BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

Pertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium. Biokimia Farmasi UMY untuk uji karateristik tepung mocaf meliputi Analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

MATERI DAN METODE. Materi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik terhadap penurunan kadar kolesterol mencit (Mus musculus). Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap, tahap pertama yaitu mengetahui pengaruh konsentrasi starter terhadap kualitas kefir dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Tahap kedua yaitu mengetahui pengaruh variasi waktu pemberian kefir terhadap penurunan kadar kolesterol mencit (Mus musculus) dengan variasi pemberian kefir yang berbeda. Tahap I : Pengaruh konsentrasi starter yang berbeda terhadap kualitas kefir (C), yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu: C1 : Konsentrasi 2% (v/v) C2 : Konsentrasi 3% (v/v) C3 : Konsentrasi 4% (v/v) C4 : Konsentrasi 5% (v/v) Tahap II : Pengaruh waktu pemberian kefir yang mempunyai kualitas terbaik terhadap penurunan kadar kolesterol mencit (Mus musculus), (T) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu: K1: Kontrol negatif (tanpa diet kolesterol dan kefir) K2: Kontrol positif (dengan diet kolesterol dan tanpa kefir) T1 : 5 hari pemberian (dengan diet kolesterol dan kefir) 35

36 T2 : 10 hari pemberian (dengan pakan kolesterol dan kefir) T3 : 15 hari pemberian (dengan pakan kolesteroldan kefir) 3.2. Waktu dantempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Biosistematika Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai tanggal 1 September- 30 November 2014. 3.3. Instrumen Penelitian 3.3.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Toples kaca, Bottle jam, panci, penyaring, sendok, kompor gas, bak mencit, gunting, botol minum, alat pengukur kolesterol portable (Easy Touch ), pipet tetes, tabung Erlenmeyer, buret, gelas ukur, hot plate, autoklaf, cawan petri, bunsen, beaker glass, magnetic stirrer, laminar air flow, ph meter, viscometer, sentrifuge,botol Babcock, tabung reaksi, termometer, timbangan analitik, pengaduk kaca, dan sonde. 3.3.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu susu sapi, granula kefir, mencit (Mus musculus), lemak sapi, NaOH 0,1 N, larutan Phenolftallein 1%, Alkohol 70%, aquades, asam sulfat pekat (95%), susu skim, media Plate Count Agar (PCA), kertas label, alumunium foil, kapas dan tisu.

37 3.4. Variabel Penelitian Variabel yang ada dalam penelitian ini ada 3 yaitu variable terikat, variable bebas dan variable kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kualitas kefir dan penurunan kadar kolesterol. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu lama pemeraman dan variasi waktu pemberian kefir pada mencit (Mus musculus). Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini ada 2 yaitu kontrol positif dan negatif. Kontrol positif yaitu mencit yang diberikan pakan kolesterol tapi tidak diberikan kefir. Kontrol negatif yaitu mencit yang tidak diberikan pakan hiperkolesterol dan kefir. 3.5. Langkah Kerja 3.5.1. Tahap Persiapan 3.5.1.1. Pembuatan Kefir Pembuatan kefir pada penelitian ini dilakukan dengan metode tradisional (Otes,2003 dan Hidayat, 2006). Sebelum dilakukan pembuatan kefir, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan kefir. Pembuatan kefir diawali dengan memasukkan susu sebanyak 500 ml pada masingmasing toples steril. Toples susu kemudian dimasukkan ke dalam plastik untuk memudahkan pengambilan setelah proses pasteurisasi. Kemudian susu dipasteurisasi hingga suhu sekitar 80-90 C selama 15 menit. Kemudian susu didinginkan hingga suhu 18-22 C. Tahap selanjutnya yaitu inokulasi. Starter kefir dimasukkan ke dalam masingmasing toples susu sesuai perlakuan yaitu dengan konsentrasi 2%, 3%, 4% dan 5%.

38 Kemudian diberi label perlakuan pada masing-masing toples ssusu. Selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan kefir dan biji kefir. Kefir yang didapatkan dari penyaringan diambil untuk dilakukan uji kualitas yaitu uji TPC, kadar asam laktat, nilai ph, viskositas, kadar lemak dan kadar protein (ulangan 1). Langkah tersebut dilakukan kembali untuk ulangan selanjutnya. 3.5.1.2 Pembuatan Pakan Hiperkolesterolemia Pakan hiperkolesterolemia pada penelitian ini dibuat dari lemak sapi. Ditimbang lemak sapi sebanyak 250 gr, kemudian dicairkan dengan cara dipanaskan di atas hotplate dengan suhu 250-300 C hingga mencair seluruhnya (Vanessa dkk. 2013). Kemudian lemak yang telah cair dimasukkan ke dalam bottle jam kemudian ditutup. 3.5.1.3 Uji Kualitas Kefir Uji kualitas kefir ini meliputi beberapa pengujian meliputi (Usmiati, 2004): a. Pengukuran kadar asam laktat Prinsip dalam pengukuran asam laktat yaitu jumlah asam dihitung sebagai asam laktat. Pengujian yang dilakukan berdasarkan uji keasaman menurut SNI 2981_2009 dengan metode Soxhlet Henkel yaitu ditimbang sebanyak 10 g contoh (pipet 10 ml contoh) (W) dimasukkan ke dalam erlenmeyer; dilarutkan dalam air bebas CO 2 sebanyak 2 kali volume dan ditambahkan 2 ml indikator p.p dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda. Cara perhitungannya yaitu:

39 W= bobot contoh (mg) V= volume larutan NaOH (ml) N= normalitan larutan NaOH 90= bobot setara asam laktat b. Pengukuran nilai ph % asam laktat= Pengukuran ph kefir susu berpedoman pada standar nasional Indonesia (SNI 2981:2009). ph meter dicelupkan ke dalam kefir susu sapi. ph meter akan bekerja secara otomatis. Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah dan ditunggu 2-3 menit sampai angka digital stabil. c. Pengukuran kekentalan kefir (viskositas) Pengukuran viskositas kefir dilakukan dengan menggunakan alat viscometer Brookfiled (Saputra, 2011). Pengukuran fluida dengan kekentalan yang belum diketahui dianjurkan dengan mencoba menggunakan spindle bernomor besar hingga kecil dengan kecepatan putar dari rendah ke tinggi. Batas atas viskositas tiap spindle pada berbagai kecepatan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Hal ini karena terdapat batas atas viskositas (cp) yang dapat terukur oleh tiap spindle pada bagian kecepatan putar, yaitu : Tabel3.1 Batas atas viskositas (cp) tiap spindle pada berbagai kecepatan Spindle Rpm 60 30 12 6 No. 1 100 200 500 1000 No. 2 500 1000 2500 5000 No. 3 2000 4000 10000 20000 No. 4 10000 20000 50000 100000

40 Sampel sebanyak 200 ml dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Spindle dicelupkan ke dalam contoh dan diatur ketinggian viscometer hingga tanda garis tercelup. Pengukuran dilakukan dengan menekan tombol ON dan dibiarkan spindle berputar selama 20-30 detik, dan angka yang ditunjukkan oleh jarum dibaca secara tepat. Viskositas dihitung dengan persamaan (1): Viskositas (cp) = skala yang terbaca x faktor konversi (1) Tabel 3.2 Faktor konversi penetapan viskositas Spindle Rpm 60 30 12 6 No. 1 1 2 5 10 No. 2 5 10 25 50 No. 3 20 40 100 200 No. 4 100 200 500 1000 d. Pengukuran kadar protein Contoh ditimbang sejumlah 0,2 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl, lalu ditambahkan 1,9 ±0,1 gram K 2 SO 4, 40 ±10 mg HgO, dan 2,0 ±0,1 ml H 2 SO 4. Kemudian contoh didestruksi sampai cairan menjadi jernih (sekitar 1jam). Larutan jernih ini kemudian dipindahkan ke dalam alat destilasi. Labu Kjeldahl dicuci dengan akuades (1-2 ml) kemudian air cucian dimasukkan ke dalam alat destilasi ditambahkan 8-10ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3. Dibawah kondensor diletakkan erlenmeyer yang berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 2-4 tetes indikator (campuran 2 bagian metil merah 0,2% dalamalkohol dan 1 bagian metil biru 0,2% dalam alkohol). Ujung tabung kondensor harus terendam di dalam larutan H 3 BO 3. Kemudian isi erlenmeyer diencerkan sampai 50 ml

41 lalu titrasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abuabu. Prosedur yang sama dilakukan juga terhadap blanko. Hitung %N dan kadar protein contoh dengan persamaan (2) dan (3) (Saputra, 2011): %N = (ml HCl-ml HCl blanko) x N HCl x 14.007 X 100% (2) mg sampel Kadar protein (%bb) = %N x faktor konversi (6.38) (3) Keterangan: %bb = kadar protein per bahan basah (%) %N = kandungan nitrogen pada contoh (%) e. Uji TPC (Total Plate Count) Uji TPC (Total Plate Count) dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri asam laktat yang hidup dalam kefir. Diambil 1 ml larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi aquades sebanyak 9 ml kemudian disentrifugasi (pengenceran 10-1 ). Pengenceran dilakukan hingga factor pengenceran 10-10. Dari pengenceran tersebut masing-masing diambil 1 ml dan dimasukkan dalam cawan petri steril. Kemudian media PCA steril dituang dalam cawan petri yang berisi sampel. Diinkubasi pada suhu 37 C selama 2x24 jam. Kemudian jumlah koloni yang tumbuh dihitung dengan menggunakan metode SPC dan dinyatakan dalam satuan CFU/ml atau log CFU/ml. Batas minimal jumlah koloni yang ditentukan SNI 2981:2009 untuk susu dan produk fermentasinya yaitu 1x10 7 CFU/ml. f. Uji Analisis Lemak (Babcock) Penentuan lemak dengan botol Babcock sangatlah sederhana. Sampel yang telah ditimbang dengan teliti dimasukkan ke dalam botol Babcock. Pada leher botol

42 Babcock ini telah dilengkapi dengan skala ukuran volume. Sampel yang dianalisa ditambah asam sulfat pekat (95%) untuk merusak emulsi lemak sehingga lemak akan terkumpul menjadi satu pada bagian atas cairan. Pemisahan lemak dari cairannya dapat lebih sempurna jika dilakukan sentrifugasi. Setelah disentrifugasi lemak akan jelas terpisah dengan cairannya dan agar dapat dibaca banyaknya lemak maka ke dalam botol ditambahkan aquades panas sampai lemak/ minyak tepat pada tanda skala bagian atas, dengan demikian banyaknya lemak/ minyak dapat secara langsung dibaca/ diketahui (Sudarmadji, dkk. 1996). 3.5.2. Tahap Pelaksanaan Mencit diadaptasi di lingkungan barunya selama 14 hari dengan pakan standar dan minum secara ad libitum. Sebelum diberi perlakuan dengan pemberian kefir, semua hewan coba dipuasakan terlebih dahulu kemudian diambil darah dari ekor dan diukur kadar kolesterol awal (hari ke-0). Selanjutnya seluruh mencit diberikan diet tinggi kolesterol yang berupa lemak sapi yang sudah dicairkan selama 7-12 hari hingga mencapai 200 mg/dl secara per oral dengan menggunakan sonde. Selanjutnya seluruh mencit selain control diberikan kefir susu sapi yang telah dibuat pada tahap persiapan dengan kualitas yang terbaik dengan variasi waktu pemberian yang berbeda yaitu 5, 10 dan15 hari. Kefir diambil sebanyak 0,5 ml dan diberikan pada mencit secara per oral dengan dengan sonde (Idris, dkk., 2011). 3.5.3. Tahap Pengamatan Pengamatan kadar kolesterol dilakukan dengan cara memotong ujung ekor mencit (Mus musculus) (Smith and Mangkoewidjojo,1998 dalam Purnama, 2011).

43 Darah yang keluar dari ekor mencit (Mus musculus) dimasukkan ke dalam strip pengukuran kadar kolesterol yaitu dengan menggunakan alat pengukur kolesterol portable (Easy Touch ). 3.6. Analisis Data Data yang didapatkan pada penelitian ini mengenai konsentrasi starter yang berbeda terhadap kualitas kefir dianalisis dengan analisis statistik One Way ANOVA. Kemudian jika terjadi perbedaan yang nyata akan dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ 5%). Sedangkan data yang didapatkan pada pengukuran kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus) dianalisis secara deskriptif.