Gambar 1.1. : Tabel perbandingan penjualan consumer goods Sumber : Marketing, 14 Mei 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan bisnisnya. Padahal perindustrian sektor konsumsi

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini menjadikan setiap organisasi untuk terus dapat berjuang demi

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kompleks diperlukan juga dengan tujuan untuk pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak mengherankan ketika pemerintah kemudian membuat aturan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pihak paling terakhir yang menerima laba atas operasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pandangan terhadap manajemen laba yang berbeda-beda menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pajak merasakan manfaat dari pajak secara langsung, Karena pajak

BAB I PENDAHULUAN. 2012, penerimaan pajak Indonesia menyentuh 980,5 trilyun rupiah atau 73% dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

II. LANDASAN TEORI. A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan. Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang seperti yang dinyatakan dalam pasal 23A Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kuat bersaing, perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif dari

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam kajian pustaka dan hipotesis akan dijelaskan mengenai Teori-teori yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang

penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak menjadi aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya, yaitu kematian dan pajak. Secara umum, hampir seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat krusial demi berlangsungnya kestabilan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. negeri yaitu pajak (Waluyo, 2014). Pajak merupakan sumber pendapatan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan dengan persaingan yang keras

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat pada kasus Enron Corporation di Amerika Serikat (Isnaeni, 2015) perusahaan agar saham tetap diminati investor.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pajak secara umum terdiri atas dua fungsi, yaitu fungsi budgetair

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Dalam puluhan trilyun rupiah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan yang bergerak dalam suatu industri memiliki keinginan untuk lebih unggul dibandingkan kompetitornya, dan hal ini disebut sebagai Keunggulan Kompetitif perusahaan. Keunggulan Kompetitif menurut Tangkilisan (2003) adalah kemampuan dari sebuah organisasi dalam menyusun strategi yang dapat memberikan tempat yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan organisasi lainnya. Keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai melalui berbagai macam cara, seperti melakukan positioning, mempertahankan loyalitas pelanggan, memperluas pangsa pasar, serta meningkatkan penjualan (Kotler, 2013:171). Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan bahwa PT Unilever Indonesia Tbk telah berhasil mencapai keunggulan kompetitifnya dibandingkan dengan kompetitornya. 4 3 2 1 0 2011 2012 2013 Unilever Indonesia Indofood Mayora Frisian Flag Indonesia Gambar 1.1. : Tabel perbandingan penjualan consumer goods Sumber : Marketing, 14 Mei 2016 1

2 PT Unilever Indonesia Tbk berhasil memimpin dan menguasai pangsa pasar karena mampu memilih strategi bisnis yang efektif dan sesuai dengan unit bisnisnya. Strategi perusahaan tersebut berfokus pada peluang pasar, menguatkan keakraban dengan pelanggan serta pemasok, dan tentunya melakukan inovasi produk terus-menerus sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen (www.unilever.co.id). Strategi yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia Tbk sesuai dengan salah satu bentuk tipologi strategi bisnis yang dikemukakan oleh Miles dan Snow (1978) yaitu strategi bisnis prospectors yang lebih cenderung melakukan kegiatan inovasi untuk memiliki cakupan pasar baru yang lebih luas. Strategi bisnis perusahaan berdasarkan tipologi strategi bisnis Miles dan Snow (1978) terdiri dari strategi defender, prospector, dan analyzer. Pertama adalah strategi defender yang merupakan strategi dengan karakteristik mempertahankan cakupan pasar yang telah dimiliki sebelumnya. Perusahaan dengan strategi defender akan cenderung mencegah pesaing memasuki pasar mereka dengan cara berfokus pada produk dengan kualitas yang tinggi dan harga yang kompetitif karena produk yang dihasilkan tidak mengikuti tren perubahan pasar. Oleh karena itu, teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk akan cenderung stabil, perputaran karyawan akan rendah dan pada akhirnya akan mencapai harga yang kompetitif. Kedua adalah strategi prospectors, dimana strategi ini merupakan strategi yang memanfaatkan perubahan pasar yang dinamis. Strategi prospector berusaha memaksimalkan kapasitas,

3 wilayah dan segmen pasar yang baru. Berbeda dengan strategi defender, karena strategi prospector mengikuti perubahan pada pasar yang dinamis maka teknologi yang digunakan menyesuaikan dengan produk yang diinginkan pasar. Untuk itu, strategi prospector mengalokasikan biaya mereka untuk terus-menerus melakukan pengembangan dan inovasi terbaru untuk mencapai produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Ketiga adalah strategi analyzer. Strategi bisnis ini mengkombinasikan kekuatan pada kedua strategi sebelumnya yaitu strategi defender dan prospector. Analyzer berusaha mempertahankan pasar yang telah dimiliki sebelumnya, mencari pangsa pasar yang baru, dan melakukan inovasi produk sehingga dapat memenuhi keinginan pasar. Terakhir adalah strategi reactors dan merupakan strategi yang jarang digunakan oleh banyak perusahaan saat ini. Namun dalam penelitian ini, hanya akan menggunakan dua macam bentuk strategi sebagai acuan, yaitu strategi defender dan prospector. Kedua strategi tersebut diaplikasikan ke dalam penelitian ini karena bentuk perusahaan yang ada di Indonesia lebih banyak menggunakan kedua strategi tersebut, salah satu contohnya adalah PT Unilever Indonesia Tbk. Strategi bisnis yang dipilih oleh perusahaan, tentu akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan seperti minimalisasi biaya yang dibebankan, perputaran karyawan perusahaan, dan salah satunya adalah aktifitas penghindaran pajaknya. Sehingga dapat dikatakan

4 bahwa unsur pajak melekat dalam setiap keputusan strategi bisnis yang dipilih oleh perusahaan (Scholes and Wolfson, 2015:34). Pada dasarnya, di Indonesia terdapat dua macam praktek penghindaran pajak. Pertama disebut dengan tax avoidance yaitu penghindaran pajak yang diperkenankan karena hanya mencari celah dalam peraturan perpajakan dan kedua, tax evasion yang merupakan tipe penghindaran pajak dengan cara yang ilegal karena dilakukan dengan cara menyembunyikan transaksi perusahaan dan memperkecil biaya secara fiktif. Praktik manajemen pajak yang selama ini diketahui oleh masyarakat cenderung mengarah ke unsur oportunistik atau adanya kesempatan, sehingga setiap perusahaan berlomba-lomba untuk mengecilkan pajak mereka. Namun, tanpa disadari praktik penghindaran pajak juga dilakukan atas dasar pengaruh pemilihan strategi bisnis perusahaan.seperti halnya strategi bisnis prospector cenderung melakukan praktik penghindaran pajak yang lebih agresif bila dibandingkan dengan strategi bisnis lainnya karena strategi bisnisnya yang mengakibatkan perusahaan melakukan praktik penghindaran pajak. Di Indonesia, praktik manajemen pajak atau penghindaran pajak sudah dianggap sebagai bentuk strategi bisnis yang wajar dilakukan oleh perusahaan. Tidak sedikit perusahaan besar melakukan praktik penghindaran pajak dikarenakan jumlah beban pajak yang terlalu besar sehingga menjadi beban bagi perusahaan. Di Indonesia, beberapa peristiwa terjadi terkait dengan praktik penghindaran pajak, contohnya seperti insiden kebocoran jutaan

5 dokumen rahasia yang berasal dari Republik Panama atau yang sering disebut sebagai Panama Papers yang merupakan contoh praktik penghindaran pajak yang illegal karena melawan hukum yang berlaku di Indonesia. Selain hal diatas, juga terdapat bentuk penghindaran pajak lain yang dapat dilakukan dan bersifat legal seperti contohnya apabila perusahaan yang menganut strategi prospectors melakukan investasi aset ramah lingkungan guna melakukan inovasi produknya maka perusahaan dapat mengurangi tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 50% dari tarif normal. Dengan melakukan investasi pada aset yang ramah lingkungan maka jumlah beban pajak pun akan berkurang dan ini merupakan salah satu dari bentuk strategi bisnis perusahaan. Melihat hal ini, dapat disimpulkan bahwa praktik penghindaran pajak pun dapat direpresentasikan terhadap pilihan strategi bisnis perusahaan tergantung bagaimana perusahaan memilih strategi tersebut. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa pilihan strategi bisnis mempengaruhi tingkat penghindaran pajak perusahaan. Higgins, Omer, dan Philips (2010) telah membuktikan adanya suatu hubungan antara penghindaran pajak dengan beberapa karakteristik perusahaan seperti aktivitas pertumbuhan, penelitian dan pengembangan, intensitas modal, dan lainnya dengan fokus perusahaan di Amerika Serikat. Karakteristik perusahaan seperti ini yang dapat direpresentasikan sebagai bentuk pilihan strategi bisnis perusahaan. Oleh karena itu, menguji hubungan antara karakteristik

6 yang dimiliki perusahaan dengan penghindaran pajak bisa menggambarkan aktivitas penghindaran pajak perusahaan. Hal ini juga ditunjang dengan adanya penelitian yang berbasis perusahaan yang ada di Indonesia. Arieftiara (2015) membuktikan bahwa pilihan strategi bisnis perusahaan di Indonesia juga mempengaruhi tingkat penghindaran pajaknya. Strategi bisnis prospector cenderung melakukan tingkat penghindaran pajak yang tinggi dibandingkan dengan strategi yang lain karena bagi perusahaan yang menggunakan strategi prospector, praktek penghindaran pajak akan mengakibatkan peningkatan laba setelah pajak secara maksimal. Dengan cakupan pasar yang luas dan pendapatan yang tinggi akibat inovasi yang dilakukan, mengakibatkan biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan penghindaran pajak bukan menjadi sebuah masalah. Berbeda halnya dengan strategi defender yang ingin mempertahankan harga yang kompetitif di pasaran, biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan praktek penghematan pajak dianggap tidak sesuai, karena fokus strategi defender adalah biaya yang rendah. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya adalah dalam hal pengukuran dan proksi yang digunakan. Penelitian ini akan menggunakan Book Tax Different (BTD) untuk mengukur tingkat penghindaran pajak. Kemudian untuk mengukur strategi bisnis perusahaan, tidak menggunakan salah satu proxy dari penelitian sebelumnya yaitu rasio beban penelitian dan pengembangan (R&D) terhadap penjualan dikarenakan tidak

7 banyak perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan go public yang mengakui beban R&D setiap tahunnya. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian mulai tahun 2014-2015. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu berada pada pilihan objek penelitian dimana penelitian ini menambahkan industri ritel sebagai tambahan objek penelitian. Industri ritel digunakan sebagai tambahan objek penelitian karena industri ini memiliki hubungan langsung dengan konsumen dan strategi bisnis ditunjukkan dengan cara memperlihatkan kemampuan kompetitif perusahaan kepada konsumen. Strategi bisnis yang digunakan oleh setiap perusahaan tentu akan berpengaruh terhadap seluruh aspek operasional perusahaan dan salah satunya berpengaruh terhadap aktifitas penghindaran pajaknya. Perusahaan yang menganut strategi bisnis prospector cenderung melakukan aktifitas penghindaran pajak yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menganut strategi bisnis defender. Aktifitas penghindaran pajak strategi prospector lebih tinggi dibandingkan dengan defender karena ada implikasi dari pilihan strategi bisnisnya yang mengakibatkan perusahaan yang menganut strategi tersebut melakukan penghindaran pajak yang lebih intensif dibanding dengan strategi bisnis yang lain. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat penghindaran pajak perusahaan dengan strategi bisnis prospector lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan strategi bisnis defender.

8 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tingkat penghindaran pajak pada perusahaan dengan strategi prospector lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan strategi defender? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa tingkat penghindaran pajak perusahaan dengan strategi prospector lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan strategi defender. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat akademik Hasil penelitian ini membuktikan teori kontinjensi dan teori keagenan secara empiris melalui pengujian analisis pengaruh strategi bisnis terhadap penghindaran pajak. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktik kepada : Direktorat Jendral Pajak (DJP) Model dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pilihan strategi bisnisnya.

9 Investor Model dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan investor sebagai pemberi modal bahwa aktfitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan bukan hanya didasari pada unsur kesempatan namun juga dipengaruhi oleh pilihan strategi bisnisnya. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis, dan rerangka berpikir. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data yang digunakan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

10 Bab ini berisi karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, dan IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Bab ini berisi simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan.