumur FOAR-6... 121 VI.4.2. Sumur FOAR-2... 124 VI.4.3. Sumur FOAR-5... 127 VI.4.4. Sumur FOAR-1... 130 VI.4.5. Sumur FOAR-7... 133 VI.4.6. Sumur FOAR-3... 135 VI.4.7. Sumur FOAR-4... 137 x

VI.5. Perkembangan Elektrofasies, Lingkungan Pengendapan dan Stratiragrafi Sikuen Secara Lateral... 142 VI.6. Stratigrafi Sikuen Formasi Talang Akar pada Daerah Penelitian... 144 VI.7. Distribusi Batupasir dan Paleogeografi... 149 BAB VII. KESIMPULAN... 169 DAFTAR PUSTAKA... 170 LAMPIRAN Lampiran Terikat... 173 L.T.1. Deskripsi cutting sumur FOAR 1... 174 L.T.2.Deskripsi cutting sumur FOAR-2... 176 L.T.3. Deskripsi cutting sumur FOAR-5... 178 L.T.4. Deskripsi cutting sumur FOAR-6... 180 L.T.5. Deksripsi side wall core sumurr FOAR-1... 181 L.T.6. Deskripsi side wall core sumur FOAR-6... 183 L.T.7. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-6... 185 L.T.8. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-2... 186 L.T.9. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-5... 187 L.T.10. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-1... 188 L.T.11. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-7... 189 L.T.12. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-3... 190 L.T.13. Elektrofasies dan interpretasi lingkungan pengendapan sumur FOAR-4... 191 Lampiran Lepas L.L.1. Korelasi stratigrafi xi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar1.1.Peta lokasi daerah penelitian.... 3 Gambar 1.2.Peta Titik Lokasi Sumur pada Daerah Penelitian... 4 Gambar 2.1.Batas danletakcekungan Sumatra Selatan danpembagian Sub- Cekungan (Bishop 2000).... 8 Gambar 2.2.Elemen-elemen struktur pada Cekungan Sumatra Selatan(Ginger & Fielding, 2005).... 10 Gambar 2.3.Urutan Stratigrafi Daerah Kuang, Sub-Cekungan Palembang Selatan (Riedel & Sanfiuppo 1970, 71 More, 1971, Foreman, 1973, Thever & Namono, 1974, dalam Hartanto et al, 1991)... 15 Gambar 2.4.Peta fasies pada LST sikuen 1 (Sitompul et al., 1992).... 17 Gambar 2.5.Peta fasies pada TST sikuen 1 (Sitompul et al., 1992)... 17 Gambar 2.6.Peta fasies pada HST sikuen 1 (Sitompul et al., 1992)... 18 Gambar 2.7.Peta fasies pada LST sikuen 2 (Sitompul et al, 1992).... 19 Gambar 2.8.Peta fasies pada TST sikuen 2 (Sitompul et al., 1992).... 19 Gambar 2.9. Peta fasies pada HST sikuen 2 (Sitompul et al., 1992)... 20 Gambar 2.10. Paleogeografi pada saat diendapkan Formasi Talang Akar bagian bawah (Ginger & Fielding, 2005)... 21 Gambar 2.11. Paleogeografi pada saat diendapkan Formasi Talang Akar bagian atas (Ginger & Fielding, 2005)... 22 Gambar 2.12. Paleogeografi pada saat diendapkan Formasi Baturaja(Ginger & Fielding, 2005)... 22 Gambar 2.13.Pola yang ditunjukkan oleh log GR (Walker & James (1992).... 25 Gambar 2.14.Hubungan antara lingkungan pengendapan dan fasies sedimen (Selley, 1985)... 27 Gambar 2.15. Tipe endapan pada braided river (Selley, 1976 dalam Serra, 1989).... 29 Gambar 2.16. Tipe endapan pada meandering river (Selley, 1976 dalam Serra, 1989).... 30 Gambar 2.17.Morfologi delta(allen & Chamber, 1998).... 31 Gambar 2.18.Fasies model suksesi endapan delta dari Bhattacharya & Walker (1978) dalam Walker & James (1992).... 35 Gambar 2.19. Respon-respon log sumur terhadap beberapa litologi yang berbeda (Modifikasi dari Reading, 1978)... 38 Gambar 2.20. Interaksi antar parameter pengontrol pola sedimentasi (Allen, 1994)... 39 Gambar 2.21.Pola tumpukan parasikuen di dalam set parasikuen (Van Wagoner et al, 1990).... 42 Gambar 2.22.Sikuen pengendapan pada fase HST /sikuen awal (Allen, 1994).... 45 Gambar 2.23.Sikuen pengendapan pada fase awal LST (Allen, 1994).... 46 Gambar 2.24.Sikuen pengendapan pada akhir LST (Allen, 1994)... 46 Gambar 2.25. Sikuen pengendapaan pada akhir TST (Allen, 1994).... 47 Gambar 2.26. Sikuen pengendapan pada fase HST (Allen, 1994).... 48 Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian... 53 xii

Gambar 4.1.Batas Atas Formasi Lahat dan Formasi Talang Akar pada Sumur FOAR-1, FOAR-5, FOAR-2 dan FOAR-6.... 58 Gambar 4.2.Batas Atas Formasi Lahat dan Formasi Talang Akar pada Sumur FOAR-4, FOAR-3 dan FOAR-7.... 59 Gambar 4.3. Kombinasi data log dalam penentuan beberapa jenis litologi yaitu batupasir, shale, batubara dan batugamping pada sumur FOAR-6.... 62 Gambar 4.4.Letak interval kedalaman deskripsi cutting sumur FOAR-1... 65 Gambar 4.5.Letak interval kedalaman deskripsi cutting sumur FOAR-2.... 68 Gambar 4.6.Letak interval kedalaman deskripsi cutting sumur FOAR-5.... 71 Gambar 4.7. Letak interval kedalaman deskripsi cutting sumur FOAR-6... 72 Gambar 4.8.Letak interval kedalaman deskripsi side wall core sumur FOAR-1... 75 Gambar 4.9. Letak interval kedalaman deskripsi side wall core sumur FOAR-5.... 77 Gambar 4.10.Letak interval kedalaman deskripsi side wall core sumur FOAR-6.... 79 Gambar 4.11.Lokasi Sumur FOAR-6 pada daerah penelitian.... 81 Gambar 4.12.Hasil analisa biostratigrafi sumur FOAR-6(Modifikasi dari Bidang Eksplorasi UEP-II Plaju Pertamina, 1979)....84 Gambar 4.13.Lokasi Sumur A pada daerah penelitian.... 85 Gambar 4.14. Ringkasan Biostratigrafi dan Lingkungan Pengendapan Sumur A (Modifikasi dari Lemigas, 1998).... 89 Gambar 5.1.Braided channel facies, meandering point bar facies dan flood plain facies pada sumur FOAR-6.... 91 Gambar 5.2. Braided channel facies, meandering point bar facies, crevasse splay facies dan flood plain facies pada sumur FOAR-2.... 93 Gambar 5.3. Marsh facies, distributary channel facies, interdistributary channel facies dan delta front facies pada sumur FOAR-2... 96 Gambar 5.4. Marsh facies dan distributary channel facies pada sumur FOAR-6... 96 Gambar 5.5.Mouth bar facies, delta front facies dan inner shelf facies pada sumur FOAR-5.... 99 Gambar 5.6.Delta front facies dan inner shelf facies pada sumur FOAR-6.... 100 Gambar 5.7. Delta front facies, prodelta facies dan inner shelf facies pada sumur FOAR-4..... 101 Gambar 6.1.Contoh identifikasi maximum flooding surface dari data log (Rider, 2002)...... 107 Gambar 6.2.Contoh dari sequence boundary berdasarkan data log dengan batas yang tajam dan bersifat erosional.... 108 Gambar 6.3.Bidang permukaan stratigrafi utama pada sumur FOAR-6, FOAR-2 dan FOAR-5.... 113 Gambar 6.4. Bidang permukaan stratigrafi utama pada sumur FOAR-1, FOAR-7, FOAR-3 dan FOAR-4... 114 Gambar 6.5.System tract dan stacking patternmasing-masing sumur pada daerah penelitian... 115 Gambar 6.6.Pola loggamma ray pada masing-masing system tract pada sumur FOAR-2... 116 xiii

Gambar 6.7.Perkembangan elektrofasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-6.... 122 Gambar 6.8.Perkembangan fasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-2.... 125 Gambar 6.9.Perkembangan elektrofasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-5.... 128 Gambar 6.10.Perkembangan elektrofasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-1.... 131 Gambar 6.11.Perkembangan elektrofasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-7... 139 Gambar 6.12.Perkembangan elektrofasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-3... 140 Gambar6.13.Perkembangan elektrofasies, lingkungan pengendapan dan stratigrafi sikuen sumur FOAR-4.... 141 Gambar 6.14. Ilustrasi perkembangan lingkungan pengendapan daerah penelitian berdasarkan hasil interpretasi elektrofasies dan lingkungan pengendapan..... 143 Gambar 6.15.Ilustrasi hasil interpretasi paket-paket sedimen berdasarkan analisa stratigrafi sikuen.... 147 Gambar 6.16.Integrasi hasil penentuan marker dari data penelitian dengan global sea level (modifikasi dari Hartanto et al, 1991).... 147 Gambar 6.17. Integrasi hasil penentuan marker dari data penelitian dengan data biostratigrafi sumur A(Modifikasi dari Lemigas, 1998)..... 148 Gambar 6.18.Paleogeografi pada saat pengendapan Formasi Lahat (Ginger & Fielding, 2005).... 154 Gambar 6.19.Peta kedalaman top LAF (Formasi Lahat).... 154 Gambar 6.20.Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu MFS 1..... 155 Gambar 6.21.Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu MFS1..... 156 Gambar 6.22. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu MFS1..... 156 Gambar 6.23.Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu SB 1..... 157 Gambar 6.24.Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu SB 1..... 157 Gambar 6.25. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu SB 1..... 158 Gambar 6.26.Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu MFS 2..... 159 Gambar 6.27.Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu MFS 2.... 160 Gambar 6.28. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu MFS 2.... 160 Gambar 6.29.Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu SB 2.... 161 Gambar 6.30.Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu SB 2.... 162 Gambar 6.31. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu SB 2..... 162 Gambar 6.32.Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu MFS 3..... 163 Gambar 6.33.Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu MFS 3..... 163 Gambar 6.34. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu MFS 3.... 164 Gambar 6.35. Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu SB 3.... 165 Gambar 6.36. Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu SB 3.... 166 Gambar 6.37. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu SB 3.... 166 xiv

Gambar 6.38. Peta kedalaman pada bidang kesamaan waktu MFS 4.... 167 Gambar 6.39. Peta net/gross pada saat bidang kesamaan waktu MFS 4.... 168 Gambar 6.40. Peta paleogeografi pada bidang kesamaan waktu MFS 4.... 168 xv

DAFTAR TABEL Tabel 3.1.Ketersediaan data sumur... 50 Tabel 3.2. Waktu Penelitian... 54 Tabel 4.1.Tabel nilai sand baseline, shale baseline dan cut-off line berdasarkan log gamma ray pada 7 sumur.... 60 Tabel 5.1.Tabel gross sand tiap sumur pada masing-masing bidang kesamaan waktu.... 151 Tabel 5.2. Tabel net sand tiap sumur pada masing-masing bidang kesamaan waktu.. 152 Tabel 5.3. Tabel net/gross tiap sumur pada masing-masing bidang kesamaan waktu..153 xvi

GLOSSARY SB MFS LST HST TST LAF TAF-GRM TAF-GRM BRF : Sequence Boundary : Maximum Flooding Surface : Lowstand System Tract : Highstand System Tract : Transgressive System Tract : Lahat Formation : Talang Akar Formation Gritsand Member : Talang Akar Formation Transition Member : Baturaja Formation xvii