Taksonomi Solo dalam Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Geometri Bagi Mahasiswa PGSD. (Daitin Tarigan) PENERAPAN IPTEKS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kita semua. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. derasnya informasi di era globalisasi ini, merupakan tantangan bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. harus memberikan kesempatan pada setiap individu untuk mampu

KOMPLEKSITAS PERTANYAAN DALAM CONTOH-CONTOH SOAL BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS VII SMP/MTs SEMESTER I BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.

ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS TAKSONOMI THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME PADA MATERI KONSEP LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-1 PADA MATAKULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL DENGAN PANDUAN KRITERIA WATSON

Tingkat-tingkat Berpikir Mahasiswa... (M. Andy Rudhito)

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Model Pembelajaran Superitem untuk Meningkatan Kemampuan Analisis dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Bandung

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI DALAM PEMBUATAN SOAL HOT (HIGHER ORDER THINKING) DI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL (UN) MATEMATIKA SMK TAHUN AJARAN 2011/2012 BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

9. Masalah matematika sintesis adalah suatu soal matematika yang memerlukan. kemampuan dalam menggabungkan unsur pokok ke dalam struktur baru.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat

Maharani Dewi Septriana 11, Hobri 12, Arif Fatahillah 13

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

Analisis Respon Siswa (Nur Hidayati, Zuliawati) 73

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

Afandi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

(Budi Halomoan Siregar)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan

DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PEMAHAMAN MAHASISWA TENTANG PERSAMAAN PARABOLA DENGAN MENGGUNAKAN TAKSONOMI SOLO

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM D2 PGSD UPI KAMPUS CIBIRU DALAM MATA KULIAH MATEMATIKA

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI TAHAP BERPIKIR VAN HIELE

Kompleksitas Pertanyaan Contoh Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi SOLO Dian Pratiwi 1, Budiyono 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI SOCIO HUMANISM BERBANTU WEBSITE PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER I

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

Winarsih et al., Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson dalam...

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam. lingkungan dan kehidupan. Lingkungan kehidupan pendidikan dapat

SP Proceeding Biology Education Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I PENDAHULUAN. maju, meningkatkan diri, punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

P - 92 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fauzi Yuberta, 2013

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual.

PROFIL PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERBANTUAN CD INTERAKTIF

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

permasalahannya Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

Transkripsi:

Taksonomi Solo dalam Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Geometri Bagi Mahasiswa PGSD (Daitin Tarigan) Abstrak Geometri merupakan pokok bahasan pada Mata kuliah Pendidikan Matematika Dasar Program S-1 PGSD. Berdasarkan data akademik perolehan nilai mahasiswa dalam memahami pokok bahsan geometri khususnya pada bagian geometri transformasi masih rendah, hal ini kemungkinan tipe-tipe kesalahan jawaban mahasiswa belum disikapi dengan baik dan berkesinambungan. Sebagai respon dari kesalahan jawaban mahasiswa diperlukan kontribusi untuk mencapai hasil yang memuaskan, diantaranya dengan taksonomi SOLO (The Structured of the Observed Learning Outcome) atau struktur hasil belajar yang dapat diamati. Kata Kunci: kesalahan, geometri, taksonomi SOLO. PENDAHULUAN Geometri merupakan salah satu mata kuliah pada Program S-1 Jurusan PPSD Program Studi PGSD. Mata kuliah ini banyak melibatkan hubungan ide-ide matematika, yaitu ide-ide geometri, ide-ide aljabar, dan ide ide numerik. Oleh karena itu untuk menyelesaikan soal-soalnya dituntut banyak informasi atau data. Dengan demikian diperlukan pula banyak respon dari mahasiswa. Untuk menyelesaikan soal geometri diperlukan informasi atau data yang diketahui pada soal maupun dari informasi yang tidak diketahui pada soal, baik informasi yang cocok maupun informasi yang tidak cocok. Informasi yang dapat dipilih dari informasi atau data yang tidak diketahui pada soal misalnya rumus atau prinsip yang biasanya tidak diberikan pada soal. Rumus atau prinsip ini sangat esensial untuk memperoleh penyelesaian yang memuaskan. Biggs dan Collis (1992) dalam taksonomi SOLO (The Structured of the Observed Learning Outcome) menyatakan respon nyata siswa adalah bervariasi terhadap tugas-tugas yang sejenis. Suatu saat seorang anak menunjukkan tingkat yang lebih rendah, tetapi disaat lain menunjukkan tingkat yang lebih tinggi. Menurut mereka hal ini memang sifat alami Dosen PGSD FIP Universitas Negeri Medan sesuai perkembangan intelektuaal anak. Dengan demikian sifat itu akan mempengaruhi pemilihan informasi untuk mendapatkan penyelesaian soal yang memuaskan. Keadaan itu dapat mengakibatkan kesalahan yang dilakukan mahasiswa.hasil perolehan nilai pokok bahasan bahasan geometri tersebut masih kurang memuaskan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 34

Tabel 1.1 Statistik Nilai Geometri Tahun Akademik 2010/2011 dan 2011/2012*) Semester Gasal T.A 2010/2011 Semester Gasal T.A 2011/2012 Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi 30-37 5 30-37 0 38-44 14 38-44 3 45 51 7 45-51 12 52 58 9 52 8 13 59 65 3 59-65 13 66 72 3 66-72 2 73 79 1 73-79 3 80 86 0 80-86 1 Jumlah 42 47 Rerata 4l,97 56, 55 Simpangan Baku 11,37 9,29 Rentang Nilai 30 75 41-83 *)Sumber : Data akademik PGSD Universitas Negeri Medan. Tabel 1.1 menunjukkan data statistik nilai mata kuliah Geometri untuk dua tahun terakhir dengan skala penilaian 0 100. Mahasiswa yang memperoleh nilai kurang dari 59 adalah sebanyak 35 dari 42 orang (83%) untuk Tahun Akademik 2010/2011 dan sebanyak 28 dari 47 orang (60%) untuk Tahun Akademik 2011/2012.Hal ini apabila dikaitkan dengan teori belajar tuntas (mastery learning), mahasiswa dikatakan menguasai bahan jika sekurang kurangnya mencapai 70 % bahan yang diajarkan. Dengan demikian terdapat kesenjangan anatara indikator dengan ketercapaiannya. Dalam hal ini telah dikaji tipe tipe kesalahan mahasiswa kemudian ditelusuri faktor faktor kontribusi terhadap respon mahasiswa yang tidak memuaskan. Untuk mengkaji kesalahan mahasiswa didasarkan tingkat struktur hasil belajar yang diamati dengan Taksonomi SOLO, karena taksonomi SOLO mempunyai kelebihan diantaranya sebagai berikut. (1) Taksonomi SOLO merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan level respon mahasiswa terhadap suatu pertanyaan matematika. (2) Taksonomi SOLO merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk pengkategorian kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan matematika. Berdasarkan kedua hal di atas maka dengan mudah diketahui kesalahan dan kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal matematika. (3) Taksonomi SOLO merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menyusun dan menentukan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu soal atau pertanyaan matematika. Hal di atas sesuai dengan pendapat Watson, dkk (1998:280) bahwa taksonomi SOLO dan peta respon sangat cocok digunakan dalam kontek apa yang terjadi dalam pengajaran, apa yang diharapkan dan bagaimana pertanyaan atau soal disusun. Collis, dkk (1986:220) menyatakan pendekatan JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 35

model respon dari taksonomi SOLO sangat berguna bagi pendidik dan ppeneliti untuk mendeskripsikan level penalaran mahasiswa yang berkaitan dengan tugas-tugas. Apabila dikaitkan antara taksonomi SOLO dengan taksonomi Bloom dalam cara menurunkan taksonomi tersebut dapat diuraikan berikut. Biggs dan Collis (1982) menguji sejumlah besar respon siswa terhadap pertanyaan dari berbagai bidang studi dan berbagai jenjang, dan menghubungkan hasilnya dengan teori perkembangan kognitif kemudian menemukan psychogenesis kualitas belajar yang dapat digunakan untuk menganalisa respon siswa. Sedangkan Bloom mensurvai pendapat para ahli ilmu jiwa tentang tujuan pembelajaran, kemudian menskala hasilnya menjadi 6 tingkatan. Jadi taksonomi SOLO mengklasifikasikan kualitas hasil belajar sedangkan taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pembelajaran Peta respon sangat cocok dalam masalah pengajaran di kelas. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dikaji/ dianalisis kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri didasarkan pada taksonomi SOLO. PEMBAHASAN 1. Pembelajaran Geometri Geometri merupakan salah satu pokok bahasan pada mata kuliah Pendidikan Matematika Dasar. Tujuan Umum pembelajaran geometri adalah mahasiswa dapat memecahkan masalah- masalah geometri secara analitis dan masalah masalah matematika dan sain tertentu. Disamping itu diharapkan mahasiswa memahami sifat sifat penting permukaan kuadratik, kedudukan dua garis, kedudukan suatu garis terhadap sebuah bidang dan kedudukan sebuah bidang terhadap bidang lain. Mata kuliah ini membekali mahasiswa tentang wawasan keruangan. Hadiwidjoyo(1993) menyatakan wawasan keruangan sangat esensial untuk pemikiran kreatif dalam semua cabang matematika tingkat tinggi. Tanpa wawasan keruangan mahasiswa sulit mempelajari fisika, kimia, teknik, biologi dan lain lain. Sejalan dengan itu Soedjadi (1994) Menyatakan tujuan pendidikan matematika untuk masa depan haruslah memperhatikan (1) tujuan yang bersifat formal, yaitu penataan nalar serta pembentukan pribadi anak didik dan (2) tujuan yang bersifat material, yaitu penerapan matematika serta keterampilan matematika. Berdasarkan silabus mata kuliah Pendidikan Matematika Dasar pada pokok bahasan Geometri dikembangkan menjadi pokok bahasan sebagai berikut: 1) Konsep Pangkal dan Aksioma 2) Sudut 3) Transfersal 4) Kurva 5) Tranformasi. 2. Taksonomi SOLO Perkembangan kognitif merupakan bagian integral proses perkembangan individu sejak lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan ini bermula dari organisme biologik yang mengembangkan kemampuan dasar seseorang. Fungsi organisme biologik tersebut ditentukan oleh interaksinya dengan lingkungan. Dalam hal ini kebutuhan dan interes individu sangat esensial bagi perkembangannya dan banyak pula ditentukan oleh pengalaman dan pemahaman tentang lingkungannya. Secara sederhana kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai suatu prosesberpikir seseorang yang tidak dapat secara langsung terlihat dari luar. Hal ini sesuai pendapat Winkel (2001) bahwa kemampuan kognitif merupakan kegiatan intelektual yang tidak dapat diamati dari luar, apa yang terjadi pada seseorang yang sedang belajar tidak dapat diketahui secara langsung tanpa orang JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 36

itu menampakkan kegiatan yang merupakan fenomena belajar. Demikian juga Collis (1993) menyatakan kegunaan taksonomi SOLO untuk menyusun butir soal dan untuk interpretasi respon siswa sangat nyata.sedangkan Bloom mersurvai pendapat para pendidik dan para ahli ilmu jiwa tentang tujuan pengajaran, kemudian menskala hasilnya menjadi 6 tingkatan. Jadi taksonomi SOLO mengklasifikasikan kualitas hasil belajar sedangkan taksonomi Bloom mengklasifikasi tujuan pengajaran. Kemampuan kognitif yang dapat dilihat adalah tingkah laku sebagai akibat terjadinya proses berpikir seseorang. Dari tingkah laku yang tampak itu dapt ditarik kesimpulan mengenai tingkah laku kognitifnya. Kita tidak dapat melihat secara langsung proses berpikir yang sedang terjadi pada mahasiswa yang dihadapkan pada sejumlah pertanyaan, akan tetapi kita dapat mengetahui kemampuan kognitifnya dari jenis dan kualitas respon yang diberikan. 3. Keuggulan Taksonomi SOLO Taksonomi SOLO merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan level respon mahasiswa terhadap suatu pertanyaan matematika demikian juga untuk mengkategorikan kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan mahasiswa. Dengan demikian taksonomi SOLO dapat menentukan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu soal atau pertanyaan matematika dengan didasarkan pada penyimpangan penyelesaian yang memuaskan yang didasarkan pada tingkatan struktur hasil belajar yang diamati. Metodologi Penelitian. Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD sebanyak 42 orang untuk T.A 2010/2011 dan 47 orang untuk T.A 2011//2012. Dari sejumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan dipilih 34 orang mahasiswa yang memenuhi kriteria kesalahan dalam menyelesaikan soal geometri. Kriteria kesalahan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Data tidak tepat 2. Prosedur tidak tepat 3. Data hilang 4. Tidak ada kesimpulan 5. Konflik level respon 6. Manipulasi tidak langsung 7.Masalah hirarkhi keterampilan 8. Selain ke-7 kategori di atas. Dari sejumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan, dipilih satu orang dari setiap tipe sebagai subjek penelitian yang diwawancarai. Untuk setiap tipe kesalahan dipilih mahasiswa yang memiliki kesalahan paling banyak. Apabila seorang mahasiswa telah dipilih untuk mewakkili satu tipe kesalahan, maka dia tidak akan dipilih untuk mewakili tipe kesalahan yang lain. Artinya, apabila seorang mahasiswa mempunyai kesalahan terbanyak untuk dua tipe kesalahan atau lebih, maka mahasiswa tersebut dipilih untuk mewakili tipe kesalahan yang mempunyai kesalahan terbanyak. Dengan demikian setiap tipe kesalahan diwakili oleh seorang mahasiswa. Karena ada 8 tipe kesalahan maka ada 8 mahasiswa sebagai subjek penellitian yang diwawancarai. Subjek penelitian yang diwawancarai tidak hanya tipe kesalahan yang dimiliki, tetapi juga tipe kesalahan yang lain. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (1988:4) dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Karena penelitian ini akan mengkaji kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri maka digunakan dokumen pekerjaan tes hasil belajar matakuliah JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 37

Matematika dasar. Dokumen pekerjaan tes yang dipakaiadalah pekerjaan UTS dan UAS. Pekerjaan tes inilah yang dipakai untuk mengarahkan peneliti dalam menelusuri lebih lanjut tentang faktor-faktor kontribusi terhadap respon mahasiswa melalui wawancara. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dimaksud pada penelitian ini adalah cara untuk memperoleh data. Data yang diperlukan pada penelitian ini diperoleh melalui studi dokumen dan metode wawancara. Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagai yang disarankan oleh data (Moleong, 1988:88). Sedangkan Nasution (1992:126) menyatakan analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema, dengan makdsud untuk mmemahami maknanya. Untuk menguji derajad kepercayaan data, perlu diadakan pemeriksaan terhadap keabsahan data. Moleong (1988: 145) menyatakan sabagai berikut. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pemeriksaan terhadap keabsahan data, yaitu perpanjangan, keikutsetaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, analisis kasus negatif, kecukupan refrensial, pengecekan anggota, uraian rinci dan auditing. KESIMPULAN Berdasarkan pada uraian di atas Taksonomi SOLO dapat melihat tipe-tipe kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri dapat dirangkum sebgai berikut. 1.Prosedur yang tidak tepat, selain ketujuh kategori, masalah hirarkhi keterampilan, data hilang, manipulasi tidak langsung, kesimpulan hilang dan konflik level respon. 2. Kecenderungan kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri berdasarkan taksonomi SOLO adalah prosedur tidak tepat. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut. 1. Dalam mempelajari contoh di buku harus cermat dan kritis sehingga tidak terbawa kedalam contoh yang tidak benar. 2. Mempelajari bermacam-macam bentuk persamaan garis dan persamaan bidang serta mencari letak perbedaannya dari kedua bentuk persamaan tersebut. Memvisualisasikan kedudukan bidang dan kedudukan garis terutama terhadap sumbu koordinat dan bidang koordinat. DAFTAR PUSTAKA Biggs, J.B. dan Collis,K.F. 1992. Evaluating the Quality of Learning: The SOLO Taksonomy. New York: Academic Press. Collis. K.F. 1993. Development of A Group Test of Mathematical Understanding Using Superitem/SOLO Technique. Journal of Science and Mathematics Education in S.E. Asia. V.6. Penang : SEAMEO- RECSAM. Hadiwidjoyo, Moeharti, 1993. School Geometry Wich Has Been Almost Neglected Proceeding of SEACME- 6 and The Seventh National Conference on Mathematics. Surabaya: ITS- UNAIR- IKIP Surabaya. Moleong, L.J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta P2PLPTK JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 38

Nasution, 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Soedjadi, R. 1994. Fungsi Penelitian Kelas Secara Mandiri Oleh Pengajar Matematika sehubungan dengan Orientasi Matematika Sekolah dalam Era Perkembangan IPTEK. Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.n-64 th XV/1/1994. Surabaya: PPS IKIP Surabaya. Watson,J.M., Chick, H.L dan Collis,K.F, 1988. Applying the SOLO Taxonomi to Errors in area problems in Pegg, J.E (Ed) Mathematical Interfaces. Adelaide. UNE. Winkel, W.S. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta. Gramedia. JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 75 Tahun XX Maret 2014 39