TEKNOLOGI PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI P3TIP DESA SALAM BUKU KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Dewi Novalinda Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal V Kota Baru Jambi 36128 ABSTRAK Demonstrasi/ Ujicoba teknologi merupakan salah satu bentuk media diseminasi untuk pemberdayaan atau pendampingan secara langsung pada petani yang melakukan inovasi teknologi. Pelaksanaan demonstrasi teknologi pengolahan pupuk organik dilakukan di desa FMA model yang merupakan daerah pengembangan sayuran yaitu Desa Salam Buku Kecamatan Batang Mesumai Kabupaten Merangin. Tujuan dari kegiatan demonstrasi ini adalah mendiseminasikan teknologi pengolahan pupuk organik ditingkat petani, sehingga dapat diterapkan dan disebarkan oleh petani dalam upaya peningkatan produksi sayuran secara organik yang sekaligus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan petani melalui penerapan teknologi tersebut. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu: (1). Koordinasi dengan Pemda Kabupaten Merangin, (2). Persiapan demonstrasi teknologi, (3). Pelaksanaan demonstrasi teknologi. Hasil kegiatan demonstrasi memperlihatkan bahwa : (1). Metoda pembuatan pupuk organik dengan menggunakan aktivator effective microorganisms (EM-4) yang berlangsung secara aerob memberikan hasil yang baik, karena dapat menghilangkan bau pupuk organik terutama yang berasal dari bahan baku pupuk kandang, (2). Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan yaitu : a). secara teknis mudah dilakukan dan bahan mudah didapat, b). secara fisik dan kimia mutu lebih baik dan memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik yang dikeluarkan kementrian pertanian yaitu : C-organik 35.27%, N-total 1.5%, P tersedia 0.6%, K rata-rata 1.5%, Ca 0.9%, ph 4.7, dan KTK 26.94 (3). Kegiatan ini mendapat respon yang cukup positif dari pemda Kabupaten Merangin dan para peserta, (4). Selama Kegiatan Demonstrasi teknologi dilakukan pendampingan dan pembinaan petani baik dalam bentuk penguasaan dan penerapan inovasi teknologi maupun dalam bentuk penguatan kelembagaan. Kata kunci: Demonstrasi Teknologi, pengolahan pupuk organik, pemberdayaan petani, PENDAHULUAN Peranan sektor pertanian yang cukup besar bagi perekonomian ternyata tidak berbanding lurus dengan kondisi petani pada umumnya. Dari 37.2 juta penduduk miskin Indonesia pada tahun 2007, sekitar 63.40% dari jumlah tersebut berada diperdesaan dengan matapencaharian utama disektor pertanian (Deptan, 2008). Untuk mengatasi hal ini harus ada upaya terobosan, bila tidak petani tidak akan mampu keluar dari kemiskinan dan tetap berada dalam kondisi ketidak bedayaan. Oleh karena itu dalam upaya pengentasan kemiskinan, pemerintah hendaknya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap percepatan pembangunan pedesaan yang terutama dikaitkan langsung dengan pembangunan pertanian (Sudaryanto dkk, 2001). 252
Salah satu program Kementrian Pertanian untuk memberdayakan petani adalah Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) selama lima tahun, dari 2007-2011, dengan tujuan meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga dan organisasi petani dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi (BBP2TP, 2008). Salah satu kegiatan FEATI yang cepat dan efektif dalam pemberdayaan petani adalah Demonstrasi teknologi, karena teknologi langsung diperagakan dan diterapkan oleh petani didepan masyarakat didampingi oleh peneliti dan penyuluh. Teknologi pengolahan pupuk organik merupakan teknologi yang dibutuhkan masyarakat untuk didemonstrasikan, karena pupuk organik merupakan pupuk yang dapat mengantisipasi tingginya harga pupuk kimia dipasaran dan yang paling penting pupuk organik sangat besar peranannya terhadap perbaikan sifat fisika, kimia, biologi tanah serta lingkungan (Kloepper, 1993). Petani umumnya cenderung menggunakan pupuk kimia, karena persentase kandungan unsur hara dalam pupuk kimia relatif tinggi. Namun, belakangan ini harga pupuk kimia (Urea, TSP, KCl, NPK dll) semakin mahal. Hal ini tentu saja menambah beban biaya bagi petani yang menggunakan pupuk kimia tersebut. Untuk itu, perlu dicarikan pemecahannya. Alternatif pemecahan masalah yang baik adalah mengurangi ketergantungan atau penggunaan pupuk kimia (anorganik) tersebut dan segera beralih ke kompos atau pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari pada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, berangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian dan limbah kota (sampah) (Suriadikarta dkk, 2006). Menurut Karama dkk (1990) dalam Suhartatik dan sismiyati (2000), mengemukakan bahwa bahan organik memiliki fungsi-fungsi penting dalam tanah yaitu : fungsi fisika yang dapat memperbaiki sifat fisika tanah seperti memperbaiki agregasi dan permeabilitas tanah, fungsi kimia dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, meningkatkan daya sangga tanah dan meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara serta meningkatkan efisiensi penyerapan P, dan fungsi biologi sebagai sumber energi utama bagi aktivitas jasad renik tanah. 253
Mengingat begitu pentingnya peranan bahan organik dan berkembangnya pertanian berkelanjutan ramah lingkungan, pencemaran dan penurunan tingkat kesuburan lahan akibat pupuk kimiawi, dan inefisiensi serta mahalnya harga pupuk buatan pabrik, telah menyebabkan peningkatan kembali minat masyarakat dan petani dalam memanfaatkan pupuk organik sebagai pupuk dan pembenah tanah dalam sistem budidaya tanaman. Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan demonstrasi teknologi yang dibutuhkan masyarakat setempat dalam hal ini teknologi pengolahan pupuk organik untuk peningkatan produksi pertanian mereka (dalam hal ini sayur-sayuran) baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan serta mengantisipasi mahalnya harga pupuk kimia dipasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi pengolahan pupuk organik ditingkat petani kepada masyarakat pengguna, sehingga dapat diterapkan dan disebarkan oleh petani dalam upaya peningkatan produksi sayuran secara organik yang sekaligus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan petani melalui penerapan teknologi tersebut. BAHAN DAN METODA 1. Tempat dan Waktu Demonstrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik dilaksanakan di salah satu desa FMA model yaitu Desa Salam Buku Kecamatan Batang Mesumai Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, yang merupakan salah satu daerah pengembangan tanaman sayuran. Pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2010 mulai dari bulan Januari sampai bulan November 2010. 2. Kinerja Teknologi Teknologi yang di demonstrasikan adalah teknologi pengolahan pupuk organik yang sudah dikembangkan oleh BPTP Jambi yaitu Bokashi dengan menggunakan aktivator effective microoganisms (EM4) yang berlangsung secara aerob (sebenarnya semi aerob karna masih ada sedikit udara dan cahaya). Adapun bahan dan proses pengolahannya (bokashi pupuk kandang) adalah sebagai berikut : Bahan - Pupuk kandang 300 kg (untuk bokashi pupuk kandang) - Dedak 50 kg 254
- Sekam 150 kg - Gula pasir/gula merah yang dihaluskan 20 sendok makan - EM4 500 ml (50 sendok makan) - Air secukupnya Cara pembuatan - Buat larutan EM4, gula dan air - Campurkan pupuk kandang, sekam dan dedak secara merata - Siramkan larutan EM4 perlahan-lahan kedalam adonan, aduk rata - Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan dilepas adonan akan mekar - Adonan disimpan/inkubasi selama 4-7 hari, tutup rapat dengan terpal - Pertahankan suhu adonan antara 40-50 C, jika suhu lebih dari 50 C tutup adonan dibuka, adonan dibalik-balik dan ditutup kembali - Sebelum digunakan pupuk organik sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu agar sama dengan suhu ruangan 3. Proses Implementasi Teknologi di Petani Pada kegiatan Demonstrasi Teknologi dilakukan dengan lmplementasi teknologi oleh petani/kelompok tani secara langsung baik dalam bentuk teori maupun praktek teknologi pengolahan pupuk organik. 4. Pengumpulan Data dan Informasi Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan pelaksanaan kegiatan. Data yang dikumpulkan meliputi mekanisme demonstrasi, peserta yang hadir dan hasil dari demonstrasi. Disamping itu juga diamati pupuk organik yang dihasilkan yaitu meliputi mutu fisik pupuk organik yang dibuat, lama pengomposan, dan kandungan kimia pupuk organik. Disamping itu juga dilakukan pengamatan terhadap transfer teknologi, yang menunjukkan secara nyata kelebihan-kelebihan teknologi yang diperagakan dan bagaimana respon petani terhadap teknologi yang diimplementasikan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Proses Implementasi Teknologi di Petani Pada tahap ini dilakukan pendampingan dan pembinaan petani/kelompok tani dilakukan selama demonstrasi. Pendampingan dilakukan secara langsung baik dalam bentuk teori maupun praktek pengolahan pupuk organik. 255
Pendampingan petani dilaksanakan langsung dilapangan, meliputi dua aspek pembinaan yaitu: Selama praktek berlangsung dilakukan pendampingan petani agar mereka dapat menguasai dan menerapkan teknologi pengolahan pupuk organik serta mereka dapat mengatasi segera permasalahan teknis yang dihadapi selama proses pengolahan. Penjelasan dari setiap tahap proses disampaikan secara lengkap serta dipraktekkan lansung dihadapan para peserta. Pada kesempatan ini terjadi diskusi dan tanya jawab dari para peserta, tentang pengolahan pupuk organik. Pada kegiatan demonstrasi ini juga disertai dengan petunjuk teknis cara pengolahan pupuk organik, bahan dan alat-alat yang digunakan, keuntungan menerapkan teknologi tersebut, serta tahapan-tahapan proses pengolahan pupuk organik, sehingga mereka betul-betul memahami dan menguasai teknik pengolahan tersebut. Pembinaan ini dilaksanakan bersama dengan petugas (PPL, KCD, dan Kepala Desa). Pengembangan dan penguatan kelembagaan petani lebih difokuskan pada pembenahan kelompok tani, agar mereka dapat bekerja secara berkelompok dalam suatu sistem. Pembenahan meliputi aspek-aspek administrasi kelompok, kelengkapan organisasi dan dinamika kelompok. Selama kegiatan Demonstrasi/uji Coba Teknologi telah dilakukan pembuatan adminstrasi kelompok seperti daftar anggota kelompok, struktur organisasi kelompok tani, buku tamu, buku keuangan dan administrasi lainya. Disamping itu juga disarankan bagaimana strategi pengembangan modal kelompok, perlunya mengadakan pertemuan untuk membahas tentang perkembangan kelompok dan lain-lain. Demonstrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik dilaksanakan disalah satu rumah petani didesa FMA model Salam Buku Kecamatan Batang Mesumai Kabupaten Merangin pada tanggal 28 September 2010. Kegiatan ini diikuti oleh 80 orang peserta yang terdiri Camat dan jajarannya, Kepala Desa dan perangkatnya, Kepala BP4K Kabupaten Merangin dan beberapa orang staf, Kepala BPP Titian Teras dan staf, Ka.Desa dan perangkatnya, 50 orang PPL dari desa FMA se Kabupaten Merangin, kelompok tani dan petani serta ibu-ibu PKK desa Batang Mesumai. Dari peserta yang hadir terlihat cukup beragam, dan diharapkan dapat mewakili kepentingan dari masing masing bidang sehingga penyebaran informasi dapat berjalan efektif. 256
Demonstrasi/Uji Coba Teknologi/Praktek cara pengolahan pupuk organik dibimbing langsung oleh narasumber dari BPTP Jambi dan dilakukan oleh Para petani dan PPL. Pemaparan materi oleh nara sumber (peneliti BPTP Jambi) yaitu meliputi persiapan bahan baku, proses pengolahan (difokuskan pada teknologi perbaikan), peralatan yang digunakan, manfaat, mutu, dan keunggulan teknologi. Setelah pemaparan teori, diikuti dengan demonstrasi teknologi yang dipraktekan atau dilakukan langsung oleh para peserta, dengan demikian diharapkan penyampaian informasi dan teknologi dapat berjalan efektif. 2. Respon Peserta Setiap tahapan pelaksanaan kegiatan yang dimulai dengan koordinasi dengan pemda setempat (Kabupaten, Kecamatan, dan Desa) sampai dilaksanakannya acara Demonstrasi Teknologi Pengolahan pupuk organik selalu melibatkan pihak-pihak yang terkait secara langsung, seperti Dinas Pertanian Kabupaten, BP4K Kabupaten, BPP Kecamatan, Petugas setempat Petani dan Kelompok Tani, serta Kelompok wanita Tani. Secara umum para peserta yang terlibat dalam setiap tahapan kegiatan memberikan respon yang positif pada kegiatan yang dilaksanakan, baik bagi petani sebagai pelaku langsung dari teknologi yang didemonstrasikan maupun para pengambil kebijakan, serta petugas yang akan mendampingi petani dalam penerapan teknologi dilapangan nantinya. Dan mereka berharap kegiatan seperti ini akan tetap ada dan berkembang serta dapat menjawab permasalahan dalam usaha tani atau agribisnis yang mereka lakukan. Adanya demonstrasi seperti ini sangat disambut antusias, hal ini terlihat dari hangatnya diskusi dan banyaknya pertanyaan yang muncul pada saat demonstrasi berlangsung. Disamping itu dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang inovatif dan aplikatif sangat diperlukan untuk menjawab tantangan tugas dilapangan. Masyarakat/petani sangat berminat untuk mengembangkan, mengingat proses pengolahan yang mudah, peralatan sederhana, bahan mudah didapat dan dapat dijadikan bisnis keluarga. Demonstrasi Teknologi Pengolahan pupuk organik secara umum menunjukkan respon positif dari petani terhadap teknologi yang diperagakan. Semua peserta merasa puas dengan teknologi ini karena memiliki keunggulan yaitu ; secara teknis mudah dilakukan, secara ekonomi lebih menguntungkan, dan secara sosial dapat diterima masyarakat. 257
Teknologi pengolahan pupuk organik sudah mulai menyebar dan diterapkan di desa Salam Buku. Indikasi tersebar dan diterapkannya teknologi ini sudah mulai terlihat dengan respon petani yang cukup antusias dan berminat untuk mengembangkan teknologi tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dengan digunakannya pupuk organik pada usaha tani sayuran mereka, dan dari produksi sayuran terlihat adanya peningkatan kualitas dan kuantitas dengan dengan ukuran yang melebihi biasanya. Namun demikian jumlah dan presentase yang mengadosi dan menerapkan teknologi tersebut belum terdata dengan pasti. 3. Kinerja Teknologi Pada proses pembuatan pupuk organik dilakukan beberapa aspek penting yaitu meliputi persiapan bahan baku dan mekanisme proses pembuatan pupuk organik. Persiapan Sebelum proses pembuatan pupuk organik (bokashi) berlangsung, terlebih dahulu perlu dipersiapkan tempat dan bahan-bahannya. 1. Tempat Pembuatan bokashi tidak memerlukan tempat khusus. Dalam gudang atau gubuk juga dapat dilakukan. Perlu diperhatikan, selama proses tersebut tidak terkena cahaya matahari maupun hujan secara langsung. Untuk itu tempat pembuatan diusahakan beratap. Alasnya sebaiknya disemen atau diberi ubin, tetapi ini bukan hal yang mutlak. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya plastik atau dedaunan. Pada demonstrasi ini digunakan alas plastik dan atapnya digunakan atap daun. 2. Bahan Bahan utama (bahan organik) yang dibutuhkan untuk membuat bokashi ada beberapa macam seperti jerami, pupuk kandang, kotoran hewan, rumput, pupuk hijau, sekam, atau serbuk gergaji. Karena bahan pembuatannya sangat beragam maka nama bokashi yang dihasilkan juga bermacam-macam, seperti bokashi jerami, bokashi pupuk kandang, bokashi pupuk kandang-arang, dan bokashi pupuk kandang-tanah. Bahan organik yang masih hijau akan menghasilkan bokashi yang lebih kaya senyawa organik karena bahan tersebut kaya asam amino dan asam organik yang bermanfaat untuk pertumbuhan EM4. Sebagai sumber energi atau makanan bagi bakteri, pada tahap awal sebelum proses fermentasi diperlukan molase (tetes tebu). Molase ini dapat diganti dengan gula 258
putih atau gula merah. Dari ketiga bahan tersebut molase lebih baik dari pada gula merah dan gula merah lebih baik dari pada gula putih. Hal ini dapat dipahami karena molase mengandung asam amino yang lebih baik dari pada gula merah dan kandungan asam amino dalam gula merah lebih bagus dibandingkan dalam gula putih. Pada Tabel 1. dapat dilihat bahan-bahan dengan jumlah (dosis) untuk membuat beberapa macam bokashi (pupuk organik). Selain dosis tersebut, dalam pembuatan bokashi dapat juga digunakan dosis yang umum. Bila akan menghasilkan 1 ton bokashi, dapat digunakan takaran atau dosis : 80% bahan organik, 10% pupuk kandang, 10% dedak, 1 liter EM4, 1 liter molase (0,5 kg gula pasir atau 0,5 kg gula merah), serta air secukupnya (kadar air 30%). Tabel 1. Bahan-bahan dan jumlah (dosis) yang diperlukan untuk membuat beberapa macam bokasi Nama Bahan Jumlah Bokashi jerami Jerami Dedak Sekam Gula pasir EM4 Air 200 kg (dipotong 5-10 cm) 10 kg 200 kg 10 sendok makan 200 ml (20 sendok makan) secukupnya Bokashi pupuk kandang Bokashi pupuk kandang-arang Bokashi pupuk kandang-tanah Pupuk kandang Dedak Sekam Gula pasir EM4 Air Pupuk kandang Dedak Arang sekam/arang serbuk gergaji Gula pasir EM4 Air Tanah Pupuk kandang Dedak Arang sekam/arang serbuk gergaji Gula pasir EM4 Air 300 kg 10 kg 200 kg 10 sendok makan 200 ml (20 sendok makan) secukupnya 200 kg 10 kg 100 kg 10 sendok makan 200 ml (20 sendok makan) secukupnya 20 kg 10 kg 10 kg 10 kg 5 sendok makan 200 ml (20 sendok makan) secukupnya 259
Cara Pembuatan 1. Larutan EM4 + gula + air dicampur merata. 2. Bokashi jerami: jerami yang telah dipotong-potong + dedak + sekam dicampur merata. Bokashi pupuk kandang: pupuk kandang + sekam + dedak dicampur merata. Bokashi pupuk kandang arang: pupuk kandang + dedak + arang sekam/arang serbuk gergaji dicampur merata. Bokashi pupuk kandang tanah: tanah + pupuk kandang + arang sekam/arang serbuk gergaji + dedak dicampur merata. 3. Bahan (2) disiram larutan (1). Pencampuran dilakukan perlahan-lahan dan merata hingga kandungan air kurang lebih 30-40%. Kandungan air yang diinginkan diuji dengan menggenggam bahan. Kandungan air 30-40% ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam dan akan mekar bila genggaman dilepaskan. Bahan yang telah dicampur tersebut diletakkan di atas tempat yang kering atau dapat juga dimasukkan ke dalam ember atau karung. Bila diletakkan dilantai, bahan sebaiknya ditumpuk secara teratur. Tumpukan bahan umum nya setinggi 15-20 cm, tetapi dapat juga hingga 1,5 m. Setelah itu, tumpukan bahan ditutup dengan karung goni atau terpal. 4. Suhu tumpukan dipertahankan antara 40-50 o C. Untuk mengontrolnya, setiap 5 jam sekali (minimal sehari sekali) suhunya diukur. Apabila suhunya tinggi maka bahan tersebut dibalik, didiamkan sebentar agar suhu turun, lalu ditutup kembali. Demikian seterusnya. 5. Proses fermentasi ini berlangsung sekitar 4-7 hari. Apabila bahannya mengandung minyak (seperti minyak kayu putih, nilam, cengkih, ampas kelapa, atau ampas tahu), proses fermentasi berlangsung lebih lama, sekitar 14-29 hari karena dibutuhkan waktu untuk menetralisir minyak tersebut. 6. Setelah bahan menjadi bokashi, karung goni dapat dibuka. Bokashi ini dicirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas, dan tidak berbau. Dalam kondisi seperti itu, bokashi telah dapat digunakan sebagai pupuk. Untuk lebih jelasnya proses pembuatan pupuk organik/bokashi (sebagai contoh bokashi pupuk kandang) dengan aktivator EM-4 dapat dilihat Gambar 1. 260
Gambar 1. Bagan Proses Pembuatan Pupuk Organik Bokashi Pupuk Kandang dengan aktivator EM-4. Buat larutan EM-4, gula dan air Campurkan pukan + sekam + dedak, aduk rata Siramkan larutan EM-4 perlahan-lahan kedalam adonan, aduk rata, Adonan diinkubasi selama 4-7 hari, tutup dengan terpal (pertahankan suhu adonan antara 40-50 0 C, jika lebih tutup dibuka dibalik- balik dan ditutup kembali) PUPUK ORGANIK BOKASHI PUPUK KANDANG Penggunaan Bokashi dapat digunakan seperti pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosis yang umum digunakan yaitu 3-4 genggam bokashi untuk satu meter persegi lahan. Penggunaan berbagai macam bokashi secara umum sama. Namun, alangkah baiknya bila penggunaannya disesuaikan dengan unsur hara dalam bokashi tersebut : a. Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik digunakan untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dari bahan organik dan digunakan dilahan sawah karena ketersediaan bahannya cukup. b. Bokashi pupuk kandang arang dan bokashi pupuk kandang tanah baik digunakan untuk media pembibitan dan media tanaman yang masih kecil. c. Bokashi pupuk kandang baik digunakan untuk penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahan. Keunggulan Dengan bantuan EM4, bokashi yang diperoleh sudah dapat digunakan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu setelah proses 4-7 hari. Selain itu, bokashi hasil pengomposan tidak panas, tidak berbau busuk, tidak mengundang hama dan penyakit, serta tidak membahayakan pertumbuhan atau produksi tanaman. Pada kegiatan ini juga dilakukan pengamatan terhadap komposisi kimia pupuk organik yang didemonstrasikan yaitu terhadap C-organik, N-total, P tersedia, K, Ca, 261
ph, dan KTK. Untuk lebih jelasnya komposisi kimia pupuk organik yang didemonstrasikan dapat dilihat Tabel 2. No Komponen Mutu Satuan Hasil Analisa Persyaratan Mutu 1. C- organik % 35.27 >12 2. C/N rasio 21 10-25 3. N % 1.7 4. P % 0.6 <5 5. K % 1.5 <5 6. Ca % 0.9 7. ph 4.7 4-8 8. KTK 26.94 Dari Tabel 2. Dapat dilihat bahwa komposisi kimia pupuk organik yang didemonstrasikan memperlihatkan hasil yang baik karena sudah memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik yang dikeluarkan kementrian pertanian SNI 19-0428-1989 Dari hasil analisa pupuk organik tersebut didapat C-Organik yang cukup tinggi yaitu rata-rata 35.27%, angka ini melebihi nilai persyaratan teknis minimal pupuk organik yang hanya >12%, hal ini berarti pupuk organik yang dibuat sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan (Kloeper, 1983). Demikian juga halnya dengan kandungan hara makro dan mikronya cukup tinggi yaitu N rata-rata 1.5%, P tersedia 0.6%, K rata-rata 1.5% dan Ca 0.9%. Hal ini menandakan bahwa pupuk organik yang dibuat juga mengandung unsur hara yang memadai untuk pertumbuhan dan produksi tanaman, dengan kata lain dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro (Kloeper, 1993) untuk pengganti pupuk kimia. Disamping itu pupuk organik yang dibuat juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, dimana KTK nya adalah 26.94 dan mempunyai ph 4.7 yang sudah memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik yang berkisar antara 4-8. Berdasarkan analisa kimia tersebut maka pupuk organik yang dibuat dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terutama tanaman sayur-sayuran baik secara kualitas maupun kuantitas, dan sekaligus dapat mengurangi 262
pencemaran lingkungan oleh penggunaan pupuk kimia, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Teknologi pengolahan pupuk organik yang didemonstrasikan adalah teknologi yang sudah dikembangkan oleh BPTP Jambi, dimana bahan baku cukup tersedia dilokasi kegiatan dan tidak memerlukan peralatan yang mahal dan rumit untuk menerapkan teknologi, disamping itu juga kesesuaian modal, tenaga dan peralatan yang tersedia, dan keuntungan yang mungkin diperoleh. Teknologi pengolahan pupuk organik diharapkan dapat menjadi umpan kedepan bagi pembangunan pertanian wilayah setempat, dan dapat pula sebagai upaya untuk memvisualisasikan teknologi pertanian yang dihasilkan guna mengembangkan pemanfaatan sumberdaya pertanian wilayah. KESIMPULAN Dari Hasil Demonstrasi Teknologi Pengolahan Pupuk Organik diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Metoda pembuatan pupuk organik yang didemonstrasikan adalah bokashi pupuk kandang dengan menggunakan aktivator effective microorganisms (EM- 4) yang berlangsung secara aerob memberikan hasil yang baik, karena dapat menghilangkan bau pupuk organik terutama yang berasal dari bahan baku pupuk kandang 2. Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan yaitu : a). secara teknis mudah dilakukan dan bahan mudah didapat, b). secara fisik dan kimia mutu lebih baik dan memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik yang dikeluarkan kementrian pertanian, yaitu dengan hasil analisa : C-organik 35.27%, N-total 1.5%, P tersedia 0.6%, K rata-rata 1.5%, Ca 0.9%, ph 4.7, dan KTK 26.94. 3. Demonstrasi Teknologi Pengolahan pupuk organik di desa Salam Buku secara umum menunjukkan respon positif dari peserta terhadap teknologi yang diperagakan karena memiliki keunggulan yaitu ; secara teknis mudah dilakukan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial dapat diterima masyarakat. 4. Selama kegiatan Demonstrasi Teknologi dilakukan pendampingan dan pembinaan petani baik dalam bentuk penguasaan dan penerapan inovasi teknologi maupun dalam bentuk penguatan kelembagaan. 263
DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2008. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP), Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI). Lingkup BBP2TP. Departemen Pertanian. 2008. Panduan Umum Program Rintisan dan Akselarasi Pemasyarakatan Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Karama, A.S., Marzuki dan I. Manwan. 1990. Penggunaan Pupuk Organik pada tanaman Pangan. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Pupuk V. Cisarua 12-13 November 1990. Kloepper, J.W. 1993. Plant growth-promoting rhizobacteria as biological control agent. P. 255-274. In F. Blaine Metting, Jr. (Ed). Soil Microbiology Ecology, Application in Agricultural and Environmental Management. Marcel Deckker, Inc., New York. Sudaryanto, T., IW. Rurastra dan P. Simatupang. 2001. Strategi dan Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berbasis Agribisnis. Makalah disampaikan pada Seminar Optimalisasi Pemanfaatan Hasil-Hasil Penelitian dan Pengkajian Spesifik Lokasi Berwawasan Agribisnis Dalam Mendukung Otonomi Daerah, Jambi 12-13 November 2001. Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal2. ISBN 978-979-9474-57-5. Suhartatik, E. Dan R. Sismiyati. 2000. Pemanfaatan Pupuk Organik dan Agen Hayati Pada Padi Sawah. Dalam Suwarno dkk. (Eds). Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Tanaman Pangan. Paket dan Komponen Teknologi Produksi padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 264