TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV / AIDS DI KOTA PEKALONGAN. Dwi Edi Wibowo, Saeful Marom. Universitas Pekalongan ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

Sugiri Syarief, Ketua BKKBN

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN Pada Januari hingga September 2011 terdapat penambahan kasus sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur tahun (Sarwono, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. umur, jenis kelamin, dan ras. Epidemi penyakit HIV/AIDS menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu. kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara epidemiologi kejadian Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV / AIDS DI KOTA PEKALONGAN Dwi Edi Wibowo, Saeful Marom Universitas Pekalongan dwiediwibowo73@yahoo.co.id, Maromsaiful@yahoo.com ABSTRAK Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia matang tersebut. Masa remaja ini terjadi beberapa perubahan atau perkembangan yang terjadi antara lain perkembangan fisik, perkembangan emosional dan perkembangan seksual. Dengan adanya perkembangan seksual,keingintahuan remaja tentang seks menjadi lebih besar dan dorongan seks pun meningkat (Hurlock, 1999). Maraknya seks bebas di Kota Semarang, harus diwaspadai oleh para remaja yang tinggal di wilayah tersebut. Pasalnya, bila tidak berhati-hati mereka bisa tertular salah satu virus mematikan.berdasarkan data dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), saat ini ada sebanyak 4.472 orang yang telah terinfeksi virus, permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV / AIDS di Kota Pekalongan?. Tujuan penelitian adalah adalah mengetahui tingkat pemahaman remaja tentang pengetahuan, mengetahui sumber informasi remaja tentang, mengetahui tingkat pemahaman remaja tentang sikap terhadap,mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku yang beresiko tertular. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Dalam pengambilan data primer ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan questionaire, dengan pemilihan sampel menggunakan metode random sampling. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan data data yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru BK di SMA/MA/SMK dikota Pekalongan menyatakan bahwa siswa banyak menampakkan kebebasan mandiri pada kelas XI (usia antara 16-18 tahun) disebabkan pada jenajang kelas XI mereka merasa bebas karena mereka mempunyai yunior yaitu kelas X dan akan kembali stabil lagi ketika kelas XII karena siswa sudah konsentrasi untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional. Berdasarkan masukan dari Guru BK di SMA/MA/SMK maka peneliti mengambil sampel kelas XI di SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan. Selanjutnya untuk dikarenakan hasil wawancara dengan Guru BK di Sekolah dengan beberapa pertanyaan mengenai masalah kenakalan siswa jawaban semuanya hampir sama bahkan bisa dikatakan sama sehingga jadi tim peneliti menyimpulkan bahwa keadaan siswa SMA/SMK/MA bisa dikatakan sama sehingga untuk menjaga persebaran responden dan dapat mewakili dari tiap bagian kota pekalongan peneliti mendata sekolah di tiap bagian Kota Pekalongan dan memilih secara acak sekolah tersebut sehingga pada akhirnya diperoleh sampelnya adalah :MAN 2 Kota Pekalongan mewakili Kota Pekalongan Bagian Barat,SMK Gatra Praja mewakili Kota Pekalongan Bagian Utara,SMA Hasyim Asy ari mewakili Kota Pekalongan Bagian Timur,SMA N 4 Kota pekalongan mewakili Kota Pekalongan Bagian Selatan. Kesimpulan Tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/ AIDS di Kota Pekalongan adalah cukup sebesar ( 56,73% ). Saran terhadap stakeholder terkait dengan hasil penelitian, Stakeholder terkait dapat meningkatkan sosialisasi terhadap remaja tentang pengetahuan HIV / AIDS agar tingkat pengetahuan remaja menjadi naik, adanya koordinasi antar instansi dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat, memberikan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat agar info yang diberikan tersebar luas,menambah jenis media info yang digunakan untuk sosialisasi. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, HIV / AIDS Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 11

PENDAHULUAN Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia matang tersebut. Masa remaja ini terjadi beberapa perubahan atau perkembangan yang terjadi antara lain perkembangan fisik, perkembangan emosional dan perkembangan seksual. Dengan adanya perkembangan seksual, keingintahuan remaja tentang seks menjadi lebih besar dan dorongan seks pun meningkat (Hurlock, 1999). Maraknya seks bebas di Kota Semarang, harus diwaspadai oleh para remaja yang tinggal di wilayah tersebut. Pasalnya, bila tidak berhati-hati mereka bisa tertular salah satu virus mematikan. Berdasarkan data dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), saat ini ada sebanyak 4.472 orang yang telah terinfeksi virus. Dari jumlah sebanyak itu, 20 persen atau 400 orang di antaranya merupakan remaja yang tinggal di Jawa Tengah 70 persen di antaranya ditemukan di Kota Semarang. Untuk jumlah kasusnya sendiri mulai Oktober-Desember 2013, kami telah menemukan 437 kasus, kata Staf Program PKBI, Slamet Riyadi, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (1/9). Slamet mengatakan, dengan estimasi itu maka setiap bulannya minimal terdapat 14-15 remaja di Kota Semarang positif terinfeksi virus menular tersebut. Menurut Slamet, hal itu mayoritas dipengaruhi perilaku seks bebas di kalangan anak muda. Sedangkan, 20 persen di antaranya karena penggunaan obat-obatan terlarang Anak-anak muda di sini yang kena berusia rata-rata 15-20 tahun, urainya. Slamet mengaku sangat mengkhawatirkan perilaku seks bebas ini. Sebab, saat ini remaja yang gemar seks bebas semakin nekat bahkan ada beberapa remaja memilih membuka bisnis pelacuran di dunia maya. Itu belum lagi ditambah pengaruh kekerasan seksual dan homoseksual, terang Slamet. Dia menyebut, bahwa kasus penyebaran secara keseluruhan di Jateng cenderung meningkat. Bila pada 2012 hanya ada 607 kasus maka pada 2013 mencapai lebih dari 1000 kasus. Ini artinya, lonjakan kasusnya cukup signifikan. Meski demikian, kami kini terus menekan penyebaran dengan memberikan obat pencegah virus HIV, ucapnya. Kejadian di atas tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, bahkan sudah merambah ke daerah pinggiran kota. Seperti di Pekalongan, Jawa Tengah telah ditemuka adegan mesum selayaknya pasangan suami istri yang dilakukan oleh pelajar SMA Swasta (Resapugar, 2010). Pekalongan khususnya Desa Wonopringgo kini jumlah warung internet (warnet) bertambah. Tahun 2008 terdapat 3 warung internet dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 10 warung internet. Warung internet dengan mudah dapat dimasuki oleh berbagai kalangan usia terutama kalangan remaja. Hal ini harus diwaspadai karena tanpa adanya pengawasan yang baik dari pemilik warnet maka dengan mudahnya remaja-remaja dapat mengakses pornografi. Selain pengaruh adanya warung internet, pergaulan remaja, dan rasa ingin tahu pun juga dapat memicu timbulnya hubungan seks pranikah pada kalangan remaja. Masalah merupakan masalah besar yang mengancam banyak negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Laporan terakhir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010 jumlah kumulatif dari 1 Januari 1987 sampai dengan 30 Juni 2010 kasus AIDS di Indonesia adalah Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 12

21.770 orang dengan jumlah kematian 4.128 orang. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah kumulatif AIDS yang tinggi yaitu 819 orang dengan jumlah kematian 265 orang. Jumlah pengidap di Kota Pekalongan mengalami pelonjakan. Sepanjang Januari hingga September 2012, jumlah pengidap sebanyak 12 orang. Jumlah itu ada kenaikan dibanding dalam waktu yang sama dari Januari sampai September 2011 tercatat ada sembilan orang. Demikian disampaikan Kabid Pengawasan Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. Tuti Widyati pada sosialisasi Pencegahan di Ruang Jatayu Setda. Tema kegiatan hari itu Lindungi Perempuan dan Anak dari, Tuti memaparkan, dari Januari hingga September tahun ini, ada lima orang terdeteksi mengidap HIV dan tujuh orang mengidap AIDS. Sementara pada tahun lalu, pengidap HIV hanya satu orang, sedangkan yang terjangkit AIDS delapan orang. Menurut dia, meningkatnya pengidap tersebut disebabkan Komisi pengendalian AIDS Daerah (KPAD) Kota Pekalongan belum operasional secara optimal. Selain itu, klinik Voluntary Counceling and Testing (VCT) juga belum diakses secara maksimal. Belum banyak masyarakat yang memanfaatkan klinik VCT, terangnya. Selain itu, terbatasnya obat ARV juga dinilai menjadi salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap meningkatnya jumlah penderita di Kota Pekalongan. Badan Narkotika Kota (BNK) Pekalongan menyatakan, kota itu menempati urutan 10 besar daerah peredaran narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) di Jawa Tengah. Menurutnya, tingginya peredaran narkoba di Kota Batik itu berdampak meningkatnya kasus di daerah Pekalongan khususnya bagi pengguna jarum suntik. Berdasarkan data 2011, kata Alf, jumlah penderita di Kota Pekalongan sebanyak 38 orang atau meningkat di banding tahun sebelumnya yang mencapai hanya belasan orang. Mereka yang terjangkit penyakit HIV tersebut sebagian besar karena pemakaian jarum suntik secara bergantian saat mengkonsumsi narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang di Kota Pekalongan dengan sasarannya sebagai berikut mengetahui tingkat pemahaman remaja tentang pengetahuan di Kota Pekalongan, mengetahui sumber Informasi remaja tentang, mengetahui tingkat pemahaman remaja tentang sikap terhadap di Kota Pekalongan, mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku yang beresiko tertular di Kota Pekalongan. Penelitian sejenis sudah dilakukan dengan judul Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA X Jakarta Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah. Metode dalam penelitian adalah deskriptif korelatif, pengambilan data dilakukan dengan menggunakankuesioner dan teknik purposive sampling. Hasil penelitian mayoritas siswa memiliki tingkat peengetahuan yang baik dengan sikap tidak mendukung terhadap perilaku sex. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Dalam pengambilan data primer ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 13

questionaire, dengan pemilihan sampel menggunakan metode random sampling. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan data data yang telah ada sebelumnya. Langkah pertama penelitian diawali dengan pengumpulan data sekunder berupa pengumpulan data banyaknya sekolah di Kota Pekalongan. Kota Pekalongan terbagi menjadi empat bagian yaitu pekalongan utara, pekalongan selatan, pekalongan barat, dan pekalongan timur. Pada penelitin ini obyek yang akan diteliti adalah Remaja di Kota pekalongan. Menurut Depkes RI dan BKKBN batasan remaja adalah antara 10-19 Tahun dan Belum kawin. Menurut (Widiastuti, 2009) salah satu sifat atau ciri perkembangannya masa remaja akhir yaitu menampakkan kebebasan mandiri pada usia 16-19 Tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru BK di SMA/MA/SMK dikota Pekalongan menyatakan bahwa siswa banyak menampakkan kebebasan mandiri pada kelas XI (usia antara 16-18 tahun) disebabkan pada jenajang kelas XI mereka merasa bebas karena mereka mempunyai yunior yaitu kelas X dan akan kembali stabil lagi ketika kelas XII karena siswa sudah konsentrasi untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional. Berdasarkan masukan dari Guru BK di SMA/MA/SMK maka peneliti mengambil sampel kelas XI di SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan. Selanjutnya untuk dikarenakan hasil wawancara dengan Guru BK di Sekolah dengan beberapa pertanyaan mengenai masalah kenakalan siswa jawaban semuanya hampir sama bahkan bisa dikatakan sama sehingga jadi tim peneliti menyimpulkan bahwa keadaan siswa SMA/SMK/MA bisa dikatakan sama sehingga untuk menjaga persebaran responden dan dapat mewakili dari tiap bagian kota pekalongan peneliti mendata sekolah di tiap bagian Kota Pekalongan dan memilih secara acak sekolah tersebut sehingga pada akhirnya diperoleh sampelnya adalah : 1. MAN 2 Kota Pekalongan mewakili Kota Pekalongan Bagian Barat 2. SMK Gatra Praja mewakili Kota Pekalongan Bagian Utara 3. SMA Hasyim Asy ari mewakili Kota Pekalongan Bagian Timur 4. SMA N 4 Kota pekalongan mewakili Kota Pekalongan Bagian Selatan Data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, kamera dan alat tulis untuk dokumentasi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada siswa kelas XI di SMA Hasyim As yari, SMA 4, SMK Gatra Praja, MAN 2 yang berisi pengetahuan tentang, sumber informasi tentang, sikap terhadap, perilaku yang beresiko tertular. Wawancara dilakukan dengan guru BK (bimbingan konseling) di tiap SMA yang dijadikan sample : 1. Analisa pengetahuan tentang Setelah melakukan wawancara dengan Guru BK di 4 sekolah tersebut pengetahuan tentang masih kurang karena mereka kurang mendapatkan pencerahan dari instansi terkait seperti penyuluhan 2. Analisa tentang sumber informasi tentang Setelah melakukan wawancara dengan guru BK sebagian besar guru BK juga belum tahu secara maksimal apa itu penyakit AIDS, ditambah lagi siswanya yang tidak tahu sumber informasi yang benar tentang penyakit 3. Analisa sikap terhadap Setelah melakukan wawancara dengan Guru BK sebagian besar siswa Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 14

tidak paham tentang penyakit, dan masih jarang adanya sosialisasi tentang penyakit 4. Analisa perilaku yang beresiko tertular Setelah melakukan wawancara dengan Guru BK sebagian besar siswa belum pernah melakukan perilaku yang beresiko tertular Penelitian ini dilakukan di 4 sekolah diantaranya 2 sekolah negeri, 2 sekolah swasta ini untuk membandingkan karena pengamatan peneliti grade 4 sekolah ini hampir sama sehingga itu salah alasan kenapa 4 sekolah dijadikan sample, selain itu letak 4 sekolah tersebut sudah bisa mewakili tiap kecamatan yang ada di Kota Pekalongan, ditambah lagi letak 4 sekolah itu juga lokasi mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti. Letak 4 sekolah itu juga di kota sehingga akses untuk main ke tempat hiburan juga mudah, itulah menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian. Jumlah sample, kami peneliti mengambil kelas XI alasan dikarenakan kelas XI adalah usia yang sangat rawan godaan terhadap pergaulan bebas, narkoba yang ujungnya nanti penyakit. Jumlah sampel diharapkan dapat mewakili populasi yaitu sama dengan karakter sekolah secara acak. Dalam penelitian ini digunakan tingkat kesalahan 5 persen, agar peluang kesalahan semakin kecil. Adapun persebaran jumlah responden masingmasing Sekolah dapat dilihat pada : Tabel 1 di bawah ini: No Nama Sekolah Jumlah Siswa 1 MAN 2 Kota Pekalongan 28 2 SMK Gatra Praja 36 3 SMA Hasyim As ari 30 4 SMA N 4 Kota Pekalongan 32 Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 15

Tingkat Pengetahuan : 1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Umur Tingkat Pengetahuan : 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan b. Sosial Budaya HIV/ AIDS 1. Pengetahuan tentang HIV /AIDS 2. Sumber Informasi 3. Sikap Terhadap 4. Perilaku Beresiko tertular BAIK CUKUP KURANG Siswa Kelas XI keterangan : : diteliti : tidak diteliti Data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner, kamera dan alat tulis untuk dokumentasi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada siswa kelas XI di SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan yang telah dipilih yang berisi tentang : 1. Pengetahuan Tentang HIV AIDS 2. Sumber Informasi tentang HIV AIDS 3. Sikap terhadap HIV AIDS 4. Perilaku yang beresiko tertular HIV AIDS. dan selanjutnya data penelitian yang diperoleh akan diolah menggunakan analisis univariat pada masing masing variabel. Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan dieteliti (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian. Berdasarkan judul penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang di Kota Pekalongan maka kerangka konsep penelitiannya adalah sebagai berikut Definisi Operasional Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian, maka sebagai pedoman awal pengumpulan informasi digunakan definisi operasional yang dikembangkan seperti uraian dibawah ini : 1. Pengetahuan tentang adalah segala sesuatu yang dialami, dilihat dan di dengar tentang dan di gali berdasarkan kemampuan menjawab pertanyaan tentang apa itu, bagaimana gejala-gejala dini penderita, bagaimana cara penularannya, dan bagaimana upaya pencegahannya. Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 16

Penilaian terhadap pengetahuan remaja terhadap penyakit dilakukan dengan mengajukan 42 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu. Untuk setiap pertanyaan yang benar 2 diberi skor 2 dan untuk pertanyaan yang benar 3 diberi skor 3, dengan total skor sebanyak 42 dari 42 pertanyaan. Menurut Arikunto (2006), dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Skor 32 42 dikategorikan Baik b. Skor 24 31 dikategorikan Cukup c. Skor 23 dikategorikan Kurang. 2. Sumber Informasi tentang adalah semua sumber yang menginformasikan remaja tentang di Kota Pekalongan meliputi Guru, Orang Tua, Tenaga Kesehatan, Teman, Koran, dan Majalah. 3. Sikap terhadap adalah respon atau keyakinan seorang remaja terhadap penyakit. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap penyakit dilakukan dengan mengajukan 12 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu, dengan total skor sebanyak 12 dari 12 pertanyaan tersebut. 4. Perilaku beresiko tertular adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan menularnya penyakit. Penilaian terhadap perilaku beresiko tertular dilakukan dengan mengajukan 5 Pertanyaan kepada responden. Selanjutnya akan disajikan data-data hasil riset di lapangan yang diperoleh mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang di Kota Pekalongan Tahun 2014 yang meliputi : 1. Data Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Selanjutnya akan di sajikan rata-rata dari data tingkat pengetahuan remaja tentang di Kota Pekalongan tahun 2014 adalah : Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Di Kota Pekalongan No Nama Sekolah Rata-rata Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang 1 MAN 2 Kota Pekalongan 25,7 2 SMK Gatra Praja 20,9 3 SMA Hasyim Asyari 23,2 4 SMA N 4 Kota Pekalongan 25,2 2. Data Sumber Informasi Remaja Tentang Selanjutnya akan disajikan data sumber informasi tentang di Kota Pekalongan Tahun 2014 sebagai berikut: Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 17

Koran Orang Tua Teman Majalah Tenaga Kesehatan Guru 3. Data tentang Sikap Remaja terhadap Kemudian akan diberikan data tentang sikap remaja terhadap di Data Tentang Sikap Remaja Tentang Di Kota Pekalongan Tahun 2014 Kota Pekalongan tentang adalah sebagai berikut : NO Sekolah 1 2 3 4 MAN 2 Pekalongan SMK Gatra Praja SMA Hasyim Asyari SMA N 4 Pekalongan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 4 1 2 2 3 3 2 1 1 3 1 2 2 3 1 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 4. Data tentang perilaku beresiko tertular Berikut merupakan data tentang perilaku beresiko tertulah : Data Tingkat Perilaku Beresiko Tertular Di Kota Pekalongan Tahun 2014 NO Sekolah Nomor Soal 1 2 3 4 5 1 MAN 2 Pekalongan 0 0 0 0 0 2 SMK Gatra Praja 0 0 0 0 0 3 SMA Hasyim Asyari 0 0 0 0 0 Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 18

4 SMA N 4 Pekalongan 1 1 0 0 0 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam hal ini sangat penting. Responden pada penelitian ini adalah siswa SMA/SMK/MA di Kota Pekalongan dengan rata-rata usia antara 16-18 tahun. Responden pada penelitian ini diambil dari perwakilan sekolah pada tiap-tiap bagian Kota pekalongan yang meliputi Pekalongan Utara, Pekalongan Selatan, Pekalongan Barat, dan Pekalongan Timur. Pada penelitian ini akan diberikan salah satu karakteristik yaitu jenis kelamin. Selanjutnya akan diberikan tabel distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin : No Nama Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah 1 MAN 2 Kota Pekalongan 10 18 28 2 SMK GATRA PRAJA 8 28 36 3 SMA HASYIM ASYARI 6 24 30 4 SMA N 4 Kota Pekalongan 8 24 32 Selanjutnya akan diberikan penjelasan mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang dikota Pekalongan pada tahun 2014. 1. Tingkat Pengetahuan Responden tentang di Kota Pekalongan Pengetahuan responden tentang di Kota Pekalongan pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel frekuensi di bawah ini. Pada tabel dapat dilihat bagaimana jawaban dari setiap pertanyaan mengenai pengetahuan yang ditanyakan kepada responden. Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang (%) Di Kota Pekalongan No Nama Sekolah Rata-rata Tingkat Pengetahuan Remaja Presentase Tentang 1 MAN 2 Kota Pekalongan 25,7 61,90% 2 SMK Gatra Praja 20,9 49,76% 3 SMA Hasyim Asyari 23,2 55,24% 4 SMA N 4 Kota Pekalongan 25,2 60% Rata-rata (%) 56,73% Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan remaja tentang adalah 56,73% dengan kata lain bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang di Kota Pekalongan adalah dengan kategoi cukup. 2. Sumber Informasi Responden Megenai Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 19

Berdasarkan diagram pie chart diatas paling banyak sumber informasi (informan) yang memberikan informasi mengenai di Kota Pekalongan adalah Guru yaitu sebesar 24,08% kemudian baru disusul dengan tenaga kesehatan dan majalah. 3. Sikap Responden Tentang Akan diberikan tabel rata-rata tingkat pengetahuan remaja tentang di Kota Pekalongan Tahun 2014 sebagai berikut : Rata-Rata Data Tentang Sikap Remaja Tentang Di Kota Pekalongan Tahun 2014 Nomor Soal NO Sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 MAN 2 1 Pekalongan 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 SMK Gatra 2 Praja 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 4 1 2 SMA Hasyim 3 Asyari 2 3 3 2 1 1 3 1 2 2 3 1 1 SMA N 4 4 Pekalongan 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 Rata-Rata 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 Berdasarkan tabel diatas responden mempunyai menjawab setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengungkapkan sikap terhadap yaitu pertanyaan 1,2,3,7,11. Ada juga responden menyatakan kurang setuju terhadap pertanyaan yang menyatakan sikap yakni pertanyaan 4,5,6,9,10,12, dan 13. Kemudian ada juga responden yang menyatakan sikap tidak setuju terhadap pertanyaan no 8 yakni penyakit adalah penyakit kutukan. 4. Perilaku Beresiko tertular Akan diberikan tabel perilaku beresiko tertular di Kota Pekalongan Tahun 2014 sebagai berikut : Tingkat Perilaku Beresiko Tertular Di Kota Pekalongan Tahun 2014 NO Sekolah Nomor Soal 1 2 3 4 5 1 MAN 2 Pekalongan 0 0 0 0 0 2 SMK Gatra Praja 0 0 0 0 0 3 SMA Hasyim Asyari 0 0 0 0 0 4 SMA N 4 Pekalongan 1 1 0 0 0 Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 20

Berdasarkan tabel perilaku beresiko tertular di Kota Pekalongan Tahun 2014 hampir semua responden tidak pernah melakukan perilaku beresiko tertular tetapi ada satu responden yang menjawab pernah berhubungan sex dengan teman dan pernah berhubungan sex dengan pacar. KESIMPULAN Selanjutnya akan diberikan kesimpulan, saran sebagai berikut : 1. Kesimpulan Penelitian Tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/ AIDS di Kota Pekalongan adalah cukup sebesar ( 56,73% ) 2. Saran a. Saran terhadap stakeholder terkait dengan hasil penelitian 1. Stakeholder terkait dapat meningkatkan sosialisasi terhadap remaja tentang pengetahuan HIV / AIDS agar tingkat pengetahuan remaja menjadi naik 2. Adanya koordinasi antat instansi dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat 3. Memberikan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat agar info yang diberikan tersebar luas. 4. Menambah jenis media info yang digunakan untuk sosialisasi HIV/AID b. Saran terhadap stakeholder terkait dengan pelaksanaan kegiatan riset tematik/riset unggulan Stakeholder membuat panduan pelaksanaan riset unggulan yang lebih baik dan jelas c. Usulan penelitian lanjutan adalah Strategi Promosi Kesehatan Bagi Remaja Mengenai di Kota Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Moleong, Lexy J, 1995, Metdodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung : PT Remaja Rasdarkarya Prasetyo, dkk, 2007, Family and Children Affected by HIV and Aids di Indonesia, Pusat Penelitian Kesehatan UI Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010, Jakarta : KPA 2007 Siregar, Fazidah A, 2004, Pengenalan dan Pencegahn AIDS, Fakutas Kesehatan Masyarkat Universitas Sumatera Utara. Jurnal LITBANG Kota Pekalongan Tahun 2014 21