BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup, baik pada tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama bagi semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam sel hidup, baik pada tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lain-lain. Tanpa air manusia dan mahkluk hidup lainnya tidak dapat hidup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

TINJAUAN PUSTAKA. ( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Air II.1.1. Definisi Air Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun mahluk hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup, baik pada tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di dalam nya manusia ) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75 % kandungan sel tumbuh tumbuhan atau lebih dari 67 % kandungan sel hewan terdiri dari air. Jika kandungan tersebut kurang, misalnya dehidrasi pada manusia yang di akibatkan muntaber, kalau tidak cepat di tanggulangi akan mengakibatkan kematian, tanaman yang lupa tidak di siram pun akan layu dan kalau di biarkan akan mati. ( Suriawiria, 2005 ). II.1.2. Kegunaan Air Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira kira 60 70 % dari berat badan nya. Untuk kelangsungan hidup manusia, tubuh manusia memerlukan air yang jumlah nya antara lain tergantung berat badan nya. Untuk orang dewasa kira kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, kebersihan, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Apabila kekurangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian. ( Sutrisno, 2004 )

II.1.3. Sumber Sumber Air a. Air Laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum. ( Sutrisno, 2004 ) b. Air Atmosfir Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran kotoran industri / debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. ( Sutrisno, 2004 ) c. Air Permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang batang kayu, daun daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Air permukaan ada 2 macam yakni : 1. Air Sungai 2. Air rawa/danau

1. Air Sungai Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. ( Sutrisno, 2004 ) 2. Air rawa / danau Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning cokelat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaaan kelarutan O 2 kurang sekali (anaerob), maka unsur unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan timbul algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O 2. ( Sutrisno, 2004 ). d. Air Tanah Terbagi atas : 1. Air tanah dangkal Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumber air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. ( Sutrisno, 2004 ).

2. Air tanah dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman ( biasanya antara 100 300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Kualitas dari air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. ( Sutrisno, 2004 ). 3. Mata air Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas / kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. ( Sutrisno, 2004 ). II.1.4. Pencemaran Air Pencemaran air sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daratan sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk ke dalam air tersebut berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri, peternakan, rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya. Pencemaran dari

kuman penyakit ini merupakan penyebab utama terjadinya penyakit yang di sebabkan oleh pencemaran air. ( Darmono, 2001 ) II.1.5. Komponen Pencemar Air Meskipun rumus kimia air murni di lingkungan laboratorium adalah H 2 O namun kenyataan nya di alam, rumus tersebut seolah olah berubah menjadi H 2 O + X. Dalam hal ini, X merupakan komponen komponen yang masuk atau di masukkan ke dalam badan air sehingga menyebabkan perairan menurun kualitasnya. ( Nugroho, 2006; Ryadi, 1984 ). Karena X adalah merupakan zat zat yang umumnya lebih banyak larut di dalam H 2 O, maka efek kelarutan bagi air akan menimbulkan pengaruh toksisitas maupun wujud fisik yang berubah dari air. ( Ryadi, 1984 ) II.1.6. Proses Pengolahan Air Baku Menjadi Air Reservoir a. Intake Intake adalah tempat masuknya air baku melalui saluran yang bercabang dua di lengkapi dengan bar screen ( saringan kasar ) dan fine screen ( saringan halus ) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran - kotoran yang terbawa air sungai.

b. Bak Pengendap I (Prasedimentasi) Bangunan ini berfungsi sebagai bak pengendap awal untuk partikel yang ada pada air baku serta sebagai tempat penginjeksian klorin. Selain itu sebagai tempat untuk memisahkan materi suspensi. c. Bak Koagulasi Bangunan ini berfungsi untuk menurunkan parameter turbidity, logam berat dengan penambahan koagulan PAC dan penginjeksian klorin sesuai dengan kondisi operasi melalui pompa dosing. Bangunan ini dilengkapi dengan 2 unit pengaduk mekanik (Rapid Mix) yang berfungsi sebagai pengaduk / pencampur air dengan bahan kimia seperti klorin dan Poly Aluminium Cloride ( PAC ). d. Bak Flokulasi Bangunan ini berfungsi untuk memperbesar flok yang terjadi pada saat proses koagulasi sehingga lebih mudah di endapkan pada bak pengendap (sedimentasi ). Untuk mempercepat reaksi flokulasi ditambahkan pengaduk kecepatan lambat ( Slow Mix ). e. Bak Sedimentasi Bak sedimentasi berfungsi untuk pengendapan padatan dan flok yang terbentuk dari proses flokulasi.

f. Saringan Pasir Cepat Fungsi saringan pasir cepat untuk menangkap flok yang tidak dapat dipisahkan pada bak pengendap. g. Bak Netralisasi Bak netralisasi berfungsi sebagai tempat pengaturan ph agar air hasil pengolahan mempunyai ph netral dan juga sebagai tempat penambahan khlor untuk menjaga agar kandungan klorin dalam air yang akan didistribusikan selalu ada untuk menghindari adanya bakteri patogen dalam air. h. Reservoir Reservoir ini berfungsi untuk menampung air bersih / air olahan setelah melewati saringan pasir cepat (filter) dan bak netralisasi. i. Pompa Transmisi Pompa transmisi (pompa distribusi air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih ke pelanggan. adalah : Adapun bahan bahan kimia yang di gunakan dalam proses pengolahan air 1. Kapur ( CaCo 3 ) Kapur berfungsi untuk menaikkan derajat keasaman / kesadahan / PH.

2. Liquid Clorine ( Cl 2 ) Gas klorin untuk desinfektan ( pembunuh bakteri ). 3. Poly Aluminium Cloride ( Al 2 (OH) 3 Cl 3 ) PAC berfungsi untuk menggumpalkan materi halus dalam air baku menjadi flok yang lebih besar. ( Katalog PDAM Tirtanadi ) II.1.7. Syarat Syarat Air Minum Syarat syarat kualitas air minum dapat di lihat dalam parameter wajib dan parameter tambahan, yang secara keseluruhan telah di tetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 / MENKES / PER / IV / 2010 yang terdapat dalam lampiran. II.2. Logam Besi ( Fe ) II.2.1. Definisi Besi ( Fe) adalah logam transisi yang memiliki sifat sangat kuat, tahan panas, mudah di murnikan, tetapi muda korosi. Besi ( Fe ) memiliki nomor atom 26 dan memiliki berat atom 55, 845 g/mol, serta titik leleh 1.538 0 C dan titik didih 2.861 0 C. ( Widowati, 2008 ). Besi yang murni adalah yang berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. (Svehla, 1985 ). Logam nya mudah larut dalam asam mineral. ( Albert, 1989 ).

II.2.2. Kegunaan Besi ( Fe) a. Dalam bidang Industri Besi ( Fe ) paling banyak di gunakan dalam pembuatan baja seperti besi tuang, besi tempa dan baja karbon. ( Widowati, 2008 ). b. Dalam bidang kesehatan Fe memiliki fungsi essensial dalam tubuh, yaitu : 1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru paru ke seluruh tubuh yang terikat dalam hemoglobin Kadar Fe 2+ dalam tubuh manusia kira kira sebesar 3 5 gr. Sebanyak 2/3 gr bagian terikat oleh Hb dan sisanya terikat dalam protein, dan inilah yang mengangkut oksigen dari paru paru menuju sel ke seluruh tubuh. ( Widowati, 2008 ) 2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel Dalam setiap sel, Fe 2+ bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron. Protein pengangkut elektron bertugas memindahkan hidrogen ( H ) dan elektron ( e ) dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga dihasilkan air dan Adenosin Tri Pospat ( ATP ). ( Widowati, 2008 )

3. Sebagai bagian terpenting dari beberapa reaksi enzim Enzim mengandung Fe 2+ bisa melarutkan jenis obat obatan tertentu yang tidak larut dalam air, berperan dalam reaksi oksidasi dalam sistem biologi dan berperan dalam transport gas. ( Widowati, 2008 ). II.2.3. Dampak kelebihan Fe a. Secara Fisik Kelebihan Fe pada air dapat menimbulkan bau dan warna pada air minum, seperti menyebabkan air menjadi kemerah merahan dan memberi rasa yang tidak enak pada minuman. ( Sutrisno, 2004 ) Selain itu, kelebihan Fe juga dapat menimbulkan korosif pada pipa dan menimbulkan noda noda pada pakaian apabila dipakai untuk mencuci. (Suriawiria, 2005 ). b. Dalam bidang kesehatan Besi ( Fe 2+ ) dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik karena, konsumsi Fe 2+ berlebih berakibat pada meningkatnya feritrin dan hemosiderin dalam sel parenkim hati, akibatnya hemosiderin akan masuk ke dalam sel parenkim organ organ lain, misalnya pankreas, otot jantung dan ginjal sehingga dalam jangka panjang, hemosiderin akan tertimbun dalam organ organ dan merusak kerja organ tersebut. Rusaknya jaringan ini di sebut penyakit

hemokromatosis. Kerusakan sel juga meluas pada hati, jantung dan organ lain, bahkan bisa berakhir dengan kematian. ( Widowati, 2008 ). II.2.4. Efek Defisiensi Anemia salah satunya di karenakan oleh kekurangan Fe 2+ yang berperan dalam pembentukan Hb yang di sebabkan kekurangan konsumsi Fe 2+, oleh sebab itu kadar Hb menurun. Defisiensi juga menggangu fungsi kelenjar tiroid serta kemampuan berkurang nya mengatur suhu tubuh. Defisiensi pada anak anak dapat mengakibatkan berkurangnya daya konsentrasi, daya ingat serta terganggunya kemampuan belajar. ( Widowati,2008) II.2.5. Kadar Batas Aman Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492 / MENKES / PER / IV/ 2010 tentang air minum kadar maksimal besi ( Fe ) adalah 0,30 Mg/L. II.2.6. Keberadaan Fe dalam Air Logam logam lingkungan perairan ( hydrosphere ) umumnya berada dalam bentuk ion. ( Heryando, 2008 ). Ion ion logam tersebut berinteraksi dengan spesies kimia yang berada dalam perairan, begitu juga dengan logam Fe. Interaksi ion logam Fe dengan spesies kimia dalam perairan antara lain :

1. Reaksi Hidrolisis Jika ion logam Fe yang mempunyai muatan tinggi seperti Fe 3+ akan terhidrolisa kuat oleh air dengan konstanta keseimbangan (K1) kecil. Persamaan Reaksi : Fe (H 2 O) 6 3+ + H 2 O Fe (H 2 O) 5 OH 2+ + H 3 O + Hidrolisis dapat juga berlangsung lebih lanjut dengan lepas nya satu atau lebih proton dari air yang terkoordinasi Fe (H 2 O) 5 OH 2+ + H 2 O Fe (H 2 O) 4 (OH) 2 + + H 3 O + ( Heryando, 2008; Connell, 1995) 2. Reaksi Reduksi dan Oksidasi Reaksi oksidasi dan reduksi logam Fe sangat di pengaruhi oleh kadar oksigen. Apabila kadar oksigen terlarut dalam air cukup besar, oksidasi Fe 2+ menjadi Fe 3+ akan berlangsung dan Fe 3+ yang terbentuk akan di pisahkan oleh pasir lambat. Besi dalam bentuk ion Fe ++ sangat mudah larut di dalam air. Oksigen terlarut di dalam air akan mengoksidasi Fe ++ menjadi Fe(OH) 3 yang merupakan endapan, sehingga akan menyebabkan kekeruhan dalam air yang berwarna merah karat. ( Suriawiria, 2005 ). II.2.7. Reaksi Logam besi ( Fe) dengan O Phenantroline Besi di reduksi menjadi Fe 2+ kemudian di reaksikan dengan O Phenantroline menjadi komponen yang merah. ( Golterman, 1978). Besi (II)

bereaksi dengan 1,10 phenantroline membentuk kompleks jingga merah [C 12 H 8 N 2 ) 3 Fe] 2+ ( Basset,1994 ). Total besi dapat di perkirakan setelah di cerna dan di reduksi. Besi yang terdapat dalam air berbentuk ion ( Fe 2+ atau Fe 3+ ) sebagai larutan kompleks, koloid dan sebagai suspensi yang tidak dapat larut. Fe 2+ akan di oksidasi segera oleh O 2 menjadi Fe 3+ dan Fe 3+ akan mengendap, dalam suasana asam. ( Golterman, 1978). Indikator 1,10 phenantroline bereaksi dengan besi Ferro di dalam larutan dan akan membentuk warna jingga merah, tetapi jika besi Ferri tidak bereaksi dengan 1, 10 phenantroline. (The handbook, 2002). II.2.8. Penanggulangan Pencemaran Fe Cara yang sederhana untuk penghilangan Fe ++ adalah kombinasi aerasi dan filtrasi dengan saringan pasir kering ( pasir aktif ), sehingga endapan Fe +++ yang terbentuk sesudah aerasi akan di pisahkan oleh saringan pasir di dalam proses filtrasi.( Suriawiria, 2005 ) II.2.9. Pengobatan Toksisitas Fe Pengobatan toksisistas Fe adalah mencegah terjadi nya absorpsi Fe baik dari saluran pencernaan atau saluran nafas, yaitu dengan cara memuntahkan bahan makanan yang dimakan yang telah tercemar Fe dengan obat emetika, atau bisa juga dengan menggunakan obat pencahar yaitu pemberian 5 % larutan Sodium Bikarbonat ( NaHCO 3 ), dimana sejumlah besi terikat sebagai ferro bikarbonat yang tidak bisa di absorpsi. ( Darmono, 2001 )

Untuk mengurangi toksisitas Fe akibat injeksi Fe pada penderita dialisis ginjal, bisa di berikan vitamin E. Kelebihan Fe dalam tubuh bisa di kurangi melalui donor darah secara teratur. ( Widowati, 2008 ). II.3. Spektrofotometri Sinar Tampak ( Visible ) II.3.1. Definisi Spektrofotometri adalah analisa kuantitatif yang mengukur jauhnya penyerapan energi cahaya ( absorsbsi ) oleh suatu sistem kimia itu sebagai fungsi dari suatu panjang gelombang radiasi, atau pengukuran penyerapan cahaya oleh suatu panjang gelombang tertentu.( Day, 1986 ). Spektrofotometri sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400 800 nm. ( Kosasih, 2004 ) II.3.2. Radiasi Elektromagnetik Radiasi elektromagnetik, yang mana sinar tampak merupakan salah satunya, dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400 800 nm. Warna sinar tampak dapat di hubungkan dengan panjang gelombang nya. Sinar putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. Sinar pada panjang gelombang tunggal ( radiasi monokromatik ) dapat di pilih dari sinar putih. ( Gandjar, 2007 ). II.3.3. Penyerapan radiasi Oleh Molekul Penyerapan molekular spektrofotometri secara luas digunakan untuk menentukan logam - logam, spesis kation, spesis anion dan ion kompleks. ( Ingle,

1988 ). Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energi ke tingkat energi yang lebih rendah maka beberapa energi akan dilepaskan. Energi ini dapat hilang sebagai radiasi dan dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi. Jika suatu molekul di kenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai sehingga energi molekul tersebut di tingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan ( absorbsi ) energi oleh molekul. Banyak nya sinar yang di absorbsi pada panjang gelombang tertentu sebanding dengan banyak nya molekul yang menyerap radiasi, sehingga spektra absorbsi juga dapat di gunakan untuk analisis kuantitatif. Jika suatu molekul sederhana di kenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energi nya sesuai. (Gandjar, 2007 ). II.3.4. Analisa Kuantitatif Spektrofotometer Visible ( Sinar tampak ) Dalam analisa kuantitatif, suatu berkas radiasi di kenakan pada cuplikan (larutan sampel ) dan intensitas sinar radiasi yang di teruskan akan di ukur besarnya. Radiasi yang di serap oleh cuplikan di tentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang di teruskan dengan intensitas sinar yang di serap. ( Gandjar, 2007 ). Untuk menentukan besi sering di gunakan 1,10 phenantroline dalam bentuk kompleks dan besi ferro. Absorbansi dari jingga merah yang terbentuk adalah pada panjang gelombang 510 nm. ( Ingle, 1988 )