FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan dan hasil data di lapangan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

BAB I PENDAHULUAN. pula hasrat dan keinginan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

kata kunci: Hak Kekayaan Intelektual ; Merek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

BAB I PENDAHULUAN. atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

MAKALAH ETIKA PROFESI RAHASIA DAGANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia.

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

ANALISIS HUKUM TENTANG UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DAN KETENTUAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Merk merupakan bagian dari Hak Milik Intelektual. yang dalam dunia perdagangan di negara berkembang, seperti

PENYELESAIAN SENGKETA MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK. Abstract

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG MEREK DONA PRAWISUDA, SH KANTOR WILAYAH JAWA BARAT KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha atau produsen untuk menggunakan unsur-unsur seperti nama, logo

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017. PENEGAKAN HUKUM HAK PATEN MENURUT TRIPS AGREEMENT DAN PELAKSANAANYA DI INDONESIA 1 Oleh: Rignaldo Ricky Wowiling 2

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Transkripsi:

PERLINDUNGAN MEREK BAGI PEMEGANG HAK MEREK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK YAYUK SUGIARTI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wiraraja Sumenep Yayuksugiarti66@yahoo.co.id ABSTRAK Setiap mereka menampilkan wujud reputasi yang bernilai moral, material, dan komersial. Reputasi yang melekat pada mereka merupakan suatu bentuk hak milik. Reputasi dalam dunia usaha yang dipandang sebagai kunci bagi sukses atau tidaknya suatu bisnis, khusus mengenai pelanggaran merek dari tahun ketahun makin meninngkat dan tidak dapat dibendung lagi oleh aturan-aturan yang ada. Agar hal-hal tersebut tidak terjadi, tentunya diperlukan perlindungan khusus terhadap karya hakcipta yang berupa Merek. Beberapa permsalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini ialah upaya penyelesaian sengketa bagi pelanggaran pemegang hak merek dan perlindungan hukum bagi pemegang hak merek menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini ialah unntuk mengetahui sebuah upaya penyelesaian sengketa bagi pelanggaran hak merek dan untuk mengetahui lebih jauh pentingnya perlindungan hukum terhadap hak merek. Kata kunci: Perlindungan Hak Merek. A. PENDAHULUAN Merek berfungsi sebagai tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya sebagai alat promosi sehingga dalam mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebut mereknya sebagai jaminan atas mutu barangnya menunjukkan asal barang atau jasa yang dihasilkan. Objek atas merek adalah karyakarya seseorang yang berupa tanda, baik tulisan, gambar, kombinasi tulisan dan gambar yang diciptakan dengan tujuan untuk membedakan barang yang satu dengan yang lain tetapi yang sejenis. Setiap merek menampilkan wujud reputasi yang bernilai moral, material, dan komersial. Reputasi yang melekat pada merek merupakan suatu bentuk hak milik. Reputasi dalam dunia usaha yang dipandang sebagai kunci bagi sukses atau tidaknya suatu bisnis, dimana banyak pengusaha yang berlomba-lomba untuk memupuk ataupun menjaga reputasinya dengan menjaga kualitas produk dan memberikan pelayanan. Bagi para pedagang atau pengusaha, merek merupakan salah satu media untuk memperoleh reputasi baik dan kepercayaan dari konsumen. Selain itu, perusahaan pencetus merek tersebut 32

dapat membangun hubungan antara terhadap hak kekayaan intelektual (dalam reputasi tersebut dengan merek yang hal ini merek) untuk memproduksi telah dipakai oleh perusahaan tersebut. barang atau jasa sebagai komoditi Apabila suatu produk tidak memiliki dagang. merek, tentu produk tersebut tidak akan dikenal oleh konsumen. Hal ini tentu tidak memberikan Saat ini Indonesia telah mempunyai Undang-undang Merek terbaru yaitu keuntungan bagi pihak perusahaan. yang diundangkan pada tanggal 1 Merek baik secara langsung maupun tidak langsung mewakili kualitas, imej, Agustus 2001 seiring dengan telah diratifikasinya Konvensi Pembentukan atau reputasi suatu produk. Oleh karena World Trade Organization (WTO). itu, merek mempunyai posisi penting Undang-undang ini menggantikan bagi berkembangnya usaha atau bisnis para pedagang atau pengusaha yang terbaik bagi konsumen.merek adalah sesuatu (gambar atau nama) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk barang atau jasa yang ada di Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek. dalam pasaran. Setelah Undang-undang tersebut Melalui merek, masyarakat sebagai berlaku, pemerintah pun segera konsumen akan dengan mudah melakukan tindakan pembenahan dalam mengenali suatu produk perusahaan setiap hal yang berkaitan dengan merek. tertentu. Merek biasanya dicantumkan pada barang atau pada kemasan atau Hal ini untuk memberikan pelayanan bagi para pengusaha atau pedagang agar bungkusan barang yang dijual atau dalam mengembangkan usahanya, dicantumkan secara tertentu pada hal-hal mereka memperoleh perlindungan yang terkait dengan jasa yang dijual. Hukum merek berfungsi melindungi pemilik merek tersebut dari pihak lain yang hendak mengambil keuntungan dengan cara tidak jujur. Dengan adanya hukum atas tenaga, pikiran, waktu dan biaya yang telah mereka korbankan dalam rangka membangun suatu reputasi perusahaan dalam wujud merek. Di dalam konteks negara Indonesia, perlindungan hukum di bidang-bidang tentang merek diharapkan dapat HAKI yang telah di atur dalam hukum memenuhi kebutuhan para pedagang atau Indonesia meliputi rahasia Dagang ( pengusaha atas adanya perlindungan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000, 33

Desain Industri (Undang -undang Nomor mangajukan, bukan dating pertama, kelur 31 Tahun 2000), Hak Paten (Undang - datang prinsip. Berdasarkan prinsip undang Nomor 14 Tahun 2001), Hak tersebut, maka seseorang yang ingin Merek ( Undang -undang Nomor 15 memiliki hak atas merek harus Tahun 2001), Hak Cipta (Undang - melakukan pendaftaran atas merek yang undang Nomor 19 Tahun 2002), bersangkutan. (Undang-undang HAKI, Tahun 2004. Agar setiap produsen atau Setelah Undang-undang tersebut pengusaha atau pedagang mempunyai berlaku, pemerintah pun segera jaminan perlindungan hukum terhadap melakukan tindakan pembenahan dalam setiap hal yang berkaitan dengan merek. hak atas merek barang dagangannya, Hal ini untuk memberikan pelayanan tentang Merek mewajibkan merek bagi para pengusaha atau pedagang agar tersebut didaftarkan. Dengan terdaftarnya dalam mengembangkan usahanya, merek sebagaimana dimaksud dalam mereka memperoleh perlindungan Pasal 3 Undang-undang tersebut, barulah hukum atas tenaga, pikiran, waktu dan pemegang merek akan diakui atas biaya yang telah mereka korbankan dalam rangka membangun suatu reputasi perusahaan dalam wujud merek. Berbeda dengan hak cipta, merek harus didaftarkan terlebih dahulu di dalam Daftar Umum Merek. Agar setiap produsen atau pengusaha atau pedagang kepemilikan merek produk dagangannya. Hal ini sesuai dengan prinsip yang dianut oleh Undang-undang Merek Indonesia, yakni first to file principle, bukan first come, first out principle. Berdasarkan prinsip tersebut, maka seseorang yang ingin memiliki hak atas merek harus mempunyai jaminan perlindungan melakukan pendaftaran atas merek yang hukum terhadap hak atas merek barang dagangannya, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek mewajibkan bersangkutan (Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin. 2004: 85) Ada beberapa faktor yang melatar merek tersebut didaftarkan. Dengan belakangi para pedagang atau pengusaha terdaftarnya merek sebagaimana tersebut mendaftarkan merek atas dimaksud dalam Pasal 3 Undang-undang produknya sesuai dengan ketentuan tersebut, barulah pemegang merek akan diakui atas kepemilikan merek produk hukum yang berlaku. Demikian pula beberapa faktor yang menghambat para dagangannya. Hal ini sesuai dengan pedagang atau pengusaha tersebut prinsip yang dianut oleh Undang-undang mendaftarkan merek atas produknya Merek Indonesia, yakni. Pertama untuk 34

sesuai dengan ketentuan hukum yang angka, susunan warna, atau kombinasi berlaku. dari unsur-unsur tersebut sebagai Merek sangat penting baik dalam dunia periklanan dan pemasaran. Oleh karena itu, maka suatu produk yang identitas dari suatu produk (meliputi ruang lingkup, atribut, kualitas, dan penggunaan) kepada konsumen yang dipasarkan akan lebih mudah dikenal memiliki daya pembeda, yaitu oleh konsumen bila dilekati dengan suatu merek yang merupakan ciri dari produk yang dijual tersebut. Selain itu, apabila produsen barang tersebut ingin agar membedakan sebuah produk barang atau jasa yang dihasilkan pihak yang satu dengan pihak yang lain (kompetitor) dengan kriteriakriteria yang ada di merek yang diciptakannya terhindar dari dalamnya. Merek tersebut lamakelamaan pihak lain yang berperilaku curang dapat menjadi asset dari suatu terhadap merek dagangannya, maka perusahaan. merek tersebut harus didaftarkan dalam Menurut Suteti, Andrian ( 2009: 98) Daftar Umum Merek. Dengan Perlindungan Merek adalah salah satu terdaftarnya suatu merek dalam Daftar bentuk kepastian hokum yang Umum Merek, maka pemilik merek akan dibutuhkan investor, baik dalam memperoleh hak atas merek yang bersifat maupun luar negeri. ekslusif dari negara. Setelah Indonesia meratifikasi Berdasarkan pada hal di atas, maka Konvensi tentang Pembentukan permasalahan utama yang diangkat Organisasi Perdagangan Dunia atau dalam penelitian ini dirumuskan sebagai World Trade Organization (WTO) guna berikut Bagaimanakah upaya mengesahkan Undang-undang Nomor 7 perlindungan bagi pemegang merek Tahun 1994 tentang Pengesahan menurut ketentuan Undang-Undang Persetujuan Pembentukan Organisasi Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Perdagangan Dunia atau Agreement Serta Bagaimanakah penyelesaian Establishing the WTO, dilakukan sengketa bagi pelanggaran Merek. pembenahan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang Hak B. PEMBAHASAN Merek merupakan salah satu wujud Kekayaan Intelektual di Indonesia. Lahirnya Undang-undang Nomor 15 karya intelektual seseorang yang Tahun 2001 tentang Mere memberikan dilindungi oleh Undang-undang Merek di Indonesia. Merek merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka- warna baru dalam dunia usaha di Indonesia. Merek menjadi salah satu unsur penting yang dapat mewakili 35

produsen untuk memperkenalkan tersebut menjadi pembeda dari produkproduk identitas produknya kepada masyarakat luas. Melalui merek dapat digambarkan lainnya. Pengertian merek dagang diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undangundang kualita masing-masing merek yang Nomor 15 Tahun 200 tentang dijual. Turut-sertanya Indonesia dalam era globalisasi menimbulkan tingkat Merek yang berbunyi sebagai berikut Merek Dagang adalah Merek yang persaingan yang semakin meninggi. digunakan pada barang yang Dalam persaingan usaha yang cukup diperdagangkan oleh seseorang atau ketat, timbul banyak kecurangankecurangan beberapa orang secara bersamasama atau yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk menjatuhkan kompetitor usahanya, misalnya dengan melakukan badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya Hukum merek Indonesia menganut pemalsuan merek atau pemakaian merek sistem first to file, sehingga yang milik orang lain secara tanpa izin. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian mendaftarkan pertama kali adalah yang berhak atas kepemilikan suatu merek. bagi pemilik merek yang sebenarnya Agar merek-merek tersebut dapat apabila kualitas yang dijual tidak sama dengan kualitas yang asli. Selain itu juga dilindungi hukum, khususnya hukum merek di Indonesia, maka merek tersebut menimbulkan kebingungan bagi harus didaftarkan ke Departemen masyarakat luas. Kehakiman dan Hak Asasi Manusia - Undang-undang Merek diciptakan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan guna mengantisipasi hal-hal tersebut di Intelektual sehingga terdaftar dalam atas. Namun, agar merek tersebut bisa Daftar Umum Merek dan pemilik merek memperoleh perlindungan hukum harus yang sebenarnya akan mendapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang sertifikat merek sebagai tanda bukti diatur dalam Undang-undang Merek dan hak/kepemilikan atas merek dagang peraturan-peraturan lain yang mengatur tentang merek. Merek yang tertera pada kemasan yang dijual di Jalan termasuk merek dagang. Hal ini dikarenakan merek tersebut digunakan dalam rangka produk. Bila tidak, maka pemilik merek yang sebenarnya akan sulit membuktikan haknya apabila suatu ketika merek tersebut digunakan pihak lain atau digugat oleh pihak lain. Mengenai hak memperdagangkan yang dilakukan oleh atas merek tersebut diatur dalam perseorangan atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum. Merek tentang Merek berbunyi sebagai berikut. yang tertera pada kemasan yang dijual 36

Hak atas Merek adalah hak ekslusif globalisasi Hak atas Kekayaan yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin Intelektual (HAKI). Produk atau jasa yang bermerek saling lebih dahulu diiklankan dan dijual, walaupun produk atau jasa tersebut secara fisik belum tersedia di pasaran kepada pihak lain untuk Negara tertentu. Media penyebaran dan menggunakannya. Merek merupakan salah satu wujud periklanan modern menjadi semakin tidak di batasi oleh batas-batas nasional karya intelektual seseorang yang mengingat canggihnya komunikasi dilindungi oleh Undang-undang Merek di Indonesia. Merek merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angkaangka, susunan warna, atau kombinasi teknologi dan frekuensi orang bepergian atau mengadakan perjalanan melintas dunia. pemilik produk atau jasa yang bermerek banyak memanfatkan berbagai dari unsur-unsur tersebut sebagai event-event yang banyak di tonton orang identitas dari suatu produk (meliputi untuk memasarkan merek mereka ruang lingkup, atribut, kualitas, dan penggunaan) kepada konsumen yang sehingga orang yang melihat merasa tertarik untuk membeli produk atau memiliki daya pembeda, yaitu meggunakan jasa dari suatu merek yang membedakan sebuah produk barang atau jasa yang dihasilkan pihak yang satu diiklankan tersebut. Ditinjau dari aspek hukum masalah dengan pihak yang lain (kompetitor) merek menjadi sangat penting, dengan kriteria-kriteria yang ada di sehubungan dengan persoalan perlu dalamnya. Merek tersebut lamakelamaan adanya perlindungan hukum dan dapat menjadi asset dari suatu kepastian hukum bagi pemilik atau perusahaan. pemegang merek dan perlindungan Berkembangnya dunia perdagangan yang pesat dan sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing hukum terhadap masyarakat sebagai konsumen atas suatu barang atau jasa yang memakai suatu merek agar tidak negara, tentunya akan memberikan terkecoh oleh merek-merek lain, tidak dampak dibidang perdagangan terutama karena adanya kemajuan di bidang teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi yang mana sebagai bidang tersebut merupakan faktor yang memicu dapat dipungkiri lagi bahwa masalah penggunaan merek terkenal oleh pihak yang tidak berhak, masih banyak terjadi di Indonesia dan kenyataan tersebut benar-benar disadari oleh pemerintah. 37

Hal itu tidak dapat dilepaskan dari sisi Di dalam rangka memberikan historis masyarakat Indonesia yang sejak perlindungan hukum kepada pemilik dahulu adalah masyarakat agraris, terdaftar, hakim pengadilan sehingga terbiasa segala sesuatunya negeri/pengadilan niaga dapat dikerjakan dan dianggap sebagai milik menetapkan penetapan sementara bersama, bahkan ada anggapan dari para pengusaha rumah industri bahwa merek adalah mempunyai fungsi sosial. Pada satu sisi keadaan tersebut berdampak positif tetapi pada sisi lain justru yang anggapan demikian itu menyebabakan masyarakat kita sering berpikir kurang ekonomis dan kurang inofatif. pengadilan. Pasal 80 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan bahwa berdasarkan bukti yang cukup pihak yang haknya dirugikan dapat meminta hakim pengadilan niaga untuk menerbitkan surat penetapan sementara tentang : a. Pencegahan masuknya barang yang Sebagai Negara penandatangan berkaitan dengan pelanggran hak persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan ( General Agrement On merek. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah kerugian yang lebih Tarif and Trade) dalam putaran Uruguay besar pada pihak yang haknya (Uruguay Round), Indonesia telah dilanggar, sehingga pengadilan niaga meratifikasi paket persetujuan tersebut diberi kewenangan untuk menerbitkan dengan UU No. 7 Tahun 1994 tentang kewenangan sementara guna Ratifikasi Persetujuan Pembentukan mencegah berlanjutnya pelanggaran Organisasi Perdagangan Dunia dan masuknya barang yang diduga (Agrement Establishing The World Trade melanggar hak atas merek ke jalur Orgnization). Sejalan dengan itu maka perdagangan termasuktindakan pemerintah membuat kebijakan baru importisasi. dengan melakukan perubahan dan b. Penyimpanan alat bukti yang penyempurnaan UU No. 19 Tahun 1992 dengan UU No. 14 Tahun 1997 dan berkaitan dengan pelanggaran merek tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk diubah dan disempurnakan lagi dengan mencegah pihak pelanggar undang undang No. 15 Tahun 2001. menghilangkan barang bukti Tujuan dari penyempurnaan tersebut Permohonan penetapan sementara tidak lain adalah mengakomodasikan diajukan secara tertulis kepada ketentuan-ketentuan yang sudah menjadi komitmen internasional mengenal Hak pengadilan niaga dengan persyaratan sebagai berikut : atas Kekayaan Intelektual. 38

a. Melampirkan bukti kepemilikan sebagai pemilik dari merek atau nama merek yaitu sertifikat merek atau perniagaan itu, atau menggunakan surat pencacatan perjanjian lisensi bila pemohon penetapan adalah penerima lisensinya merek-merek tersebut. Sama halnya dengan penyelesaian sengketa paten, penyelesaian sengketa b. Melampirkan bukti adanya atas hak merek juga dapat dilakukan di petunjuk awal yang kuat atas luar pengadilan, baik menggunakan pelanggaran merek c. Keterngan yang jelas mengenai jenis barang dan atau dokumen arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa. Dalam Pasal 84 Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang yang diminta, dicari, dikumpulkan Merek dinyatakan bahwa selain dan diamankan untuk keperluan pembuktian penyelesaian gugatan melalui Pengadilan Niaga, para pihak dapat menyelesaikan d. Adanya kekhawatiran bahwa pihak sengketa melalui Arbitrase atau yang diduga melakuka Alternatif Penyelesaian Sengketa. pelanggarnan merek akan dapat dengan mudah menghilangkan C. PENUTUP barang bukti Didalam perlindungan merek e. Membayar jaminan berupa uang tunai atau jaminan bank, yang besarnya harus sebanding dengan merupakan upaya yang dapat menjamin adanya kepastian hukum, sehingga dapat memberikan perlindungan hukum yang nilai barang atau nilai jasa yang bersangkutan atau yang melakukan dikenai penetapan sementara. tindakan hukum. Pelaksanaan Disamping ada gugatan perdata dalam hal pelanggaran merek dan persaingan perlindungan hukum merek berdasarkan curang, menurut Soenandar, Taryana tentang Merek, khususnya Pasal 3, yaitu (2007: 92) hukum mengancam mengenai pemberian hak eksklusif oleh barangsiapa yang melakukan negara kepada pemilik merek yang kebohongan atau memberikan informasi bohong, atau pernyataan bohong, baik secara lisan maupun secara tertulis, atau bentuk kebohongan lainnya sehingga terdaftar dalam Daftar Umum Merek terhadap produk makanan belum dapat terlaksana dengan efektif. Bagi mereka yang sudah memiliki mendapat izin dari Kantor Paten untuk sertifikat merek mengatakan bahwa mendaftarkan merek dan nama mereka merasa lebih tenang dalam perusahaan atau menyatakan dirinya menjalankan usahanya ke depan. Selain 39

itu, dengan adanya sertifikat merek, mereka merasa lebih mudah membuktikan hak atas kepemilikan merek yang mereka gunakan, sehingga dalam usahanya tidak lagi mencemaskan apabila suatu ketika ada yang menggugat merek yang mereka gunakan. Justru bagi mereka, sertifikat merek yang dimiliki bisa dijadikan alat untuk menggugat pihak lain yang dengan tanpa izin memproduksi dan menjual dengan merek yang sama sehingga merugikan konsumen yang sudah menjadi langganan. Sertifikat merek merupakan tanda bukti bahwa merek tersebut telah didaftarkan dalam Daftar Umum Merek. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek memberikan hak ekslusif kepada pemiliknya. Hak ekslusif ini memberikan jaminan perlindungan hukum atas merek yang mereka gunakan. Hak ekslusif ini melarang produsen lain menggunakan merek dengan tulisan ataupun gambar yang sama pada kemasannya. Akan tetapi hak tersebut tidak diberikan kepada para produsen yang belum memiliki sertifikat merek. Dalam kelanjutan usahanya, merek yang mereka gunakan bisa digunakan oleh orang lain. Didalam penyelesaian sengketa Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek telah menyediakan 2 (dua) sarana hukum, yang dapat dipergunakan sekaligus untuk menindak pelaku pelanggaran terhadap hak merek, yakni sarana hukum Pidana dan hukum Perdata. Selaian adanya pidana dan perdata juga penyelesaian dibidang hak merek dapat di lakukan diluar pengadilan melalui arbitrase atau altermative penyelesaian sengketa. Terhadap pelanggaran hak merek si pelanggaran selain dikenakan sanksi pidana juga secara keperdataannyadapat dituntut oleh pemilik hak merek dan/atau pemegang hak merekyang haknya di langgar. Mereka dapat mengajukan gugatan untuk menuntut ganti rugi kepada pihak yang dianggap melanggar haknya, sehingga hak untuk mengajukan gugatan perdata sama sekali tidak mengurangi hak Negara sehingga untuk melakukan upaya penuntutan pidana atas pelanggaran Merek tersebut. DAFTAR PUSTAKA Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, 2004, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suteti, Andrian, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika. Soenandar, Taryana, 2007, Perlindungan Hak Milik Intelektual Di Negara-Negara ASEAN. Jakarta, Sinar Grafika. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang, 2003, Sinar Grafika, Jakarta Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Hak Paten, 2003, Sinar Grafika, Jakarta 40

Tentang Merek, 2003, Sinar Grafika, Jakarta Undang-undang Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2004, Citra Aditya Bakti, Jakarta 41