BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, rutinitas masyarakat yang meningkat merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari sehingga menciptakan tingkat kestresan pada masyarakat. Kehidupan masyarakat terutama di Ibukota Jakarta dengan padatnya rutinitas dan tingkat kesibukan masyarakat membuat masyarakat membutuhkan tempat rekreasi yang bisa melepas penat. Perkembangan teknologi yang semakin modern, membuat masyarakat tidak lagi sekedar mencari kebutuhan untuk berekreasi tetapi rekreasi merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat sekarang. Dengan adanya hal tersebut, Taman Impian Jaya Ancol muncul sebagai salah satu tempat rekreasi yang menawarkan bermacam-macam tempat hiburan dan wahana permainan yang dapat dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing, dari segala golongan dari anak-anak sampai orang dewasa, baik bersama keluarga, kawan-kawan maupun pasangan muda-mudi. Berbagai macam fasilitas yang dapat dinikmati oleh konsumen seperti Dunia Fantasi, Atlantis Water Adventure, Gelanggang Samudra, dan lain-lain dengan harga tiket yang sesuai dengan pendapatan masyarakat pada umumnya. 1
2 PT Impian Jaya Ancol pada tahun 2013 melaporkan pendapatan usaha naik sebesar 17,83% dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya sebesar Rp1,05 triliun. Pendapatan yang diterima berasal dari pendapatan tiket, penyewaan hotel, pembelian real estate, restorandan usaha lainnya. Pendapatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan dari real estate sebesar 58,98%, serta pertumbuhan pendapatan perdagangan dan jasa sebesar 15,29%. Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut diikuti dengan perolehan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp192,19 miliar pada tahun 2013 yang sebelumnya hanya sebesar Rp178,15 miliar pada tahun 2012. Hal tersebut membuktikan bahwa pendapatan PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. meningkat sebesar 8%. Sementara itu, jumlah aset pada tahun 2013 meningkat 10% dari Rp2.388,26 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp2.627,08 triliun. Pertumbuhan ekuitas juga meningkat menjadi sebesar Rp1,47 miliar atau sebesar 12 persen jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar Rp1,3 miliar.(www.detik.com) Jika dilihat dari data rincian pendapatan tahun 2012-2013 selalu terjadi peningkatan di berbagai sektor sehingga membuat pelaku bisnis industri wisata rekreasi lainnya melirik peluang ini dengan membuat tempat rekreasi yang sama didaerah sekitar dan dengan berbagai fasilitas dengan menciptakan keunggulan merek pada setiap jenisnya. Jika dahulu Taman Impian Jaya Ancol menjadi leader di bidang industri rekreasi, kini akan memudar dengan berjalannya waktu, karena saat ini sudah banyak wahana rekreasi baru di sekitar Ancol yang memikat pengunjung dan
3 memiliki fasilitas yang sama seperti Taman Impian Jaya Ancol. Sebut saja seperti Ocean Park, The Jungle, water Park, Trans Studio dan masih banyak lagi yang menjadi penantang baru bagi bisnis wisata rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Dengan munculnya banyak penantang baru, Taman Impian Jaya Ancol dituntut untuk selalu melakukan perawatan pada setiap wahana yang dimiliki dan selalu memperbaharui fasilitas yang tersedia. Dengan tujuan untuk membuat kepercayaan pengunjung dan menjadikan Ancol sebagai tempat rekreasi yang selalu menjadi pilihan utama bagi konsumen. Dengan semakin lengkapnya fasilitas permainan hingga penginapan di Ancol, jumlah pengunjung pada tahun 2013 mencapai 15.948.839 pengunjung atau meningkat 1% jika dibandingkan tahun 2012 yang hanya 15.848.956 pengunjung dalam kutipan pernyataan Gatot Setyowaluyo, Direktur Utama Pembangunan JayaAncol.(www.detik.com). Dari segi bisnis, untuk bisa bertahan dan memenangi persaingan yang semakin kompetitif, maka dengan ini Ancol harus memperkuat merek dan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga pengunjung bersedia untuk melakukan kunjungan kembali. Pada kualitas layanan, fasilitas pelayanan dari ruang lingkup ancol yang begitu luas hingga 552 hektar diantaranya menyediakan salah satu wahana theme park yang biasa dikenal Dunia Fantasi (DuFan) bertempat outdoor. Wahana ini merupakan salah satu daya tarik konsumen yang paling ramai dikunjungi. Akan tetapi, dikarenakan fasilitas masih di luar
4 ruangan atau outdoor tidak heran bila jika turun hujan maka wahana yang lebih banyak diluar ruangan tersebut tidak bisa digunakan dengan alasan keselamatan pengunjung. Maka dari, itu pengujung hanya dapat menikmati wahana indoor-nya saja yang lebih sedikit dibandingkan wahana outdoor. Dengan kejadian tersebut, membuat pengunjung berpikir kembali bila berkunjung di Dufan diwaktu musim hujan. Melihat dari kelemahan tersebut banyak tempat rekreasi lainyang menawarkan permainan di indoor seperti Trans Studio, MOILAND, Kidzania, dan Pinisi dutainment Park. Konsumen tidak perlu berpanas-panasan dan kehujanan untuk bisa menikmati semua wahana yang ada. Dengan begitu pengunjung dapat merasakan pengalaman yang menyenangkan sehingga membentuk sikap untuk melakukan kunjungan kembali. Selanjutnya dari sisi ekuitas merek membuat simbol dan logo yang terkesan sehingga menciptakan nilai lebih untuk para pengunjung yang datang. Jika pada jaman dahulu masyarakat bila ingin berekreasi dibenak mereka langsung terlintas Taman Impian Jaya Ancol namun sekarang konsumen mempunyai banyak pilihan tempat untuk berekreasi hiburan. Dengan berjalannya waktu nama brand equity Ancol mulai memudar ditandai dengan banyaknya tempat rekreasi yang bermunculan penantang pasar baru seperti The JungleLand, Trans studio, Water Boom, Water Park, Ocean Park dan masih banyak lagi. Maka dari itu jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut dan tidak diatasi secara tanggap, maka yang, terjadi Ancol akan mengalami kemunduran dan berkurangnya pengunjung,
5 di setiap tahunnya. Pada saat ini Ancol berusaha membenahi dengan menciptakan simbol Ancol yang khas agar mudah diingat oleh konsumen sehingga terbentuk ikatan emosional antara pelanggan dengan merek. Logo dibuat ditujukan agar Ancol menjadi Top of Mind dibenak konsumen dan membentuk ikatan emosional antara konsumen dengan merek. Ancol sebagai market leader wisata dan rekreasi unggulan harus bisa mempertahankan customers dalam hal kepercayaan. Mempunyai pelanggan yang selalu ingin berkunjung kembali merupakan suatu kebanggaan bagi setiap perusahaan tidak kecuali juga para pesaingnya. Tidak hanya itu tetapi juga mengetahui kontribusi dari kualitas layanan dan kekuatan merek yang sudah ada selama ini, dalam hal ini studi kasusnya pada PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. tentunya sangat berguna untuk mengevaluasi dan memperbaiki disetiap tahapannya dalam berjangka agar Ancol dapat berkembang semakin lebih baik lagi. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Ekuitas Merek dan Kualitas Layanan terhadap Minat Kunjungan Kembali pada Tempat Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol (Studi Kasus pada Pengujung Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Minat Kunjungan Kembali antara lain : Ekuitas Merek, dan
6 Kualitas Layanan. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. dalam hal ini sebagai objek penelitian menerapkan faktor-faktor tersebut dalam rangka meningkatkan Minat Pengunjung Kembali konsumen pada terhadap Rekreasi Ancol. Atas dasar rumusan masalah diatas, maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah ekuitas merek berpengaruh terhadap minat kunjungan kembali pada wisata rekreasi Taman Impian Jaya Ancol? 2. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap minat kunjungan kembali pada rekreasi Taman Impian Jaya Ancol? 3. Apakah ekuitas merek dan kualitas layanan berpengaruh secara simultan terhadap minat kunjungan kembali pada rekreasi Taman Impian Jaya Ancol? 1.3 Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Ekuitas Merek terhadap Minat Kunjungan Kembali pada rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Layanan terhadap Minat Kunjungan Kembali pada rekreasi Taman Impian Jaya Ancol.
7 3. Untuk mengetahui dan menganalisis Ekuitas Merek dan Kualitas Layanan berpengaruh secara bersama-sama terhadap Minat Kunjungan Kembali pada rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. 1.3.2 Kontribusi Penelitian 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan kajian untuk membandingkan antara teoridan praktek mengenai Ekuitas Merek, Kualitas Layanan dan Minat Kunjungan Kembali. 2. Bagi perusahaan, dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk perencanaan strategi pemasaran untuk memperbaiki pelayanan dan kualitas pada tempat rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. 3. Bagi konsumen dan pembaca, dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen sebagai faktor-faktor yang memperngaruhi untuk berekreasi ke Taman Impian Jaya Ancol.