Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Umum. PTT Jagung

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Teknologi Budidaya Jagung dengan Pendekatan PTT. Sintha Eliestya P, Astri Anto Suriansyah

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

PENGANTAR. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana, MS

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

PETULJUK LAPANGAN SELEKSI BENIH TANAMAN JAGUNG. Setelah selesai berlatih peserta dapat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Transkripsi:

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah 2009

Pengelolaan Tanaman Terpadu JAGUNG Penyusun Samijan Ekaningtyas Kushartanti Tri Reni Prastuti Syamsul Bahri Penanggung jawab Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc Kepala BPTP Jawa Tengah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah 2009

Kata Pengantar Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan inovasi yang dianjurkan untuk diterapkan oleh petani dalam rangka peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan petani serta sebagai upaya mewujudkan swasembada beras berkelanjutan. Untuk itu, pendekatan PTT perlu disosialisasikan, dipahami dan diterapkan oleh petani. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah sebagai unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian di Jawa Tengah berkewajiban menyebarluaskan pemahaman PTT kepada berbagai pihak terkait terutama penyuluh pertanian dan petani. Buku PTT Jagung ini dibuat dengan penyajian sederhana, diharapkan dapat sebagai Buku Petunjuk Praktis PTT jagung oleh para ketua kelompoktani dan anggotanya. Sebagai referensi buku ini adalah Buku Panduan Umum PTTjagung Badan Litbang Pertanian. Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Tim Penyusun Buku PTT jagung ini. Ungaran,Oktober 2009 Kepala BPTP Jateng, Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc. i

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu)Jagung/ Penyusun, Samijan(et al).- Ungaran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2009 ii,22 hlm:ilis;14 cm ISBN: 1. Sumberdaya-IPTEK Inovatif I. Samijan Cetakan ke-i, 2009

Daftar Isi halaman Pengantar...i Daftar Isi...ii Pengertian PTT...1 Komponen Teknologi PTT...2 A. Komponen Teknologi Dasar...4 B. Komponen Teknologi Penunjang...5 Komponen Teknologi Dasar A.1.Varietas unggul Potensial...6 A.2. Benih Bermutu dan Sehat...7 A.3. Populasi Tanaman Optimal...8 A.4. Pemupukan Berimbang NPK (1)...9 A.4. Pemupukan Berimbang NPK (2)...10 A.5. Pembuatan Saluran Drainase....11 Komponen Teknologi Penunjang B.1. Penyiapan Lahan Tepat...12 B.2. Penggunaan Pupuk Organik...13 B.3. Penyiangan Secara Manual atau Herbisida...14 B.4. Pengendalian OPT Tepat Sasaran...15 B.5. Panen Tepat Waktu...19 Deskripsi...17 Referensi...18 ii

Pengertian PTT Merupakan cara budidaya jagung yang baik, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi, dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi, secara TERPADU Pengertian TERPADU : Terdapat kesesuaian antara teknologi dengan kondisi lahan yang ada Terdapat kesesuaian antara teknologi yang diterapkan dengan kemampuan petani Ada keterkaitan antara satu teknologi dengan teknologi lainnya 1

Komponen Teknologi PTT Komponen yang diterapkan dalam PTT di kelompokkan menjadi 2 bagian : A B K omponen Teknologi Dasar K omponen Teknologi Penunjang 2

Komponen dasar merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produktivitas padi. Oleh karena itu komponen dasar sebaiknya diterapkan semua Komponen penunjang merupakan komponen yang memiliki peranan dalam memantapkan dan memaksimalkan penerapan komponen dasar. Oleh karena itu komponen penunjang sebaiknya diterapkan berdasarkan kemudahan dan pemilihan komponen dasar 3

A. Komponen Teknologi Dasar Ada 6 komponen teknologi dasar yang sangat dianjurkan untuk diterapkan : V B P P P arietas unggul potensial; enih bermutu dan sehat; opulasi tanaman optimal per hektar; emupukan berimbang NPK berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD); embuatan saluran drainase dan alur pengairan; 4

B. Komponen Teknologi Penunjang Ada 6 komponen teknologi penunjang yang sebaiknya juga diterapkan semua : P P P P P enyiapan lahan tepat; enggunaan pupuk organik; enyiangan secara manual atau dengan herbisida; engendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tepat sasaran; enanganan panen tepat waktu. 5

A. KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR A.1. Varietas Unggul Potensial Pemilihan varietas unggul potensial sebaiknya ditentukan berdasarkan karakteristik dan keadaan varietas eksisting, tujuan produksi jagung, permasalahan lapang yang ada, keunggulan, ketahanan terhadap OPT, dan lain-lainnya. Contoh penentuan varietas unggul berdasarkan kondisi lahan dan permodalan : Untuk lahan semi-marjinal sebaiknya diarahkan ke varietas komposit (Lamuru, Sukmaraga, Gumarang, Pulut, dll) Untuk lahan produktif dengan modal tersedia sebaiknya diarahkan ke varietas hibrida Untuk lahan produktif akan tetapi modal terbatas maka sebaaiknya diarahkan penggunaannya ke varietas komposit (Lamuru, Bisma, Sukamaraga, Srikandi Putih/ Kuning, Anoman, dll) 6

A.2. Benih Bermutu dan Sehat Pemilihan benih bermutu : Untuk memastikan daya tumbuh baik (> 95%) mengingat sistem penyulaman tidak dianjurkan pada pertanaman jagung. Hal ini karena bisa menyebabkan terjadinya persaingan untuk tumbuh dan penyerbukan yang tidak sempurna yang berakibat pada terbentuknya tongkol kosong atau tidak penuh. Perlakuan benih : Selain bermutu, benih juga harus dipastikan sehat sebelum ditanam salah satunya dengan cara diberi perlakuan fungisida berbahan aktif metalaksil (2g/1kg benih) untuk mencegah serangan penyakit bulai. 7

A.3. Populasi Tanaman Optimal Populasi optimal tanaman jagung sebaiknya berkisar antara 60.000 sampai 75.000 tanaman per hektar Untuk mencapai populasi tersebut, jagung sebaiknya ditanam dengan jarak : 75 x 20 cm, 1 biji per lubang, atau 75 x 40 cm, 2 biji per lubang, atau Legowo : (90-100) x 40 x 20 cm, 1 biji per lubang 8

A.4. Pemupukan Berimbang NPK dengan acuan BWD (1) A. Rekomendasi pemupukan jagung lahan sawah : Urea 400-500 kg/ha Sp36 75-125 kg/ha Kcl 75 kg/ha ATAU Phonska 300 kg/ha Urea 300-400 kg/ha Pemberian Pupuk I Pupuk II Pupuk III Tambahan Tanda Vegetatif Daun 3 Daun 6-8 Daun >10 Umur (HST) 7 hari 21-25 hari > 50 hari Bunga Jantan <25% Acuan lain BWD BWD BWD < 4 Dosis Pupuk Urea 100 100-150 100-150 75 Phonska 150 150 Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) di lahan sawah Warna Daun Skala BWD kg Urea/ha Hijau Kekuningan < 4 150 Hijau 4.0 4.5 125 Hijau Tua > 4.5 100 9

A.4. Pemupukan Berimbang NPK dengan acuan BWD(2) B. Rekomendasi pemupukan jagung lahan kering : Urea 300-325 kg/ha Sp36 125 kg/ha Kcl 75 kg/ha ATAU Phonska 300 kg/ha Urea 200-225 kg/ha Pemberian Pupuk I Pupuk II Tambahan Tanda Vegetatif Daun 3 Daun 7-8 Umur (HST) 7 hari 25-30 hari Bunga Jantan <25% Acuan lain BWD BWD < 4 Dosis Pupuk Urea 500 125-175 75 Phonska 200 100 Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) di lahan sawah Warna Daun Skala BWD kg Urea/ha Hijau Kekuningan < 4 175 Hijau 4.0 4.5 150 Hijau Tua > 4.5 125 10

A.5. Pembuatan saluran drainase dan alur pengairan Jagung merupakan tanaman yg sangat peka terhadap kondisi kekurangan dan kelebihan air Perlu dilakukan pembuatan alur-alur (saluran) untuk pengairan atau pembuangan air saat berlebihan Perlu dilakukan pendangiran (bumbun) untuk mengurangi resiko rebah dan kebusukan akar karena kelebihan air Alternatif pemberian air bisa dilakukan melalui sistem kocor bersamaan dengan pemupukan khususnya untuk tanah-tanah yang berliat 11

B. KOMPONEN TEKNOLOGI PENUNJANG B.1. Penyiapan Lahan Secara Tepat Sebelum dilakukan penamanam jagung, terlebih dahulu lahan perlu dibersihkan dari gulma dan rumputrumputan Khusus untuk lahan sawah bekas pertanaman padi tidak perlu (lebih baik) dilakukan pengolahan tanah. Lahan bisa langsung ditugal, dikowak atau dibuat alur untuk pertanaman jagung Sedangkan untuk lahan kering tegalan, sangat dianjurkan untuk dilakukan pengolahan tanah sempurna atau mendekati sempurna, khususnya untuk tanah-tanah bertekstur agak ringan pada waktu menjelang musim penghujan 12

B.2. Penggunaan Pupuk Organik Manfaat penggunaan pupuk organik : a. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah b. Membantu menyediakan unsur hara (mikro) c. Membantu mengatasi kekurangan hara P dan K khususnya untuk tanah-tanah volkan Penggunaan pupuk organik dianjurkan untuk lahan sawah sebanyak 2-3 t/ha dan lahan kering 3-5 t/ha Pupuk organik sebaiknya diberikan melalui kowakan, larikan (alur tanam) atau bersamaan dengan pengolahan tanah Penggunaan pupuk organik sebaiknya harus bersumber dari bahan-bahan yang tersedia setempat dan dihasilkan sendiri oleh petani 13

B.3. Penyiangan Secara Manual atau Herbisida a. Penyiangan pertama pada pertanaman jagung sebaiknya dilakukan pada umur 14-20 HST bersamaan dengan pembuatan alur drainase atau pengairan b. Penyiangan bisa dilakukan secara manual atau herbisida kontak (bahan aktif paraquat) 1-1,5 liter/ha Untuk menghindarkan tanaman jagung dari herbisida, disarankan nozle sprayer diberi pelindung agar tidak mengenai daun jagung + 20 cm diatas permukaan tanah 14

B.4. Pengendalian OPT Tepat Sasaran Hama yang biasa menyerang tanaman jagung umumnya dari jenis lalat bibit dan penggerek batang dan tongkol Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan memberikan pestisida carbofuran pada saat tanam Sedangkan untuk penggerek batang dapat dilakukan dengan memberikan pestisida carbofuran 3-4 butir pada pucuk tanaman 15

B.5. Panen Tepat Waktu Jagung sebaiknya dipanen pada saat kadar air + 30%, dimana biji sudah mengeras dengan ditandai adanya lapisan hitam (black layer) pada pangkal biji (minimal 50% biji/ baris) Pengeringan sebaiknya diupayakan bisa mencapai kadar air biji + 20%, kemudian dipipil dengan menggunakan alat pemipil jagung Pemanenan jagung terlalu basah, atau pengeringan kurang sempurna meningkatkan kadar racun (aflatoxin) 16

Deskripsi Beberapa VUB Varietas Komposit Umur (hari) Hasil (t/ha) Bisma 95 8,0 Tahan rebah Sifat penting lainnya Lamuru 95 7,6 Toleran kekeringan Sukmaraga 105 8,5 Toleran kemasaman Srikandi Kuning 110 7,9 Protein bermutu Srikandi Putih 110 8,1 Protein bermutu Anoman 103 8,0 Sesuai untuk pangan Hibrida Bima 1 97 9,0 Stay green Bima 2 100 11,0 Stay green, adaptif lahan marjinal Bima 3 100 10,0 Stay green, toleran penyakit bulai Bima 4 100 11,5 Stay green, toleran kekeringan Bima 5 100 12,0 Stay green, toleran kekeringan Bima 6 100 11,7 Stay green Pioneer 21 117 13,3 Tahan penyakit bercak & karat daun Nusantara 104 12,8 Tahan penyakit bulai Makmur 92 13,2 Tahan penyakit bulai SHS 4 98 15,5 Tahan penyakit bulai Bisi 2 103 13,0 Tahan penyakit bulai & karat daun Bisi 16 107 13,4 Tahan penyakit bulai & bercak daun N 35 100 12,5 Adaptif sampai ketinggian 1050 m dpl 17

22

COVER BELAKANG