I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kondusif dan suksesnya transfer informasi dari guru kepada siswa. Pemakaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), bahwa tingkat kelulusan ujian

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

I. PENDAHULUAN. belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X 1 SMA

I. PENDAHULUAN. Pelajaran IPA fisika pada umumnya dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang merupakan hasil perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru dalam bentuk satuan pelajaran. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi penyampaian materi untuk mendesain KBM yang merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya. Pendapat Nasution (dalam Isjoni, 2010 : 20) proses pendidikan, guru mempunyai kewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Oleh karena itu, guru harus menciptakan situasi belajar yang optimal sehingga tugas mengajar dapat berjalan dengan efektif. Begitu pula tugas guru mata pelajaran biologi khususnya, mereka harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik minat peserta didik sehingga tujuan pembelajaran biologi dapat tercapai. Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi edukatif, yakni interaksi yang bernilai pendidikan yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi edukatif harus

2 menggambarkan hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif (aktif, dalam arti sikap, mental, dan perbuatan) (Djamarah, 2000:12). Permasalahan dalam proses pembelajaran dewasa ini di SMP Gajah Mada Bandar Lampung masih didominasi oleh guru. Pembelajarannya menggunakan metode ceramah. Siswa tidak banyak bertanya, hanya siswa pandai yang berani bertanya tentang materi yang diberikan guru sedangkan siswa yang tidak mengerti hanya memperhatikan dan tidak berani menanyakan materi yang belum mereka mengerti. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit dalam memahami materi pelajaran, dan penguasaan materi yang diperoleh siswa tergolong rendah. Banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak berani untuk bertanya atau berdiskusi. Dalam pembelajaran biologi, pengetahuan tidak dapat diberikan begitu saja. Proses pembelajaran pada kelas tersebut masih menggunakan pembelajaran langsung konsep-konsep biologi diterangkan di dalam kelas, diawali dengan penjelasan guru yang disertai contoh soal dan latihan, serta diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah (Anonim 2011). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMP Gajah Mada Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa mata pelajaran biologi masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit khususnya pada materi pokok Sistem Pernapasan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa Kelas

3 VIII pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 khususnya pada Materi Pokok Sistem Pernapasan adalah 50, sedangkan persentase rata-rata ketuntasan belajarnya adalah 56,7 %. Nilai rata-rata ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah adalah 60. Data yang diperoleh berasal dari aspek kognitif, kemudian rendah penguasaan materi siswa kemungkinan disebabkan kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, metode yang digunakan oleh guru dalam menyajikan pelajaran menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajarannya tersebut siswa hanya memusatkan kegiatan pada guru, siswa hanya duduk, diam dan menerima informasi. Oleh karena itu, siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir dan bertindak, karena siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru. Selain itu aktivitas siswa pada proses pembelajaran hanya terbatas pada mendengarkan dan mengerjakan tugas. Kurangnya aktivitas ini membuat siswa kurang optimal dalam belajar. Kurang efektifnya penggunaan metode ceramah tersebut diduga berdampak terhadap penguasaan beberapa materi pokok biologi, salah satunya yaitu materi pokok sistem pernapasan pada manusia. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu alternatif model pembelajaran yang menarik, sehingga siswa lebih aktif dan sekaligus dapat meningkatkan penguasaan materi siswa tersebut. Dengan tujuan agar materi yang disampaikan dapat diterima, dipahami dan dikuasai oleh siswa secara optimal. Berkaitan hal ini, berarti guru harus merancang model pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan materi siswa. Pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan penguasaan materi adalah model pembelajaran

4 kooperatif, salah satu tipe pembelajarannya adalah Student Team Achievement Division (STAD). Selama ini guru biologi di SMP Gajah Mada Bandar Lampung belum menggunakan model pembelajaran kooperatif, maka untuk pemula peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan tipe yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2010:143). Pada materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia, siswa dituntut untuk memahami, membandingkan, mengidentifikasi fungsi sistem organ-organ Pernapasan pada manusia serta kelainan pada sistem Pernapasan pada manusia dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini mengharuskan siswa dapat mendiskripsikan Sistem Pernapasan Pada Manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model pembelajaran pada materi pokok sistem Pernapasan Pada Manusia di harapkan dapat meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. Karena model pebelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajarannya siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompokkelompok untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah secara bersama sehingga siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. Hasil penelitian Hartatik (2006 : 31) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA N 5 Bandar Lampung tahun pelajaran

5 2005/2006. Berdasarkan kesimpulan Hartatik dikatakan bahwa rataan hasil belajar biologi siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan sebesar 18,1%. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian di SMP Gajah Mada Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi Sistem Pernapasan Pada Manusia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia? 2. Manakah penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang lebih tinggi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ceramah dan tanya jawab? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia.

6 2. Penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang lebih tinggi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ceramah dan tanya jawab. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan pengalaman yang sangat berharga sebagai calon guru. 2. Bagi siswa Memberikan suasana belajar yang dapat mendorong peningkatan penguasaan materi oleh siswa. 3. Bagi guru Memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi alternatif yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan penguasaan materi biologi oleh siswa. 4. Bagi sekolah Memberikan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah itu sendiri. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka perlu adanya batasan ruang lingkup yaitu:

7 a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam memecahkan masalah bersama. b. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah proses pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, poin peningkatan individu dan kelompok serta penghargaan kelompok (Slavin, 2010 : 143). c. Penguasaan materi adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang dilihat dari hasil pretest, postest dan N-Gain. Indikator penguasaan materi yang diukur meliputi : ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4). d. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII semester genap SMP Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. F. Kerangka Pikir Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi oleh guru di SMP Gajah Mada Bandar Lampung saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dipandang masih belum efektif. Guru sebaiknya kreatif dalam pemilihan model pembelajaran karena model pembelajaran yang sesuai dengan materi akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran biologi sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Selain itu model yang tepat akan memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Proses pembelajaran yang efektif

8 dalam pendidikan akan menghasilkan siswa yang mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan. Salah satu alternatif untuk mewujudkan itu semua adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Terdapat lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu persentasi kelas, kelompok, tes, peningkatan individu dan kelompok serta penghargaan kelompok. Dalam kelompok kooperatif siswa berkemampuan tinggi membantu teman-temannya yang berkemampuan rendah maupun sedang. Dalam kondisi ini siswa yang berkemampuan rendah maupun sedang memperoleh keuntungan dalam kegiatan belajar. Sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi dapat lebih memahami dan menguasai materi yang diajarkan pada teman satu kelompok. Dengan adanya interaksi dalam kelompok secara tidak langsung dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Maka dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam belajar secara tidak langsung akan meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran tersebut. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi siswa. Hubungan antara hasil variabel tersebut digambarkan sebagai berikut: X Y Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Keterangan: X = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD; Y = Penguasaan materi siswa.

9 G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H 0 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung. H 1 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung. 2. H 0 : Rata rata penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. H 1 : Rata rata penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih dibandingkan pada yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.