PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB II. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) e-issn X Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

BAB I PENDAHULUAN tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh : UMI ZULAIKHAH A54D090029

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH HAM MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 0713 PIR TRANS SOSA I A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI NO KW.

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

Oleh : Susi Rahmawati Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE SISWA KELAS IV SDN 10 PADANG DAREK KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Rinendah Sihwinedar 16

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO Sri Sukaptiyah srisukaptiyah@gmail.com SD Negeri 1 Mongkrong, Karangjati, Wonosegoro, Boyolali ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui metode Problem Based Learning pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong, Wonosegoro Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yaitu bulan September 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014. Subjek dalam penelitian adalah proses dan hasil belajar PKn pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong, Wonosegoro semester I tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas 19 siswa yaitu 10 laki-laki dan 9 perempuan. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi hasil belajar PKn pada siswa Kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong, Wonosegoro Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Proses belajar PKn materi Proses Perumusan Pancasila dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 8 siswa (72,7%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 11 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 3 siswa (27,3%) dan nilai rata-rata kelas dari 77,8 menjadi 83,5 meningkat sebesar 5,7. Kata kunci : hasil belajar PKn, Problem Based Learning PENDAHULUAN Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik 114

Scholaria, Vol. 5, No. 1, Januari 2015:114-121 dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam mata pelajaran PKn. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka. Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan tindakan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi Proses Perumusan Pancasila melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada materi pengambilan keputusan bersama. Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya keberanian peserta didik yang tuntas untuk menyelesaikan masalah kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan 115

Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model Problem Based Learning (Sri Sukaptiyah) yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka. Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan penelitian yang akan dipecahkan dalam PTK ini mencari informasi keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn tentang Proses Perumusan Pancasila, dan mendiskripsikan penerapan metode Problem Based Learning untuk pengambilan keputusan bersama siswa kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong dan hasil belajar siswa tersebut tercapai. KAJIAN PUSTAKA Hakikat PKn Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka nation and character building. Hal ini merupakan fungsi PKn sebagai pembangun karakter bangsa (national character building) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Untuk itu pembentukan karakter anak yang kuat perlu penguasaan Pembelajaran Kewarganegaraan sejak dini. Mata pelajaran PKn perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar karena PKn memiliki tugas pokok sebagai berikut: 1) mengembangkan Kecerdasan Warga Negara (civic intelligence),2) Membina tanggungjawab warga Negara (civic intelligence), dan 3) Mendorong partisipasi warga Negara (civic intelligence). Keberhasilan tugas pokok PKn dalam proses pembelajaran diukur melalui hasil belajar siswanya. Hasil belajar itu sendiri adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya ( Hamzah : 2007 : 213 ). Berdasarkan tugas pokok PKn dan pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek - aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperolah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran PKn pada materi Proses Perumusan Pancasila, pencapaian hasil belajar yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas langsung dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui aktivitas tersebut pembelajaran akan lebih mengena pada siswa. Selain itu siswa juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain untuk membuat simpulan dengan benar. 116

Scholaria, Vol. 5, No. 1, Januari 2015:114-121 Peningkatan hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar PKn, pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelajaran dengan Problem Based Learning. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sintaknya sebelum proses belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul, serta mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka. Berdasarkan hakikat pembelajaran PKn, karakteristik pembelajaran PKn seperti diuraikan diatas, maka model pembelajaran PBL dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran PKn di SD. Implementasi model pembelajaran PBL, secara teoritik dapat meningkatkan kompetensi nilai hasil belajar para siswa yang nantinya akan berdampak pada pembelajaran PKn. Berbagai penelitian tindakan membuktikan potensi PBL tersebut secara empirik. Nila Erviana, Suwarto, dan Joko Daryanto (2011) meneliti tentang penerapan model Problem Based Learning SD Negeri II Lumbungkerep, Wonosari, Klaten menemukan hasil bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Rizqi Febriyani (2013) melakukan PTK dan menemukan hasil bahwa penerapan 117

Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model Problem Based Learning (Sri Sukaptiyah) model PBL dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD N 1 Dagan, Purbalingga. Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide. Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. METODE Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Mongkrong, Wonosegoro, Boyolali pada siswa kelas VI, dengan jumlah siswa 19 orang, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan Proses Perumusan Pancasila. Dalam kegiatan pengumpulan data ini meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan tes. Teknik ini dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 1 Mongkrong di kelas maupun di luar kelas yaitu: pengamatan, yang dilakukan selama proses pembelajaran. Wawancara dilakukan setelah pengamatan dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun diluar kelas. Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang ada seperti silabus, RPP, materi pelajaran, dan hasil penilaian guru. Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai model pembelajaran yang digunakan.tes yang dimaksud untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Indikator kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa bila 75% siswa memperoleh nilai lebih dari KKM. Bila hasil angket didapatkan 75 % menjadi senang dan berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu supervisor. Pengamatan ini dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri 1 Mongkrong. Adapun data data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 118

Scholaria, Vol. 5, No. 1, Januari 2015:114-121 1. Hasil Data Kualitatif dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek ( ) pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut. Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) adalah tentang keefektifan metode Problem based learning dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn khususnya tentang materi Proses Perumusan Pancasila. Untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan ditekankan pada :a) Kegiatan guru dalam menerapkan metode Problem Based Learning b.) Aktifitas anak dalam pelaksanaan pembelajaran c) Keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran d)indikator yang diamati pada lembar observasi guru terlampir.2. Hasil Data Kuantitatif : Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan metode Problem Based Learning dalam meningkatkan motivasi siswa. Data kuantitatif tersebut dibuat sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Setelah guru memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal. Hasil analisis siswa terlampir. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan yang dilakukan pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali terkait hasil belajar PKn tentang Proses Perumusan Pancasila melalui metode pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran problem based learning berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dicermati dari tabel yang merangkum hasil belajar, rerata dan peningkatan pencapaian KKM. Tabel Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rerata Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tuntas 13 68,4 16 84,2 19 100 Belum Tuntas 6 31,6 3 15,8 - Rerata 67,5 69,1 74,9 Untuk meningkatkan kreativitas dan aktivitas dalam melakukan kegiatan pembelajaran, maka krativitas penyediaan alat peraga harus ditingkatkan dengan cara :1. Memanfaatkan benda benda yang ada disekitar siswa. 2. Menggunakan alat peraga gambar-gambar sila dari Pancasila. 119

Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model Problem Based Learning (Sri Sukaptiyah) Dalam pelaksanaan mengajar metode Problem Based Learning, fungsi guru lebih difokuskan sebagai fasilitator dan motivator untuk memberikan penguatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brammer (1979;42) yaitu hubungan yang bersifat membantu merupakan upaya guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif akan terjadinya pemecahan masalah dan pengembangan diri peserta didik. Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah: a.) Siswa sudah terampil menggunakan alat peraga untuk membimbing temannya dalam mempelajari Proses Perumusan Proses Pancasila. b.)hampir semua siswa terlibat aktif dalam melakukan pembelajaran. c.) dalam diskusi kelompok, hampir semua siswa sudah aktif dan tercipta kerja sama yang baik dalam menyelesaikan tugas. d.) Hasil evaluasi belajar sudah baik. Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran PKn dengan materi Proses Perumusan Pancasila kelas VI semester I di SD Negeri 1 Mongkrong, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali melalui model pembelajaran Problem Based learning dengan mengefektifkan alat peraga gambar-gambar sila Pancasila dipandang sudah cukup. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai rata rata sudah diatas KKM dan tingkat ketuntasan 100%. SIMPULAN DAN SARAN Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi Proses Perumusan Pancasila dikelas VI semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri 1 Mongkrong, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode Problem Based learning dengan mengefektifkan alat peraga gambar-gambar sila Pancaslia mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya peningkatan pada: Menggunakan media pembelajaran gambar-gambar pada sila Pancasila dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Proses Perumusan Pancasila; Model pembelajaran problem based learning dengan mengefektifkan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 13 siswa atau 68,4% dari 19 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya 65 keatas menjadi 16 atau 84,2% dari jumlah 19 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 19 siswa atau 100%. 120

Scholaria, Vol. 5, No. 1, Januari 2015:114-121 Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 1 Mongkrong, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali peneliti kemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut.guru sebaiknya mengusahakan media pembelajaran benda benda konkret yang berada disekitar siswa dapat menghilangkan verbalisme dan menyenangkan; Guru harus memberi motivasi dan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan; Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan; Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam kelompoknya dengan kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat sosial pada siswa; Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan pengetahuannya melalui forum KKG. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Yrama Widya. Depdikbud.1997. Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdikbud. Depdiknas. 2003. Model Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Dasar, Jakarta : Depdiknas. Erviana, Nila,Suwarto dan Daryanto, Joko 2011, Peningkatan Hasil Belajar PKn tentang Kebebasan Berorganisasi melalui Model PBL pada Kelas V SDN 2 Lenbungkerep, Wonosari, Klaten tahun pelajaran 2011/2012, http://problembasedlearning.com.di akses tanggal 20 Agustus 2014. Febriyani, Risqi. 2013. Keefektifan PBL terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Dagan Kabupaten Purbalingga pada Materi Globalisasi, http://problembasedlearning.com. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014. Rian Prastiwi, Valentina. 2010. Pancasila Dasar negaraku, Bhinneka Tunggal Ika Semangatku, Jakarta : Nobel Edumedia. Sunarso dan Kusumawardani, Anis, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD dan MI kelas VI, Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Triyani. 2010. Berperilaku Sesuai dengan Nilai Nilai Pancasila, Jakarta : Nobel Edumedia. 121