BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pentingnya matematika di dalam sekolah selalu dianggap sulit

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP BOOK TEMA PERISTIWA UNTUK KELAS III SD NEGERI PAKEM 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

Teknologi & Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sugiyono (2011) penelitian dan pengembangan (research and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

9 pengembangan ilmu dan alat pemersatu bangsa (Depdiknas, 2003:2). Pengajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar secara umum dikembangkan menjadi ketramp

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

MAKALAH KARYA INOVATIF

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Sugiono ( 2009 ) penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan

II. KAJIAN PUSTAKA. pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan. jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat. jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MAKALAH LOMBA KARYA INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran.

KOLAM BENING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEBAB AKIBAT BENDA TERAPUNG DAN TENGGELAM

Sketsa BAB I PENDAHAULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan

Oleh: Fitta Ummaya Santi

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3) mengatakan bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam proses pembelajaran, media sering diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informal visual atau verbal. Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007: 4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu fisik yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap. 2. Kegunaan Media Pembelajaran Menurut Hamalik dalam Arsyad (2007: 15) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan 7

8 keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media dapat membantu mengefektifkan proses pembelajaran dan penyampaian materi pembelajaran. Selain itu media juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan materi pelajaran dengan menarik serta memudahkan dalam menerima materi pelajaran. Adapun manfaat media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka). b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya: a) Objek yang terlalu besar bisa di gantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model; b) Objek yang kecil di bantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar; c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat di bantu dengan timelapse atau high-speed photography; d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa di tampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

9 e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat di sajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain. c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a) Menimbulkan kegairahan belajar; b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan di tentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diaatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan kemampuannya alam: a) Memberikan perangsang yang sama; b) Mempersamakan pengalaman; c) Menimbulkan persepsi yang sama. Manfaat dari penggunaan media pembelajaran yakni membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami

10 materi. Dengan penggunaan media maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Manfaat dari penggunaan media dapat dicapai secara maksimal jika guru dapat memilih dan menggunakan media secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. 3. Kriteria Memilih Media Arsyad (2007: 92-93) mengemukakan kriteria media berbasis visual, yakni sebagai berikut. 1) Usahakan visual yang sederhana. Penggunaan gambar realistis haruslah hati-hati agar tidak mengganggu perhatian siswa atau guru; 2) Hindari visual yang tidak berimbang; 3) Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual; 4) Visual yang di proyeksikan harus dapat terbaca dengan mudah; dan 5) Gunakan warna secara realistis. Adanya kriteria pemilihan media, dapat memudahkan guru dalam memilih media yang sesuai dengan materi serta memudahkan guru dalam menggunakan media untuk membantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui penggunaan media di harapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. 4. Alat Peraga Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda. Demikian pula dalam memahami konsep abstrak akan dicapai melalui tingkattingkat yang berbeda. Suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia

11 nyata menuju dunia abstrak dengan memanipulasi benda-benda nyata dapat di gunakannya sebagai perantara. Dalam pembelajaran matematika untuk memahami konsep-konsep yang abstrak dapat menggunakan alat peraga. Romzah (2006) berpendapat alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar, karena peserta didik masih berpikir secara real, mereka lebih mudah memahami pelajaran yang menggunakan alat peraga daripada tanpa menggunakan alat peraga. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat di sajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Dengan demikian diharapkan alat peraga dapat memperlancar proses belajar siswa serta mempercepat pemahaman dan memperkuat daya ingat didalam diri siswa. Menurut Russeffendi, beberapa persyaratan yang harus di miliki alat peraga sebagai berikut. 1) Tahan lama, dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat; 2) Bentuk dan warnanya menarik; 3) Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit); 4) Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak; 5) Alat peraga mudah digunakan meliputi: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dinaikan, dan dipasangkan; 6) Dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama; 7) Dapat memperjelas konsep matematika;

12 8) Mampu mewakili bentuk abstraknya. Menurut Sudjana (2002: 6-7), peranan alat peraga dalam proses pengajaran sebagai berikut. a) Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran; b) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan di pecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa; c) Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahanbahan yang harus dipelajari para siswa baik individual maupun kelompok. 5. Pop Up Book 1. Pengertian Pop Up Book Pembelajaran akan berjalan kondusif apabila siswa antusias dan fokus mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat terwujud jika di dukung oleh beberapa komponen, baik dari segi guru maupun siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mendukung tujuan pembelajaran. Salah satu media yang menarik yaitu dalam bentuk pop up. Pop up book merupakan sebuah buku yang menampilkan potensi untuk bergerak dan interaksinya melalui penggunaan kertas sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk, roda atau putarannya. Media ini mulai banyak dikembangkan di Indonesia,

13 karena sifatnya yang unik dan fungsional. Menurut Dzuanda (2010: 1) Pop up book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka. Sementara itu, menurut Yulia (Hariani: 2015), Pop up book adalah sebuah buku dengan bentuknya yang menarik karena dapat bergerak ketika halamannya dibuka. Berdasarkan pengertian diatas, media Pop up book adalah tampilan gambar yang memiliki unsur tiga dimensi yang memberikan visualisasi yang unik, menarik dan bermakna, serta dapat bergerak ketika halamannya dibuka, dan dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 2. Jenis-jenis Teknik Pop Up Book Pop up book merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik, karena pop up memiliki bermacam-macam jenis. Menurut Bernadette (2010) terdapat beberapa teknik pop up diantaranya sebagai berikut. a. Flaps Flaps adalah salah satu bentuk paling awal dan paling sederhana dalam teknik pop up. Ketika flap diangkat ilustrasi tersembunyi terungkap.

14 b. V-Folding Teknik V-Folding menambahkan panel lipat pada sisi gambar yang akan ditempelkan. Penel ini diletakkan disisi dalam kartu sehingga tidak tampak dari luar. Sudut harus diperhatikan agar tidak terjadi kemiringan. (Mark, 1996: 16) c. Internal Stand Bianya digunakan sebagai sandaran kecil, sehingga pada saat dibuka, gambarnya akan berdiri. Dibuat dengan cara potongan kertas yang dilipat tegak lurus dan diberi panel untuk ditempelkan pada kartu. d. Transformation Transformation menunjukan bentuk tampilan yang terdiri dari potongan-potongan pop-up yang disusun secara vertikal. Apabila

15 menarik lembar halaman ke samping atau ke atas sehingga tampilan dapat berubah kee bentuk yang berbeda. e. Volvelles Volvelles adalah bentuk tampilan yang menggunakan unsur lingkaran dalam pembuatannya, tampilan ini memiliki bagianbagian yang dapat berputar. f. Peepshow Peepshow menunjukan tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan kertas yang disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan ilusi kedalaman dan perspektif. g. Pull-tabs Pull-tabs yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan didorong untuk memperlihatkan gerakan gambaran baru. h. Carousel Teknik ini didukung dengan tali, pita atau kancing yang apabila dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang komplek.

16 i. Box and cylinder Box and cylinder atau kotak dan silinder adalah gerakan sebuah kubus atau tabung yang bergerak naik dari tengah halaman ketika halaman dibuka. Terdapat beberapa teknik pop up yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan pop up book. Dalam pembuatan pop up book ini peneliti menggunakan teknik box and cylinder. 3. Kelebihan dan Kekurangan Pop Up Book Media pop up merupakan salah satu media gambar. Oleh sebab itu, pop up masuk dalam kategori media berbasis visual. Sebagai bagian dari media pembelajaran, pop up memiliki kelebihan dan kekurangan. Ni mah (2014: 22) menyebutkan beberapa kelebihan pop up sebagai media pengajaran, di antaranya:

17 a. pop up banyak digunakan untuk menjelaskan gambar yang kompleks seperti dalam kesehatan, matematika, dan teknologi; b. buku atau media pop up yang dapat digerakan merupakan strategi pembelajaran yang efektif dan membuat pembelajaran lebih efektif, interaktif dan mudah untuk diingat; c. pop up menyediakan umpan pembelajaran, karena bagi siswa, ilustrasi visual dapat menggambarkan konsep yang abstrak menjadi jelas; d. pop up menambah pengalaman baru bagi siswa; e. pop up menghibur dan menarik perhatian siswa; f. bagian-bagian pop up yang interaktif membuat pengajaran menjadi seperti permainan yang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Dzuanda (2010: 1), kelebihan pop up book adalah. a. memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik karena tampilannya memiliki dimensi, gambar dapat bergerak, bagian yang berubah bentuk, memiliki tekstur seperti benda asli, bahkan beberapa ada yang dapat mengeluarkan bunyi; b. dapat memberikan kejutan-kejutan ketika halamannya dibuka; c. memancing antusias dalam membaca; dan d. memperkuat kesan yang ingin disampaikan.

18 Berdasarkan pemaparan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pop up book memiliki kelebihan-kelebihan antara lain. a. mempermudah pemahaman siswa melalui gambar-gambar yang tersaji; b. menarik perhatian siswa karena terdapat warna-warna dan konstruksi pop-up; c. dapat memvisualisasikan fakta-fakta yang abstrak; d. memperjelas sajian materi; dan e. memperkuat kesan yang ingin disampaikan. Di sisi lain, selain media pop-up memiliki kelebihan-kelebihan di atas, pop up juga memiliki kelemahan-kelemahan. Menurut Indriana (2011: 65) kelemahan-kelemahan media visual meliputi: a. membutuhkan keterampilan khsusus dalam pembuatannya; dan b. penyajian pesannya berupa unsur visual saja. Selanjutnya, Dzuanda (2010: 2), menyebutkan beberapa kekurangan pop up adalah: a. waktu pengerjaannya cenderung lama; b. menuntut ketelitian; c. biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan buku pada umumnya.

19 Berdasarkan kelemahan-kelemahan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari media pop up yaitu. a. dalam membuat media pembelajaran ini, membutuhkan kesabaran dan kejelian karena pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus, sehingga membutuhkan waktu pengerjaan yang lama; b. hasilnya juga terbatas berupa tulisan atau gambar sehingga tidak mampu menampilkan suatu fenomena atau kejadian yang sifatnya gerak; c. resiko kerusakan media pop up juga tinggi setelah pemakaian yang berulang kali; dan d. biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan buku pada umumnya. 4. Manfaat Media Pop Up Book Pop up selain memiliki kelebihan dan kekurangan, pop up juga memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah. a. mengajarkan anak-anak untuk lebih menghargai buku dan memperlakukannya dengan baik; b. mengembangkan kreatifitas anak; c. merangsang imajinasi anak; dan d. menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu benda atau pengenalan benda. 5. Cara Membuat Pop Up Book Alat-alat yang digunakan dalam membuat pop up book yaitu:

20 a. Kertas karton warna Digunakan sebagai bahan dasar buku. Pilih karton dengan ketebalan sedang. b. Double tape Digunakan untuk merekatkan dua sisi karton tebal yang kadang sulit direkatkan dengan lem stik. c. Kain Digunkan untuk mengusap dan meratakan kertas yang telah diberi lem. d. Lem Digunakan untuk merekatkan kertas. e. Penggaris besi Digunakan untuk mengukur kertas dan membantu memotong garis lurus dengan cutter. f. Spidol warna Digunakan untuk mewarnai gambar. g. Pensil Digunakan untuk menggambar, membuat pola, dan menandai ukuran. h. Penghapus Digunakan untuk menghaps goresan pensil yang tidak diperlukan. i. Cutter Digunakan untuk memotong kertas dan karton.

21 j. Gunting Digunakan untuk menggunting kertas dan menggunting pola gambar pada pop up. Cara membuat pop up book: a. Gunting kertas karton sesuai dengan pola/keinginan. b. Untuk memotong garis lurus, gunakan penggaris besi dan cutter agar hasil potongan lebih rata dan cepat. c. Lipat pola dan ratakan dengan menggunakan penggaris besi atau bisa menggunakan cutter. d. Olesi lem dibagian yang ingin direkatkan. e. Rekatkan, lalu usap dan ratakan dengan kain. f. Tempelkan double tape ke dalam pola gambar yang akan direkatkan. g. Pegang erat-erat kertas pada bagian tengah kartu dan tarik double tape dengan hati-hati. Lalu tekan kembali untuk merekatkan 6. Materi Pokok Kubus dan Balok Standar Kompetensi: 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Tabel 2.1 Materi kubus dan balok. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasikan sifat-sifat kubus, balok serta bagianbagiannya. 5.2 Membuat jarring-jaring kubus dan balok. Indikator Mengidentifikasi unsur-unsur kubus dan balok yang terdiri dari rusuk, sisi, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal.

22 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok Menggambar jarring-jaring kubus dan balok. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Menghitung luas permukaan kubus dan balok. Menemukan rumus volume kubus dan balok. Menghitung volume kubus dan balok. 7. Model Pengembangan Media Pembelajaran Pop Up Book Model pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini mengikuti prosedur pengembangan dari Thiagarajan, semmel, dan semmel yaitu 4-D. Digunakannya model pengembangan dari Thiagarajan, semmel, dan semmel dalam pengembangan media pembelajaran pop-up book dalam penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa model ini merupakan dasar untuk melakukan pengembangan model pembelajaran (bukan sistem pembelajaran) dan urainnya tampak lebih jelas serta sistematis. Model Thiagarajan, semmel, dan semmel terdiri dari dari 4 tahap pengembangan yaitu: Define, Design, Develop dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan dan Penyebaran. a. Tahap pendefinisian (Define) Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syaratsyarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi

23 yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu : a) Analisis awal akhir Analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga dibutuhkan pengembangan bahan pembelajaran. b) Analisis siswa Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran. c) Analisis konsep Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasikan, merinci, dan menyusun secara sistematis bagian bagian utama yang relevan yang akan dipelajari siswa berdasarkan analisis awal akhir. d) Analisis tugas Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar.

24 e) Perumusan tujuan pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran ditujukan untuk mengkonversikan tujuan dari analisis tugas dan analisis materi menjadi tujuan pembelajaran khusus, yang dinyatakan dengan tingkah laku. b. Tahap perancangan (Design) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe media pembelajaran. Tahap ini terdiri dari : a) Pemilihann media b) Pemilihan format c) Desain awal (rancangan awal) c. Tahap pengembangan (Develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar data yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap pengembangan ini terdapat dua langkah kegiatan, yaitu penilaian para ahli dan uji coba. d. Tahap penyebaran (Disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan media yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya dikelas lain, di sekolah lain, oleh guru lain. Tujuan ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat pembelajaran di KBM.