Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto.

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

PSIKOLOGI OLAHRAGA. OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

1. Pembinaan olahraga sebaiknya dimulai sejak anak usia dini, berkesinambungan, dan mempertimbangkan kondisi anak atau disesuaikan dengan dunia anak.

DRS. HERWIN, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

PEDOMAN PELATIH BOLABASKET Oleh: Budi Aryanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

Studi Analisis Keberhasilan Atlet Kota Metro dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Lampung

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

Membangun Kedisiplinan Melalui Aktivitas Berlatih Di Klub Pembinaan Olahraga Prestasi. Oleh: Danang Wicaksono

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS METODE MELATIH FISIK PENCAKSILAT. No. Revisi : 00 Tgl. Mar 10 Hal 1 dari 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

KINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

DASAR-DASAR MELATIH. Hedi Ardiyanto Hermawan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. bondong menuju Sekolah Sepak Bola (SSB) sedini mungkin, untuk ditempa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Sebutan untuk pelatih dari Grassroot adalah "COACH EDUCATOR" akan terlihat perbedaan peran "Coach" dengan "Coach Educator"

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA. S.E Iso-Ahola, 2006: 18) mendefinisikan sportivitas sebagai perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

ISU OLAHRAGA YANG LAYAK ANGKAT UNTUK KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN GULAT TEKNIK BANTINGAN LENGAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Manfaat kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016: 77-84

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr. Wb.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

2017, No Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub Pokok Bahasan dan rincian materi

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga permaianan yang paling

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODOLOGI KEPELATIHAN OLAHRAGA

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS KETERAMPILAN DASAR SENAM SENAM SILABUS MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

MATERI DAN JADWAL PERKULIAHAN

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

2015 PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

Transkripsi:

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd l

Pendahuluan Istilah pelatih atau coaching sering digunakan untuk mencakup aktivitas kegiatan yang sangat luas, biasanya untuk membantu seseorang mempersiapkan diri untuk sesuatu. Pelatih sebagai penyediaan bantuan yang diatur bagi satu orang atlet atau kelompok atlet dalam rangka menolongnya untuk berkembang dan meningkatkan dirinya

Menjadi pelatih adalah pekerjaan yang unik. Aspek garapan yang sarat dengan tantangan persaingan, aspek peningkatan diri, peningkatan kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan, terampil berkomunikasi, cermat mengambil keputusan, dan lain2.

Pelatih harus memahami bahwa latihan yang sistematis merupakan konsep yang kompleks. Pelatih harus selalu tampil dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti aspek psikologis, fisiologis dan sosial dalam konsekuensi pelatihannya. Pengetahuan dan keterampilan menjabarkan aspekaspek tersebut dalam praktek pelatihan merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh pelatih.

Perkembangan kepelatihan juga ditunjang dengan manajemen suatu organisasi, bila organisasi itu tidak memahami betul arti suatu tim, maka sistem kepelatihan hanya ditunjang oleh pelatih yang merangkap seluruhnya dan melatih secara general.

MENJADI PELATIH YANG SUKSES PRINCIPLE OF COACHING PRINCIPLE OF BEHAVIOR PRINCIPLE OF TEACHING PRINCIPLE OF PHYSICAL TRAINING PRINCIPLE OF MANAGEMENT

Principle of Coaching 1. Membangun Philosophy Kepelatihan. 2. Faktor-faktor Objektif kepelatihan. 3. Memilih Gaya Kepelatihan. 4. Kepelatihan untuk Karakter. 5. Kepelatihan dengan berbagai macam Atlet.

Prinsip Behaviour (tingkah laku) Komunikasi dengan Atlet kita. Memotivasi Atlet Kita. Melaksanakan tingkah laku atlet kita

Prinsip Mengajar 1. Pendekatan dengan permainan. 2. Mengajar Keterampilan Teknik. 3. Mengajar Keterampilan Taktik. 4. Perencanaan Pengajaran.

Prinsip Latihan Fisik Dasar-dasar Latihan Latihan Sistem energi. Latihan Sistem muscular. Sumber energi Atlet Berperang dgn Drugs.

Prinsip Manajemen Menjalankan Tim Kita. Menjalankan Hubungan. Menjalankan Resiko.

Disiplin Ilmu yang mendukung Biomekanika Pedagogik Phisiologi Sport Medicine Ilmu Gerak Metodologi Pelatihan Gizi Psikologi Sosiologi Anatomi Bompa T, Theory and Methodology of Training, The key to Athletic Performance, 2nd ed.(toronto: Kendall Pub. 1990),p.2.

Kualitas Latihan dan faktor2nya Penampilan Atlet Pengetahuan dan Kepribadian Pelatih Penemuan dari ilmu Yang membantu Kualitas Latihan Fasilitas dan Peralatan Pertandingan Bakat Kemampuan Motivasi

Hubungan antara faktor2 utama dari sistem latihan Pelatih Atlet Kualitas Latihan Penguasaan Pelatih Persiapan Atlet fisik Psikologik Pengetahuan Kepribadian teknik taktik

Gaya-gaya Kepemimpinan Pelatih Berpusat pd pelatih Berpusat pd atlet Penggunaan otoritas oleh pelatih Wilayah Kebebasan bagi para atlet Pelatih Membuat & Mengumumkan keputusan Pelatih Membuat Keputusan Dan menjualnya Pelatih Mengajukan Ide dan Mengundang pertanyaan Pelatih Mengajukan Keputusan Sementara Yang bisa berubah Pelatih Mengajukan masalah, meminta Saran-saran Membuat putusan Pelatih Menjelaskan Batasan Meminta Kelompok Untuk Membuat keputusan Pelatih Mengijinkan Pemain Untuk Berfungsi Dalam Batas-batas Yang Dijelaskan Oleh atasan

Kurikulum di Indonesia Teori dan praktek cabang olahraga. Teori dan praktek latihan kondisi fisik umum. Teori dan praktek latihan kondisi fisik khusus cabang olahraga. Peraturan permainan dan pertandingan. Prinsip-prinsip pelatihan. Metodologi Pelatihan. Perencanaan Program latihan. Belajar gerak Pertumbuhan & Perkembangan. Anatomi Fisiologi (Dasar) Tes dan Pengukuran Olahraga. Kepemimpinan dan Praktek Melatih. Materi yang diberikan pada pelatih tingkat dasar pada kelompok kemampuan olahraga yang 45%, Landasan keilmuan olahraga 41% Hubungan kemasyarakatan 4% dan Pengalaman praktek melatih 10%

Menjadi Pelatih yang sukses 1. Prinsip Kepelatihan. 2. Prinsip Sosial. 3. Prinsip Pengajaran. 4. Prinsip Latihan Fisik. 5. Prinsip Management (Rainer Martens: American Sport Education Program Founder)

Kompetensi pelatih di Singapore (NROC =The National Registry Of Coaches) Untuk level 1 content yang diberikan adalah: Peraturan untuk Pelatih. Perkembangan & Pertumbuhan Keselamatan. Analisis Ketrampilan. Perkembangan Ketrampilan Physical Preparation. total belajar 30 jam, dengan konsistensi pada 30% prakek melatih dan 70% pendidikan coach.

Untuk level 2 content yang diberikan adalah: Planning. Role of The Coach. Growth & Development. Safety. Skill Analysis. Skill Development. Physical Preparation. Level 2 total belajar 60 jam dengan konsistensi pada 60% Coaching practise dan 40% coach education

Untuk level 3 content yang diberikan adalah: Planning. Role of the Coach Values & Ethics. Mental Training. Skill Analysis. Skill Development. Physical Preparation. Untuk level 3 total belajar 100 jam. Konsistensi pada 70% coaching practice dan 30% coach education

KODE ETIK PELATIH DI INDONESIA 1. Menghormati hak azasi manusia tanpa diskriminasi berdasarkan jenis-kelamin, ras, keturunan, agama dan politik. 2. Menjamin lingkungan berlatih yang aman dan layak, dengan mempertimbangkan usia, kedewasaan, dan tingkat keterampilan. 3. Memperlakukan setiap atlet sebagai individu. 4. Memperhatikan kualitas dan kemajuan pendidikan atlet. 5. Menjadi seorang profesional dan bertanggungjawab terhadap setiap tindakannya. 6. Memahami, mentaati, dan mensosialisasikan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga. 7. Memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan prestasi dan membina perilaku atlet. 8. Memberikan pelayanan optimal kepada atlet sesuai dengan kondisi fisik dan psikis. 9. Mengawasi dan mencegah penggunaan obat terlarang, termasuk doping, dan perbuatan yang melanggar hukum. 10. Menjaga citra pelatih dan memelihara standar mutu dan perilaku secara terus menerus. 11. Menegakkan fairplay bagi diri sendiri dan atletnya. 12. Mengendalikan diri untuk tidak bersikap emosional terhadap atlet, wasit, penonton, dan official lainnya. 13. Menghindari setiap bentuk godaan dan pelecehan seksual. 14. Menghindari merokok dan minum minuman beralkohol dilingkungan berlatih dan kompetisi. 15. Memiliki kemampuan kerjasama dengan semua individu dan instansi terkait.