UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR SISWA KELAS I SD NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MENGGUNAKAN MEDIA POP UP UNTUK SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH SIDOKARTO GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN BUKU HARIAN SISWA KELAS I A SD N PLEBENGAN SIDOMULYO BANTUL TAHUN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SCRAMBLE KALIMAT SISWA KELAS II SDN 1 SEDAYU

PENERAPAN METODE BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA DIORAMA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS IV SDN JLABAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 4

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI METODE KOOPERATIF (STAD) SISWA KELAS VIII. Oleh. Silfia Edi Suyanto

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

INCREASED INTEREST IN STUDYING GRADE IIIA IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH THE TECHNIQUES OF ICE BREAKER IN SD KARTIKA 1-10 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 4 GODEAN

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI PURBALINGGA

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Transkripsi:

3.558 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 37 Tahun ke-5 2016 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG IMPROVING STUDENTS EARLY WRITING ABILITY USING DIRECT OBJECTS MEDIA Oleh: pamungkas sari dhian nurcahyowati, universitas negeri yogyakarta, email; sharyjean@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis permulaan dan meningkatkan hasil kemampuan menulis permulaan menggunakan media objek langsung siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas I dengan jumlah 21 siswa. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran menulis permulaan dapat meningkat. Peningkatan dapat dilihat dari skor observasi aktivitas siswa pada prasiklus yaitu 34,37 meningkat menjadi 55,20 pada siklus I, dan meningkat menjadi 80,20 pada siklus II. Hasil kemampuan menulis permulaan siswa juga meningkat. Peningkatan dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan menulis permulaan siswa pada prasiklus yaitu 59,91 meningkat menjadi 68,19 pada siklus I, dan meningkat menjadi 81,81 pada siklus II. Kata kunci : kemampuan menulis permulaan, media objek langsung, anak SD Abstract This research aims to improve the quality of the learning process and improve the results of early writing ability using direct objects media in first grade students SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. This was a classroom action research. The subjects were first grade totally 21 th students. The research used Kemmis and Mc Taggart model. Data analysis used quantitative and qualitative descriptive. The results show that the quality of the learning process can be increased. It can be seen from the student activity observation scores namely 34.37 pre-action increase to 55.20 in the first cycle, and increase to 80.20 in the second cycle. The results of student early writing ability are also increase. It can be seen from the average value of students' early writing ability at 59.91 pre-action which increase to 68.19 in the first cycle, and increase to 81.81 in the second cycle. Keyword: early writing ability, direct object media, elementary school students PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia terbagi menjadi empat aspek pokok kemampuan berbahasa yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Henry Guntur Tarigan, 2008: 1). Pembelajaran bahasa juga merupakan salah satu pembelajaran yang diterima siswa Sekolah Dasar (SD). Bahasa sendiri merupakan rangakaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan, serta sikap (Sabarti Akhadiah M.K, 1992: 2). Pendapat tersebut sejalan dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu untuk menjadikan siswa terampil dalam empat aspek pokok kemampuan berbahasa tersebut yaitu baik kemampuan menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis. Salah satu bidang garapan pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) yang memegang peranan penting ialah pembelajaran kemampuan membaca dan menulis. Tanpa memiliki kemampuan membaca dan menulis yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan

Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Pamungkas Sari Dhian Nurcahyowati) 3.559 membaca dan menulis menjadi dasar utama tidak saja bagi pembelajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran yang lain. Dengan membaca dan menulis, siswa akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya (Depdikbud, 1995: 1). Mengingat pentingnya peranan membaca dan menulis tersebut, maka cara guru dalam mengajar membaca maupun menulis harus benar. Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif yang dapat diartikan sebagai keterampilan yang menghasilkan yaitu dalam bentuk tulisan (Darmiyati dan Budiasih, 1996: 62). Pendapat tersebut memberikan penjelasan bahwa kemampuan menulis merupakan suatu kegiatan yang bersifat kompleks untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dalam bentuk grafis, sehingga keterampilan menulis memang perlu dikembangkan sejak dini dan diharapkan anak akan mempunyai dasar yang kuat untuk membangun kemampuan-kemampuan dalam menulis tersebut yaitu melalui pembelajaran menulis permulaan. Pembelajaran menulis permulaan merupakan pembelajaran menulis yang diberikan di kelas I dan II SD. Sesuai dengan kemampuan dan perkembangan kejiwaan siswa, pembelajaran menulis permulaan di kelas I bertujuan agar siswa terampil menulis, sedangkan di kelas II di samping terampil menulis juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan keterampilan berbahasa yang diperlukan siswa untuk menghadapi pelajaran di kelas III, IV, V, dan VI (Depdikbud, 1995: 6). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang dilakukan pada siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman dapat diketahui bahwa dalam aspek kemampuan menyimak, berbicara, maupun membaca siswa sudah mencapai nilai yang diharapkan, namun dalam aspek kemampuan menulis siswa masih rendah. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 21 siswa yang ada, hanya 7 siswa yang mencapai nilai rata-rata kelas yang diharapkan yaitu 70. Dengan demikian, lebih dari 50% dari jumlah siswa di kelas tersebut belum mempunyai kemampuan menulis yang baik. Berlandaskan hal tersebut, maka aspek kemampuan berbahasa yang diteliti yaitu mengenai kemampuan menulis. Sebagian besar siswa melakukan kesalahan terutama ketidaklengkapan dalam penulisan huruf, kata, atau kalimat sederhana. Bentuk kesalahan penulisan tersebut berupa: (1) mengganti huruf pada penulisan kata, misalnya pada kata minggu ditulis miga, mingu, kata sayang ditulis sayat, kata teman ditulis tman, (2) mencampurkan huruf kecil dan besar pada penulisan kata, misalnya kata karena ditulis karena, kata riko ditulis riko, (3) menghilangkan huruf pada penulisan kata, misalnya bermain ditulis bemain, sangat ditulis sang, kata bersama ditulis beama, (4) tidak memberikan spasi di setiap jeda kata, misalnya kalimat bersama teman ditulis bersamateman, aku sayang ibu ditulis akusayangibu, dan (5) menambahkan huruf

3.560 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 37 Tahun ke-5 2016 pada kata, misalnya kata setiap ditulis setiyap. Metode yang banyak digunakan guru dalam pembelajaran menulis permulaan adalah ceramah tanpa disertai dengan penggunaan media yang menarik untuk siswa. Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan adalah hanya gambar dan itupun sangat jarang sekali digunakan mengingat keterbatasan media pembelajaran yang ada di kelas tersebut. Media tersebut kurang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis permulaan. Keadaan tersebut menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis permulaan yang berlangsung. Pada saat siswa diberikan tugas dalam menulis, siswa terlihat kurang bersemangat untuk mengerjakannya. Berdasarkan keterangan guru kelas I mengatakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan di dalam melakukan pembelajaran menulis permulaan. Bentuk kesalahan menulis siswa berdasarkan wawancara guru antara lain: (1) mengurangi huruf dalam menulis kata, misalnya kata bunga ditulis buga, (2) menulis bentuk huruf dengan terbalik, misalnya huruf j ditulis, (3) kesalahan meletakkan huruf dalam menulis, misalnya huruf g ditulis, dan (4) tidak memberikan spasi pada setiap jeda kata, misalnya pada kalimat aku sayang ibu ditulis akusayangibu. Langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan yang dilakukan guru adalah awalnya guru menulis huruf-huruf alfabet dari a sampai z di papan tulis kemudian anak diminta untuk menulis ulang di buku masing-masing. Guru kemudian menggabungkan beberapa huruf dan membacanya selanjutnya siswa menirukan dan menuliskannya. Namun pada saat guru memberikan kata atau kalimat sederhana yang baru, anak mengalami kesulitan dan melakukan kesalahan dalam menulis. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan yaitu dengan menggunakan alat bantu atau media pembelajaran. Pentingnya makna dalam rangka memilih dan menentukan alat bantu belajar mengajar atau media pendidikan merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran (Oemar Hamalik, 2010: 80). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemilihan alat bantu atau media dalam mengajar perlu memperhatikan banyak hal termasuk perkembangan tahap berpikir siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan adalah media realita atau disebut dengan media objek langsung. Media objek langsung merupakan media pembelajaran yang berasal dari benda-benda nyata seperti apa adanya asli tanpa perubahan (Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1992: 55). Media objek langsung juga merupakan media pembelajaran yang berupa objek-objek seperti benda-benda atau fenomena yang ada di sekitar siswa dan disajikan secara langsung atau nyata di depan siswa (Arlis Muryani, 2010: 49. Salah satu kelebihan dari penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran yaitu dapat dijadikan stimulan motivasi sekaligus salah satu cara untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa (Ronald Anderson, 1994: 18). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 21) yang

Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Pamungkas Sari Dhian Nurcahyowati) 3.561 berpendapat bahwa dalam pembelajaran menulis hendaknya dilakukan dengan cara memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Selain itu, penggunaan media objek langsung sejalan dengan pendapat Piaget (Suharjo, 2006: 39) yang mengemukakan bahwa siswa kelas I SD berada pada tahap berpikir operasional konkret di mana pertumbuhan kognitif anak masih terbatas pada hal-hal yang dilihat secara nyata dan bukan abstrak. Dengan demikian pembelajaran akan dapat memberikan makna dan mudah dipahami oleh siswa. Prastati dan Trini Irawan Prasetya (2005: 6) berpendapat bahwa pembelajaran dengan media objek langsung akan menyajikan pembelajaran yang lebih memberikan makna bagi siswa. Dengan demikian apabila pembelajaran yang diberikan bermakna bagi siswa, maka akan berdampak positif terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka dirasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai upaya meningkatkan kemampuan menulis permulaan menggunakan media objek langsung pada siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classromm Action Research.yang merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif. Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, kemudian menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitian. Guru bertindak sebagai pelaksana, sedangkan peneliti dibantu oleh seorang rekan bertindak sebagai observer. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman yang beralamat di Dusun Sembungan, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Penelitian ini dilaksanakan pada kelas I semester genap, tahun ajaran 2013/2014 di SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman pada Bulan April 2014. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman yahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 21 siswa dengan perincian 11 laki-laki dan 10 perempuan. Prosedur Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart atau disebut dengan model spiral. Langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penjelasannya sebagai berikut. 1. Perencanaan Setelah diperoleh gambaran umum mengenai kondisi dan situasi pembelajaran di kelas dan lingkungannya, maka akan

3.562 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 37 Tahun ke-5 2016 dilaksanakan tahap perencanaan. Tahap perencanaan tersebut adalah sebagai berikut. a. Melakukan identifikasi masalah yang ada di lapangan yang dilakukan melalui diskusi bersama guru kelas dan observasi di dalam kelas. b. Menentukan prioritas masalah c. Merancang skenario pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Guna menunjang kegiatan pembelajaran ini disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat petunjuk dalam kegiatan pembelajaran beserta perangkat-perangkat pembelajaran mulai dari siklus 1 sampai siklus 2. d. Merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk memantau kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi proses pembelajaran menulis permulaan bagi siswa serta lembar observasi guru. e. Membuat lembar evaluasi sebagai hasil pembelajaran siswa berupa soal post test yang diberikan kepada siwa. 2. Pelaksanaan tindakan dan observasi Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan skenerio pembelajaran yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yang merupakan tindakan dipandu oleh perencanaan yang telah disusun secara rasional. Tindakan yang telah dirancang dilaksanakan oleh satu orang guru kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan media objek langsung sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajar siswa sesuai dengan RPP yang telah disusun. Peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. 3. Observasi Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung yaitu selama proses belajar menulis permulaan dengan menggunakan media objek langsung. Pada tahap observasi dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil pelaksanaan tindakan. Perekaman data ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan untuk melakukan refleksi yang lebih kritis. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan. Pengamatan dilakukan kepada guru dan siswa pada sebelum, saat, dan sesudah dilaksanakan tindakan. Data yang diambil adalah data tentang proses perubahan kinerja pembelajaran akibat perlakukan tindakan (keberhasilan proses) dan hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan (keberhasilan produk). 4. Refleksi Peneliti dapat merefleksikan dengan melihat data obervasi sejauh mana kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran setelah data hasil belajar siswa diperoleh. Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh tersebut, maka data akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus ke II.

Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Pamungkas Sari Dhian Nurcahyowati) 3.563 Apabila pada tindakan pertama hasil dari penelitian masih belum sesuai degan tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil observasi, baik proses maupun produk. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tes Tes merupakan alat pengukur yang mempunyai standar objektif sehingga dapat digunakan secara meluas dan benar-benar digunakakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menulis permulaan. Dengan demikian, akan diperoleh data yang berupa nilai rata-rata hasil kemampuan menulis permulaan siswa. 2. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru. Metode pengumpulan data observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada subjek penelitian yaitu siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas dan respon siswa terhadap pembelajaran menulis permulaan menggunakan media objek langsung. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuanlitatif dan kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menghitung rerata hasil tes kemampuan menulis siswa dalam setiap siklus dan data hasil dari skor observasi siswa selama kegiatan pembelajaran menulis permulaan menggunakan media objek langsung berlangsung. Sedangkan teknik analisis data kualitatif digunakan untuk memaparkan hasil observasi siswa selama proses permulaan berlangsung. pembelajaran menulis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Hasil Kondisi Awal Selama kegiatan pembelajaran menulis permulaan berlangsung dapat diketahui bahwa siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu tidak ada media yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan, sehingga pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak fokus pada pembelajaran dan justru sibuk bermain dengan teman, sehingga berakibat siswa tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru.

3.564 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 37 Tahun ke-5 2016 Hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman menunjukkan bahwa skor penilaian observasi aktivitas siswa yaitu 100 80 Peningkatan Skor Aktivitas Siswa dari Prasiklus sampai Siklus I permulaan prasiklus siswa adalah 59,81 dengan kriteria cukup. 40 20 0 34,37 55,20 Prasiklus Siklus I 2. Hasil Penelitian Siklus I Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan telah didapatkan hasil bahwa siswa sudah melaksanakan beberapa aspek yang ada dalam lembar pengamatan dengan baik. Selama proses pembelajaran menulis permulaan menggunakan media objek langsung dilaksanakan, siswa cukup berantusias dalam proses pembelajaran. Siswa juga cukup bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa cukup tekun dan bersungguh-sungguh dalam pembelajaran menulis permulaan. Selain itu siswa cukup berkeingitahuan selama mengikuti proses pembelajaran menulis permulaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa yang bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum dimengerti siswa. Siswa lebih terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran maupun komunikasi dengan guru. Beberapa siswa juga sudah berani bertanya kepada guru apabila terdapat hal-hal yang tidak diketahui. Hasil skor obervasi aktivitas siswa pada siklus I dapat diperoleh hasil peningkatan sebesar 20,83 yaitu dari prasiklus sebesar 34,37 meningkat menjadi 55,20 dengan kriteria cukup baik. Gambar 1. Diagram Peningkatan Skor Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus sampai Siklus I. Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan menulis permulaan siswa kelas I mengalami peningkatan sebesar 8,38 dari 59,81 pada prasiklus menjadi 68,19 pada siklus 1 dengan kriteria baik. 100 80 60 40 20 0 Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Prasiklus sampai Siklus I 59,81 68,19 Prasiklus Siklus I Gambar 2. Diagram Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Prasiklus sampai Siklus I. 3. Hasil Penelitian Siklus II Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan telah didapatkan hasil bahwa siswa sudah melaksanakan semua aspek yang ada dalam pengamatan dengan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Selama proses pembelajaran menulis permulaan

Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Pamungkas Sari Dhian Nurcahyowati) 3.565 menggunakan media objek langsung dilaksanakan, siswa sangat berantusias dalam proses pembelajaran. Siswa juga lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa tekun dan bersungguh-sungguh selama pembelajaran menulis permulaan berlangsung. Siswa lebih fokus selama pembelajaran menulis berlangsung. Selain itu rasa keingintahuan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis bertambah ditandai dengan siswa yang mulai bertanya mengenai benda-benda objek langsung yang disajikan sebagai media dalam pembelajaran apabila siswa belum paham. Siswa juga sudah berani untuk untuk membacakan hasil tulisannya di depan kelas dan mengungkapkan pendapat mengenai tulisan teman yang lain. Hasil skor observasi aktivitas siswa pada siklus II lebih besar apabila dibandingkan dengan siklus I dengan perolehan hasil peningkatan sebesar 25 yaitu dari siklus I sebesar 55,20 meningkat menjadi 80,20 dengan kriteria baik sekali. 100 80 60 40 20 0 Peningkatan Skor Aktivitas Siswa dari Prasiklus sampai Siklus II 34,37 55,20 80,20 Prasiklus Siklus I Gambar 3. Diagram Peningkatan Skor Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus sampai Siklus II. Berdasarkan hasil kemampuan menulis dengan menggunakan media objek langsung pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan menulis permulaan siswa kelas I mengalami peningkatan sebesar 13,62 dari 68,19 pada siklus 1 meningkat menjadi 81,81 pada siklus II dengan kriteria sangat baik. 100 80 60 40 20 0 Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari Prasiklus sampai Siklus II 59,81 68,19 81,81 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 4. Diagram Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari Prasiklus sampai Siklus II. Pembahasan 1. Siklus I Penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran menulis permulaan selain dapat meningkatkan hasil dalam kemampuan menulis permulaan juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Prastati (2005: 6-9) yang mengemukakan bahwa fungsi dari media objek langsung di antaranya adalah menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik meningkatkan sikap positif siswa terhadap bahan ajar maupun proses belajar. Skor aktivitas siswa pada prasiklus yaitu 34,37 menjadi 55,20 pada siklus II dengan kriteria permulaan yang disajikan dalam tabel di atas

3.566 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 37 Tahun ke-5 2016 cukup baik, sehingga mengalami peningkatan sebesar 20,83. Setelah dilaksanakannya tahap tindakan pada siklus I, kemampuan menulis permulaan siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada saat prasiklus. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kemampuan menulis dari prasiklus sampai siklus I. Nilai kemampuan menulis permulaan siswa pada prasiklus yaitu 59,81 menjadi 68,19 dengan kriteria baik, sehingga mengalami peningkatan sebesar 8,83. Pada siklus I diperoleh 13 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang belum tuntas. Siswa yang tidak tuntas tersebut disebabkan oleh permasalahan sebagai berikut. a. Siswa masih suka bermain pada saat dijelaskan oleh guru, sehingga pada saat pembelajaran siswa tersebut tidak selesai dalam mengerjakannya. Hal tersebut menjadi wajar karena karakteristik anak usia kelas I SD yaitu masih suka bermain dan bergembira karena berada dalam tahap peralihan dari TK yang penuh dengan permainan (Yulia, 2003). b. Siswa kurang semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan anak usia kelas I SD mempunyai karakteristik yang unik. Anak mempunyai variasi kelebihan, kekurangan, kebutuhan, cita-cita, kehendak, perasaan, kecenderungan, dan motivasi yang berbeda-beda (Suharjo, 2006: 35). c. Siswa tersebut berasal dari panti asuhan, sehingga perhatian yang diberikan kurang dan mengakibatkan kesulitan belajar. Siswa membutuhkan dorongan serta bimbingan yang tepat pada saat pembelajaran menulis permulaan agar tujuan pembelajaran dapat dengan mudah tercapai (Depdikbud: 1995: 9). d. Mengalami kekurangan dalam aspek ketepatan menulis huruf dan kata, menulis kata dengan tidak lengkap, dan tidak menggunakan spasi. Hal tersebut disebabkan karena penekanan pengajaran menulis permulaan di kelas I SD baru pada teknik penulisan atau penggambaran huruf-huruf dan belum menekankan pada cara pemakiannya (Sabarti Akhadiah, dkk, 1992: 66). 2. Siklus 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus II didapatkan hasil bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari masingmasing pertemuan pada setiap siklus. Siswa sangat berantusias dalam proses pembelajaran. Siswa juga lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa tekun dan bersungguh-sungguh selama pembelajaran menulis permulaan berlangsung. Siswa lebih fokus selama pembelajaran menulis berlangsung. Selain itu rasa keingintahuan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis bertambah ditandai dengan siswa yang mulai bertanya mengenai media objek langsung yang disajikan dalam pembelajaran apabila siswa belum paham. Hal tersebut didukung oleh pendapat Yulia (2003) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik anak usia kelas

Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Pamungkas Sari Dhian Nurcahyowati) 3.567 rendah adalah mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa juga sudah berani untuk untuk membacakan hasil tulisannya di depan kelas dan mengungkapkan pendapat mengenai tulisan teman yang lain. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II lebih besar apabila dibandingkan dengan siklus I dengan perolehan hasil peningkatan sebesar 25 yaitu 55,20 pada siklus I meningkat menjadi 80,20 dengan kriteria baik sekali. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pada proses pembelajaran mengenai pemaksimalan penggunaan media objek langsung yang digunakan, guru kemudian lebih memanfaatkan dan menggunakan benda atau media objek langsung dengan lebih maksimal. Hal tersebut didasarkan pada salah satu pertimbangan penggunaan media objek langsung yaitu mengenai keterampilan guru dalam menggunakannya (Sudjana dan Rivai, 2007: 4-5). Media objek langsung yang digunakan dapat langsung diamati oleh siswa sesuai dengan benda aslinya. Perkembangan kognitif siswa kelas I SD menurut Jean Piaget dalam Muhibbin Syah (2003: 26) berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak berada pada berfikir konkret yaitu hanya mampu memahami benda-benda yang konkret atau nyata dibandingkan benda-benda yang abstrak. Pembimbingan yang lebih merata juga dilakukan oleh guru dengan tujuan agar semua siswa dapat dibimbing dengan baik oleh guru selama pembelajaran menulis berlangsung. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam hal pembelajaran menulis di kelas I terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah mengenai tingkat kesiapan anak. Tingkat kesiapan anak dalam menerima pembelajaran berbeda-beda. Siswa kelas I yang berasal dari TK akan lebih siap daripada siswa yang belum pernah bersekolah. Dengan demikian guru hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang belum siap agar segera dapat menyesuaikan diri (Depdikbud, 1995: 9). Kemampuan menulis permulaan siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada saat prasiklus dan siklus I. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai ratarata kemampuan menulis permulaan siswa dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata kemampuan menulis permulaan pada siklus I yaitu 68,19 dengan kriteria baik menjadi 81,81 pada siklus II dengan kriteria sangat baik, sehingga mengalami peningkatan sebesar 13,62. Sesuai dengan kemampuan dan perkembangan siswa, pembelajaran menulis permulaan di kelas I bertujuan agar siswa terampil menulis (Haryadi dan Zamzami, 1996: 25). Berdasarkan data yang diperoleh mengenai nilai kemampuan menulis permulaan yang sudah tersaji dalam hasil, maka terlihat bahwa terjadi peningkatan kualitas menulis permulaan yang cukup signifikan dari sebelum diberikannya tindakan sampai pada saat sesudah diberikan tindakan pada siklus II. Tindakan dengan penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran menulis permulaan meunjukkan adanya peningkatan dan menunjukkan keefektivan penggunaan media tersebut dalam

3.568 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 37 Tahun ke-5 2016 meningkatkan kualitas menulis permulaan pada siswa kelas I di SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa tejadi peningkatan dalam hal kualitas menulis permulaan dengan menggunakan media objek langsung yang efektif. Peningkatan yang tinggi terjadi sebelum digunakannya media objek langsung sampai pada saat setelah digunakannya media objek langsung dalam pembelajaran menulis permulaan. Berdasarkan paparan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa kriteria keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai yaitu apabila nilai rata-rata siswa mencapai 70 dengan kriteria baik dan skor aktivitas siswa mencapai 70 dengan kriteria baik. Pada siklus II telah diketahui bahwa nilai rata- rata kemampuan menulis permulaan siswa yaitu 81,81 dengan kriteria sangat baik dan skor aktivitas siswa yaitu 80,20 dengan kriteria baik sekali, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran menulis permulaan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor penilaian observasi siswa dari setiap siklusnya. Skor observasi siswa pada prasiklus yaitu 34,37 dengan kriteria sangat kurang menjadi 55,20 dengan kriteria cukup baik pada siklus I, sehingga mengalami peningkatan sebesar 20,83. Skor observasi siswa pada siklus I yaitu 55,20 menjadi 80,20 dengan kriteria baik sekali pada siklus II, sehingga mengalami peningkatan sebesar 25. 2. Penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran menulis permulaan dapat meningkatkan hasil kemampuan menulis permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil peningkatan nilai ratarata kemampuan menulis siswa di setiap siklusnya. Nilai rata-rata kemampuan menulis permulaan siswa pada prasiklus yaitu 59,81 dengan kriteria cukup menjadi 68,19 dengan kriteria baik pada sikus I, sehingga mengalami peningkatan sebesar 8,38. Nilai rata-rata kemampuan menulis permulaan siswa pada siklus I yaitu 68,19 menjadi 81,81 dengan kriteria sangat baik pada siklus II, sehingga mengalami peningkatan sebesar 13,62. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diajukan saran yaitu siswa sebaiknya sering melakukan latihan menulis permulaan secara mandiri dengan melihat benda-benda objek langsung di sekitarnya, guru sebaiknya menggunakan bendabenda konkret atau objek langsung sebagai salah satu media dalam pembelajaran menulis permulaan, dan sebaiknya sekolah menyediakan

Upaya Meningkatkan Kemampuan... (Pamungkas Sari Dhian Nurcahyowati) 3.569 benda-benda konkret atau objek langsung yang terkait dengan pembelajaran khususnya menulis permulaan. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Ronald. (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arlis Muryani. (2010). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Teknik Kata Kunci dan Media Objek Langsung pada Siswa Kelas V SDN 7 Wirosari Kabupaten Grobogan. Skripsi. Semarang: UNS. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. (1996). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah. Jakarta: IBRD. Prastati dan Trini Irawan Prasetya. (2005). Media Sederhana. Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sabarti Akhadiah. (1992). Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud. Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Suharsimi Arikunto. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yulia. (2013). Karakteristik Anak SD Kelas Rendah. http://lestarimap.blogspot.co.id/2013/05/k arakteristik-anak-sd-kelasrendah_8852.html. Diakses pada tanggal 15 Februari 2013.. Depdikbud. (1995). Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I, II Sekolah Dasar. Jakarta: PT Ben Makara Wisesa. Haryadi dan Zamzani. (1996). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: IBRD. Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Oemar Hamalik. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.