PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN ANGKA PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN DI PAUD SIRATUL JANNAH. Linda Yulianti, Muhamad Ali, Halida

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN SHALAT DHUHA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK IRAMA DI TK abc123 PONTIANAK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTEK SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK MANIPULATIF MELALUI PERMAINAN BOLA BERANTING PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BOLA KAKI PADA ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

STRATEGI GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK BINA SARI PONTIANAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Maimunah Ayu, Wusono Indarto, Devi Risma

PENINGKATAN MOTIVASI ANAK MAKAN SAYURAN MELALUI METODE BERMAIN PERMAINAN COOKING CLASS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

IMPROVING FINE MOTOR SKILLS CHILDREN PLAYING THROUGH MOZAIK 5-6 YEAR IN TK PKBM MELATI MUKTIJAYA DISTRICT ROKAN DOWNSTREAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU KATA PADA KELOMPOK USIA 5 6 TAHUN DI PAUD

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

Yenny Zain, Zulkifli N, Ria Novianti

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SONDA GANDA MODIFIKASI PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN AL-HASANAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI PADA KELOMPOK A

MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI MENARI PADA KELOMPOK B2 DI TK AL ISLAM I JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh

engenalkan doa hendaknya dilakukan sedini mungkin pada anak, agar anak nantinya dapat mengetahui makna dari doa itu sendiri dan arti doa yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN PERILAKU SOPAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK KARYA NYATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI LARI ESTAFET PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

PENINGKATAN PENGENALAN SAINS SEDERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN HUBUNGAN SOSIAL MELALUI BERMAIN BERSAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

PENINGKATAN PENGUCAPAN KALIMAT THAYYIBAH MELALUI TRATEGI MODELING THE WAY PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI

PEMBELAJARAN PENGENALAN MAKANAN BERGIZI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK LKIA 2 PONTIANAK SELATAN

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN PADA ANAK USIA 5 6 TAHUN DI TK ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

SENAM SI BUYUNG DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN KEGIATAN MELIPAT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ST. ANTONIUS-2

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI PENGGUNAAN PUZZLE PADA ANAK TK

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

PENINGKATAN RASA INGIN TAHU MELALUI PERMAINAN KOTAK MISTERI DI TK IMMANUEL PONTIANAK

Nurmaida, Wusono Indarto, Devi Risma

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN (Permen No. 58 Tahun 2009) Variabel Sub Variabel Indikator Tehnik

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

MEWARNAI GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BERGOLO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KB

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Desly Manalu, Tri Utami, Enda Puspitasari

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGISI POLA DENGAN MEDIA BIJI-BIJIAN DI TK NEGERI I PEMBINA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelompok B Paud Hidayatul

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MENCETAK UBI JALAR DI KELOMPOK B

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH MELAWI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5 6 TAHUN DI TK PUTRA HARAPAN JOMBANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TAMAN HARAPAN

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MORAL MELALUI BERCERITA PADA USIA 5 6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK HARUNIYAH

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD Siti Ara Dewi, Fadillah, Sutarmanto Program Studi PG-PAUD FKIP Untan Email: ara 230009@ gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa PAUD Taman Pena yang berjumlah 10 orang. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya. Perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatan motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dapat dikategorikan baik. Berdasarkan analisis perbandingan data pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan tersebut diperoleh karena perilaku anak yang sangat baik dalam tarian dengan pembelajaran kegiatan tari. Kata Kunci: peningkatan, motorik kasar, kegiatan tari Abstract: This research aims to improve gross motor activities through dance activity in children aged 5-6 years in early childhood education programs of Taman Pena, Kubu Raya district. The research method used is descriptive method. The research subjects were students in early childhood education programs of Taman Pena which amounts to 10 students. A site used as a place of research is early childhood education programs of Taman Pena, Kubu Raya district. Lesson planning and implementation of learning to improve gross motor skillsthrough teaching dance to children aged 5-6 years in early childhood education programs of Taman Pena Kubu Raya dictrict can be categorized as either. Based on a comparative analysis of cycle 1 and cycle 2 can be seen that an increase in gross motor skills through learning dance activity in early childhood education programs of Taman Pena Kubu Raya district, so the researchers concluded that the increase is obtained due to the excellent behavior of children with learning activities in the dance. Keywords: enchancement, rough motoric, dance activity P erkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan yang dapat dilakukan anak. Oleh sebab itu peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan 1

bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak, membuat anak senang bermain dan tidak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya saat bermain. Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai banyak manfaat untuk pertumbuhan aspekaspek kemampuan anak, seperti aspek perkembangan kognitif dan aspek perkembangan sosial. Selain itu, meningkatkan keterampilan gerak fisik anak diantaranya gerakan tari berperan penting untuk menjaga kesehatan tubuh anak. Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang cepat. Selain itu secara fisik anak juga akan terlihat lebih tinggi atau lebih besar. Pada anak usia dini perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pula. Salah satu kemampuan pada anak usia dini yang berkembang sangat pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca. Anak yang cerdas adalah anak yang berkembang secara baik seluruh kemampuan dirinya, baik aspek kognitifnya, moralnya, sosial emosionalnya, dan juga fisik motorik yang baik akan memungkinkan anak suka dan dapat bergerak. Anak-anak usia dini adalah anak-anak yang masih sangat memerlukan pengawasan dan bimbingan dari orang yang lebih dewasa. Salah satu cara belajar anak usia dini adalah dengan meniru perbuatan orang-orang yang lebih tua, teman atau gurunya. Oleh karena itu dalam mengembangkan berbagai dasar anak di PAUD sangatlah penting. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Dalam merencanakan pembelajaran kegiatan fisik motorik guru mempunyai latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik yang bermakna dan sesuai bagi anak. Guru juga perlu menentukan tingkat keberhasilan yang sesuai dengan kemampuan anak. Jika guru menentukan tingkat keberhasilan yang terlalu tinggi sehingga anak sulit mencapainya. Dalam Permen 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini mencakup lima aspek perkembangan yaitu nilai agama dan moral, kogitif, bahasa, fisik motorik dan sosial emosional. Penelitian ini peneliti memfokuskan pada aspek motorik kasar anak usia 5-6 tahun yang memiliki Tingkatan Pencapaian Perkembangan (TPP) diantaranya adalah : 1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan. 2. Melakukan koordinasi gerakan kaki tangan kepala dalam meniru gerak yang diiringi lagu. 3. Melakukan permainan fisik dengan aturan. 4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. Pada tingkatan pencapaian perkembangan (TPP) ke dua (2) disebutkan anak usia 5-6 tahun minimal sudah harus dapat melakukan koordinasi gerakan kaki tangan kepala dalam menirukan gerak dan lagu. Oleh karena itu jika anak usia 5-6 tahun belum dapat melakukan gerakan kaki tangan kepala dalam 2

menirukan gerak melalui lagu, maka kemungkinan aspek motorik kasarnya di katakan belum sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan (TPP). Untuk itu peneliti tertarik sebagai pendidik di PAUD Taman Pena mencoba memberikan suatu pembelajaran kepada anak dengan kegiatan tari. Untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar kepada anak, guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu ke arah tingkat pengembangan kemampuan gerak anak dan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kemunculan dan keterhambatan kemampuan-kemampuan ini. Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Bentuk-bentuk gerakan dasar tersebut telah dimiliki anak-anak usia PAUD. Namun, yang menjadi permasalahan sekarang, bagaimanakah cara menanamkannya kepada anak usia PAUD agar bentuk-bentuk gerakan dasar yang telah dimilikinya itu dapat dilakukan dengan benar. Melalui kegiatan gerak motorik kasar anak dapat dikembangkan secara optimal, karena dapat membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Dengan adanya kegiatan olah tubuh khususnya senam dapat dijadikan suatu sarana atau media dalam memfasilitasi keterampilan fisik maupun motorik anak. Kegiatan gerak yang di iringi lagu dapat dilakukan di dalam ruangan maupun di luar ruangan, tergantung pada situasi dan kondisi yang berlangsung pada saat kegiatan. Pada zaman sekarang ini, banyak ditemukan anak-anak bermain (PS, PSP, Internet dan lain-lain). Hal ini dapat kita temukan sebagian besar anak khususnya usia 5-6 tahun yang seharusnya sudah bisa melakukan kegiatan tarian. Berhasil tidaknya proses kegiatan motorik kasar bagi anak usia prasekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, termasuk dalam kegiatan gerak fisik secara tepat. 2. Pada zaman sekarang ini, banyak kita temukan anak-anak bermain ps, psp, internet dan lain-lain. Namun pada kenyataannya, masih banyak kendala yang harus dihadapi khususnya dalam kegiatan tari untuk meningkatkan motorik kasar anak. Upaya mengatasi permasalahan ini peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatan motorik kasar anak melalui kegiatan tari dengan judul Peningkatan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Tari Untuk Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dengan jumlah murid 10 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan, guru selaku pengajar kelompok B berjumlah 2 orang.teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik observasi langsung berupa pedoman observasi, teknik dokumenter berupa hasil gambar (foto) dan video rekaman dari aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah kegiatan, dan teknik wawancara langsung berupa pedoman wawancara. 3

Analisis data dalam penelitian, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles dan Huberman (1984) mengatakan bahwa analisis data meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis reduktif untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan data sehingga dapat mengambil kesimpulan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian, data yang telah diperoleh di lapangan tidak berarti apa-apa, bila tidak diolah. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Display data atau penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melihat gambaran secara menyeluruh atau bagian-bagian tertentu untuk mengambil suatu keputusan secara tepat, oleh karena itu agar hasil penelitian dapat dilihat secara keseluruhan. Data yang diperoleh itu kemudian ditarik kesimpulan. Untuk mempermudah penarikan kesimpulan akhir dari penelitian ini, maka data yang diperoleh akan dianalisis dan mempergunakan perhitungan rumus prosentase dikemukakan oleh Sudjana (2011: 15) sebagai berikut : p = f N x 100%. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) tahap perencanaan (planning), 2) tahap pelaksanaan (acting), 3) tahap pengamatan (observing), 4) tahap refleksi (reflecting). Tahap Perencanaan (planning) Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: 1) Mengkaji kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa serta yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran; 2) membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, memberikan penjelasan, petunjuk dan arahan serta aturan dalam menceritakan, mengekspresikan, menirukan sesuatu sesuai instrumen berupa lembar observasi dan lembar wawancara dengan tema yang akan dilakukan yang berkaitan dengan pencapaian perkembangan motorik kasar pada anak usia dini. Tahap Pelaksanaan (acting) Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan yaitu dengan melaksanakan kegiatan sesuai dengan RKH tindakan yang telah direncanakan. Banyaknya pertemuan direncanakan setiap siklusnya tiga kali pertemuan( 3 x pertemuan = 1 siklus). Setiap satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 180 menit. Adapun langkahlangkah pembelajaran melalui kegiatan tari adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan awal (pembukaan//pijakan sebelum main) a. Menyambut kedatangan setiap anak dengan senyum, berbaris dan menyapa dengan merangsang anak mengucapkan salam dan selamat pagi. 4

b. Anak bersama guru, berdoa sebelum kegiatan boleh dipimpin oleh salah satu anak yang bersedia. c. Menanyakan situasi dan kondisi pagi ini, membicarakan kegiatan yang akan dilakukan hari ini/menjelaskan dan bercakap-cakap tentang gerakan tari. 2. Kegiatan inti (pijakan saat main) a. Pijakan Sebelum Main/Pembukaan. 1) Menanamkan nilai agama dan moral melalui berdoa. 2) Mengembangkan bicara melalui bercakap-cakap tentang gerakan tari 3) Bercakap-cakap tentang kegiatan yang harus dilakukan hari ini dengan mengikuti perintah secara berurutan/peraturan kegiatan. b. Pijakan Saat Main/Kegiatan Inti. 1) Mendukung dan memotivasi anak. 2) Mencontohkan gerakan tari. 3) Melakukan gerakan tari yang dicontohkan oleh guru. 4) Menceritakan proses gerakan tari. c. Pijakan setelah main/penutup. 1) Menanyakan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. 2) Menggunakan waktu beres-beres sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokkan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat 3) Mengucapkan doa dengan ikhlas dan khusus setelah kegiatan bermain 3. Kegiatan penutup (pijakan akhir) a. Review/Tanya jawab kegiatan satu hari b. Memotivasi dan menginformasikan kegiatan esok hari c. Bernyanyi bersama lagu gelang sepatu gelang,sayonara, doa pulang dan salam perpisahan Tahap Pengamatan (observing) Pada tahap ini, guru sejawat melakukan pengamatan terhadap kemampuan melaksanakan kegiatan/kemampuan peneliti dalam melaksakan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi penilaian melaksanakan pembelajaran dan lembar hasil observasi anak, yang berupa indikator kelenturan, kesesuaian gerak dan lagu, serta kelincahan. Tahap Refleksi (reflecting) Menurut Zainal Aqib (2006:32) pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting, seperti: 1. Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan; 2. Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung; 3. Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul; 4. Mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi; 5. Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan; 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan di PAUD Taman Pena yang terletak di Jalan Raya Rasau Jaya yang berada di bawah naungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Taman Pena yang berusaha mengembangkan dan merintis pendidikan nonformal pada masyarakat ekonomi lemah, baik itu dari kalangan buruh, petani, dan karyawan perusahaan, dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang anak untuk kelompok B terdiri dari 3 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah yang muncul yaitu Pada zaman sekarang ini, banyak ditemukan anak-anak bermain (PS, PSP, Internet dan lain-lain). Hal ini dapat kita temukan sebagian besar anak khususnya usia 5-6 tahun yang seharusnya sudah bisa melakukan kegiatan tarian. Upaya mengatasi permasalahan ini peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatan motorik kasar anak melalui kegiatan tari. Dari hasil penelitian ini diperoleh data tentang kemampuan guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan peningkatan motorik kasar meliputi kelenturan, kesesuaian gerak dan lagu, kelincahan pada anak usia 5-6 tahun sebagai berikut. 1. Hasil Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran Hasil rekapitulasi kemampuan guru merencanakan pembelajaran untuk meningkatkan motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran Aspek yang Dinilai Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3 RKH 2,2 2,2 2,2 2,7 2,7 3,2 Memilih Tema 2,3 2,3 2,3 3 3 4 Tujuan Pembelajaran 2,6 2,6 2,6 3 3 3 Penilaian Hasil Belajar 2,3 2,3 2,3 3,3 4 4 Rata-rata Nilai 2,35 2,35 2,9 3 3 3,5 2. Hasil Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Hasil rekapitulasi pelaksanaan pembelajaran untuk melatih motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. 6

Tabel 2 Kemampuan Melaksanaan Pembelajaran Aspek yang Dinilai Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3 Setting Lingkungan 2,5 2,5 2,5 3 3 3,2 Kegiatan Awal 2,6 2,4 3,6 4 4 4 Kegiatan Inti 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Penutup 3 4 4 4 4 4 Rata-rata nilai 2,65 3,1 3,15 3,6 3,6 3,6 3. Hasil Perolehan Belajar Anak (Kelenturan) Hasil rekapitulasi perolehan belajar anak terhadap pembelajaran untuk peningkatan motorik kasar melalui kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dengan indikator melakukan gerak fisik kelenturan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Kelenturan Kriteria Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3 BB 8 8 7 0 0 0 MB 2 2 2 5 5 0 BSH 0 0 1 3 2 6 BSB 0 0 0 2 3 4 4. Hasil Perolehan Belajar Anak ( Kesesuaian Gerak dan Lagu) Hasil rekapitulasi perolehan belajar anak terhadap pembelajaran untuk peningkatan motorik kasar melalui kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dengan indikator kesesuaian gerak dan lagu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Kesesuaian Gerak dan Lagu Kriteria Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3 BB 8 7 6 0 0 0 MB 2 3 4 4 5 0 BSH 0 0 0 4 2 4 BSB 0 0 0 2 3 6 5. Hasil Perolehan Belajar Anak (Kelincahan) Hasil rekapitulasi perolehan belajar anak terhadap pembelajaran untuk peningkatan motorik kasar melalui kegiatan tari pada anak usia 5-6 tahun di 7

PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dengan indikator kesesuaian gerak dan lagu dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Kelincahan Kriteria Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3 BB 10 8 6 0 0 0 MB 0 2 4 2 2 0 BSH 0 0 0 5 5 3 BSB 0 0 0 3 3 7 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 14 September 2015 hingga 23 September 2015. di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya. Peneliti melakukan peningkatan motorik kasar anak melalui pembelajaran kegiatan tari guru terlebih dahulu menentukan Kompetensi inti, Kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan memfokuskan kepada keterampilan anak melakukan gerakan-gerakan tari sebagai dasar anak dalam mengembangkan fisiknya yakni kelenturan, kesesuaian gerak dan lagu dan kelincahan. Guru juga membuat format observasi dan evaluasi yang akan digunakan selama pembelajaran dan menyiapkan media yang akan di gunakan dalam pembelajaran. Dilihat dari hasil perencanaan pembelajaran siklus ke I dan II yang telah diamati teman sejawat. Setiap indikator pada kemampuan guru dalam mengajar terjadi peningkatan pada tiap siklusnya.. Pada pertemuan pertama di siklus I, rata-rata hasil perencanaan pelaksanaan pembelajaran adalah 2,35. Hasil yang sama diperoleh pada pertemuan kedua di siklus I. Namun, pada pertemuan ketiga di siklus I peneliti memperbaiki perencanaan pembelajaran sehingga rata-rata hasil perencanaan pembelajaran meningkat menjadi 2,9. Setelah itu, rata-rata hasil kemampuan perencanaan pembelajaran terus meningkat hingga 3,5 pada pertemuan ketiga di siklus II. Setiap indikator pelaksanaan pembelajaran terdapat peningkatan. Pada pertemuan pertama di siklus 1, guru hanya memperoleh rata-rata nilai 2,65. Setelah melakukan refleksi antara guru dan teman sejawat untuk mendapatkan hasil pelaksanaan pembelajaran yang lebih optimal, dengan setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi pada siklus ke I maka guru melanjutkan siklus ke II dengan memperoleh hasil kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik sehingga rata-rata nilai pun meningkat. Pada siklus 2, guru mendapatkan nilai yang sama yaitu 3,6. Pelaksanaan pembelajaran untuk melatih motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak usia 5 6 Tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya. peneliti melakukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RKH. Guru juga membuat format observasi dan evaluasi yang akan 8

digunakan selama pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran 2 siklus ke I dan II yang telah diamati teman sejawat. Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus ke II yang telah diamati teman sejawat sudah sangat baik dari hasil yang didapat dari teman sejawat sudah efektif karena pada siklus ke I guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik, tetapi ada sedikit kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu kurang dalam penataan lingkungan bermain, memberikan penguatan kepada anak yang tidak bisa melakukan dan memberi motivasi kepada anak yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Oleh karena itu, guru dan teman sejawat mengadakan refleksi untuk mendapatkan hasil pelaksanaan pembelajaran yang lebih optimal, setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi pada siklus ke I maka guru melanjutkan siklus ke II dengan memperoleh hasil kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik. Maka dilihat dari hasil kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Dengan melaksanakan pembelajaran dengan kegiatan tari, dapat dilihat anak yang mendapatkan kategori BB dengan kriteria Anak belum lentur dalam melakukan gerak tari pada siklus I ke siklus II mengalami penurunan artinya anak yang tidak lentur semakin berkurang. Sedangkan anak yang mendapatkan kategori MB dengan kriteria anak mulai lentur melakukan gerakan tari dengan arahan guru dan masih ada kesalahan gerak, pada siklus I ke siklus II juga mengalami penurunan artinya anak yang mulai lentur melakukan gerak tari semakin berkurang. Anak yang medapatkan kategori BSH dengan kriteria anak sudah lentur melakukan gerakan tari tanpa arahan guru meskipun masih ada kesalahan gerak pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan artinya anak yang sudah lentur melakukan gerakan tari tanpa arahan dari guru semakin bertambah. Sedangkan anak yang mendapatkan kategori BSB dengan kriteria anak lentur melakukan gerakan tarian pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan artinya anak yang lentur melakukan gerakan tarian semakin bertambah. Selain kelenturan, aspek yang diperhatikan adalah kesesuaian gerak dan lagu. Anak yang mendapatkan kategori BB dengan kriteria Anak belum dapat menyesuaikan gerak dan lagu pada siklus I ke siklus II mengalami penurunan artinya anak yang tidak dapat menyesuaikan gerak dan lagu semakin berkurang. Sedangkan anak yang mendapatkan kategori MB dengan kriteria anak dapat menyesuaikan gerak dan lagu tapi gerakannya tidak sempurna, pada siklus I ke siklus II juga mengalami penurunan artinya anak yang gerakannya tidak sesuai dalam kegiatan tiap gerakan tari semakin berkurang. Anak yang medapatkan kategori BSH dengan kriteria anak dapat menyesuaikan gerak dan lagu dengan sempurna namun sedikit bimbingan guru pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan artinya anak yang dapat menyesuaikan tiap gerakan tari dengan sempurna namun sedikit bimbingan guru semakin bertambah. Sedangkan anak yang mendapatkan kategori BSB dengan kriteria anak dapat menyesuaikan tiap gerakan tari dengan sempurna pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan artinya anak yang dapat menyesuaikan gerak dan lagu tiap gerakan tari dengan sempurna sekaligus semakin bertambah. 9

Aspek yang ketiga yang perlu diperhatikan selain kelenturan dan kesesuaian gerak dan lagu adalah kelincahan. Anak yang mendapatkan kategori BB dengan kriteria anak belum lincah melakukan gerakan tari pada siklus I ke siklus II mengalami penurunan artinya anak yang belum dapat melakukan gerakan tari semakin berkurang. Sedangkan anak yang mendapatkan kategori MB dengan kriteria anak mulai lincah melakukan gerakan tari namun masih diarahkan guru, pada siklus I ke siklus II juga mengalami penurunan artinya anak mulai lincah dalam melakukan gerakan tari semakin berkurang. Anak yang medapatkan kategori BSH dengan kriteria anak sudah lincah melakukan gerakan tari tanpa arahan guru pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan artinya anak yang sudah lincah melakukan gerak tari semakin bertambah. Sedangkan anak yang mendapatkan kategori BSB dengan kriteria anak sudah lincah melakukan gerak tari pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan artinya anak yang sudah lincah melakukan gerak tari semakin bertambah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatan motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak anak usia 5-6 tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya dapat dikategorikan Baik. Berdasarkan analisis perbandingan data pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan motorik kasar melalui pembelajaran kegiatan tari pada anak usia 5 6 Tahun di PAUD Taman Pena Kabupaten Kubu Raya, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan tersebut diperoleh karena banyak latihan dan prilaku anak yang sangat semangat dalam kegiatan gerak fisik melalui tarian. Saran Dari kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran untuk perubahan demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa mendatang adalah sebagai berikut: (1) Guru hendakhnya dapat menggunakan gerakan tari dengan praktek langsung sebagai salah satu metode yang dapat dipakai untuk meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun, (2) Sebaiknya ketika guru ingin melaksanakan pembelajaran kegiatan tari guru terlebih dahulu mengetahui metode apa yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga anak tertarik, tidak bosan dan mudah menerima pelajaran yang disampaikan guru, (3) Untuk merangsang dan meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran maka guru hendaknya menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan, dan (4) Hendaknya bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang melayani anak dan tidak mengesampingkan kegiatan gerak fisik khususnya tarian, untuk dimasukkan di dalam program pembelajaran agar anak memiliki fisik yang kuat sejak usia dini. 10

DAFTAR RUJUKAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 58 Tahun 2009.Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Aqib, Zainal, (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. (Bandung : Yrama Widya) Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak : Universitas Tanjungpura 11