BAB 1 PENDAHULUAN. membantu murid menguasai pengetahuan secara intelektual,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. bimbingan dan konseling di sekolah baik terhadap warga sekolah, orang tua. siswa, komite sekolah serta masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB V PENUTUP. berupa wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok.

BAB I. Pendahuluan. dimulai dari rumah tangga hendaknya dapat dilanjutkan kepada hal-hal yang positif. Para

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai pelayanan yang optimal hanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

SKRIPSI FITRIANTI, AR

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB II KAJIAN TEORI. guru yang disamping menjabat sebagai guru juga menjadi pembimbing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bab 2 Pasal 2 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta. dilaksanakan melalui wadah yang disebut dengan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan, dan kesemimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam UU Kepegawaian, 1999 dinyatakan bahwa kebutuhan guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang No. 20

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

TANGGUNG JAWAB PERSONAL PELAKSANA BIMBINGAN DALAM PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA. By: Asroful Kadafi

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 CIKANDE

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kunci dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup

BAB XII PERAN PERSONEL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA. cenderung pasif dalam menjalankan tugas dan fungsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

Adanya kebutuhan akan layanan bimbingan yang berkaitan dengan karakteristik dan masalah perkembangan siswa

Motivasi merupakan daya pendorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi pencapaian tujuan. Deng

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan diri pelajar (Abu Bakar, 2010 : 8).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2017

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru. pendidikan dan pemberdayaan sumber daya manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar dalam pola hidup manusia serta penentu kinerja suatu

NOMOR : % TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan assessment kebutuhan siswa sebelum menyusun program

BAB I PENDAHULUAN. perlu mendapat perhatian yang serius dalam pengembangan dewasa ini. Perlu

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengenai kajian yang dibahas, yaitu: implementasi tugas pokok wali kelas di. Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin pekanbaru.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. setelah berlangsung beberapa tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di sekolah tidak hanya melaksanakan proses pembelajaran yang terfokus membantu murid menguasai pengetahuan secara intelektual, melainkan juga harus mengembangkan aspek-aspek lain seperti keterampilan sosial, kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman nilai, pengembangan kemahiran, sikap dan kebiasaan pelajar. Untuk mencapai pendidikan yang bekualitas maka dibutuhkan tenaga pendidik yang profesional seperti guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lainyang sesuai dengan profesinya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat tercapai pendidikan yang berkualitas. Dalam proses pendidikan terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan, yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi, kepemimpinan dan kesiswaan: 1. Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran 2. Bidang administrasi atau kepemimpinan meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tenggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah 3. Bidang kesiswaan meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan serta individual agar masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya serta tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini di kenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia cenderung berorientasi pada

layanan pendidikan dan pencegahan, upaya itu bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa sehingga ia dapat berkembang seoptimal mungkin Untuk mencapaipelakasanaan layanan bimbingan dan konseling yang maksimaldiperlukan arahan agar dalam pelaksanaannya dapat bejalan dengan maksimal, sehingga dapat memberikan bantuan dan layanan kepada siswa agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah diperlukan arahan dan bimbingan yang mengatur berjalannya layanan bimbingan dan konseling, maka dibutuhkankoordinatorguru pembimbingyang dapat mengatur dan mengarahkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga dapat berjalan dengan maksimal, karena tanpa adanya koordinasi dalam pembagian tugas-tugas dapat mengakibatkan tidak maksimalnya layanan bimbingan dan konseling disekolah. Koordinator Guru Pembimbing adalah yang mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling baik terhadap warga sekolah, orang tua siswa, komite sekolah serta masyarakat. Tugas koordinator guru pembimbing berpengaruh pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah karena koordinator guru pembimbingyang mengatur dan mengkoordinasikan tugas guru-guru dalam memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personil sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat). Tugaskoordinator guru pembimbingadalah: 1. Mengkoordinasikan peran guru pembimbing dalam: a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, personil sekolah lainnya) orang tua siswa dan

masyarakat. b) Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program satuan layanan dan kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan) c) Melaksanakan program bimbingan dan konseling d) Mengadministrasi program kegiatan bimbingan dan konseling e) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling f) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling g) Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling. 2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhnya tenaga, prasarana dan sarana, alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling. 3. Mempertanggungjawabkan pelaksananaan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah. Kalau demikian adanya maka proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika tidak ada arahan oleh koordinatorguru pembimbingdalam mengkoordinasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kesuksesan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah diperlukan tugas koordinatorguru pembimbingdalam rangka meningkatkan dan pengembangan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini koordinator dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi kinerja guru pembimbing sehingga akan terjadi dinamika di dalam proeses kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta dapat membantu siswa dalammencapai tujuan pendidikan nasional. SMA N 5 Pekanbaru memiliki guru pembimbing dan konseling berjumlah 6 orang

tamatan dari sarjana keguruan, dan memiliki satu koordinator guru pembimbing Ada pun tugas koodinatorguru pembimbingantara lain: 1. Mengkoordinasikan peran guru pembimbing dalam: a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, personil sekolah lainnya) orang tua siswa dan masyarakat. b. Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program satuan layanan dan kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan) c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling d. Mengadministrasi program kegiatan bimbingan dan konseling e. Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan kosneling f. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling g. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling. h. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhnya tenaga, prasarana dan sarana, alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling. 2. Mempertanggungjawabkan pelaksananaan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan ternyata masih jauh dari yang diharapkan.maka gejala gejala yang penulis temukan antara lain : 1. Kurangnya pengawasan koordinator guru pembimbing terhadap kinerja guru pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. 2. Kurangnyapenilaian yang dilakukan oleh koordinator guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling.

3. Pengkoordinasiaan yang dilakukan koordinator guru pembimbing terhadap pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan guru pembimbing kurang maksimal. 4. Tidak adanya pertanggung jawaban pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah. Berdasarkan latar belakang dan fenomena serta gejala-gejala di atas maka penulis tertarik untuk membahasnya lebih lanjut melalui sebuah karya ilmiah dengan judul TUGAS KOORDINATORGURU PEMBIMBINGDALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 PEKANBARU. B. Istilah Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka penulis perlu membatasi beberapa istilah yang sangat perlu dijelaskan. 1. Koordinator guru pembimbing adalah pelaksana utama yang seluruh kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. 1 2. Pelaksanaan adalah proses dan cara melakukan. 2 3. Bimbingan dan konseling adalah pemberian bimbingan kepada individu atau sekelompok individu agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi mandiri. 3 Dengan demikian, tugas koordinator guru pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah diperlukan, dalam rangka meningkatkan dan pengembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. 1 Achan Husairi, Op. Cit. h 194 2 Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Op. Cit., h 508 3 Suhertina. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pekanbaru: Suska Press, 2008,h 18

C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah yangdalam identifikasi peneliti memilih beberapa saja yang menjadi faktor yang sangaturgen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang akan diteliti. Indentifikasi masalah antara lain sebagai berikut: 4 a. Tugaskoordinatorguru pembimbingdalam pelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N5 Pekanbaru b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tugas koordinatorguru pembimbingdalam pelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N 5 Pekanbaru c. Urgensi koordinatorguru pembimbingterhadap pelaksanaanprogram bimbingan dan konseling disma N 5 Pekanbaru d. Pengaruhkoordinator dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. e. Persepsi koordinatorguru pembimbingterhadap pelaksanaanprogram bimbingan dan konseling di sekolah. 2. Batasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang terdapat pada identifikasi masalahmaka penulis membatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan yang ada pada penulis yaitu tugas koordinatorguru pembimbingdalam pelaksanaan programbimbingankonseling dan faktor-faktor yang mempengaruhi tugas koordinatorguru pembimbingdalam pelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N 5 Pekanbaru. 4 Iskandar.Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010 h163

3. Rumusan Masalah Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana tugas koordinator guru pembimbing dalam pelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N 5 Pekanbaru? b. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi tugas koordinatorguru pembimbingdalam pelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N 5 Pekanbaru? b. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peranan koordinator BK dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling a. Bagaimana tugaskoordinator guru pembimbingdi SMA N 5 Pekanbaru b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tugaskoordinatorguru pembimbing dalampelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N 5 Pekanbaru b. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna: a. Bagi penulis. sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling UIN SUSKA RIAU sekaligus untuk menambah wawasan dan cakrawala bepikir. b. Bagi koordinatorguru pembimbingsebagai bahan masukan dan informasi tentang pentingnya peran koordinatorguru pembimbingdalam pelaksanaan program bimbingankonseling di SMA N 5 Pekanbaru c. Bagi siswa sebagai bahan masukan informasi akan pentingnya layanan bimbingan dan

konseling di sekolah d. Bagi guru-guru pembimbing Sebagai bahan masukan dan informasi agar dapat meningkatkan kemampuan kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah Bagi Fakultas, sebagai literatur atau bahan referensi khususnya untuk mahasiswa yang membutu