BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. A. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerukunan

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. A. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerukunan

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rosania Mega Fibriana, 2014 Perkembangan nila-nilai kerukunan ummat beragama pada masyarakat majemeuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB V PENUTUP. keseluruhan penulisan skripsi ini yang mengangkat bahasan tentang Pendidikan

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

Efektifitas Komunikasi Interpersonal Umat Beragama di Perumahan Bekasi Jaya Indah Rt 10/14

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai kehidupan antar agama, beberapa diantaranya ialah persoalan pendirian

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi perselisihan hidup beragama, perulah adanya upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA HARIAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALIASASI 4 PILAR KEBANGSAAN BAGI HAMONG PROJO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Oleh: H. Ismardi, M. Ag Dosen Fak. Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau/Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kota Pekanbaru.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Toleransi beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

18. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNAGRAHITA

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

BAB IV ANALISIS. Karenakerukunanmempertemukanunsur-unsur yang berbeda, sedangkantoleransimerupakansikapataurefleksi.tanpakeruknan,

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA SOSIALISASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN KERJASAMA MPR RI DENGAN PGRI KABUPATEN MALINAU RABU, 16 MARET 2016

ISLAM DAN KEBANGSAAN. Jajat Burhanudin. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

I. PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK TENTANG BERTOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pembentukan karakter

BAB IV ANALISA DATA. A. Pemahaman dan Sikap Santri Terhadap Semboyan Bhineka Tunggal Ika

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

ESSAY BEBAS STUDY EXCURSIE Kebhinekaan dan Solidaritas Sosial Masyarakat Lamongan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

LAPORAN PENGAMATAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan yang plural mengandung arti bahwa hidup ini tidak selalu corak tunggal. Di sisi lain, kita juga sering memandang pluralisme sebagai sesuatu yang negatif. Kerena itu masih ada sikap setengah hati untuk menerima pluralisme. 1 Pluralisme tidak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama yang justru hanya menggambarkan kesan fragmentasi bukan pluralisme. Pluralisme harus dipahami sebagai pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Pluralisme adalah keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau kelompok-kelompok kultural dalam suatu masyarakat atau negara, serta keragaman. Dalam menggali semangat pluralisme kita harus menjaga sikap, sikap toleran kepada umat agama lain. Karena hal ini merupakan landasan agar pluralisme dalam beragama dapat tercipta dengan baik dan antar umat 1 Dr. Moeslim Abdurrahman, ISLAM PRIBUMI Mendialogkan Agama Membaca Realitas, (Jakarta: Erlangga, 2003), 186. 63

64 beragama dapat bermasyarakat dengan baik tanpa saling mengucilkan atau menjelek jelekan agama lain. Sistem toleransi tidak kalah pentingnya dalam menata umat beragama supaya senantiasa berhubungan dengan baik secara intern maupun ekstren. Sebab bilamana sikap toleransi itu tidak diwujudkan ditengah-tengah masyarakat, hal itu akan menimbulkan kehancuran dan perpecahan diantara umat yang mendambahkan kerukunan serta ketentraman hidup. Dalam ajaran islam penghormatan kepada umat agama lain sangat dianjurkan karena dengan menghormati agama lain, maka umat agama lain akan memberi apresiasi yang sama terhadap umat Islam. Dengan menggunakan teori pluralisme, Masyarakat Desa Telagabiru bisa dikatakan mempunyai masyarakat majemuk, dari segi agama. Agama yang ada di Desa Telagabiru yaitu Islam, Kristen dan juga berdampingan dengan Katholik dan orang-orang cina.. Tidak ada rasa membeda-bedakan antar pemeluk agama satu dengan pemeluk agama yang lainnya, hal ini karena kesadaran masyarakat akan pentingnya pluralisme, tolesansi, kerukunan dalam keberagaman agama. Meski hidup dengan keyakinan yang berbeda, namun warga saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama lain, hal ini dapat ditunjukkan dengan tempat tinggal yang berdampingan. Nilai kebersamaan antar masyarakat juga terlihat dari kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh

65 desa, seperti acara gotong royong, membuat selokan dan memperbaiki jalan. Dalam kehidupan masyarakat, Untuk mendukung konsep pluralisme tersebut, diperlukan adanya toleransi antar sesama umat beragama. sehingga nantinya kerukunan antarumat beragama di Desa Telagabiru terjalin dengan baik. Disini terlihat jelas bahwa upaya untuk mempererat hubungan manusia dengan manusia tidak bisa lepas dari usaha toleransi, karena seperti apa yang sudah kita ketahui bahwa sikap toleransi sama pengertiannya dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain dan saling gotong royong membantu masyarakat lainnya. A. Kerukunan Umat Beragama di Desa Telagabiru Kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling menghormati, saling menjaga, menghargai kesetaraan dalam pengalaman ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman merupakan aset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat

66 untuk mempersatukan masyarakat yang sangat majemuk di bawah suatu tatanan yang inklusif dan demokratis. Kerukunan dapat dimaknai sebagai kondisi hidup maupun kehidupan yang mencerminkan suasan damai, tentram, tertib, sejahtera, saling menghargai, saling menghormati, tenggang rasa, gotong royong, sesuai dengan ajaran agama dan Bhinneka Tunggal Ika. Keharmonisan dalam komunikasi antar sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama. Kerukunan umat beragama di Desa Telagabiru, terjalin dengan baik, sebagaimana hidup berdampingan dengan tetangga yang saling membutuhkan. Umat beragama baik dari kalangan Islam, Kristen dan lainnya saling menghormati, menghargai, dan memiliki tenggang rasa sebagai makhluk sosial dalam hidup bermasyarakat. Kerukunan umat beragama di Desa Telagabiru terlihat sangat baik dan hidup damai dan rukun. Selain itu, terbentuknya kerukunan di Desa Telagabiru juga tak luput dari peran pemuka agama masing-masing, yang bertindak sebagai pengayom, pengawas dan penengah kaumnya dalam kehidupan bermasyarakt. Sehingga lengkap sudah terbentuknya kerukuna di kelurahan Karangsari. Karena semua elemen masyrakat saling bahu membahu mewujudkan masyarakat Telagabiru yang aman dan damai.

67 Dalam menjalani kehidupan sehari-hari masyarakat di Desa Telagabiru sangat memegang dan menjaga kerukunan antar warga, meskipun mereka berbeda keyakinan. Karena dengan mereka saling menghormati satu dengan yang lain, maka kehidupan bermasrakat akan terjaga keharmonisannya. Konteks kerukunan yang ada di Desa Telagabiru termasuk kedalam kerukunan antar umat beragama, dimana dalam prosesnya kerukunan disini tidak terlepas dari tolesansi yakni sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok yang berbeda, seperti dalam Al-Qur an QS. Al-Hujurat 13. Artinya : Wahaimanusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat 13). 2 Bentuk kerukunan umat beragama di Desa Telagabiru dimana umat Islam sebagai penganut mayoritas mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya salah satunya agama Kristen, bahkan rumah ibadah Gereja Pantekosta juga ada di Desa Telagabiru. 2 Prof. R.H.A. soenarjo S.H, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: YAYASAN PENYELENGGARA PENTERJEMAH/PENTAFSIR AL-QUR AN, 1971), 847.

68 Jadi, kerukunan umat beragama adalah suatu sentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan dan menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup ini. B. Sikap Toleransi Seorang Muslim terhadap kegiatan keagamaan Gereja Pantekosta Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut

69 untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya. Disamping itu, setiap agama juga mengajarkan kepada umatnya untuk mengasihi sesama makhluk hidup dan bersikap positif terhadap alam. Hanya saja, ajaran-ajaran agama tersebut sering kali difaharni secara sempit dan eksklusif oleh sebagian penganutnya dan disertai rasa curiga yang berlebihan terhadap penganut agama lain. Dengan pemahaman dan kecurigaan yang semacam itu, maka dapat mengakibatkan terjadinya berbagai konflik di dalam masyarakat. Sementara itu, sikap fanatik yang berlebihan di kalangan penganut agama masih sangat dominan. Sikap tersebut dapat rnenimbulkan disharmoni yang sangat merugikan semua pihak, termasuk kelompok penganut agama. 3 Toleransi sebagai salah satu kunci untuk mewujudkan hal tersebut perlu mendapatkan perhatian yang lebih, agar terciptanya masyarakat yang terhindar dari perpecahan, menerima adanya perbedaan serta mencintai silaturahmi. Sikap saling menghargai keanekaragaman dapat dicirikan dengan sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada. Semboyan Bhinekha Tunggal Ika memiliki makna agar kita dapat menghargai kemajemukan Sikap Toleransi yang harus di terapkan seperti, Menghormati kebebasan para pemeluk agama untuk menganut agamanya dan 3 Y.T. Panja Victor, MTh, PhD, Pluralisme Agama dan Problem Sosial, (Jakarta: Pustaka Cide Sindo, 1998), xx.

70 menjalankan ibadahnya masing, tolong menolong dalam hidup bermasyarakat, Selain itu kita harus Saling menjaga tempat peribadatan. Dalam hal ini kita harus menjaga tempat peribadatan umat beragama, baik dalam hal kenyamanan maupun keamanan. Karena jika umat agama lain dapat menjalankan ritual keagamaannya dengan tentram maka hal itu pula yang akan terjadi pada hubungan antar umat beragama. Bahkan supaya tidak terjadi suatu konflik, dengan cara Saling meniadakan dalam bentuk konflik antar agama. Hal ini lebih merujuk kepada kesadaran kelompok agama untuk tidak encampuri urusan internal umat beragama lainnya, karena hal ini merupakan sebuah privasi bagi suatu klompok umat beragama yang sedang memiliki konflik intern. Saling menjaga relasi antar umat beragama. Agama secara normatif-doktriner selalu mengajarkan kebaikan, cinta kasih dan kerukunan. Dalam hal ini agama mengajarkan untuk menghormati umat agama lain, dan hal ini sangat ditekankan oleh semua agama terlebih lagi agama Islam. Beberapa contoh Perwujutan Toleransi Beragama: Pertama, Memahami setiap perbedaan. Kedua, Sikap saling tolong menolong antar sesama umat yang tidak membedakan suku, agama, budaya maupun ras. Ketiga, Rasa saling menghormati serta menghargai antar sesama umat manusia.

71 Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita praktekkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan serta tidak menyinggung keyakinan pemeluk agama lain. melalui toleransi diharapkan terwujud ketertiban, ketenangan dan keaktifan dalam menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. 4 Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa masyarakat Islam terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan didalam Gereja Pantekosta pada saat jum at malam sabtu sekitar jam 18.30-selesai. Menurut salah satu masyarakat islam ketika kegiatan keagamaan dilakukan didalam Gereja Pantekosta umat Islam tidak merasa terganggu dan kita harus menghargai kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat kristen didalam Gereja Pantekosta. Maka dari itu ketika kegiatan keagamaan Gereja Pantekosta selagi tidak mengganggu dan tidak menimbulkan konflik serta tidak melakukan kegiatan keagamaan diluar Gereja yang mana Desa Telagabiru ini mayoritas penganut agama Islam, masyarakat islam akan bersikap baik, menghormati dan menghargainya. 4 Markijar, Toleransi Antar Umat Beragama, http://www.markijar.com/2015/11/toleransi-antar-umat-beragama-lengkap.html, (Senin 10 Juli 2017).