PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN SKRIPSI

MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus) STRAIN GIFT DI EMPAT BALAI BENIH IKAN SKRIPSI. Oleh Heny Tri Wijayanti NIM.

Arief Vrahmana, Fajar Basuki*, Sri Rejeki

Kata Kunci : Heterosis; Ikan Nila (Oreochromis niloticus); Pertumbuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN KEONG MAS (Pomacea canaliculata)terhadap PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) F5 HASIL PEMBESARAN I. Nurin Dalilah Ayu, Sri Hastuti *)

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

HIBRIDISASI IKAN NILA PANDU DAN KUNTI GENERASI F5 TERHADAP EFEK HETEROSIS IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) GENERASI F5 PADA UMUR 5 BULAN

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

Evaluasi Pertumbuhan Empat Populasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Percobaan Cijeruk, Bogor

Growth Performance of Silurid Sheatfish (Ompok rhadinurus Ng) and Siamese Catfish (Pangasius hypopthalmus) and Their Hybrids

Ahmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

EVALUASI KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN NILAI HETEROSIS PADA PERSILANGAN DUA STRAIN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA TERHADAP PENINGKATAN WARNA BIRU PADA LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus) SKRIPSI

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

1. Gambar dan jelaskan bagan seleksi masa dan seleksi tongkol-baris!

PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN IKAN NILA. (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

DASAR SELEKSI DAN SISTEM PERKAWINAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) STRAIN MAJALAYA, LOKAL BOGOR DAN RAJADANU DI KOLAM CIJERUK, BOGOR-JAWA BARAT

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN

Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 8-16 Online di :

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

HERITABILITAS DAN RESPON SELEKSI FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Blkr.) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI

PERTUMBUHAN STARTER DAN GROWER ITIK HASIL PERSILANGAN RESIPROKAL ALABIO DAN PEKING

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

*) Penulis penanggung jawab

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK VIGOR BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) MENGGUNAKAN ANALISIS SILANG HALF DIALEL

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU DAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 HASIL PENDEDERAN I III ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN TAMBRA (Tor tambra)

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

II. BAHAN DAN METODE

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Heterosis Persilangan Itik Tegal dan Mojosari pada Kondisi Sub-Optimal

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

EVALUASI LAJU PERTUMBUHAN, KERAGAMAN GENETIK DAN ESTIMASI HETEROSIS PADA PERSILANGAN ANTAR SPESIES IKAN PATIN (Pangasius sp.)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Perancangan Percobaan

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

ANALISA KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) PADA GENERASI 4 (F4) DAN GENERASI 5 (F5) Angga Rizkiawan *)

PENGARUH TIPE PERSILANGAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN POPULASI BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BREEDING PROGRAM PRODUKSI NILA KELAMIN JANTAN. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi 2004

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

Transkripsi:

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN ARTIKEL ILMIAH Oleh : Anggi Anjar Muria Renjani NIM 061810401017 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2012 1

2 PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Biologi (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sains Oleh : Anggi Anjar Muria Renjani NIM 061810401017 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2012

3 PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN THE EFFECT OF TILAPIA (Oreochromis niloticus) CROSSES BETWEEN GIFT AND SLEMAN STRAINS ON HETEROSES LENGTH, WIDTH, AND BODY WEIGHT Anggi Anjar Muria Renjani 1, Hidayat Teguh Wiyono 2, Eva Tyas Utami 2 1 Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember ABSTRAK Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di Indonesia dan disukai masyarakat untuk dikonsumsi karena rasa daging yang gurih dan tebal, harga relatif murah dan pembudidayaan yang mudah. Perlu diadakan perbaikan sifat-sifat morfologi dari segi kualitas maupun kuantitas dengan cara melakukan persilangan guna mendapatkan sifat-sifat unggul dari induk dengan memanfaatkan heterosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai heterosis dan perbedaan panjang, lebar, dan berat badan F1 hasil persilangan nila (Oreochromis niloticus) strain GIFT dan strain SLEMAN dengan kedua tetuanya. Metode penelitian ini meliputi: (1) Pemilihan induk. (2) Persiapan kolam ikan. (3) Pemilihan benih ikan. (4) Pemeliharaan ikan. (5) Pengukuran parameter penelitian yaitu panjang, lebar, dan berat badan pada minggu ke-4, 8, dan 12. (6) Analisis data menggunakan Anava dengan taraf kepercayaan 5% kemudian dilanjutkan dengan uji LSD, pengolahan data menggunakan SPSS. F1 hasil persilangan GIFT x SLEMAN menunjukkan ukuran badan lebih panjang, lebih lebar, dan lebih berat walaupun pada pengukuran minggu ke-4 rata-rata panjang panjang lebih tinggi pada persilangan SLEMAN x GIFT, tetapi untuk minggu ke-8 dan 12 persilangan GIFT x SLEMAN memiliki rata-rata panjang lebih tinggi dibandingkan persilangan SLEMAN x GIFT. Nilai heterosis F1 hasil persilangan GIFT x SLEMAN memiliki panjang 26,9%; lebar 40,07%; dan berat badan 64,53%. Nilai heterosis F1 hasil persilangan GIFT x SLEMAN lebih tinggi dari pada F1 hasil persilangan SLEMAN x GIFT yang memiliki panjang 2,83%; lebar -25,29%; dan berat badan -57,57%. Kata kunci: Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Strain GIFT, Strain SLEMAN, Heterosis

4 ABSTRACT Tilapia (Oreochromis niloticus) is freshwater fish cultivated in Indonesia and appreciated by the public for consumption because their flavor, price, and easy cultivation. Necessary repairs croses are used to increase thr best morphological traits in order to obtain best character of the parent, to take advantages of heterosis. This study aims to determine the value of heterosis and the differences in the length, width, and weight of the F1 hybrid tilapia (Oreochromis niloticus) GIFT strain and strain SLEMAN with both parental. Methods of study include: (1) The selection of the parent. (2) Preparation of a fish pond. (3) The selection of fish. (4) Culture of fish. (5) Measurement of the research parameters length, width, and weight loss at week 4, 8, and 12. (6) Analysis of data using ANOVA with confidence level of 5% followed by LSD test, data processing using the SPSS. F1 cross between GIFT x SLEMAN indicates the size of the body is longer, wider, and heavier, although the measurement of the 4th week on average higher cross SLEMAN x GIFT, but for 8 th week and 12 th week an average length GIFT x SLEMAN have is higher than the cross SLEMAN x GIFT crosses. Value of F1 heterosis from GIFT x GIFT cross 26.9% in length; width of 40.07% and 64.53% body weight. Value of F1 heterosis from GIFT x SLEMAN cross higher than in F1 from SLEMAN x GIFT crosses which has 2.83% (length); -25.29% (width) and -57.57% (weight). Key words: Tilapia (Oreochromis niloticus), GIFT Strain, SLEMAN Strain, Heterosis PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di Indonesia dengan perkembangan yang sangat pesat. Ikan nila didatangkan dari Taiwan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1969 tepatnya di Bogor (Gustiano et al., 2008). Menurut Leksono dan Syahrul (2001) dalam Setyo (2010), ikan nila memiliki kandungan protein ikan nila sebesar 43,76%; lemak 7,01%; kadar abu 6,80% dan air 4,28% per 100 gram berat ikan. Konsumsi ikan nila oleh masyarakat meningkat sehingga perlu ditingkatkan juga kualitas dan kuantitas melalui kegiatan budidaya. Persilangan ditujukan guna mendapatkan sifat-sifat unggul dari induk dengan memanfaatkan heterosis (Widodo dan Hakim, 1981). Heterosis adalah keadaan keturunan F1, yaitu hasil persilangan antara dua tetua (P1 dan P2) melebihi vigor atau

5 sifat dari rerata kedua tetuanya atau vigor dari salah satu tetua terbaik (Kirana dan Sofiari, 2007). Ikan nila memiliki beberapa strain, antara lain strain GIFT dan strain SLEMAN, masing-masing strain nila tersebut memiliki keunggulan. Ikan nila strain GIFT memiliki warna badan hitam dan merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih baik dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain (Anonim, Tanpa Tahun). Nila strain SLEMAN merupakan strain ikan nila baru yang belum dipasarkan. Nila ini berpotensi bagus karena jika disilangkan dengan nila strain GIFT akan menghasilkan ikan nila merah hibrida yang memiliki warna merah dan pertumbuhan yang lebih baik daripada tetuanya (Sumantadinata, Tanpa Tahun). Berdasar latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Persilangan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Strain GIFT dengan Strain SLEMAN Terhadap Nilai Heterosis Panjang, Berat, dan Lebar Badan. METODE PENELITIAN Pemilihan induk Induk yang digunakan adalah induk berumur 1,5 tahun dengan berat kurang lebih 250 gram. Masing-masing kolam pemijahan diisi indukan dengan rasio 1 : 3 yaitu jantan 3 dan betina 9. Persiapan kolam ikan Persilangan ikan nila menggunakan sistem kolam mini dengan menggunakan hapa. Hapa digunakan untuk tempat pemeliharaan ikan yang diletakkan di kolam ikan. Hapa ini diletakan dengan jarak masing-masing 10 cm. Ukuran hapa 1x1x1 m 3. Hapa diletakan pada kolam pemeliharaan dengan ukuran 800 m 2. Pemilihan benih ikan Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) strain GIFT dan strain SLEMAN. F1 hasil persilangan (burayak) usia 2-3

6 hari setelah dikeluarkan dari mulut induknya sejumlah 10 ekor kemudian dimasukan ke dalam masing-masing hapa sesuai persilangan yang dilakukan. Pemeliharaan ikan Pada penelitian ini dilakukan pengukuran panjang, lebar, dan berat badan ikan serta kualitas air (suhu air, tingkat pencahayaan kolam ikan, dan ph). Pengukuran kualitas air dilakukan bersamaan dengan pengukuran panjang, lebar, dan berat badan. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Cara pemberian pakan dilakukan dengan menebar pakan secara adlibitum. Pada penelitian ini digunakan pakan merk HI-PRO- VITE dengan kadar protein 31-33%. Pengukuran parameter Penelitian Pengukuran panjang, lebar, dan berat badan ikan dilakukan pada minggu ke-4, 8, dan 12 minggu. Pengukuran panjang dan lebar badan ikan diukur menggunakan kertas milimeter, sedangkan berat badan ikan ditimbang menggunakan timbangan digital. Parameter pendukung diukur pada minggu ke-4, 8, dan 12 dengan pengulangan 3 kali. Parameter pendukung yang diukur adalah suhu air, tingkat kekeruhan, dan ph kolam pemeliharaan ikan. Analisis Data Penelitian ini menggunakan rancangan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Data dianalisis menggunakan Anava dengan taraf kepercayaan 5% kemudian dilanjutkan dengan uji LSD, pengolahan data menggunakan SPSS. Koefisien heterosis dihitung menggunakan rumus: P silangan P tetua % H = x 100 % (Robisalmi et al., 2010) P tetua Keterangan : % H = Koefisien Heterosis P silangan = rerata performan silangan P tetua = rerata performan tetua

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Panjang Badan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dari penelitian persilangan ikan nila (Orechromis niloticus) strain GIFT dan strain SLEMAN, diperoleh data hasil pengukuran panjang badan pada minggu ke-4, 8, dan 12. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rata-rata panjang badan ikan nila (Orechromis niloticus) hasil persilangan pada minggu ke-4, 8, dan 12 Pengukuran Rata-rata panjang [( ) ± SD] (cm) Signifikansi minggu ke- 1 2 3 4 4 4,53 ± 0,33 b 2,96 ± 0,19 a 5,16 ± 0,4 c 4,42 ± 0,24 b 0,00 8 5,91 ± 0,47 c 4,2 ± 0,36 a 5,25 ± 0,62 b 7,13 ± 0,54 d 0,00 12 8,22 ± 0,69 c 5,9 ± 0,29 a 7,26 ± 0,4 b 8,98 ± 0,62 d 0,00 Baris yang sama dengan superskrip berbeda menunjukan adanya perbedaan nyata pada α = 0,05 1 : GIFT x GIFT 2 : SLEMAN x SLEMAN 3 : SLEMAN x GIFT 4 : GIFT x SLEMAN Berdasarkan uji Anava dengan taraf kepercayaan 5%, diperoleh nilai P(0,00) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persilangan berpengaruh terhadap panjang badan ikan. Hasil uji LSD pada minggu ke-4 menunjukkan bahwa rata-rata panjang badan F1 pada persilangan 1 berbeda nyata dengan persilangan 2 dan 3, sedangkan rata-rata panjang badan persilangan 1 dan 4 tidak ada perbedaan. Rata-rata panjang badan tertinggi pada minggu ke-4 dijumpai pada persilangan 3, sedangkan rata-rata panjang badan terendah dijumpai pada persilangan 2. Pada minggu ke-8 dan 12 rata-rata panjang badan F1 persilangan 1, 2, 3, dan 4 berbeda nyata. Rata-rata panjang tertinggi pada minggu ke-8 dan 12 diperoleh pada persilangan 4, sedangkan rata-rata panjang terendah diperoleh pada persilangan 2. Hasil Pengukuran Lebar Badan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Data hasil pengukuran lebar badan ikan nila pada minggu ke-4, 8, dan 12 dapat dilihat pada Tabel 2.

8 Tabel 2 Rata-rata lebar badan ikan nila (Oreochromis niloticus) hasil persilangan pada minggu ke-4, 8, dan 12 Pengukuran Rata-rata lebar [( ) ± SD] (cm) Signifikansi minggu ke- 1 2 3 4 4 1,3 ± 0,13 b 0,94 ± 0,2 a 1,36 ± 0,29 b 1,76 ± 0,17 c 0,00 8 2,06 ± 0,23 c 1,28 ± 0,32 a 1,69 ± 0,09 b 3,5 ± 0,62 d 0,00 12 3,17 ± 0,43 b 1,97 ± 0,4 a 1,92 ± 1,1 a 3,6 ± 0,55 c 0,00 Baris yang sama dengan superskrip berbeda menunjukan adanya perbedaan nyata pada α = 0,05 1 : GIFT x GIFT 2 : SLEMAN x SLEMAN 3 : SLEMAN x GIFT 4 : GIFT x SLEMAN Berdasarkan uji Anava dengan taraf kepercayaan 5%, diperoleh nilai P(0,00) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persilangan berpengaruh terhadap pertumbuhan lebar badan ikan. Hasil uji LSD pada minggu ke-4 menunjukkan bahwa rata-rata lebar badan pada persilangan 1 berbeda nyata dengan persilangan 2 dan 4, sedangkan rata-rata lebar badan persilangan 1 dan 3 tidak ada perbedaan. Rata-rata lebar badan pada minggu ke-8 menunjukkan persilangan 1, 2, 3, dan 4 berbeda nyata. Rata-rata lebar tertinggi pada minggu ke-4 dan 8 dijumpai pada persilangan 4, sedangkan ratarata lebar terendah dijumpai pada persilangan 2. Sementara pada minggu ke-12 ratarata lebar badan persilangan 1 berbeda nyata dengan persilangan 2, 3, dan 4, sedangkan persilangan 2 dan 3 tidak ada perbedaan. Rata-rata lebar tertinggi pada minggu ke-12 dijumpai pada persilangan 4, sedangkan rata-rata lebar terendah dijumpai pada persilangan 3. Hasil Pengukuran Berat Badan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Data hasil pengukuran berat badan ikan nila pada minggu ke-4, 8, dan 12. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

9 Tabel 3 Rata-rata berat badan ikan nila (Oreochromis niloticus) hasil persilangan pada minggu ke-4, 8, dan 12 Pengukuran Rata-rata berat [( ) ± SD] (gram) Signifikansi minggu ke- 1 2 3 4 4 1,21 ± 0,16 b 0,66 ± 0,2 a 1,28 ± 0,33 b 1,77 ± 0,18 c 0,00 8 3,97 ± 0,38 b 1,27 ± 0,33 a 3,44 ± 0,6 b 5,46 ± 1,29 c 0,00 12 12,73 ± 0,58 c 3,78 ± 0,41 a 5,31 ± 0,46 b 13,57 ± 0,66 d 0,00 Baris yang sama dengan superskrip berbeda menunjukan adanya perbedaan nyata pada α = 0,05 1 : GIFT x GIFT 2 : SLEMAN x SLEMAN 3 : SLEMAN x GIFT 4 : GIFT x SLEMAN Berdasarkan uji Anava dengan taraf kepercayaan 5%, diperoleh nilai P(0,00) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persilangan berpengaruh terhadap pertumbuhan berat badan ikan. Hasil uji LSD pada minggu ke-4 dan 8 menunjukkan bahwa ratarata berat badan pada persilangan 1 berbeda nyata dengan persilangan 2 dan 4, sedangkan rata-rata berat badan persilangan 1 dan 3 tidak ada perbedaan. Pada minggu ke-12 rata-rata berat badan persilangan 1, 2, 3, dan 4 berbeda nyata. Rata-rata berat tertinggi pada minggu ke-4, 8, dan 12 dijumpai pada persilangan 4, sedangkan rata-rata berat terendah dijumpai pada persilangan 2. Nilai Heterosis Panjang, Lebar, dan Berat Badan Hasil Persilangan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Strain GIFT dan Strain SLEMAN Nilai heterosis panjang, berat, dan lebar badan ikan pada usia 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4 Nilai heterosis panjang, berat, dan lebar badan hasil persilangan strain GIFT dan SLEMAN pada minggu ke-12 Persilangan Heterosis Panjang (%) Lebar (%) Berat (%) SLEMAN x GIFT 2,83-25,29-57,57 GIFT x SLEMAN 26,9 40,07 64,53 Berdasarkan Tabel 4.4 nilai heterosis panjang, berat, dan lebar badan keturunan F1 hasil persilangan GIFT betina dan SLEMAN jantan pada minggu ke-12 menunjukkan ukuran badan lebih panjang, lebih lebar, dan lebih tinggi dari pada F1

10 hasil persilangan SLEMAN betina dan GIFT jantan. Nilai heterosis panjang, lebar, dan berat badan ikan nila F1 hasil persilangan ikan nila GIFT betina dan SLEMAN jantan menunjukkan nilai heterosis tinggi karena lebih dari 20%. Menurut Ariyanto dan Subagyo (2004), nilai heterosis hasil persilangan tergolong tinggi apabila mempunyai nilai lebih dari 20%. Nilai heterosis panjang, lebar, dan berat badan ikan nila pada persilangan SLEMAN betina dan GIFT jantan menunjukkan nilai heterosis rendah untuk panjang yaitu 2,83%, sementara untuk lebar -25,29% dan berat -57,57%. Untuk karakter panjang memiliki nilai positif walaupun rendah, sedangkan karakter lebar dan berat memiliki nilai heterosis negatif yang artinya performan lebar dan berat ikan hasil persilangan SLEMAN betina dan GIFT jantan lebih rendah dari pada performan ratarata tetua, sehingga lebar dan berat badan tidak bisa dikatakan sebagai heterosis. Istilah heterosis didefinisikan sebagai keunggulan keturunan dari suatu persilangan terhadap rata-rata tetuanya (Warwick et al., 1990). Menurut Warwick et al. (1990) dalam Robisalmi et al. (2010) menyatakan bahwa rendahnya nilai heterosis bukan berarti keturunan hasil persilangan tersebut jelek. Nilai heterosis menerangkan atau menggambarkan suatu kondisi perbandingan antara rata-rata keturunan dengan ratarata kedua tetuanya. Persilangan GIFT betina dan SLEMAN jantan memiliki nilai heterosis tinggi, sedangkan persilangan SLEMAN betina dan GIFT jantan memiliki nilai heterosis rendah diduga disebabkan oleh pengaruh maternal yang dibawa oleh GIFT betina. Induk GIFT betina membawa materi genetik yang lebih baik dari pada SLEMAN betina, sehingga pertumbuhan F1 persilangan GIFT betina dan SLEMAN jantan memiliki pertumbuhan yang lebih baik. Menurut Kristanto dan Kusrini (2007) tinggi rendahnya nilai heterosis disebabkan oleh efek maternal yaitu sitoplasma ovum mengandung bahan yang menjadikan genotip maternal berpengaruh terhadap fenotip F1.

11 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan yaitu F1 hasil persilangan GIFT x SLEMAN menunjukkan ukuran badan lebih panjang, lebih lebar, dan lebih berat walaupun pada pengukuran minggu ke-4 rata-rata panjang panjang lebih tinggi pada persilangan SLEMAN x GIFT, tetapi untuk minggu ke- 8 dan 12 persilangan GIFT x SLEMAN memiliki rata-rata panjang lebih tinggi dibandingkan persilangan SLEMAN x GIFT. Nilai heterosis panjang, lebar, dan berat badan F1 hasil persilangan GIFT x SLEMAN lebih tinggi dari pada F1 hasil persilangan SLEMAN x GIFT, yaitu nilai heterosis F1 hasil persilangan GIFT x SLEMAN untuk karakter panjang 26,9%; lebar 40,07%; dan berat 64,53% sedangkan F1 hasil persilangan SLEMAN x GIFT untuk karate panjang 2,83%; lebar -25,29%; dan berat -57,57%. Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan ikan nila semakin meningkat, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai sifat-sifat unggul ikan nila (Oreochromis niloticus) pada strain yang lain, sehingga hasil penelitian dapat diaplikasikan pada peternak ikan nila dan mayarakat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Tanpa Tahun. Budidaya Ikan Nila(Oreochromis niloticus). Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ariyanto dan Subagyo. 2004. Variabilitas Genetik dan Evaluasi Heterosis PadaPersilangan Antar Galur Dalam Spesies Ikan Mas (Genetik Variabilities And Heterosis Evaluation On IntraspeciesCrossings In Common Carp). Zuriat. Vol. 15, No. 2 Gustiano, R., Arifin, O.Z., dan Nugroho, E. 2008. Perbaikan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Media Akupuntur.Vol.3,No. 2 Kirana dan Sofiari. 2007. Heterosis dan Heterobeltiosis pada Persilangan 5 Genotip Cabai dengan Metode Dialil. Jurnal Hortikultura. Vol. 17,No. 2