BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris memiliki kekayaan sumberdaya alam, terutama dari hasil pertanian. Salah satu sub sektor pertanian 1
2 yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto adalah perkebunan. Perkebunan merupakan subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor, dan penerimaan pajak. Pergerakan naik turunnya harga saham perkebunan sangat dipengaruhi oleh harga komoditas crude palm oil (CPO) yang akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Kinerja emiten perkebunan yang mencatatkan laba turun signifikan pada kuartal pertama 2013. Emiten perkebunan PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) membukukan laba turun 66,39% menjadi Rp100,51 miliar pada kuartal pertama 2013. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan laba turun 76% menjadi Rp100,22 miliar. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) membukukan laba turun 62,51% menjadi Rp22,99 miliar pada kuartal pertama 2013. Selain itu, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) membukukan laba bersih turun 36,51% menjadi Rp28,28 miliar pada kuartal pertama 2013. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) mencatatkan laba turun 30,65% menjadi Rp77,04 miliar pada kuartal pertama 2013. PT Gozco Plantation Tbk membukukan laba turun menjadi Rp4,09 miliar pada kuartal pertama 2013. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Mei 2013, sektor perkebunan mencatatkan penurunan paling tajam sepanjang 2013 sekitar 12,62% ke level 1.802,68. Sektor perkebunan sepanjang 2013 paling melemah dibandingkan sektor pertambangan dan aneka industri. Sektor pertambangan melemah 7,14% sepanjang tahun 2013.
3 Investasi di pasar modal memiliki dua potensi, yaitu deviden yang diharapkan oleh para pemodal dan capital gain. Selain return, kegiatan investasi juga dapat menimbulkan resiko bagi para investor. Semakin besar potensi return yang akan diterima maka semakin besar pula potensi risiko. Tingkat risiko yang terdapat pada perusahaan perkebunan terpilih merupakan gambaran ketidakpastian yang akan ditanggung para investor jika menanamkan modalnya pada saham perusahaan yang dipilih investor tersebut. Hal ini akan menjawab pertanyaan dimana seorang investor akan menanamkan modalnya. Investor dapat menentukan sikapnya kapan dalam posisi membeli, menjual atau hanya menunggu dan melihat saja (wait and see). Langkah penting yang dilakukan oleh pemilik modal untuk memilih alternatif investasi yang sesuai dengan tujuan investasi dapat memanfaatkan informasi yang akurat dan relevan mengenai proyeksi emiten saham dan menetapkan investasi pada emiten. Dengan demikian, penilitian ini akan meneliti bagaimana tingkat proyeksi harga saham pada saham-saham emiten AALI, GZCO, JAWA, LSIP, SGRO, SIMP, SMAR, TBLA, dan UNSP untuk enam bulan kedepan dengan data penutupan saham secara bulanan. Oleh karena itu, judul yang akan diteliti adalah analisis peramalan harga saham dalam keputusan investasi pada perusahaan perkebunan di PT. Bursa Efek Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti, yaitu:
4 1. Bagaimana proyeksi pergerakan saham emiten pada perusahaan yang gopublic AALI, GZCO, JAWA, LSIP, SGRO, SIMP, SMAR, TBLA, dan UNSP selama enam bulan kedepan. 2. Bagaimana rekomendasi investor dalam mengambil keputusan investasi untuk saham perkebunan. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu : 1. Melakukan proyeksi pergerakan saham emiten pada perusahaan go-public di sektor perkebunan selama enam bulan kedepan. 2. Memberikan gambaran kepada investor dalam keputusan investasi pada perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Para praktisi bursa, khususnya para investor yang berinvestasi pada saham agribisnis perkebunan mendapatkan informasi yang relevan sebagai proyeksi pergerakan harga saham di masa mendatang dan antisipasi risiko sekaligus menentukan sikap keputusan investasi yang tepat pada kondisi pasar modal tertentu. 2. Kalangan akademisi, menambah wacana bagi para akademisi untuk menelaah dan mengkaji secara mendalam tentang perdagangan saham di pasar modal Indonesia.
5 3. Kalangan umum, yaitu masyarakat luas yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan yang luas dalam transaksi keputusan investasi pada perdagangan emiten saham agribisnis perkebunan.