BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama taman

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kemampuan berhitung yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama yang disebut The Golden Years. Masa keemasan ini dijadikan. ruang dan kesempatan agar mereka memahami mengenai:

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang khas, baik dalam hal sikap, perhatian, minat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A DI TK DHARMA WANITA TOMBA KOTA BAUBAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kanak-kanak merupakan masa di mana anak-anak mengalami

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7), anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik. Masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Mereka cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting untuk dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi kognitif,ba hasa,sosio-emosional, kemampuan fisik dan lain sebagainya. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, sosial, moral dan sebagainya. Menurut Siti Aisyah,dkk ( Nurhayati N,2013). karakteristik anak usia 1

2 dini antara lain; a) memiliki rasa ingin tahu yang besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan berimajinasi, d) masa paling potensial untuk belajar, e) menunjukkan sikap egosentris, f) memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, g) sebagai bagian dari makhluk sosial, penjelasannya adalah sebagai berikut. Usia dini merupakan masa emas, masa ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada usia ini anak paling peka dan potensial untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dari anak sering bertanya tentang apa yang mereka lihat. Apabila pertanyaan anak belum terjawab, maka mereka akan terus bertanya sampai anak mengetahui maksudnya. Di samping itu, setiap anak memiliki keunikan sendiri-sendiri yang berasal dari faktor genetik atau bisa juga dari faktor lingkungan. Faktor genetik misalnya dalam hal kecerdasan anak, sedangkan faktor lingkungan bisa dalam hal gaya belajar anak. Masa anak merupakan suatu fase yang sangat berharga dan dapat dibentuk dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of humanlife). Karenanya masa anak adalah masa emas bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.(solehuddin, 1997:27). Aspek perkembangan anak yang dapat distimulasi sejak usia dini, adalah perkembangan fisik motorik dan perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif pada usia taman kanak-kanak menurut Piaget (Sriningsih:2009) berada pada tahapan praoperasonal, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Hal tersebut lebih ditegaskan lagi oleh Santrock (1995) bahwa pada tahapan praoperasional anak belum mampu memahami peraturan tertentu atau operasi. Anakanak mengetahui sesuatu tetapi pengetahuan mereka tidak didasarkan atas pemikiran yang rasional, cara berpikirnya masih penuh dengan imajinasi sesuai dengan apa yang terlihat dan dirasakannya. Pemberian stimulasi untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dapat melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika. Jika dilihat dari hakikat matematika anak usia dini yang dikemukakan oleh Sriningsih

3 (2009:23) yaitu : pembelajaran matematika terpadu yang merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai kemampuan berfikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual anak. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk mestimulasi kemampuan berfikir anak agar memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada tahap selanjutnya. Pembelajaran matematika untuk anak usia dini lebih menekankan pada pengenalan konsep matematika dasar, salah satunya yaitu konsep armetika atau berhitung. Armetika atau berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan matematika, sebab salah satu syarat untuk belajar matematika adalah belajar berhitung yang keduanya saling mendukung. Kemampuan mengenal bilangan diasumsikan penting untuk diajarkan kepada anak usia dini, karena jika anak mengalami masalah dalam kemampuaan mengenal bilangannya maka anak akan cendrung mengalami gangguan diantaranya gangguan hubungan keruangan, kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah), mengalami asosiasi visual-motor (lebih menghafal dari pada memahami), serta kesulitan dalam mengenal dan memahami simbol yang dapat berdampak pada rendahnya hasil belajar mata pelajaran matematika dijenjang selanjutnya (Milafaila, 2011:1). Pakasi (1970:23) memaparkan bahwa konsep bilangan merupakan suatu hal yang bersifat abstrak sehingga pengembangan kemampuan mengenal bilangan pada anak harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, namun pada kenyataannya pembelajaran pengenalan bilangan pada anak dilakukan dengan pembelajaran yang konvensional seperti paper pencil test dan worksheet. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sriningsih (2009:1), mengatakan beberapa lembaga pendidikan Anak Usia Dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang lebih menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan praktek-praktek paper pencil test. Salah satu pembelajaran matematika yang harus dimiliki anak adalah mengenal konsep bilangan, karena konsep bilangan merupakan awal pengenalan matematika kepada anak karena menjadi dasar pembelajaran matematika selanjutnya. Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak dalam pembelajaran matematika adalah mengenal

4 bilangan. Mengenal konsep bilangan penting untuk dikembangkan karena pada dasarnya kehidupan anak tidak lepas dari bilangan. Sebagai contoh, banyak sekali aktivitas manusia yang memerlukan bilangan seperti membeli sesuatu harus mengerti bilangan, mengukur berat, tinggi badan dan lain-lain. Kondisi objektif yang ditemukan di TK Kartika XVI-I Secapa AD dalam kegiatan pengembangan pembelajaran matematika pada pengenalan konsep bilangan di kelompok A masih relatif rendah yang ditandai dengan kurangnya kemampuan anak dalam menyebutkan bilangan seca mundur, menyebutkan bilangan secara acak, menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda, membedakan dan membuat kumpulan benda yang sama, lebih banyak dan lebih sedikit. Faktor penyebab rendahnya kemampuan membilang anak berdasarkan hasil observasi di lapangan, dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pengenalan konsep bilangan pada anak TK A masih menggunakan paper-pensil test atau lembar kerja Siswa (LKS), misalnya guru hanya menyediakan LKS menggunakan majalah yang dibagikan kepada setiap anak. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan kurang bermakna sehingga anak menjadi cepat bosan, gelisah, kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan belajar pada anak. Permasalahan tersebut dapat dihadapi melalui salah satu solusi cerdas yang dikemas melalui berbagai aktivitas menarik dan efektif, bukan hanya melalui metode pembelajaran akademik yang menekakankan kegiatan dengan latihan (drill) untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak, salah satunya adalah menggunakan sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip kurikulum pembelajaran matematika di TK yaitu dengan memanfaatkan lingkungan dan media (Coopley, 2000:14) Media merupakan perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil bila anak turut aktif dalam proses pembelajaran tersebut, keaktifan anak dapat dipacu melalui fasilitas belajar atau yang di sebut media (Eliyawati, 2005:107). Media yang digunakan untuk anak usia dini harus memenuhi syarat media yang baik diantaranya adalah mengandung nilai pendidikan, aman dan menarik untuk anak, warna, ukuran dan bentuk yang

5 disesuaikan dengan minat dan taraf perkembangan, sederhana, murah, mudah di dapat atau di buat, alat tidak mudah rusak dan mudah pemeliharaannya, serta berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak. Media papan Flanel meruapakan salah satu media yang memiliki syarat penggunaan media untuk anak usia dini, papan flanel adalah papan yang berlapis kain flanel, sehingga gambar yang akan disajikan dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali. Papan flanel termasuk salah satu media pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flanel yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan. Kemudian membuat guntingan-guntingan flannel atau kertas rempelas yang di letakkan di bagian belakang gambar. Papan flanel dapat dipakai untuk menyampaikan : 1. Permainan konsep bilangan 2. Pengenalan warna 3. Permanian puzzle Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak TK melalui media papan flanel. Dengan demikian peneliti mengangkat judul tentang Meningkatkan Kem ampuan Mengenal Konsep Bilangan pada Ana kusia Din Melalui Media Papan Flanel. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam peneltian ini adalah : 1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran kemampuan mengenal konsep bilangan anakdi kelompok A TK Kartika XVI-I Secapa AD? 2. Bagaimana penggunaan media papan flanel untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anakdi kelompok A TK Kartika XVI-I Secapa AD? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anakdi kelompok A TK Kartika XVI-I Secapa AD, setelah menggunakan media papan flanel?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah : 1. Untuk mendeskripsikan data tentang kondisi objektif pembelajaran kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di kelompok A TK Kartika XVI-I Secapa AD. 2. Untuk mendeskripsikan data penggunaan media papan flanel dalam meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep lambang bilangan di kelompok A TK Kartika XVI-I Secapa AD. 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok A TK Kartika XVI-I Secapa AD, setelah menggunakan media papan flanel. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diantaranya, adalah: 1. Secara teoritis Hasil penilitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan konsep-konsep upaya peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan 2. Secara praktis 1. Bagi Guru Diharapkan peneltian ini dapat menjadi masukan bagi guru bahwa untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak banyak media atau kegiatan yang dapat digunakan salah satunya yaitu dengan menggunakan media papan flanel. 2. Bagi anak Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui kegiatan media papan flanel dengan tahap perkembangan anak 3. Bagi Lembaga Diharapkan hasil peneltian ini nantinya dimanfaatkan sebagai bahan informasi untuk menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran melalui

7 berbagai macam kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 4. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta sebagai bahan rujukan atau kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang lebih luas dan mendalam mengenai meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di TK, khususnya dengan melalui kegiatan media papan flanel yang menyenangkan bagi anak. E. Asumsi Penelitian Asumsi dari penelitian ini, yakni sebagai berikut : 1. Menurut Coopley (2001:54) mengenal konsep bilangan terdapat beberapa pembelajaran matematika yang diterapkan dalam NCTM salah satunya adalah bilangan dan operasi bilangan. Coopley mengungkapkan bahwa terdapat kemampuan-kemampuan yang dikemukakan dalam bilangan dan opeasi bilangan, diantaranya adalah : (1) couting, (2) one-to-one correspondence, (3) quantity, dan (4) recognizing andwriting numberals. 2. Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesanpesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.(bretz dan Briggs). Retnaningsih.D. Tersedia:http://diahayuretnanin gsih.blogspot [01 november 2013] 3. Media papan flanel memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan yang muncul dengan diterapkannya media papan flanel yaitu (1) memotivasi dan mengaktifkan peserta didik belajar, (2) mudah dalam membuatnya, dan (3) dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran tidak hanya matematika. Jurnal Riyana (2009) F. Definisi Operasional

8 1. Definisi kemampuan mengenal konsep bilangan NCTM (2003) dalam Coopley (2000) mengemukakan bahwa terdapat kemampuan-kemampuan yang diajarkan dalam bilangan dan operasi bilangan, diantaranya adalah : (1) couting, (2) one-to-one correspondence, (3) quantity, dan (4) recognizing andwriting numberals. 2. Indikator kemampuan mengenal konsep bilangan dalam penelitian ini adalah a. Berhitung (mengurutkan bilangan secara lisan 1-10) 1. Kemampuan mengurutkan bilangan secara lisan 2. Menyebutkan urutan bilangan 10-1 secara mundur 3. Menyebutkan bilangan secara acak misalnya setelah 2 adalah 3,sebelum 4 adalah 3. b. Hubungan satu ke satu (menghubungkan lambang bilangan dengan bendabenda) 1. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda 2. Memasangkan lambang bilangan dengan gambar sesuai jumlah benda c. Kuantitas (membedakan kumpulan benda yang lebih banyak dan lebih sedikit jumlahnya) serta (membuat kumpulan benda yang sama jumlahnya dan tidak sama jumlahnya) 1. Menunjukkan kumpulan benda yang jumlahnya lebih banyak 2. Menunjukkan kumpulan benda yang jumlahnya lebih sedikit 3. Membuat kumpulan benda yang sama jumlahnya 4. Membuat kumpulan benda yang tidak sama jumlahnya d. Lambang bilangan 1. Kemampuan melengkapi bilangan yang kosong 3. Media papan flanel Media papan Flanel adalah papan yang berlapis kain flanel, sehingga gambar yang akan disajikan dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali. Papan flanel termasuk salah satu media pembelajaran

9 dua dimensi, yang dibuat dari kain flanel yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan. Kemudian membuat guntingan-guntingan flannel atau kertas rempelas yang di letakkan di bagian belakang gambar. G. Struktur Organisasi Penelitian Struktur organisasi penelitian dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab. Adapun rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi penelitian. BAB II Kajian Teori Bab ini membahas tentang kajian-kajian teori mengenai kemampuan mengenal konsep bilangan yang terdiri dari pengertian karakteristik anak usia dini, pengertian matematika, konsep-konsep matematika untuk anak usia dini, standar pembelajaran matematika, pengertian bilangan, indikator kemampuan membilang pada anak usia dini, tahap pengenalan bilangan, kontribusi pengenalan bilangan terhadap aspek perkembangan anak, peran guru dalam mengenalkan bilangan, selain itu, dalam bab ini akan dibahas juga mengenai konsep media papan flanel yang meliputi pengertian media, manfaat media, syarat media untuk anak, dan media papan flanel. BAB III Metode Penelitian Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni, metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri metode penelitian, lokasi penelitian dan subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian dan analisis data.

10 BABA IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang dipaparkan dari penelitian yang dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian. BAB V Kesimpulan Dan Rekomendasi Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian lebih lanjut.