Abstrak Motor induksi (motor asinkron) tiga fasa secara luas banyak digunakan di industri dan bangunan besar. Rancangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

PENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

4.3 Sistem Pengendalian Motor

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Lesita Dewi Rizki Wardani Dosen Pembimbing: Dedet C. Riawan, ST., MT., PhD. Dimas Anton Asfani, ST., MT., PhD.

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang diaplikasikan untuk

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan Akhir BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1 Motor Induksi. 2 Karakteristik Arus Starting pada Motor Induksi

Pengembangan Rangkaian Kendali untuk Mengoperasikan Motor Induksi3-Fasa

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

IDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

STUDI PENGASUTAN PADA MOTOR SLURRY PUMPS FC PM-4A SEBAGAI PENGGERAK POMPA DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU III PLAJU

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

KATA PENGANTAR dilakukan dilakukan

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 2500 KW SEBAGAI PENGGERAK FAN PADA BAG FILTER

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

Analisis Perbandingan Besarnya Arus Start Motor Induksi Berkapasitas Besar Terhadap Jatuh Tegangan Bus

METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3 FASA ROTOR SANGKAR TUPAI (SQUIRREL-CAGE ROTOR 3 PHASE INDUCTION MOTOR)

TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC

DESAIN PENGONTROLAN STARTING MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BERKAPASITAS 2.5 MW DENGAN MENGGUNAKAN AUTOTRANSFORMATOR

PERANCANGAN MODUL DAN PERBANDINGAN METODE STARTING DAN PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA

PERANCANGAN PENGASUTAN BINTANG SEGITIGA DAN PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ( PLC )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

Dielektrika, ISSN Vol. 2, No. 1 :57-66, Pebruari 2015

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

RANCANG BANGUN SISTEM PENGASUTAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR LILIT 1,5KW DENGAN PENGATURAN TAHANAN LUAR SECARA OTOMATIS

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

SOFT STARTING DAN DYNAMIC BRAKING PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran


BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

OPTIMASI NILAI SETELAN EFEKTIF RELE TERMAL SEBAGAI PENGAMAN MOTOR LISTRIK TERHADAP BEBAN LEBIH

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

a.) Bentuk Fisik Motor b.) Bagian dalam Motor Gambar Motor Induksi 3 fasa

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

RANCANG BANGUN SIMULASI INDUSTRI PENGGILING BIJI- BIJIAN BERBASIS PLC ZELIO

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA 380 VOLT / 75 KW YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MESIN FORCED DRAFT FAN

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

SISTIM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI TIGA PHASA (APLIKASI MINI PLANT PTKI) NAMA : MURSYID NIM :

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

Dielektrika,[P-ISSN ] [E-ISSN X] 31 Vol. 4, No. 1 : 31-38, Pebruari 2017

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

RANGKAIAN OPTIMAL UNTUK MOTOR INDUKSI 1 FASE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA APLIKASI POMPA AIR

Transkripsi:

Perbandingan Pemilihan Komponen Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa antara Sistem Pengasutan Langsung ke Jala-Jala (DOL ) dengan Sistem Pengasutan Bintang Segitiga (Y-Δ ) Yandri #1, M. Ismail Yusuf #2, Kho Hie Khwee #3, Ayong Hiendro #4 # Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1yandri.hasan@gmail.com 2isyusfar2@yahoo.com 3khohiekhwee@yahoo.com 4ayongh2000@yahoo.com Abstrak Motor induksi (motor asinkron) tiga fasa secara luas banyak digunakan di industri dan bangunan besar. Rancangan dan perawatannya sederhana, dapat disesuaikan pada berbagai aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya ekonomis. Paper ini membahas tentang penentuan spesifikasi komponen-komponen jika motor induksi tiga fasa diasut secara langsung ke jala-jala (Direct On Line / DOL starting) dan jika diasut dengan hubungan bintang-segitiga (Y-Δ starting). Penentuan spesifikasi komponen dilakukan dengan bantuan program LV Motor Solution Guide yang dirilis oleh pihak Schneider. Dari 4 (empat) sampel motor yang diuji yakni motor bertegangan 380 415 V dan dengan daya masing-masing adalah 4 kw, 7,5 kw, 11 kw, dan 15 kw diperoleh bahwa spesifikasi komponen-komponen yang dihasilkan melalui program tersebut bersesuaian dengan spesifikasi komponen yang terdapat pada Katalog 2016 yang diterbitkan oleh pihak Schneider. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa spesifikasi komponen-komponen ini dapat langsung diaplikasikan di lapangan sesuai dengan sistem pengasutan yang digunakan. Kata kunci pengasutan, motor induksi, DOL starting, Y-Δ starting, LV Motor Starter Solution Guide PENDAHULUAN Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor induksi tiga fasa dioperasikan pada sistem tiga fasa dan banyak digunakan di berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi satu fasa dioperasikan pada sistem satu fasa yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci, dan sebagainya [1]. Pengasutan motor induksi terdiri dari pengasutan tegangan penuh dan pengasutan tegangan dikurangi. Pengasutan tegangan penuh mengandung arti bahwa tegangan jala-jala dihubungkan secara langsung ke terminal-terminal motor. Sedangkan pengasutan tegangan dikurangi mengandung arti bahwa motor diasut pada tegangan di bawah tegangan nominal dengan tujuan untuk membatasi arus yang masuk ke motor / mencegah pemanasan berlebih pada motor, khususnya untuk motor-motor berukuran besar. Beberapa metode yang digunakan pada pengasutan tegangan dikurangi dapat berupa pengasutan dengan menggunakan impedansi di sisi stator, pengasutan dengan menggunakan ototransformator, pengasutan dengan belitan stator terhubung bintang-segitiga atau wye-delta / star-delta (Y-Δ). Khusus untuk pengasutan motor induksi rotor belitan digunakan tahanan luar atau tahanan sekunder yang terhubung pada rangkaian rotor. Dengan berkembangnya teknologi, pengasutan motor induksi dengan menggunakan piranti elektronika daya telah banyak dilakukan, berupa pengasutan dengan menggunakan Variable Speed Drive (VSD) / Inverter dan Soft Starter [2]. Beberapa penelitian sebelumnya diantaranya adalah yang pernah dilakukan oleh H.H. Goh, M.S. Looi, dan B.C. Kok dimana membahas tentang perbandingan metode pengasutan motor induksi antara sistem DOL, bintang-segitiga, dan ototransformator, namun hanya sekedar menentukan metode pengasutan yang paling handal dan praktis ditinjau dari persoalan kualitas daya yang paling minim [3]. Selanjutnya adalah penelitian Yusnan Badruzzaman, yang membahas tentang pengasutan konvensional motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem pengasutan yang terdiri dari sistem DOL, bintang-segitiga, tahanan primer, dan dengan transformator dan lebih memfokuskan pemilihan metode pengasutan ditinjau dari besarnya arus asut dan torsi asut [4]. Sultan, I Made Ari Nrartha, dan Agung Budi Muljono juga melakukan penelitian tentang unjuk kerja motor induksi tiga fase rotor sangkar dengan berbagai pengasutan. Penelitian ini membuat sistem pengukuran arus, tegangan, dan kecepatan secara real time untuk melihat unjuk kerja pengasutan sistem DOL dan 142

bintang-segitiga. Hasil akhir penelitian berupa perbandingan arus asut antara sistem DOL dan bintang-segitiga [5]. Berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan yakni lebih menitikberatkan pada penentuan spesifikasi komponenkomponen jika motor induksi tiga fasa diasut dengan sistem DOL dan jika diasut dengan sistem bintang-segitiga. Dengan demikian spesifikasi yang diperoleh nantinya dapat langsung diaplikasikan di lapangan. Selama ini penentuan komponen-komponen untuk pengasut motor induksi dilakukan secara manual melalui perhitungan dan merujuk pada aturan yang berlaku. PUIL merupakan sandaran utama dalam kegiatan instalasi listrik, termasuk dalam hal perencanaannya. Melalui cara ini hanya diperoleh besarnya kapasitas tiap komponen, namun tidak mengikutsertakan spesifikasi secara lengkap komponen yang dibutuhkan. LV Motor Starter Solution Guide merupakan perangkat lunak (software) yang dapat diaplikasikan untuk menentukan spesifikasi komponen-komponen yang dibutuhkan untuk mengasut motor induksi, baik satu fasa maupun tiga fasa. Beberapa diantaranya adalah motor induksi tiga fasa yang diasut secara langsung ke jala-jala (DOL starting) maupun yang diasut dengan sistem hubungan bintang-segitiga (Y-Δ starting). Perangkat lunak LV Motor Starter Solution Guide merupakan program yang dirilis oleh pihak Schneider. Komponen-komponen untuk perlengkapan pengasut motor induksi di Indonesia umumnya menggunakan produk Schneider dengan merk dagang Merlin Gerin dan Telemecanique [6]. Tujuan dari penelitian ini adalah mengaplikasikan perangkat lunak LV Motor Starter Solution Guide untuk menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan jika motor diasut dengan menggunakan sistem pengasutan langsung ke jala-jala (DOL starting) dan jika diasut dengan sistem hubungan bintang-segitiga (Y-Δ starting) dengan menggunakan produk dari Schneider bermerk dagang Merlin Gerin dan Telemecanique. 2 memperlihatkan rangkaian daya dan rangkaian kontrol untuk pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL starting). (c) (a) Gambar 1. (a) Motor induksi rotor sangkar (b) Stator (c) Rotor sangkar (d) Rotor belitan [2] (b) (d) LANDASAN TEORI A. Motor Induksi Motor induksi terdiri dari dua bagian utama yakni stator dan rotor. Stator motor induksi secara fisik sama dengan mesin sinkron, hanya berbeda pada konstruksi rotornya. Ada 2 (dua) tipe rotor motor induksi yakni rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) / rotor sangkar (cage rotor) dan rotor belitan (wound rotor) / gelang seret (slip ring). Gambar 1(a) menunjukkan motor induksi rotor sangkar, sedangkan 1(b), 1(c), dan 1(d) berturut-turut merupakan stator, rotor sangkar dan rotor belitan [2]. B. Pengasutan secara Langsung ke Jala-Jala (DOL ) Pengasutan dengan metode ini menggunakan tegangan jalajala / line penuh yang dihubungkan langsung ke terminal motor melalui pengendali mekanik atau dengan kontaktor magnet. Pengasutan dengan cara ini biasanya diaplikasikan untuk motor induksi dengan daya di bawah 5 kw [2]. Gambar (a) Gambar 2. (a) Rangkaian daya dan (b) rangkaian kontrol pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL starting) [7] (b) 143

C. Pengasutan Bintang-Segitiga (Y-Δ ) Metode pengasutan bintang-segitiga (Y-Δ) banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi dengan daya di atas 5 kw (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara lain saklar rotari Y-Δ, saklar khusus Y-Δ, atau dapat juga menggunakan beberapa kontaktor magnet beserta kelengkapannya yang dirancang khusus untuk rangkaian starter Y-Δ. Saat motor terhubung bintang (Y), arus asutnya hanya sepertiga dari arus asut dalam hubungan segitiga (Δ) [2]. Gambar 3 memperlihatkan rangkaian daya dan rangkaian kontrol untuk pengasutan bintang-segitiga (Y-Δ starting). Telemecanique. Perangkat lunak ini dapat membantu dalam memilih kombinasi komponen untuk melindungi dan mengendalikan motor induksi / motor asinkron. Hasil seleksi yang dilakukan akan menampilkan daftar produk yang harus dipilih, beserta kombinasi untuk pengasut motornya. Hingga saat ini versi yang terbaru dari perangkat lunak ini adalah versi 3.4 (V3.4) [6]. Gambar 4 menunjukkan tampilan program LV Motor Starter Solution Guide versi 3.4. (a) (a) (b) (b) Gambar 3. (a) Rangkaian daya dan (b) rangkaian kontrol pengasutan bintangsegitiga (Y-Δ starting) [7] D. Program LV Motor Starter Solution Guide Perangkat lunak (software) LV Motor Starter Solution Guide merupakan program yang dirilis oleh Schneider Electric dengan merk dagang Merlin Gerin dan (c) Gambar 4. Tampilan program LV Motor Starter Solution Guide versi 3.4 [6] 144

HASIL EKSEKUSI PROGRAM DAN PEMBAHASAN A. Diagram Alir Gambar 5 menunjukkan diagram alir penggunaan program LV Motor Starter Solution Guide. Gambar 5. Diagram alir penggunaan program LV Motor Starter Solution Guide versi 3.4 Rincian parameter yang tersedia pada menu program LV Motor Starter Solution Guide adalah sebagai berikut : Besaran tegangan untuk pengasut motor : 220 240 V satu fasa serta 380 415 V, 440 V dan 660 690 V tiga fasa. Daya nominal motor (motor rated power) : 0,06 kw hingga 710 kw. Tipe pengasut (type of starter) : Direct On Line, Reversing, Star-Delta, Drive IP5x, Drive IP2x, Soft starter in line, dan Soft starter inside Delta. Tipe pengasutan (type of start) : Normal start (Cl 10A or 10), Long start (Cl 20 or 30), START / NO STOP Standard (Cl 10), START / STOP Standard (Cl 10), dan START / STOP Severe (Cl 20). Proteksi hubung singkat (short-circuit protection) : Manual motor starter (TeSys GV), Comb. Motor starter (TeSys U), Miniature circuit breaker (ic60, NG125, P25M), Moulded case circuit breaker (Compact), Blade am SWITCH-FUSE, Blade gg SWITCH-FUSE, Cylindrical am SWITCH-FUSE, Cylindrical gg SWITCH-FUSE, Cylindrical am FUSE- HOLDER, Cylindrical gg FUSE-HOLDER, dan BS SWITCH-FUSE. Proteksi beban lebih (overload protection) : Circuit breaker, Comb. motor starter, Separate relay, ATS, dan ATV. Circuit breaker yang digunakan menggunakan tipe pemutus tenaga termal-magnetik. Tipe proteksi beban lebih : Classic, Advanced, dan Multifunction. Classic merupakan tipe rele termal klasik jenis bimetal yang dapat diaplikasikan untuk tiap jenis motor. Advanced merupakan tipe rele termal yang diperuntukkan pada mesin yang lebih modern yang membutuhkan perlakuan khusus. Sedangkan Multifunction merupakan tipe rele termal yang diperuntukkan pada mesin yang memerlukan proteksi tingkat tinggi dan biasanya digunakan untuk motor berkapasitas besar atau motor untuk proses produksi yang sangat vital. Tipe koordinasi :, Tipe 2, dan Total. berupa penurunan kemampuan pada kontaktor dan rele dimana masih dalam kondisi yang diizinkan asalkan tidak menimbulkan bahaya bagi petugas operasi dan tidak menimbulkan bahaya bagi komponen-komponen yang lain selain kontaktor dan rele. Tipe 2 tidak menimbulkan bahaya bagi petugas operasi dan bagi komponen apapun. Sedangkan Total merupakan level ketiga dimana tidak terdapat sambungan minor pada kontak kontaktor dan kontak pengasut. Setelah gangguan dieliminir, pengasut harus mampu untuk diasut kembali tanpa dilakukannya perawatan (maintenance). Tipe operasi manual (type of manual operation) : Push button, Rotary handle, dan Toggle. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Spesifikasi motor induki tiga fasa yang dijadikan sampel terdiri dari 4 (empat) buah motor yakni yang bertegangan 380 415 V, dengan daya masing-masing adalah 4 kw, 7,5 kw, 11 kw, dan 15 kw. Tipe pengasut yang akan dibandingkan adalah sistem DOL (Direct On Line) dengan sistem Bintang-Segitiga (Y-Δ atau Star-Delta). Tipe pengasutan menggunakan Normal start (Cl 10A or 10). Proteksi hubung singkat menggunakan komponen Manual motor starter (TeSys GV). Proteksi beban lebih menggunakan Circuit breaker. Tipe proteksi beban lebih menggunakan tipe Classic. Tipe koordinasi menggunakan. Tipe operasi manual menggunakan Push button. B. Hasil Eksekusi Program Gambar 6, 8, 10, dan 12 memperlihatkan hasil eksekusi program untuk motor induksi tiga fasa berturut-turut untuk daya 4 kw, 7,5 kw, 11 kw, dan 15 kw, tegangan 380 415 V, dengan sistem DOL starting sedangkan gambar 7, 9, 11, dan 13 memperlihatkan hasil eksekusi program untuk sistem Y-Δ starting. 145

Gambar 6. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 4 kw, 380 415 V, sistem DOL starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi Gambar 7. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 4 kw, 380 415 V, sistem Y-Δ starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi 146

Gambar 8. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 7,5 kw, 380 415 V, sistem DOL starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi Gambar 9. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 7,5 kw, 380 415 V, sistem Y-Δ starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi 147

Gambar 10. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 11 kw, 380 415 V, sistem DOL starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi Gambar 11. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 11 kw, 380 415 V, sistem Y-Δ starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi 148

Gambar 12. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 15 kw, 380 415 V, sistem DOL starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi Gambar 13. Hasil eksekusi program untuk motor induksi 3 fasa, 15 kw, 380 415 V, sistem Y-Δ starting, operasinya menggunakan (Push Button), Manual Motor Starter (TeSys GV), dan koordinasi 149

C. Pembahasan Berikut adalah spesifikasi komponen-komponen yang dibutuhkan untuk motor induksi 3 fasa, tegangan 380 415 V berdasarkan hasil eksekusi program LV Motor Starter Solution Guide (gambar 6 13) dari 4 (empat) buah sampel yang diambil, masing-masing dengan daya 4 kw, 7,5 kw, 11 kw, dan 15 kw. TABEL I SPESIFIKASI KOMPONEN-KOMPONEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MOTOR INDUKSI 3 FASA, TEGANGAN 380-415 V, DENGAN SISTEM PENGASUTAN SECARA LANGSUNG KE JALA- JALA (DOL STARTING) DAN PENGASUTAN BINTANG-SEGITIGA Daya motor induksi 3 fasa Sistem pengasutan 4 kw DOL 4 kw Y-Δ 7,5 kw DOL 7,5 kw Y-Δ 11 kw DOL 11 kw Y-Δ 15 kw DOL 15 kw Y-Δ (Y-Δ STARTING) Sistem operasi Koordinasi manual Spesifikasi komponen yang dibutuhkan 1 x GV2 ME14 1 x LC1K09 1 x GV2 ME14 1 x LC3K06 1 x GV2 ME20 1 x LC1D18 1 x GV2 ME20 1 x LC3K09 1 x GV2 ME22 1 x LC1D25 1 x GV2 ME22 1 x LC3D12 1 x GV2 ME32 1 x LC1D32 1 x GV2 ME32 1 x LC3D18 Dari Tabel I terlihat bahwa untuk motor induksi 3 fasa, 4 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal-Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME14 dan 1 buah kontaktor tipe LC1K09. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME14 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3K06. Untuk motor induksi 3 fasa, 7,5 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME20 dan 1 buah kontaktor tipe LC1D18. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal- Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME20 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3K09. Untuk motor induksi 3 fasa, 11 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME22 dan 1 buah kontaktor tipe LC1D25. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal- Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME22 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3D12. Terakhir untuk motor induksi 3 fasa, 15 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME32 dan 1 buah kontaktor tipe LC1D32. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal- Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME32 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3D18. Untuk memvalidasi hasil yang diperoleh dari eksekusi program LV Motor Starter Solution Guide, berikut ditampilkan sebagian data yang diambil dari Katalog Daftar Harga 2016 yang diterbitkan oleh Schneider [8]. TABEL II PETUNJUK PEMILIHAN PEMUTUS TENAGA TERMAL-MAGNETIK DAN KONTAKTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN SISTEM PENGASUTAN LANGSUNG KE JALA-JALA (DIRECT ON LINE / DOL STARTING), KOORDINASI TIPE 1 (PERFORMA STANDAR) [8] Untuk pengasutan motor induksi secara langsung ke jalajala (DOL ) terdapat kesesuaian komponen yang diperoleh dari hasil eksekusi program LV Motor Starter Solution Guide dengan komponen yang direkomendasikan berdasarkan Katalog Harga 2016 (Tabel II), demikian juga halnya untuk pengasutan bintang-segitiga (Y-Δ ) seperti terlihat pada tabel III. 150

TABEL III PETUNJUK PEMILIHAN PEMUTUS TENAGA TERMAL-MAGNETIK DAN KONTAKTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN SISTEM PENGASUTAN BINTANG-SEGITIGA (Y-Δ STARTING), KOORDINASI TIPE 1 (PERFORMA STANDAR) [8] Perlu diinformasikan disini bahwa 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) terdiri dari 3 buah kontaktor, sebagai contoh tipe LC3K06 yang terdiri dari 3 buah kontaktor LC1K06 yakni 1 buah kontaktor Star, 1 buah kontaktor Delta, dan 1 buah kontaktor Line. Demikian juga untuk tipe-tipe kontaktor yang lainnya. A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Dari 4 (empat) sampel motor induksi tiga fasa yang digunakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk motor induksi 3 fasa, 4 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME14 dan 1 buah kontaktor tipe LC1K09. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal-Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME14 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3K06. 2. Untuk motor induksi 3 fasa, 7,5 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME20 dan 1 buah kontaktor tipe LC1D18. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal-Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME20 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3K09. 3. Untuk motor induksi 3 fasa, 11 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME22 dan 1 buah kontaktor tipe LC1D25. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal-Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME22 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3D12. 4. Untuk motor induksi 3 fasa, 15 kw, 380 415 V dengan sistem pengasutan secara langsung ke jala-jala (DOL ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga GV2 ME32 dan 1 buah kontaktor tipe LC1D32. Sedangkan jika menggunakan sistem pengasutan bintang segitiga (Y-Δ ) membutuhkan 1 buah Pemutus Tenaga Termal-Magnetik (Thermal Magnetic Circuit Breaker) tipe GV2 ME32 dan 1 buah Pengasut Bintang Segitiga (Star Delta Starter) tipe LC3D18. 5. Terdapat kesesuaian komponen yang diperoleh dari hasil eksekusi program LV Motor Starter Solution Guide dengan komponen yang direkomendasikan berdasarkan Katalog Harga 2016, baik untuk pengasutan motor induksi secara langsung ke jala-jala (DOL ) maupun untuk pengasutan bintang-segitiga (Y-Δ ). B. Saran 1. Masih banyak variasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan program LV Motor Starter Solution Guide. Variasi dapat berupa sistem fasa (1 fasa atau 3 fasa), tegangan kerja motor, daya mekanik motor, tipe pengasutan, jenis driver, lama pengasutan, proteksi hubung singkat, proteksi beban lebih, tipe koordinasi, dan tipe operasi manual yang digunakan. 2. Spesifikasi komponen-komponen yang ditentukan melalui program LV Motor Starter Solution Guide dapat diterapkan langsung di lapangan. DAFTAR PUSTAKA [1] Petruzella, F.D. 2010. Electric Motors and Control Systems. USA : Mc-Graw-Hill. [2] Chapman, S.J. 2005. Electric Machinery Fundamentals. Fourth Edition. USA : Mc-Graw-Hill. [3] Goh, H.H., Looi, M.S., Kok, B.C. 2009. Comparison between Direct- On-Line, Star-Delta, and Auto-transformer Induction Motor Method in terms of Power Quality. Hongkong : Proceedings of the International Multiconference of Engineers and Computer Scientist (IMECS) Vol. II. [4] Badruzzaman, Yusnan. 2012. Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai. JTET ISSN : 2252-4908 Vol. 1 No. 1 hal 41 47. [5] Sultan, Nrartha, I Made Ari., Muljono, Agung Budi. 2015. Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase Rotor Sangkar dengan Berbagai Pengasutan. Dielektrika, ISSN : 2086-9487 Vol. 2 No. 1 hal 57 66. [6] www.schneider-electric.com/products/ww/en/5100-software/5110- electrical-design-software/61210-lv-motor-starter-solution-guide-v34/, terakhir diakses pada tanggal 2 November 2016 pukul 20.40 WIB. [7] Monier, J. 2014. Control Panel Technical Guide. France : Schneider Electric Industries SAS. [8] www.bstg.co.id/updates/harga-baru-scheneider-dimulai-maret/, terakhir diakses pada tanggal 3 November 2016 pukul 17.10 WIB 151