BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN.

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN PADA ATLET KARATE

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. negara di kancah International. Nama-nama besar kini telah lahir seperti Ferry

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN-LAMPIRAN. LAMPIRAN 1: DAFTAR PERTANYAAN dan JAWABAN PERTANYAAN LAMPIRAN 2: DOKUMENTASI KEGIATAN

ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA. A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Kajian psikologi meramabah pada dunia olahraga.kajian olahraga tidak

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari perilaku. Maka dari itu olahraga merupakan bidang yang tidak bisa

Ketegaran Mental (Mental Toughness) Oleh: Agus Supriyanto

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi para individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

MENTAL TRAINING UNTUK PELARI

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Dian Indriansah, 2013

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dunia Internasional. Nama-nama besar telah lahir seperti Ferry Soneville,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tarung Derajat merupakan seni bela diri full body contact yang praktis dan efektif berasal dari Indonesia, Tarung derajat diciptakan dan dikembangkan oleh Achmad Dradjat melalui pengalamannya dari setiap pertarungan di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai pelatihan dasar oleh TNI Angkatan Darat. Tarung Derajat diajarkan dengan motto "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk", motto ini selalu dikumandangkan ketika sebelum berlatih dan setelah berlatih untuk meningkatkan semangat dan daya juang. Tarung Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam materi pelatihannya. Sebelum dikenal sebagai Tarung Derajat dulu beladiri ini dinamakan beladiri Boxer, tetapi setelah melalui beberapa pertimbangan beladiri Boxer itupun berganti nama menjadi Tarung Derajat, nama Tarung Derajat itupun memiliki makna yang berarti bertarung untuk derajat dan kehormatan sebagai manusia yang berhakikat. Menurut situs web resmi perguruan pusat Tarung Derajat (2007) yaitu: Tarung Derajat itu adalah ilmu olahraga seni pembelaan diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak dan nurani secara realistis dan rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan lima unsur daya moral, antara lain yaitu : kekuatan-kecepatan-ketepatan-keberanian dan keuletan, yang melekat dengan dinamis dan agresif dalam suatu system ketahanan/pertahanan serta untuk digunakan terutama pada upaya pemeliharaan keselamatan, kesehatan, dan kesempatan hidup sebagai manusia yang berhakekat.

2 Dalam pertandingan beladiri, seorang atlet pasti pernah mengalami kegagalan dalam bertanding karena atlet tersebut tidak bisa memanfaatkan dan mengontrol perubahan emosi yang terjadi pada dirinya, atlet yang tidak bisa mengontrol emosi biasanya mudah dikendalikan oleh lawan dan gerakannya sangat mudah terbaca dan bahkan teknik teknik yang telah dilatih tidak bisa dipakai secara sempurna. Ketika atlet tersebut dihadapkan pada situasi yang dapat mengakibatkan emosinya seperti itu, atlet tersebut akan mengalami gejolakgejolak mental seperti anxiety dan stres sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasinya. Tujuan atau sasaran yang paling utama dalam proses latihan adalah untuk membantu atlet mencapai prestasi yang semaksimal mungkin dan usaha yang optimal yang dikerahkan oleh atlet tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Harsono (1988:100): ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu: (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, (d) latihan mental begitu juga penapat bompa (2000) yang dikutip oleh satriya (2007: 49) bahwa faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi persiapan fisik, teknik, taktik, kejiwaan (psikologi). Berdasarkan pendapat di atas, dalam pertandingan seringkali dijumpai atlet yang berkemampuan bagus daripada lawannya tetapi atlet tersebut mengalami kekalahan pada pertandingan tersebut. Yang menjadi faktor penyebab kekalahanya ini menyangkut masalah mental yang mungkin kurang percaya diri terhadap kemampuannya, sehingga teknik yang dilakukan pada saat pertandingan itu mudah terbaca oleh lawan. Kekalahan yang terjadi biasanya disebabkan antara lain karena kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Seorang petarung sering berhadapan kembali dengan lawan yang pernah mengalahkannya atau dikalahkannya pada pertandingan terdahulu, sehingga rasa takut mengulang kekalahan seperti yang dulu sering muncul, akibatnya rasa percaya dirinya berkurang. Kenyataan lapangan secara psikologis tersebut di atas sesuai dengan pernyatan Smith (1986) yang dikutip Nasution (2007: 2) bahwa: stress yang di alami atlet timbul pada saat latihan, sebelum pertandingan, saat pertandingan, dan setelah pertandingan.

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet diantaranya adalah mental. Masalah mental yang dialami oleh atlet seringkali ditunjukan dari perilaku atlet pada saat sebelum pertandinngan, pada saat pertandingan dan setelah pertandingan. Apabila pada saat sebelum pertandingan atau menjelang pertandingan atlet mengalami gejala stress seperti gelisah, dan cenderung melamun itu menandakan bahwa ada gejolak mental didalam diri atlet. Ketika dalam pertandingan atlet ragu-ragu dalam melakukan teknik yang telah dilatih itu akan sangat mempengaruhi terhadap penampilannya sehingga penampilannya tidak akan maksimal. Apabila masalah ini dibiarkan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam terhadap prestasi atlet. Atlet yang dibina tidak akan penah mencapai peak performance sesuai yang diinginkan karena selain dia melawan musuhnya di arena pertandingan dia juga melawan dirinya sendiri. Latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan kejiwaan merupakan aspek yang sangat penting dalam pencapaian prestasi maksimal atlet. Seorang atlet tidak hanya tergantung pada penguasaan fisik, teknik, taktik saja, tetapi pemantapan jiwa dalam latihan ketika bertanding pun sangat berpegaruh terhadap prestasi atlet. Percaya diri atau self-confidence dapat dikatakan sangat penting bagi seorang atlet khususnya bagi atlet Tarung Derajat dalam menghadapi suatu pertandingan. Pernyataan Weinberg (1995) yang dikutip Ibrahim dan Komarudin (2007: 83) memberikan definisi bahwa: confidence as the belief that you can succesfully perform a desired behavior. Artinya percaya diri adalah kepercayaan bahwa diri anda bisa menampilkan keberhasilan sesuai denga perilaku yang diinginkan. Agar self-confidence tersebut dapat dimiliki oleh petarung dengan baik, salah satu upaya yang harus dilakukan seorang atlet dengan bimbingan pelatihnya ialah melakukan latihan mental. Karena atlet juga merupakan manusia biasa yang bukan hanya memiliki raga (fisik), tetapi juga memiliki jiwa dan emosi (mental).

4 Latihan mental dapat memberikan perngaruh yang positif terhadap rasa tegang atlet yang timbul jika akan berhadapan dengan pertandingan. Teknik pereda ketegangan menurut (Harsono 1988: 283) adalah: 1) teknik jackobson dan schultz, 2) teknik cratty, 3) teknik progressive muscle relaxation dari jackobson, 4) teknik autogenic relaxation, 5) latihan pernafasan dalam (deep breathing), 6) meditasi, 7)berfikir positif, 8) visualisasi, 9) latihan simulasi. Bentuk latihan mental di atas dapat bermanfaat untuk pengendalian diri, penguasaan emosi, peningkatan percaya diri, meningkatkan prestasi dalam penampilan, dan untuk mencapai prestasi atlet yang setinggi-tingginya. Ketika seorang atlet meragukan kemampuan akan keberhasilan dirinya sendiri atau mengharapkan apa yang disebut a self-fulfilling prophesty yaitu segala yang diharapkan terjadi secara nyata. Begitupun ketika atlet memiliki rasa percaya diri yang berlebihan atau over confidence yang selalu menganggap enteng lawannya dan selalu merasa tidak terkalahkan maka akan berakibat tidak menguntungkan bahkan bisa menimbulkan zeigarnik effect atau penampilan yang berakibat kegagalan (Ibrahim dan Komarudin, 2007: 81). Upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet, latihan menggunakan teknik latihan simulasi (simulation training). Latihan simulasi adalah: suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan disekelilingnya (state of affairs). Sedangkan simulasi menurut Dharma (2008: 22) adalah: berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan cara menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Beberapa keuntungan yang dihasilkan dari latihan simulasi. Dharma (2008: 22) mengungkapkan sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. 2. Dapat membangkitkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. 3. Dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

5 4. Memperkaya pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. 5. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang latihan simulasi terhadap percaya diri atlet tarung bebas pada cabang olahrag Tarung Derajat. Hal ini dilakukan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh latihan simulasi bisa membantu atlet mencapai prestasi terbaik dengan cara membayangkan situasi latihan menjadi pertandingan yang sesungguhnya, sehingga pada saat pertandingan yang sebenarnya atlet sudah terbiasa dengan situasi maupun kondisi yang seperti itu. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan pertanyaan penelitiannya sebagai berikut Apakah program latihan simulasi dapat mempengaruhi rasa percaya diri atlet dalam cabang olahraga Tarung Derajat? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet dalam menghadapi pertandingan. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan rasa percaya diri atlet setelah diterapkannya latihan simulasi (simulation training) pada cabang olahraga Tarung Derajat. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan berdampak positif dan dapat berguna secara: 1. Teoritis a. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakatt dan lembaga-lembaga olahraga mengenai pengaru latihan simulasi terhadap peningkatan percaya diri atlet, khususnya atlet tarung bebas pada cabang olahraga Tarung Derajat.

6 b. Dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi masyarakat maupun lembaga-lembaga olahraga, khususnya cabang olahraga Tarung Derajat. 2. Praktis a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pelatih khususnya cabang olahraga Tarung Derajat. Sebagai suatu informasi, tentang latihan simmulasi (simulation training) b. Apabila hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, maka latihan simulasi ini dapat diterapkan dalam proses pelatihan untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet. E. Struktur Organisasi Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pennyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang akan diuraikan berdasarkan struktur organisasi sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. BAB II LANDASAN TEORI Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang rasa percaya diri,latihan, tarung derajat, dan metode latihan simulasi (simulation training). BAB III METODE PENELITIAN Membahas mengenai metode dan teknik pengumpulan data, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Berisi tentang pengolahan atau analisis data dan analisis hasil penelitian.

7 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saransaran yang diberikan.