BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

4.1. Letak dan Luas Wilayah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

Katalog BPS :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA RESMI STATISTIK

Profil Kabupaten Aceh Singkil

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

BERITA RESMI STATISTIK

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

Statistik KATA PENGANTAR

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

BAB IV GAMBARAN UMUM

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Gorontalo - Sebelah Timur : Kabupaten Bolaang Mongondow - Sebelah Selatan : Teluk Tomini - Sebelah Barat : Kota Gorontalo Luas area Kabupaten Bone Bolango sebesar 1.984,58 Km 2 atau 16,24 persen dar total luas Provinsi Gorontalo. Kecamatan di wilayah Bone Bolango dengan luas paling besar adalah Kecamatan Suwawa Timur dengan luas 489,20 Km 2 atau mencapai 24,65 persen dari luas Kabupaten Bone Bolango. Sementara untuk luas daerah terkecil adalah Kecamatan Bulango Selatan dengan luas 9,87 Km 2 atau 0,50 persen dari luas wilayah Bone Bolango. Sebagian besar wilayah Bone Bolango (48,65 persen) terletak pada ketinggian antara 100 500 meter diatas Permukaan. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten yang terletak di Suwawa yang terjauh adalah Taludaa (Ibukota Kecamatan Bone) dengan jarak 90 kilometer. Jarak terdekat ke Ibukota Kabupaten adalah Bongoime (Ibukota Kecamatan Tilongkabila) dengan jarak sekitar 5 kilometer. Luas Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat dari Tabel 1. 1

Tabel 1. Luas Daerah dan Persentase Kabupaten Bone Bolango Dirinci PerKecamatan, Tahun 2012 No. Kecamatan Luas / Area (Km 2 ) Persentase 1 Tapa 64,41 3,25 2 Bulango Utara 176,10 8,87 3 Bulango Selatan 9,87 0,50 4 Bulango Timur 10,82 0,55 5 Bulango Ulu 78,41 3,95 6 Kabila 193,45 9,75 7 Botupingge 47,11 2,37 8 Tilongkabila 79,74 4,02 9 Suwawa 33,51 1,69 10 Suwawa Selatan 184,09 9,28 11 Suwawa Timur 489,20 24,65 12 Suwawa Tengah 64,7 3,26 13 Bone Pantai 161,82 8,15 14 Kabila Bone 143,51 7,23 15 Bone Raya 64,12 3,23 16 Bone 72,71 3,66 17 Bulawa 111,01 5,59 Jumlah 1,984.58 100 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui luas daerah terbesar di Kabupaten Bone Bolango adalah Kecamatan Suwawa Timur dengan luas 489,20 Km 2 atau mencapai 24,65 persen, sementara untuk luas daerah terkecil adalah Bulango Selatan dengan luas 9,87 Km 2 Bolango. 2. Iklim atau 0,50 persen dari wilayah Bone Di Indonesia hanya dikenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak berasal dari Asia dan Samudra Pasifik terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April Mei dan Oktober November. Curah hujan pada suatu tempat 2

antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan curah hujan Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 berkisar antara 40 mm sampai 269 mm. Keadaan kecepatan angin pada tahun 2011, yang dipantau stasiun pengamat umumnya hampir merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran antara 1 knot sampai 3 knot. Suhu dan kelembaban udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai,pada tahun 2011 suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 24,4 o C sampai 28,0 o C. Kelembaban udara di Kabupaten Bone Bolango relatif tinggi. Pada tahun 2011, rata rata kelembaban berkisar antara 71,8 persen sampai dengan 88,9 persen. 3. Jenis Tanah Tanah di Kabupaten Bone Bolango diklasifikasikan sebagai Aluvial, Latosol, Lempung Berpasir dan Grumusol. Berdasarkan sifat sifatnya, tanah tanah ini mempunyai kemampuan lahan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi. Menurut kondisi tanah yang ada, maka kebanyakan tanah di Kabupaten Bone Bolango dapat dibudidayakan, dan yang sering digunakan adalah aluvial dan lempung berpasir. 4. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2011 mencapai 152.763 jiwa, terdiri dari laki laki sebesar 76.855 jiwa dan perempuan sebesar 75.908 jiwa. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Bone Bolango, lebih banyak penduduk laki laki dari pada perempuan. Peningkatan jumlah penduduk jika dibandingkan dari tahun 2009 yang mencapai 131.797 jiwa. Laju Pertumbuhan penduduk pada tahun 2000-2010 sebesar 2,14 persen, hal ini menunjukkan bahwa setiap tahun antara tahun 2000 sampai 2010 terjadi kenaikan sebesar 2,14 persen. Secara rinci jumlah penduduk dan jenis kelamin di Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2008 2011 tersaji pada Tabel 2. 3

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2008 sampai dengan 2011 (dalam orang) No. Tahun Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan Jumlah Penduduk 1. 2008 65.207 64.818 130.025 2. 2009 66.719 65.078 131.797 3. 2010 71.145 70.770 141.915 4. 2011 76.855 75.908 152.763 Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui jumlah penduduk dan jenis kelamin di Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2008 sampai dengan 2011 mengalami kenaikan sebesar 130.025 orang sampai dengan 152.763 orang. Jumlah penduduk dan luas wilayah diperoleh sebaran tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bone Bolango. Data tahun 2011 menunjukkan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Bulango Selatan yaitu 1.030 orang per km 2, disusul kemudian oleh Kecamatan Bulango Timur dengan kepadatan 489 orang per km 2, sedangkan Kecamatan lainnya kurang dari 400 orang per km 2, dan kepadatan penduduk terkecil adalah Kecamatan Suwawa Timur yaitu 15 orang per km 2. Dengan demikian berdasarkan wilayah penyebaran penduduk di Kabupaten Bone Bolango tidak merata, dimana penduduk cenderung mendiami wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti halnya Kecamatan Bulango Selatan dan Bulango Timur. Secara keseluruhan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bone Bolango adalah 77 orang per km 2. Rincian kepadatan penduduk menurut Kecamatan disajikan pada Tabel 3. 4

Tabel 3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Bolango Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2011 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan Orang (%) (orang/km 2 ) 1. Tapa 7.563 4,95 117 2. Bulango Utara 7.291 4,77 41 3. Bulango Selatan 10.168 6,66 1.030 4. Bulango Timur 5.292 3,46 489 5. Bulango Ulu 3.878 2,54 49 6. Kabila 22.332 14,62 115 7. Botupingge 6.120 4 130 8. Tilongkabila 17.034 11,15 214 9. Suwawa 11.898 7,79 355 10. Suwawa Selatan 5.158 3,38 28 11. Suwawa Timur 7.184 4,7 15 12. Suwawa Tengah 6.151 4,03 95 13. Bone Pantai 10.789 7,06 67 14. Kabila Bone 10.817 7,08 75 15. Bone Raya 6.486 4,25 101 16. Bone 9.374 6,14 129 17. Bulawa 5.228 3,42 47 Kabupaten Bone Bolango Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Bone Bolango adalah Kecamatan Bulango Selatan yaitu 1.030 orang per km 2, sementara kepadatan penduduk terkecil di Kabupaten Bone Bolango adalah Kecamatan Suwawa Timur yaitu 15 orang per km 2. 5. Keadaan Tenaga Kerja 152.763 100 77 Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 9 sektor ekonomi yang menjadi lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bone Bolango. Sebagaimana wilayah lain di Gorontalo, karakteristik penduduk di Kabupaten Bone Bolango ini bekerja di sektor pertanian. Kabupaten Bone Bolango dalam kurung waktu 3 tahun dari 2008 2010, tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk usia (15 tahun keatas), mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008 TPAK Bone Bolango sebesar 56,64 persen, meningkat pada tahun 2009 menjadi 59,70 persen dan pada tahun 2010 ini mencapai 61,53 persen. 5

Hal ini menunjukkan lebih dari setengah penduduk usia kerja Kabupaten Bone Bolango masuk dalam angkatan kerja. Secara rinci statistik ketenagakerjaan Kabupaten Bone Bolango tahun 2008 sampai dengan 2010 tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Bone Bolango (%), tahun 2008 2010 No. Uraian 2008 2009 2010 1. TPAK (%) 56,64 59,7 61,53 2. TPT (%) 5,8 10,08 8,28 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Bone Bolango, dari tahun 2008 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 56,64 persen sampai dengan 61,53 persen. Selanjutnya untuk tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 10,08 persen menjadi 8,28 persen. Pendataan penduduk usia kerja dengan menggunakan kriteria sensus yaitu 15 tahun ke atas, penduduk usia kerja di Kabupaten Bone Bolango, data tersebut didapat dari hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Secara rinci dapat dilihat penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan usaha di Kabupaten Bone Bolango, tahun 2009 sampai dengan 2011 tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2009 2011 No. Lapangan Pekerjaan Utama Persentase (%) 2009 2010 2011 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, 1. Peternakan dan Perikanan 41,24 36,16 28,43 2. Industri Pengolahan 5,17 6,18 7,09 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan 3. dan Hotel 11,11 11,71 13,3 4. Jasa Kemasyarakatan 18,85 22,44 24,81 Lainnya (Pertambangan, Listrik, Gas, Air, 5. Bangunan, Transportasi, Keuangan) 23,63 23,51 26,37 Jumlah 100 100 100 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 6

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan utama Penduduk usia 15 tahun ke atas adalah di sektor pertanian, yaitu dibidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan dengan persentase dari tahun 2009 sampai 2011 sebesar 41,24 persen sampai dengan 28,43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian. 6. Keadaan Ekonomi Pengukuran tingkat perekonomian daerah biasanya didasarkan pada angka PDRB baik berdasarkan atas harga berlaku maupun harga konstan. Untuk mendeskripsikan keadaan ekonomi Kabupaten Bone Bolango digunakan PDRB berdasarkan harga berlaku dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebagaimana tersaji pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 PDRB Kabupaten Bone Bolango masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesarnya. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian adalah 253.122 juta rupiah, tahun 2008 sumbangannya menigkat menjadi 290.985 juta rupiah dan tahun 2009 sampai tahun 2011 meningkat lagi, dimana di tahun 2011 adalah 403.420 juta rupiah. Secara rinci Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Bone Bolango menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2007 sampai dengan 2011 tersaji pada Tabel 6. 7

Tabel 6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bone Bolango Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2007 2011 (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 253.122 290.984 326.890 356.620 403.420 a. Tanaman Bahan Pangan 82.347 91.869 106.957 132.155 145.658 b. Tanaman Perkebunan 78.291 86.209 92.818 101.612 104.945 c. Peternakan dan Hasil hasilnya 54.452 71.983 81.023 87.737 96.228 d. Kehutanan 6.032 7.240 8.213 8.965 9.564 e. Perikanan 32.000 33.684 37.880 40.841 47.025 2. Pertambangan dan Penggalian 3.300 3.983 4.897 5.941 6.815 3. Industri Pengolahan 86.176 97.307 106.583 113.618 120.748 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2.751 2.773 2.872 2.922 3.268 5. Bangunan 30.283 34.404 39.831 43.767 50.635 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 72.982 96.460 100.965 107.661 114.223 7. Pengangkutan dan Komunikasi 26.847 29.427 32.501 36.221 38.733 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 63.285 76.485 89.223 102.779 113.067 9. Jasa - Jasa 72.523 87.817 124.375 146.583 168.603 Jumlah 611.269 719.641 828.138 930.802 1.019.512 Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Tabel 6 digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, selain itu untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango dari tahun ke tahun maka dilihat dengan menggunakan PDRB harga Konstan. PDRB berdasarkan harga konstan di Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebagaimana tersaji pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 PDRB Kabupaten Bone Bolango masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesarnya. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian adalah 70,801 juta rupiah, tahun 2008 sumbangannya meningkat menjadi 75.286 juta rupiah dan tahun 2009 sampai tahun 2011 meningkat lagi, dimana di tahun 2011 adalah 93.452 juta rupiah. 8

Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bone Bolango Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2007 2011 (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 70.801 75.286 80.665 87.462 93.452 a. Tanaman Bahan Pangan 22.261 23.972 26.110 29.915 31.620 b. Tanaman Perkebunan 15.571 16.432 17.011 18.010 18.513 c. Peternakan dan Hasil hasilnya 17.623 18.718 20.345 21.271 22.772 d. Kehutanan 3.176 3.737 4.060 4.265 4.466 e. Perikanan 12.170 12.428 13.139 14.002 16.081 Pertambangan dan 2. Penggalian 2.932 3.203 3.268 3.569 3.666 3. Industri Pengolahan 33.446 34.399 35.644 37.200 38.942 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.016 1.023 1.039 1.045 1.118 5. Bangunan 19.366 20.093 21.020 22.037 24.971 Perdagangan, Hotel dan 6. Restoran 24.341 25.495 26.166 27.066 28.601 Pengangkutan dan 7. Komunikasi 22.103 22.747 23.557 24.345 25.178 Keuangan, Persewaan dan 8. Jasa Perusahaan 29.608 34.998 39.692 44.017 47.891 9. Jasa - Jasa 28.686 29.787 32.017 33.842 36.092 Jumlah 232.299 247.032 263.068 280.584 299.911 Sumber : BPS Bone Bolango 2013 Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui sumbangan sektor pertanian terhadap PDBR Bone Bolango atas dasar harga konstan masih diduduki oleh sektor pertanian, dimana dari tahun 2007 menyumbang sebesar 70.801 jutaan rupiah dan 2011 menyumbang sebesar 93.452 jutaan rupiah. Hal ini menandakan sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Bone Bolango, dibandingkan dengan sektor lainnya. 7. Keadaan Pertanian Keadaan pertanian di Kabupaten Bone Bolango dapat dikelompokkan ke dalam tanaman padi palawija, sayuran, buah buahan, tanaman perkebunan dan peternakan. 9

i. Padi Palawija Tanaman padi dan palawija merupakan tanaman yang diusahakan oleh petani yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Produk kelompok padi palawija antara lain padi sawah, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Luas panen, produksi dan produktivitas tersaji pada Tabel 8. Ditinjau dari luas panen, padi sawah merupakan tanaman yang paling luas yaitu 3.145 ha disusul kemudian oleh tanaman jagung dengan luas 2.086 ha dan selanjutnya adalah tanaman padi ladang dan kacang tanah dengan luas 200 ha dan 110 ha. Luasnya tanaman padi sawah karena kebiasaan petani di Kabupaten Bone Bolango dalam membudidayakan padi sawah lebih dominan dari tanaman lainnya. Tabel 8. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelompok Padi Palawija di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2012 No. Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) 1. Padi sawah 3.145 19.499 6,2 2. Padi Ladang 200 420 2,1 3. Jagung 2.086 8.761,20 4,2 4. Ubi Jalar 30 180 6 5. Ubi Kayu 31 217 7 6. Kacang Tanah 110 132 1,2 7. Kacang Hijau 10 8,5 0,85 Sumber : Dinas Pertanian Bone Bolango, 2013 ii. Kelompok Sayuran Sayuran merupakan jenis tanaman alternatif selain padi dan palawija yang diusahakan petani diluar usahatani padi sawah. Budidaya tanaman ini dilakukan di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara rinci keadaan luas panen, produksi dan produktivitas kelompok sayuran di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2012 tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelompok Sayuran di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2012 No. Jenis Sayuran Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) 1. Cabe 1.978 15.367 7,77 2. Tomat 67 1.557 23,24 Sumber : Dinas Pertanian Bone Bolango, 2013 10

Pada Tabel 9 menunjukkan komoditas sayuran yang dihasilkan oleh Kabupaten Bone Bolango adalah cabe dan tomat. Ditinjau dari luas panennya cabe merupakan tanaman yang terluas dengan luas panen 1.978 ha dan menghasilkan produksi sebesar 15.367 ton dengan produktivitas 7,77 ton per ha. Tomat memiliki luas panen 67 ha dan menghasilkan produksi sebesar 1.557 ton dengan produktivitas 23,24 ton per ha. Berdasarkan data ini maka tanaman yang terdapat di Kabupaten Bone Bolango hanya Cabe dan Tomat. Meskipun demikian Kabupaten Bone Bolango masih bisa mengembangkan komoditas tanaman sayurannya. Hal ini disebabkan iklim di Kabupaten Bone Bolango cukup mendukung untuk perkembangan komoditas sayuran disamping petani menguasai cara bercocok tanamnya. iii. Kelompok Buah Buahan Tanaman buah buahan merupakan jenis tanaman yang sering pula dibudidayakan oleh petani, baik yang dikelola secara tradisional maupun profesional. Pengelolaan secara tradisional dilakukan petani dengan menggunakan lahan pekarangan dan juga sebagai tanaman selingan dilahan kelapa, sedangkan secara profesional tanaman buah buahan diusahakan pada lahan perkebunan secara khusus. Secara rinci produksi buah buahan menurut kecamatan dan jenis buah di Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 tersaji pada Tabel 10. 11

Tabel 10. Produksi Buah Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis Buah di Kabupaten Bone Bolango (Ton), Tahun 2011 No. Kecamatan Buah Buahan Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Nanas 1. Tapa 62.868 76 350 31.530 18.000 2.000 2. Bulango Utara 352 42 0 623 33 364 3. Bulango Selatan 46 0 0 22,8 40,5 2,1 4. Bulango Timur 2 3 1,7 32,4 42,84 1,1 5. Bulango Ulu 1.500 38 53,75 358,25 82,5 16,5 6. Kabila 25 0 60 1.723,50 25,60 10,23 7. Botupingge 65 0 0 735 0 0 8. Tilongkabila 3.874 50 0 169 44,1 75 9. Suwawa 75 0 0 824,4 22,75 1,65 10. Suwawa Selatan 24.220 0 0 37,2 341 0 11. Suwawa Timur 6.250 450 0 256 40 67 12. Suwawa Tengah 232 200 60 34,95 2.250 5.380 13. Bone Pantai 5.480 2.800 0 42,61 5.805 474 14. Kabila Bone 155 0 0 29,48 340 210 15. Bone Raya 6.250 400 0 150 0 73 16. Bone 93 4.255 0 251 22,5 52 17 Bulawa 35 3.225 32 210 45 60 Kabupaten Bone Bolango 111522 11539 557,45 37.030 27.135 8.787 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan uraian Tabel 10 tanaman buah buahan yang cocok dikembangkan di Kabupaten Bone Bolango adalah mangga, pisang dan pepaya karena produksinya yang paling tinggi. Ketiga jenis buah buahan ini selain diusahakan pada lahan perkebunan khusus, lahan pekarangan juga banyak diusahakan di bawah pohon kelapa. iv. Tanaman Perkebunan Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang menjadi unggulan Kabupaten Bone Bolango baik dilihat dari luas tanaman, produksi, dan jenis tanaman. Selain kelapa, tanaman perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di wilayah ini adalah kakao, kemiri, dan cengkeh dan sejumlah komoditi lainnya. Tabel 11 menyajikan keunggulan kelapa dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya dilihat dari luas tanaman dan produksi berdasarkan data tahun 2011. 12

Tabel 11. Luas Tanaman, Produksi dan Jenis Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2011 No. Jenis Tanaman Luas Tanaman Produksi (ha) (ton) 1. Kelapa 7369,12 7.678 2. Kemiri 7110,29 88,1 3. Cengkeh 2.964 431,75 4. Kopi 522 260 5. Kakao 2.354 488 6. Lainnya 2.025 61,49 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 11 luas tanaman perkebunan yang tertinggi adalah kelapa sebesar 7.369,12 ha, dengan produksi 7.678 ton, Selanjutnya adalah tanaman kemiri sebesar 7.110,29 ha, dengan produksi 88,1 ton dan luas tanaman perkebunan yang terkecil adalah kopi sebesar 522 ha, dengan produksi 260 ton. Dengan demikian dilihat dari luas tanam dan produksi bahwa kelapa merupakan komoditi perkebunan yang memiliki keunggulan di Kabupaten Bone Bolango. v. Peternakan Kabupaten Bone Bolango adalah salah satu daerah penghasil ternak yang cukup potensial. Hasilnya sebagian besar diantar pulaukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah lain. Para petani kelapa dalam memanfaatkan waktu luang sering membudidayakan ternak, sehingga kegiatan pemeliharaan ternak berhubungan dengan aktivitas petani kelapa. Keadaan jumlah ternak di Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Keadaan Populasi Ternak di Kabupaten Bone Bolango, Tahun 2011 No. Jenis Ternak Jumlah (ekor) 1. Sapi Potong 40.658 2. Sapi Perah 16 3. Kuda 382 4. Kambing 5.864 5. Ayam Kampung 115.201 6. Ayam Petelur 35.645 7. Ayam Pedaging 114.700 8. Itik 18.478 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 13

Berdasarkan Tabel 12 ternak yang umum terdapat di Kabupaten Bone Bolango dikelompokkan menjadi ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar terdiri dari sapi, kambing, kuda. Sedangkan ternak kecil terdiri dari ayam kampung, ayam pedaging, ayam ptelur dan itik. Sapi merupakan jenis ternak besar yang dominan di Kabupaten Bone Bolango. Jenis ternak ini umumnya diusahakan secara tradisional oleh petani baik untuk keperluan untuk membantu petani dalam kegiatan usahatani maupun untuk dijual, sehingga ternak sapi sangat membantu petani dalam kegiatan ekonomi. Ternak kecil yang dominan di Kabupaten Bone Bolango adalah ayam kampung. Jenis ternak ini umumnya dibudidayakan secara tradisional oleh petani dengan memelihara tanpa kandang. B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. PDRB dibedakan atas dua bagian, yakni PDRB harga berlaku dan harga Konstan. PDRB harga berlaku dihitung berdasarkan harga harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan harga harga ikut dihitung. Sedangkan PDRB harga konstan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar. Secara umum kegiatan ekonomi pemerintah Bone Bolango dibagi menjadi sembilan sektor, yaitu : 1. Sektor Pertanian a. Subsektor tanaman pangan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan pada peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka mempertahankan swasembada pangan. b. Subsektor tanaman perkebunan; pengembangan pada subsektor ini diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi tanaman perkebunan terutama yang mudah dipasarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan devisa negara dari hasil ekspor. c. Subsektor peternakan dan hasilnya; pembangunan pada subsektor ini diarahkan pada peningkatan produksi daging, telur, dan susu untuk memenuhi gizi masyarakat. 14

d. Subsektor kehutanan; kegiatan yang dilakukan meliputi pembangunan kayu, pengambilan hasil-hasil hutan dan perburuan binatang liar. e. Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat. 2. Sektor Pertambangan dan Galian a. Subsektor tanpa migas, meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan lanjutan benda padat, baik dibawah maupun pada permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan memanfaatkan biji logam dan hasil tambang lainnya. b. Subsektor penggalian, mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian batu-batuan, pasir besi, biji besi, biji perak serta komoditas barang tambang lainnya selain kegiatan yang tercakup yaitu penggalian batu-batuan, pasir, tanah, batu gunung, batu kali, batu kapur, batu koral, kerikil, dan batu marmer. 3. Sektor Industri Pengolahan Pembangunan pada bidang ini terutama diarahkan untuk industri pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan limbah pertanian, industri rumah tangga, baik di pedesaan maupun di perkotaan. penekanan pembangunan pada industri selain untuk meningkatkan produksi tapi juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. 4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Subsektor listrik; meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Yang dimaksud non PLN adalah perusahaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau perorangan. b. Subsektor air bersih; kegiatan ini meliputi proses pembersihan, pemurnian, dan proses kimia lain untuk menghasilkan air minum termasuk penyaluran melalui pipa baik pada rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta. 15

5. Sektor Bangunan Kegiatan ini meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi, dan konstruksi. 6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran a. Subsektor perdagangan besar dan eceran; subsektor perdagangan memainkan peranan penting dalam perekonomian pemerintah Bone Bolango, karena mendorong pertumbuhan dan perkembangan produksi. Perdagangan mampu menjamin kelancaran pemasaran dan pembelian jasa dari konsumen ke produsen. b. Subsektor perhotelan, kegiatan ini meliputi penyediaan akomodasi yang menggunakan sebahagian atau keseluruhan bangunan berupa tempat penginapan, baik yang terbuka untuk umum atau hanya sebahagian anggota kelompok organisasi tertentu. Termasuk pula aktivitas penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu penginapan, yang seluruh kegiatan tersebut berada dalam suatu kesatuan manajemen penginapan. c. Subsektor restoran; kegiatan ini mencakup usaha penjualan untuk penyediaan makanan atau minuman, yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan, disuatu tempat tersendiri ataupun dijajakan. 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a. Subsektor angkutan darat, meliputi angkutan jalan raya jasa penunjang angkatan darat seperti parkir dan terminal. Akan tetapi yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas pada segala jenis angkutan jalan raya seperti angkutan bus, truk, becak dan angkot. b. Subsektor angkutan laut, meliputi kegiatan pelayanan angkutan, pelayanan samudera, perairan pantai, sungai, dan jasa penumpang angkutan laut. Namun, yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas angkutan perairan pantai saja. c. Subsektor komunikasi, meliputi kegiatan jasa komunikasi untuk umum seperti pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh Perum Pos 16

dan Giro, pengiriman berita dengan menggunakan telepon, telex, dan telegram yang diusahakan oleh Perum Telekomunikasi. 8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Subsektor keuangan (bank), kegiatan ini meliputi jasa pelayanan dibidang keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, member pinjaman, mengirim uang, memindahkan rekening koran, membeli atau menjual surat-surat berharga, dan memberi jaminan bank. b. Subsektor keuangan non bank, meliputi pelayanan asuransi baik jiwa ataupun bukan jiwa seperti asuransi kebakaran, kecelakaan kerusakan dan sebagainya. Termasuk juga agen per asuransian, unit penyaluran dana pensiun dan sebagainya. c. Subsektor persewaan dan jasa perusahaan, meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain seperti jasa hukum, jasa angkutan, jasa periklanan, jasa penyewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan dan jasa arsitek. Tetapi yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada jasa hukum (advokat/pengacara), notaris dan jasa konsultan. 9. Sektor Jasa - Jasa a. Pemerintah umum, meliputi jasa pelayanan sosial seperti rumah sakit umum dan panti asuhan. b. Swasta, meliputi: 1). Subsektor jasa sosial kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan dan pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, termasuk guru per orangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus. Jasa kesehatan mencakup segala lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit maupun poliklinik, jasa sosial lainnya yang mencakup panti asuhan, rumah ibadah dan sebagainya. 2). Subsektor kebudayaan dan hiburan, meliputi segala macam perusahaan dan lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan, rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan disribusi film, usaha penyiaran film dan penyiaran radio swasta. Dari jenis kegiatan tersebut diatas, yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada kegiatan pemutaran film dan penyiaran radio 17

swasta niaga. 3). Subsektor perorangan dan rumah tangga, meliputi jasa yang diberikan untuk perorangan dan rumah tangga seperti jasa reparasi, jasa binatu, tukang cukur, tukang jahit, tukang las dan jasa perorangan lainnya. Untuk melihat peran sektor pertanian dalam ekonomi wilayah Kabupaten Bone Bolango salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan melihat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun. Berdasarkan data ini besarnya sumbangan sektor pertanian pada ekonomi wilayah Bone Bolango dapat dilihat. Untuk keseragaman analisis maka data PDRB yang digunakan untuk analisis ini berdasarkan harga konstan dan harga berlaku tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Perkembangan PDRB Kabupaten Bone Bolango sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan haraga berlaku secara rinci disajikan pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat perkembangan PDRB Kabupaten Bone Bolango masih didominasi oleh sektor pertanian. Tahun awal pengamatan yaitu tahun 2007 sumbangan sektor pertanian sebesar 70.801 juta rupiah sedangkan tahun akhir pengamatan tahun 2011 sumbangan sektor pertanian menjadi 93.452 juta rupiah atau mengalami peningkatan 31,99 persen dari tahun awal pengamatan. Sektor yang mengalami peningkatan tertinggi dari keseluruhan sektor ekonomi adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu meningkat 61,75 persen, sedangkan sektor industri pegolahan hanya meningkat 16,43 persen. 18

Tabel 13. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bone Bolango Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007 2011 (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 70.801 75.286 80.665 87.462 93.452 a. Tanaman Bahan Pangan 22.261 23.972 26.110 29.915 31.620 b. Tanaman Perkebunan 15.571 16.432 17.011 18.010 18.513 c. Peternakan dan Hasil hasilnya 17.623 18.718 20.345 21.271 22.772 d. Kehutanan 3.176 3.737 4.060 4.265 4.466 e. Perikanan 12.170 12.428 13.139 14.002 16.081 Ekonomi lainnya Pertambangan dan 2. Penggalian 2.932 3.203 3.268 3.569 3.666 3. Industri Pengolahan 33.446 34.399 35.644 37.200 38.942 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.016 1.023 1.039 1.045 1.118 5. Bangunan 19.366 20.093 21.020 22.037 24.971 Perdagangan, Hotel dan 6. Restoran 24.341 25.495 26.166 27.066 28.601 Pengangkutan dan 7. Komunikasi 22.103 22.747 23.557 24.345 25.178 Keuangan, Persewaan dan 8. Jasa Perusahaan 29.608 34.998 39.692 44.017 47.891 9. Jasa - Jasa 28.686 29.787 32.017 33.842 36.092 Jumlah 232.299 247.032 263.068 280.584 299.911 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Tabel 13 menunjukkan bahwa sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, secara keseluruhan tanaman pangan merupakan sektor tertinggi pertama dari sektor pertanian dengan nilai sebesar 22.261 sampai 31.620 jutaan rupiah dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Kemudian penyumbang kedua adalah sektor peternakan dan hasil hasilnya dengan nilai sebesar 17.623 sampai 22.772 jutaan rupiah, dilanjutkan dengan tanaman perkebunan, perikanan dan terakhir adalah kehutanan dengan nilai terendah dari tahun 2007 sampai 2011 sebesar 3.176 sampai 4.466 jutaan rupiah. Jumlah keseluruhan untuk sektor pertanian dari tahun 2007 sampai 2011 berkisar dari 70.801 sampai 93.452 jutaan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. 19

Untuk melihat pendapatan yang dapat dinikmati oleh penduduk di Kabupaten Bone Bolango, secara rinci perkembangan Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku tersaji pada Tabel 14. Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bone Bolango Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 2011 (jutaan rupiah) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 253.122 290.984 326.890 356.620 403.420 a. Tanaman Bahan Pangan 82.347 91.869 106.957 132.155 145.658 b. Tanaman Perkebunan 78.291 86.209 92.818 101.612 104.945 c. Peternakan dan Hasil hasilnya 54.452 71.983 81.023 87.737 96.228 d. Kehutanan 6.032 7.240 8.213 8.965 9.564 e. Perikanan 32.000 33.684 37.880 40.841 47.025 Ekonomi lainnya Pertambangan dan 2. Penggalian 3.300 3.983 4.897 5.941 6.815 3. Industri Pengolahan 86.176 97.307 106.583 113.618 120.748 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2.751 2.773 2.872 2.922 3.268 5. Bangunan 30.283 34.404 39.831 43.767 50.635 Perdagangan, Hotel dan 6. Restoran 72.982 96.460 100.965 107.661 114.223 Pengangkutan dan 7. Komunikasi 26.847 29.427 32.501 36.221 38.733 Keuangan, Persewaan dan 8. Jasa Perusahaan 63.285 76.485 89.223 102.779 113.067 9. Jasa - Jasa 72.523 87.817 124.375 146.583 168.603 Jumlah 611.269 719.641 828.138 930.802 1.019.512 Sumber : BPS Bone Bolango, 2013 Tabel 14 menunjukkan bahwa sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan bagi struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Secara keseluruhan tanaman pangan tetap merupakan sektor tertinggi pertama dari sektor pertanian dengan nilai sebesar 82.347 sampai 145.658 jutaan rupiah dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Kemudian penyumbang kedua adalah sektor perkebunan dengan nilai sebesar 78.291 sampai 104.945 jutaan rupiah, dilanjutkan dengan sektor peternakan dan hasil hasilnya, perikanan dan terakhir adalah kehutanan dengan nilai terendah dari tahun 2007 20

sampai 2011 sebesar 6.032 sampai 9.564 jutaan rupiah. Jumlah keseluruhan untuk sektor pertanian dari tahun 2007 sampai 2011 berkisar dari 253.122 sampai 403.420 jutaan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk harga berlaku sumbangan sektor pertanian masih mengalami peningkatan. C. Struktur Perekonomian Analisis struktur ekonomi digunakan untuk sumbangan atau peranan masing masing kegiatan ekonomi atau sektor dalam perekonomian wilayah secara keseluruhan dalam suatu tahun tertentu. Melalui analisis ini dapat di ketahui besarnya persentase atau kontribusi setiap sektor dalam PDRB. Salah satu ukuran untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah yaitu melalui ukuran besaran Produk DomestikRegional Bruto (PDRB). PDRB harga konstan merupakan nilai tambah harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar perhitungannya. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Bolango dapat diukur dengan mengindikasikan kondisi perkembangan perekonomian suatu daerah yang dapat dilihat dari sektor ekonomi atau lapangan usaha yaitu (1) pertanian, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik dan air bersih, (5) bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan (9) jasa-jasa. Hasil perhitungan struktur perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 15. Berdasarkan data pada tabel tersebut sektor pertanian masih menjadi sektor pertama penyumbang pendapatan terbesar terhadap pembentukan PDRB Bone Bolango dari tahun 2007 sampai 2011 dengan menyumbang rata rata sebesar 30,79 persen pertahun. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang menyumbang pendapatan terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Bone Bolango setelah sektor pertanian. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menyumbang rata rata sebesar 14,734 persen pertahun terhadap pembentukan PDRB daerah Bone Bolango. Penyumbang terbesar ketiga bagi PDRB Bone Bolango adalah sektor industri pengolahan, yaitu rata rata sebesar 13,622 persen disusul oleh sektor jasa jasa dan sektor 21

perdagangan, hotel dan restoran pada urutan keempat dan kelima yaitu berturut turut rata rata sebesar 12,134 persen dan 9,988 persen. Tabel 15. Struktur Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) Selang Tahun 2007 2011 (dalam persen) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Rata - Rata 1. Pertanian 30,48 30,48 30,66 31,17 31,16 30,79 Pertambangan dan 2. Penggalian 1,26 1,3 1,24 1,27 1,22 1,258 3. Industri Pengolahan 14,4 13,92 13,55 13,26 12,98 13,622 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,44 0,41 0,39 0,37 0,37 0,396 5. Bangunan 8,34 8,13 7,99 7,85 8,33 8,128 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,48 10,32 9,95 9,65 9,54 9,988 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,51 9,21 8,95 8,68 8,4 8,95 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,75 14,17 15,09 15,69 15,97 14,734 9. Jasa - Jasa 12,35 12,06 12,17 12,06 12,03 12,134 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil Analisis, 2013 Berdasarkan Tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa dari kesembilan sektor yang ada di Kabupaten Bone Bolango, sektor tertinggi masih didominasi oleh sektor pertanian, dilihat berdasarkan harga konstan. Maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor ekonomi (Atas Dasar Harga Konstan) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, agar memudahkan kita dalam melihat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. 22

Persen PDRB 35 30 25 20 PDRB Harga Konstan Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan 15 10 5 0 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Perdangangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Gambar 2. Trend Perkembangan PDRB Harga Konstan pada Sektor Ekonomi, Tahun 2007 2011 Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga konstan pada sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dibanding sektor sektor ekonomi lainnya. Sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun 2009 sampai 2010 dengan nilai sebesar 30,66 persen sampai 31,17 persen, dan di tahun 2011 mengalami penurunan 1 persen sehingga menjadi 31,16 persen. Selanjutnya sektor industri merupakan sektor kedua setelah sektor pertanian dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 14,40 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,92 persen menjadi 12,98 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor ketiga dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 12,75 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami kenaikan sebesar 14,17 persen menjadi 15,97 persen dan untuk sektor penyumbang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan sebesar 0,44 persen pada tahun 2007, sektor ini mengalami penurunan di tahun 2008 sampai 2011 dengan nilai sebesar 0,41 persen sampai 0,37 persen. Hasil perhitungan struktur perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada 23

Tabel 16. Berdasarkan data pada tabel tersebut sektor pertanian masih menjadi sektor pertama penyumbang pendapatan terbesar terhadap pembentukan PDRB Bone Bolango yang berlaku pada tahun tersebut. Sektor pertanian dari tahun 2007 sampai 2011 dengan menyumbang rata rata sebesar 39,962 persen pertahun. Sektor jasa jasa merupakan sektor yang menyumbang pendapatan terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Bone Bolango setelah sektor pertanian. Sektor jasa jasa menyumbang rata rata sebesar 14,324 persen pertahun terhadap pembentukan PDRB daerah Bone Bolango. Penyumbang terbesar ketiga bagi PDRB Bone Bolango adalah sektor industri pengolahan, yaitu rata rata sebesar 12,946 persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada urutan keempat dan kelima yaitu berturut turut rata rata sebesar 12,096 persen dan 10,812 persen. Tabel 16. Struktur Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) Selang Tahun 2007 2011 (dalam persen) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Rata - Rata 1. Pertanian 41,41 40,43 39,47 38,93 39,57 39,962 2. Pertambangan dan Penggalian 0,54 0,55 0,59 0,65 0,67 0,6 3. Industri Pengolahan 14,1 13,52 12,87 12,4 11,84 12,946 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,39 0,35 0,32 0,32 0,366 5. Bangunan 4,95 4,78 4,81 4,78 4,97 4,858 Perdagangan, Hotel dan 6. 11,94 13,4 12,19 11,75 11,2 12,096 Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,39 4,09 3,92 3,95 3,8 4,03 8. Keuangan, Persewaan dan 10,35 10,63 10,77 11,22 11,09 10,812 Jasa Perusahaan 9. Jasa - Jasa 11,86 12,2 15,02 16 16,54 14,324 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil Analisis, 2013 Berdasarkan Tabel 16 di atas dapat diketahui dari kesembilan sektor, bahwa sektor pertanian masih saja mendominasi sektor sektor ekonomi lainnya, dilihat berdasarkan harga berlaku di tahun 2007 sampai dengan 2011. 24

Persen Maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Berlaku) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, untuk melihat pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. PDRB 45 PDRB Harga Berlaku 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdangangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Gambar 3. Trend Perkembangan PDRB Harga Berlaku pada Sektor Ekonomi, Tahun 2007 2011 Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga berlaku pada sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dibanding sektor sektor ekonomi lainnya. Sektor pertanian cenderung menurun dari tahun 2007 ke 2008, 2009, dan 2010 dengan nilai sebesar 41,41 persen menjadi 40,43 persen, 39,47 persen, dan 38,93 persen. di tahun 2011 sektor pertanian naik menjadi 39,57 persen. Selanjutnya sektor industri pengolahan merupakan sektor kedua setelah sektor pertanian dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 14,10 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,52 persen menjadi 11,84 persen. Sektor perdagangan merupakan sektor ketiga dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 11,94 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,40 persen menjadi 11,20 persen, dan untuk sektor penyumbang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan sebesar 0,45 persen pada tahun 2007, sektor ini mengalami penurunan di tahun 2008 sampai 2011 dengan nilai sebesar 0,39 persen sampai 0,32 persen. 25

Hasil perhitungan struktur perekonomian selanjutnya khusus pada sektor pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 17. Berdasarkan data pada Tabel tersebut sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Akan tetapi kenaikan tersebut terjadi hanya pada tahun 2008 sebesar 30,48 persen naik 1 persen menjadi 30,66 persen pada tahun 2009, untuk tahun 2010 ke 2011 mengalami penurunan sebesar 1 persen, dari 31,17 menjadi 31,16 persen. Selanjutnya urutan kedua salah satu penyebab dari menurunnya kontribusi ini adalahmenurunnya kontribusi sektor perkebunan dan kehutanan mengalami penurunan 1 persen dari 7 persen menjadi 6 persen, dan 2 persen menjadi 1 persen dari tahun 2008 sampai 2009 dan tahun 2009 ke 2011. Tabel 17. Struktur Perekonomian pada Sektor Pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) Selang Tahun 2007 2011 (dalam persen) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 30,48 30,48 30,66 31,17 31,16 a. Tanaman Bahan Pangan 9,58 9,70 9,93 10,66 10,54 b. Tanaman Perkebunan 6,70 6,65 6,47 6,42 6,17 c. Peternakan dan Hasil hasilnya 7,59 7,58 7,73 7,58 7,59 d. Kehutanan 1,37 1,51 1,54 1,52 1,49 e. Perikanan 5,24 5,03 4,99 4,99 5,36 Ekonomi lainnya 2. Pertambangan dan Penggalian 1,26 1,30 1,24 1,27 1,22 3. Industri Pengolahan 14,40 13,92 13,55 13,26 12,98 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,44 0,41 0,39 0,37 0,37 5. Bangunan 8,34 8,13 7,99 7,85 8,33 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,48 10,32 9,95 9,65 109,54 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,51 9,21 8,95 8,68 8,40 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,75 14,17 15,09 15,69 15,97 9. Jasa - Jasa 12,35 12,06 12,17 12,06 12,03 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil Analisis, 2013 26

Persen Berdasarkan Tabel 17 di atas maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Konstan) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, agar memudahkan kita dalam melihat laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4. 12 10 PDRB 8 6 4 2 0 PDRB Harga Konstan 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 4. Trend Perkembangan PDRB Harga Konstan pada Sektor Pertanian, Tahun 2007 2011 Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga konstan pada sektor pertanian didominasi oleh subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai 2010, dengan nilai sebesar 9,58 persen menjadi 10,66 persen dan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 10,54 persen atau dengan nilai rata rata sebesar 10,1 persen pertahun. Hal ini dikarenakan berkurangnya luas panen padi sawah di tahun 2010 sebesar 3.662 ha, menurun menjadi 3.145 ha di tahun 2011. Subsektor peternakan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, tetap dalam keadaan stabil, dengan nilai rata rata sebesar 7,6 persen. Tanaman perkebunan cenderung menurun dari tahun ke tahun,dengan nilai rata rata sebesar 6,5 persen. Perikanan cenderung naik turun naik (berfluktuasi) dengan nilai rata rata sebesar 5,1 persen, dan kehutanan cenderung naik turun dengan nilai rata rata sebesar 1,5 persen. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya hasil produksi dari tiap tiap subsektor, serta adannya peralihan sektor lain. Tahun Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Untuk hasil perhitungan struktur perekonomian pada sektor pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) dari tahun 2007 sampai 27

tahun 2011 disajikan pada Tabel 18.Berdasarkan data pada tabel tersebut sektor pertanian dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami penurunan, dimana di tahun 2007 sebesar 41,41 persen, turun di tahun 2010 menjadi 38,93 persen. Akan tetapi di tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 39,57 persen. Hal ini menandakan bahwa sektor pertanian masih tetap menjadi sektor ekonomi yang mempunyai peranan terbesar dalam struktur perekonomian Bone Bolango. Tabel 18. Struktur Perekonomian pada Sektor Pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) Selang Tahun 2007 2011 (dalam persen) No. Sektor Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 41,41 40,43 39,47 38,93 39,57 a. Tanaman Bahan Pangan 13,47 12,77 12,92 14,43 14,29 b. Tanaman Perkebunan 12,81 11,98 11,21 11,09 10,29 c. Peternakan dan Hasil - hasilnya 8,91 10,00 9,78 9,58 9,44 d. Kehutanan 0,99 1,01 0,99 0,98 0,94 e. Perikanan 5,23 4,68 4,57 4,46 4,61 Ekonomi lainnya Pertambangan dan 2. Penggalian 0,54 0,55 0,59 0,65 0,67 3. Industri Pengolahan 14,10 13,52 12,87 12,40 11,84 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,39 0,35 0,32 0,32 5. Bangunan 4,95 4,78 4,81 4,78 4,97 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,94 13,40 12,19 11,75 11,20 7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,39 4,09 3,92 3,95 3,80 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,35 10,63 10,77 11,22 11,09 9. Jasa - Jasa 11,86 12,20 15,02 16,00 16,54 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil Analisis, 2013 Berdasarkan Tabel 18 di atas maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Berlaku) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, untuk melihat pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5. 28

Persen PDRB 20 15 10 5 0 PDRB Harga Berlaku 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Gambar 5. Trend Perkembangan PDRB Harga Berlaku pada Sektor Pertanian, Tahun 2007 2011 Berdasarkan Gambar 5 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga berlaku pada sektor pertanian masih didominasi oleh subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan cenderung menurun dari tahun 2007 sampai 2009, dengan nilai sebesar 13,47 persen menjadi 12,92 persen dan di tahun 2010 meningkat dan menurun lagi di tahun 2011 sebesar 14,43 persen turun menjadi 14,29 persen. Subsektor peternakan mengalami naik turun dari tahun 2008 sampai 2011, dengan nilai sebesar 10 persen turun menjadi 9,44 persen. Tanaman perkebunan cenderung menurun dari tahun ke tahun, dengan nilai rata rata sebesar 11,45 persen. Perikanan cenderung turun naik dengan nilai rata rata sebesar 4,71 persen, dan kehutanan cenderung naik turun dengan nilai rata rata sebesar 0,99 persen. Hal tersebut terjadi dikarenakan harga yang berlaku saat tahun tersebut naik, maka sektor pertanian juga ikut meningkat. Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan 29