Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Tambunan, et. al.,hubungan Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH REMAJA PUTRI DI WILAYAH PUSKESMAS JENGGOT KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi. penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN TAHUN 2016 ABSTRAK

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA. Hera Ariyani 1, Ekawati 1

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia merupakan keadaan berkurangnya kemampuan darah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri Nuniek Nizmah Fajriyah, M. Laelatul Huda Fitriyanto STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Jl. Raya Pekajangan No.8 Kedungwuni Pekalongan Email: nuniek_pkj@yahoo.co,id Abstrak. Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Di Indonesia prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% diderita oleh Wanita Usia Subur (WUS) dan 40,1% diderita oleh ibu hamil. Penyebab utama anemia gizi di Indonesia adalah rendahnya asupan zat besi (Fe). Pada remaja wanita 26,50%, wanita usia subur (WUS) 26,9%, ibu hamil 40,1%, dan anak balita 47,0%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang anemia pada remaja putri di SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi korelasi (Correlation Study. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X dengan jumlah 42 remaja putri. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar yaitu 27 remaja putri (64,3%) tidak mengetahui tentang anemia. Perlu adanya upaya untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya anemia dan bagaimana pencegahannya agar kejadian anemia pada remaja putri dapat ditanggulangi. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia, Kejadian Anemia pada Remaja Putri Pendahuluan Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Anemia dapat diartikan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal (Handayani & Wibowo 2008, h. 37). Anemia terjadi akibat kadar hemoglobin atau ertrosit lebih rendah daripada nilai normal. Anemia umumnya disebabkan karena ada perdarahan kronik atau malnutrisi (kurang gizi) (Rusilanti 2007, h. 59). Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap masalah gizi salah satunya adalah defisiensi zat besi, dapat mengenai semua kelompok status sosial-ekonomi, terutama yang berstatus sosisal-ekonomi rendah. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena berdampak pada perkembangan fisik, psikis, perilaku dan etos kerja seseorang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu peningkatan status gizi masyarakat. Suatu status gizi yang baik akan mempengaruhi status kesehatan dan prestasi belajar seseorang. Masalah gizi perlu perhatian yang lebih khusus untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Akhmadi 2008, h. 1). Remaja putri berisiko menderita anemia lebih tinggi daripada remaja putra. Hal ini didasarkan pada kenyataan remaja putri sering melakukan diet agar tubuh tetap langsing, tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan tubuh akan zat gizi, baik makro maupun mikro. Anemia terjadi karena kekurangan zat besi dan asam folat. Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia tahun 2006, dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat (Public Health Problem). Di Indonesia prevalensi

anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% diderita oleh Wanita Usia Subur (WUS) dan 40,1% diderita oleh ibu hamil (Dyah, 2008) Penyebab utama anemia gizi di Indonesia adalah rendahnya asupan zat besi (Fe). Anemia masih cukup tinggi, yaitu pada remaja wanita 26,50%, wanita usia subur (WUS) 26,9%, ibu hamil 40,1%, dan anak balita 47,0% yang dilaporkan oleh Depkes RI (2005). Kekurangan zat besi adalah Jenis anemia yang paling sering ditemui, yang terjadi bila kita kehilangan banyak darah dari tubuh, (baik karena pendarahan luka maupun karena menstruasi) ataupun karena makanan yang kita konsumsi kurang mengandung zat besi. Infeksi cacing tambang, malaria ataupun disentri juga bisa menyebabkan kekurangan darah yang parah. Ada beberapa tahap sampai tubuh kita kekurangan zat besi. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun. Dengan menurunnya zat besi, produksi hemoglobin dan sel darah merah pun berkurang. Anemia gizi besi dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir. Selain itu anemia gizi juga dapat menyebabkan penurunan antibodi sehingga mudah sakit karena terserang infeksi (Utamadi dan Muljono, 2007). Remaja putri (10-19 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia dari pada remaja laki-laki. Karena setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi selain itu remaja putri seringkali menjaga penampilan ingin kurus sehingga melakukan diet dan mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat penting seperti zat besi. Dampak anemia gizi besi pada remaja adalah menurunkan produktivitas kerja dan juga menurunkan kemampuan akademis di sekolah. Oleh karena itu, sasaran program perbaikan gizi pada kelompok remaja wanita dianggap strategis dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi (Briawan, 2008). Berdasarkan data dari Survey Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2007, tentang pengetahuan remaja mengenai Anemia, didapatkan 87,3% remaja pernah mendengar tentang anemia, sedangkan yang tidak pernah mendengar penyakit anemia sebesar 12,7%. Diantara tanda penyakit anemia jawaban tertinggi menjawab muka pucat sebesar 52,8% selanjutnya mata berkunang-kunang sebesar 46,5%. Sesuai hasil survey masih perlu dilakukan sosialisasi mengenai pengetahuan remaja tentang anemia karena masih banyak yang belum diketahui remaja tentang bagaimana cara pencegahan dan penanganan anemia (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007). Pada tahun 2008 Dinas kesehatan kabupaten Pekalongan melakukan pemeriksaan hemoglobin pada pelajar putri di dua sekolah SMA di kabupaten Pekalongan. Diperoleh data 53 pelajar putri (23.45%) yang mengalami anemia dari 226 pelajar putri yang dilakukan pemeriksaan hemoglobin, dari ke dua sekolah yang dilakukan pemeriksaan yaitu SMAN 1 Wiradesa dari 156 pelajar putri terdapat 29 pelajar putri (18,58%) yang mengalami anemia, dan SMK Gondang Wonopringgo dari 110 pelajar putri terdapat 24 pelajar putri (21,81%) yang mengalami anemia (Data Dinkes kab Pekalongan, 2008). Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan tentang anemia pada

remaja putri di SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Permasalahan yang dapat diuraikan berdasarkan latar belakang di atas adalah Gambaran Pengetahuan tentang anemia pada remaja putri di SMA N 1 Kabupaten Pekalongan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang anemia pada remaja putri di SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Metodologi Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi korelasi (Correlation Study) dimana pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2005). Hal ini dilakukan untuk melihat antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain. Pada penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan anemia dengan angka kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 1 Wiradesa. dengan metode pendekatan cross sectional yaitu pendekatan dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat yang sama. Rancangan penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu (Notoatmodjo, 2005). Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek yang memiliki sifat atau ciri yang bisa diteliti (Machfoedz 2010, h. 47). Populasi target bersifat umum, dan biasanya pada penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik demografis, meliputi jenis kelamin dan usia (Nursalam, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMAN 1 Wiradesa. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X dengan jumlah 190 dihitung dengan menggunakan rumus Notoatmodjo didapatkan sampel sebanyak 128 remaja putri. Setelah dilakukan penelitian peneliti hanya mendapatkan 42 remaja putri yang bisa dijadikan sampel yang sesuai dengan kriteia inklusi karena peneliti tidak dapat bertemu langsung dengan remaja putri kelas X yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dalam memberikan pengarahan maksud dan tujuan dilakukan penelitian. Instrumen penelitian ini adalah alat untuk memperoleh data dari suatu penelitian dengan menggunakan kuesioner dan Lembar persetujuan. Lembar yang berisi tentang ketersediaan menjadi responden dalam penelitian. Peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan secara terstruktur, yaitu subjek hanya menjawab sesuai pedoman yang sudah ditetapkan (Nursalam 2008, h. 114). Kuesioner dalam penelitian ini adalah bentuk pertanyaan tertutup (closedended) yaitu, kuesioner yang menanyakan tentang pengetahuan remaja putri tentang anemia. Hasil Penelitian 1. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa umur terbanyak remaja putri yang menjadi responden adalah 15 tahun yaitu 21 remaja putri (50%), umur 16 tahun sebanyak 11 remaja putri, umur 14 sebanyak 7 dan umur 17 sebanyak 3 remaja putri. 2. Remaja putri kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiiradesa sebagian besar responden yaitu 27 remaja putri (64,3%) tidak

mengetahui tentang anemia dan 15 remaja putri (35,7%) mengetahui tentang anemia. Pembahasan Berdasarkan penelitian terhadap pengetahuan remaja putri tentang anemia diketahui bahwa sebanyak 27 remaja putri (64,3%) berpengetahuan kurang tentang anemia, dan sebanyak 15 remaja putri (35,7%) berpengetahuan baik tentang anemia. Dapat disimpulkan bahwa remaja putri yang merupakan siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiradesa berpengetahuan kurang mengenai anemia. Pengetahuan remaja yang kurang tentang anemia mengakibatkan kurangnya pemahaman mereka tentang anemia menurut Notoadmodjo (2003, h. 121) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Pengetahuan remaja putri tentang anemia hanya sampai pada tahap tahu. Dan tidak diikuti dengan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari seperti makan-makanan yang banyak mengandung zat besi, tidak minu es teh setelah makan dan olah raga yang teratur (Soetjiningsih, 2004). Simpulan 1. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa umur terbanyak remaja putri yang menjadi responden adalah 15 tahun yaitu 21 remaja putri (50%), umur 16 tahun sebanyak 11 remaja putri, umur 14 sebanyak 7 dan umur 17 sebanyak 3 remaja putri. 2. Remaja putri kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiiradesa sebagian besar responden yaitu 27 remaja putri (64,3%) tidak mengetahui tentang anemia dan 15 remaja putri (35,7%) mengetahui tentang anemia. Saran 1. Untuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiradesa. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan kepada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan, guna mensosialisasikan tentang anemia agar remaja putri dapat mengetahui tentang anemia dan bagaimana cara pencegahannya. 2. Untuk siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiradesa Saran bagi remaja putri Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan agar para remaja putri termotivasi untuk menambah informasi mengenai anemia yang bisa didapat dari buku, majalah, atau media cetak maupun internet karena anemia merupakan penyakit paling sering diderita para remaja khususnya remaja putri dan diharapkan remaja putri bisa melakukan pencegahan agar tidak menderita anemia, dengan cara mengkonsumsi makanan berfariasi terutama makanan yang mengandung zat besi seperti hati, daging, ikan,telur ayam, sayuran hijau dan mengkonsumsi tablet besi pada saat menstruasi. 3. Bagi tenaga kesehatan. Perlu meningkatkan kegiatan yang berkaitan dengan pemberian informasi tentang anemia dan program pengobatan anemia melalui penyuluhan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mengikutsertakan kader-kader kesehatan atau kegiatan UKS, PMR yang ada di sekolah dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang anemia

dan mengurangi angka kejadian anemia pada remaja putri. 4. Bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan eksperimen atau quasi eksperimen misalnya mengetahui angka kejadian anemia pada daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Daftar Pustaka Akhmadi, 2008, Masalah kekurangan zat besi, Diakses 8 Maret 2009, http://multiplay.com/jurnal/i tem. Anwar, Faisal, & Khomsan, Ali, 2009, Makan Tepat Badan Sehat, Jakarta, Hikmah. Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007, Pengetahuan remaja tantang KKR, diakses 21 Maret 2009, http:// pengetahuan ramaja tantang anemia.com. Baradero, Mary et al, 2008, Klien Gangguaan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC. Briawan, D, 2008, Penanggulangan anemia pada remaja, diakses 21 Maret 2009, http://widyakarya kusuma pangan dan gizi.com. Efendi, Ferry & Makhfudli, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Handayani, Wiwik & Haribowo, Andi, 2008, Buku Ajar Asuhan Kepeawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi, Jakarta, Salemba Medika. Machfoedz, Ircham 2010, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Bidang Kesehatan Keperawatan Kebidanan Kedokteran, Penerbit Fitramaya, Yogyakarta. Medicinesia, 2009, diakses 21 Maret 2009, http://www.medicinesia.com/ kedokteran-klinis/tumbuhkembang/anemia-defisiensibesi/., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, ed. Ref, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, ed. Ref, Rineka Cipta, Jakarta Nursalam, 2008, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta. Salemba Medika. Permono, B, et al, 2005, Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak, Jakarta, IDAI. Rusilanti, 2007, Sehat dengan Jus Buah, Jakarta, Agromedia Pustaka. Rumini,S & Sundari,S, 2004, Perkembangan Anak Dan Remaja, Jakarta, Rineka Cipta. Soetjiningsih, 2004, Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahnnya, Jakarta, CV Agung Seto. Sudoyo, A.W, et al, 2006, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta, Departemen Penyakit Dalam FK Universitas Indonesia. Surbakti, 2009, Kenalilah Anak Remaja, Jakarta, Gramedia Swarjana, I, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, ANDI Utamadi, G & Mulyono P, 2007, remaja dan anemia, diakses 5 Maret 2009, http:// anemia dan remaja.com.

Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat, EGC, Jakarta.