PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI MELALUI JARINGAN PENGEMBANGAN SDM. Orientasi oleh Rajiv I.D. Mehta, ICA AP

dokumen-dokumen yang mirip
& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

LAMPIRAN C. Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah abu-abu )

PENGANTAR PERKOPERASIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Good Governance. Etika Bisnis

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai

1 ( atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

BAB VI PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

BAB I PENDAHULUAN. dan menjaga mutu layanan yang dihasilkan oleh suatu instansi. Perkembangan teknologi juga semakin pesat, di samping

Bab 5. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kritis dan secara kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB 1 P E N D A H U L U A N. kekayaan alam lainnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran

Isu Strategis Kota Surakarta

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Kasus Kabupaten Klaten Tahun Anggaran )

LAMPIRAN G. Indikator Strategi Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN KLASTER INDUSTRI KULIT DI KABUPATEN GARUT TUGAS AKHIR. Oleh : INDRA CAHYANA L2D

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Dalam memasuki millennium ke-tiga, bangsa lndonesia dihadapkan. pada tantangan sekaligus peluang untuk menjadi bangsa yang maju,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memajukan dan perluasan berbagai sektor haruslah sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

vii Tinjauan Mata Kuliah

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

PENGARUSUTAMAAN GENDER SEBAGAI UPAYA STRATEGIS UNTUK MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI DALAM BIDANG EKONOMI. Murbanto Sinaga

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Peran Komunitas dalam pencegahan korupsi di perusahaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan-perubahan yang terus. menerus ke arah yang dikehendaki. Menurut Rogers dikutif Zulkarimen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari nilai PROPER yang

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. merupakan sebagai alat pengontrol dan evaluasi kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

Transkripsi:

PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI MELALUI JARINGAN PENGEMBANGAN SDM Orientasi oleh Rajiv I.D. Mehta, ICA AP

Definisi Koperasi Definisi koperasi (telah diakui PBB) adalah "perkumpulan otonom orang per orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya serta aspirasi bersama melalui perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis."

KARAKTERISTIK GANDA Koperasi adalah, perusahaan kelompok yang mandiri dengan keanggotaan yang terbuka dan sukarela, serta pengelolaan yang demokratis (ILO 2002). Koperasi memiliki karakteristik ganda. Koperasi sebagai perusahaan, dan sebagai organisasi yang berlandaskan keanggotaan

Karakteristik Koperasi yang dibentuk secara Top Down Koperasi dibentuk oleh pemerintah. Akan tetapi, sifat demokratis koperasi seringkali dianggap sebagai ancaman, dan perusahaan koperasi menjadi sekedar pembantu pemerintah. Akibatnya koperasi terlalu banyak diatur dan bergantung kepada pemerintah

Masalah yang muncul akibat Koperasi dibentuk secara Top Down Semua petani harus menjadi anggota koperasi atau menjual produknya melalui koperasi. Pejabat pemerintah dapat memberhentikan atau mengganti pengurus kapan saja. Pihak para-statal (bekerja dengan pemerintah namun bukan dalam kapasitas resmi) seringkali mengendalikan sektor perdagangan komoditas yang potensial untuk ekspor dan mendatangkan devisa yang besar.

Karakteristik Subordinat Sekalipun keberadaannya penting di masyarakat, mayoritas rejim pemerintahan terlalu ketat mengontrol koperasi, dan koperasi menjadi lembaga yang berada di bawah Departemen Koperasi atau pejabat Koperasi. Koperasi merupakan bagian dari sektor swasta, dan koperasi harus dapat bekerjasama dengan berbagai bentuk perusahan otonom.

Contoh Kasus di India Di India, koperasi telah menjadi bagian dari Sistem Distribusi Publik. Pemilihan koperasi berada di bawah pengawasan Pemerintah negara bagian. Walaupun demikian, koperasi telah menunjukkan diri sebagai organisasi yang kuat dan menyuarakan kepentingan kaum lemah dan miskin.

Kekuatan Koperasi Dengan lingkungan yang mendukung, maka koperasi dapat memberkan kontribusi yang sangat besar dalam pencapaian "Tujuan Pembangunan Millenium yang berkenaan dengan masalah kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta aksara, kerusakan lingkungan dan diskriminasi terhadap perempuan. DAN menjadi corong yang kuat untuk menyuarakan kepentingan anggota, terutama pengusaha kecil dan marjinal, serta konsumen dalam konteks ekonomi informal, maka koperasi perlu terus meningkatkan kapasitasnya.

Peningkatan Kapasitas Koperasi Peningkatan kapasitas koperasi memiliki berbagai dimensi. Awalnya, koperasi terdiri dari sekelompok orang-orang yang bersifat homogen dengan keterbatasan sumber yang dimiliki, dan dalam upaya mencapai tujuannya menerapkan cara-cara berkoperasi. Keterbatasan sumber di koperasi dapat berupa kurangnya permodalan, kurangya SDM, kurangya pasokan produksi, kurangya pengetahuan, kurangnya informasi pasar, tidak adanya keterampilan yang kompetitif serta tidak adanya sikap yang baik.

Pendekatan Berimbang Koperasi harus menyeimbangkan nilai-nilai koperasi dan persaingan. Oleh karena itu koperasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat agar dapat mengelola sumber-sumber berharga koperasi yang dimiliki bersama oleh perusahaan koperasi dalam memasuki persaingan dunia yang sangat ketat.

Kelebihan-kelebihan Peningkatan kapasitas koperasi akan menghasilkan pengguna yang terlibat dalam bisnis koperasi, penegakkan hukum yang semakin baik, efektivitas pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengambilan keputusan, pengurangan biaya penerapan peraturan, pemberdayaan masyarakat lokal, terjaminnya kesinambungan, dan terbinanya rasa saling percaya antara pihak manajemen dan stakeholders.

Pra-syarat Peningkatan Kapasitas Koperasi Peran Negara: Apa keseimbangan yang baik antara peraturan dan pengendalian? Jika pemerintah menginginkan langkah maju atau mundur, bagaimana hal itu bisa dilakukan tanpa koperasi terjebak dalam korupsi yang dilakukan minoritas? Bagaimana departemen koperasi dapat dibantu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota?

Pra-syarat Peningkatan Kapasitas Koperasi Peran organisasi wadah gerakan koperasi (apex bodies) : Apakah apex bodies merupakan bagian dari masalah atau bagian dari pemecahan masalah bagi gerakan koperasi? Bagaimana organisasi tersebut dapat menyuarakan kepentingan anggotanya secara efektif? Sejauh mana organisasi tersebut betanggung jawab kepada anggotanya? Bagaimana mereka bisa memenuhi kepentingan anggota?

Pra-syarat Peningkatan Kapasitas Koperasi Peningkatan pengelolaan perusahaan dan CSR: Peningkatan tata pengelolaan perusahaan di koperasi sangat penting bagi kredibilitas koperasi di mata masyarakat dan kepercayaan anggota. Jika koperasi tidak dikelola dengan lebih baik, maka koperasi tidak akan efektif menyuarakan kepentingan anggotanya.

Proses Peningkatan Kapasitas Langkah 01 Pengetahuan yang Benar NILAI-NILAI KOPERASI: Gerakan koperasi dan usahanya berlandaskan pada nilai-nilai menolong diri sendiri, transparansi, kejujuran, demokrasi, kesetaraan dan solidaritas Definisi singkat untuk masing-masing nilai tersebut tidak cukup untuk menjawab kompleksitas yang termuat didalamnya. Perlu ada upaya untuk menyebarluaskan makna dan penerapan yang tepat dari nilai-nilai tersebut.

Proses Peningkatan Kapasitas Langkah 01 Pengetahuan yang benar Manajemen Koperasi Hal ini berkaitan erat dengan manajemen kerjasama, manajemen partisipatif, manajemen masyarakat, manajemen bersama, dan manajemen "stakeholder". Pengendalian yang demokratis dan manajemen yang profesional merupakan perpaduan yang tepat antara arah yang akan ditempuh dan pengetahuan.

Proses Peningkatan Kapasitas Langkah 02 Keterampilan yang Diperlukan Investasi SDM penting tidak hanya dari segi kemanusiaan tetapi juga dari segi ekonomi. Pengembangan SDM berupa pelatihan dan pendidikan bagi anggota, pengurus dan karyawan agar berkesinambungan perlu adanya jaringan kerjasama yang efektif antara lembaga-lembaga pengembangan SDM di sektor koperasi dan korporat.

Proses Peningkatan Kapasitas Langkah 03 Terima Tantangan Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana membentuk organisasi yang cerdas yang mampu secara terus-menerus melakukan peremajaan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang demikian cepat. Agar dapat bersaing dan tetap eksis, maka koperasi-koperasi primer perlu mendapatkan informasi dari berbagai organisasi dan perusahaan, atau koperasi dari negara-negara atau kawasan lain melalui jaringan yang efektif.

MARI KITA BERMUSYAWARAH DAN TEMUKAN JALAN UNTUK MAJU