BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB VI PENUTUP. dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata dan perolehan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN

STRATEGI EVALUASI PADA PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF SMK. Ratna Setyohandani SMK Ibu Kartini Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata,

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di Indonesia kembali mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

I. PENDAHULUAN. Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB V Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Astrada, 2014 Studi pelaksanaan standar proses di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 terpadu Ngabang

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK FABRIKASI LOGAM DI SMK N 1 SEYEGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syaiful Rahman, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKAS1 DAN REKOMENDASI. Bagian ini mengemukakan tiga pokok bahasan, yaitu kesimpulan hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Salah satu yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang berbeda-beda. Saat ini sistem pendidikan di Indonesia mengarahkan

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam perkembangannya saat ini lebih dituntut untuk menunjukan

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah sesuatu yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi pendidikan yang dilakukan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digulirkan sebagai kurikulum yang dipakai oleh setiap satuan pendidikan SMK, permasalahan utama ada pada domain implementasinya. Guru masih belum memahami konsep, substansi, dan mekanisme pelaksanaan KTSP sehingga banyak guru kurang paham bagaimana mengimplementasikan kurikulum tersebut, sebagaimana yang diungkapkan oleh Komaro, M. (2009:13) dari hasil penelitian evaluasi implementasi KTSP di SMK, bahwa: Dibandingkan dengan rambu-rambu tuntutan kurikulum yang terdapat pada dokumen KTSP di SMK, ketercapaian kompetensi wawasan kependidikan sebesar 50,97 %, ketercapaian kompetensi akademik keilmuan dan keterampilan sebesar 58,3 %, sedangkan ketercapaian kompetensi pengembangan profesi sebesar 38,07 %. Kekurangpahaman guru dalam mengimplementasikan kurikulum berdampak terhadap proses pembelajaran yakni tidak ada peningkatan mutu proses pembelajaran. Sedangkan guru sebagai pelaksana kurikulum yang berhadapan langsung dengan siswa dituntut memiliki kompetensi/kemampuan

dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sesuai dengan Permen No. 16 (2007:5) tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bahwa Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.. Lebih spesifik dalam pelaksanaaan pembelajaran, guru dipersyaratkan memiliki: 1) keterampilan dasar mengajar (KDM) mencakup keterampilan membuka dan menutup pelajaran, memberikan variasi, menjelaskan, bertanya, memberikan penguatan, membimbing diskusi, mengelola kelas, melaksanakan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan; 2) memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat; dan 3) terampil menggunakan media pembelajaran; 4) melakukan evaluasi dan memberikan feedback. Oleh karena itu, guru dituntut dapat melakukan perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik sesuai tuntutan kurikulum. Langkah-langkah dalam pembelajaran tersebut, selain ditentukan oleh guru sebagai instrumental input, juga ditentukan oleh faktor lain seperti siswa (raw input), lingkungan dan masyarakat, dunia usaha/industri/stakeholders (environmental input), kurikulum, kebijakan sekolah, komite sekolah (instrumental input). Semua faktor-faktor tersebut merupakan komponenkomponen yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya sehingga terbentuk sebagai suatu sistem pendidikan. Hasil akhir yang diharapkan dari sistem ini adalah kualitas lulusan yang kompeten (output).

Kondisi nyata yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai satuan mikro penyelenggara proses pembelajaran berbasis kompetensi (competency based-learning) menunjukan bahwa hasil pembelajaran yang dicapai siswa pada mata pelajaran program produktif masih belum optimal. Secara kuantitatif terlihat dari hasil survey di SMKN 1 (2011) tentang pencapaian kompetensi pada mata pelajaran produktif, sebagaimana disajikan dalam tabel berikut : Tabel 1.1., Hasil Test Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-Komponen Sistem Pengoperasian No Frekuensi Perolehan Nilai Rentang Ketuntasan Kategori Banyaknya Nilai Persentase Belajar Siswa 1. 9,00-10,00 A 5 13,16 2. 8,00-8,99 B 7 18,42 3. 7,00-7,99 C 6 15,79 47,37% 4. <7,00 D 20 52,63 Jumlah 38 100 Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran Program Produktif SMKN 1 Terlihat bahwa rata-rata nilai kompetensi siswa terbanyak dibawah 7,00, dengan demikian pencapaian ketuntasan belajar masih rendah jauh di bawah standar ketuntasan belajar dalam kurikulum sebesar 75% (Panduan Penyusunan KTSP: 2006:12). Antara tuntutan dalam kurikulum dengan kenyataan yang terjadi lapangan, jelas menunjukkan adanya kesenjangan yang mencolok. Pembelajaran program produktif dilaksanakan secara teori dan praktek. Pembelajaran teori lebih menekankan pada penyajian materi-materi pengantar praktek, sedangkan pembelajaran praktek lebih menekankan pada penampilan siswa terhadap penguasaan pekerjaan tertentu. Pelaksanaan pembelajaran antara teori dan praktek setiap SMK bisa berbeda-beda dalam penggunaan waktu dan

bobotnya, sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di SMK tersebut. Kurikulum SMK yang sedang berjalan (diimplementasikan) saat ini disebut sebagai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi 2004. Acuan utama KTSP adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pengembangan KTSP dengan demikian mengacu pada SI dan SKL, sebagaimana yang dimuat dalam bagian pertama penyusunan KTSP yaitu panduan umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL. (Panduan Penyusunan KTSP, 2006: 3). Secara operasional KTSP disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (tingkat mikro), sedangkan dalam pengembangan dan implementasinya mendapat perhatian yang sama dengan pengembangan pada tingkat makro. Ini sesuai dengan prinsip pengembangan KTSP (2006:7), yakni Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI). Sebagai indikator utama hasil-belajar siswa, bahwa pencapaian kompetensi siswa menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran dalam rangka implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keadaan tersebut juga

berlaku dalam kaitan antara peningkatan kompetensi siswa dengan keberhasilan pembelajaran dalam program produktif SMK. Artinya, keberhasilan pembelajaran dalam program produktif sangat berperan dalam peningkatan kompetensi siswa. Pembelajaran dalam program produktif merupakan penyelenggaraan pembelajaran di SMK. Pembelajaran dalam program produktif memiliki dua ciri pokok berupa pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pembelajaran dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan antara SMK dengan institusi pasangannya. Sedangkan pembelajaran berbasis produksi mengandung arti proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi berimplikasi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dalam program produktif. Dalam hal perencanaan, pembelajaran berbasis kompetensi dan produksi perlu disusun sesuai dengan standar internal (standar kompetensi lulusan) dan tuntutan eksternal (kebutuhan keahlian/kecakapan di dunia usaha/industri). Dalam konteks operasional, rencana pembelajaran yang telah melalui tahap penyesuaian (matching) dan siap diimplementasikan harus sudah mencerminkan isi kompetensi yang harus dicapai (what) dan bagaimana cara/strategi untuk mencapainya (how).

Kompetensi yang harus dicapai yang telah melalui tahap penyesuian merupakan tujuan yang sudah direncanakan dengan baik, tinggal bagaimana strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi tersebut yang nantinya menentukan berhasil atau tidaknya kompetensi yang sudah dibuat. Peneliti merasa termotivasi dan tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dengan judul STUDI TENTANG PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SUMEDANG. Penelitian ini mencoba mengungkap gambaran nyata guru yang mengajar mata pelajaran produktif dalam mengimplementasikan KTSP. Adapun aspekaspek yang diungkap ini mencakup; perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. B. Identifikasi Masalah Usman dan Akbar (1995: 17) mengemukakan "Identifikasi masalah ialah suatu tahap permulaan dari suatu penguasaan masalah dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah". Secara rinci permasalahan penelitian yang berkaitan dengan Pembelajaran Program Produktif Program Studi Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 ini dipaparkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru Program Produktif Program Studi Teknik Otomotif pada Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-Komponen Sistem Pengoperasian?

2. Bagaimana pelaksanaan tugas-tugas guru pada Kompetensi Program Produktif? 3. Bagaimana bentuk evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru pada Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-Komponen Sistem Pengoperasian sudah sesuai dengan perencanaan pembelajaran? 4. Bagaimana pengorganisasian siswa dan kelas yang merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran guru untuk menciptakan suasana yang kondusif? 5. Bagaimana pemahaman guru terhadap karakteristik kurikulum yang meliputi pengetahuan guru tentang kurikulum, sikap guru terhadap kurikulum yang dipergunakan serta keterampilan yang dimiliki guru untuk mengembangkan kurikulum? 6. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pembelajaran program produktif? 7. Bagaimana dukungan alat dan fasilitas khususnya pada program produktif yang ada di sekolah untuk memenuhi pencapaian kompetensi siswa? 8. Bagaimana gambaran kompetensi siswa hasil pembelajaran? 9. Bagaimana peran siswa dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien? C. Rumusan Masalah Muh. Ali (1998: 115) mengungkapkan bahwa: Rumusan masalah pada hakekatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup di dalamnya. dalam hal ini perumusan masalah dapat dibuat, baik dalam bentuk pernyataan deskriptif, maupun dalam bentuk pertanyaan sekitar masalah yang ditelitinya, untuk kepentingan penulisan karya ilmiah, suatu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas.

diatas yaitu: Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan pembatasan masalah 1. Apakah guru program produktif khususnya guru kompetensi memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari silabus sesuai dengan sasaran kompetensi yang harus dikuasai siswa? 2. Apakah guru program produktif khususnya guru kompetensi memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian melakukan proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai siswa berdasarkan standar RPP? 3. Apakah guru program produktif khususnya guru kompetensi memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian melakukan penilaian sesuai dengan sasaran kompetensi yang harus dikuasai siswa berdasarkan standar RPP? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperolah gambaran nyata mengenai pembelajaran program produktif Program Studi Teknik Otomotif SMK Negeri 1 dilihat pada aspek: 1. Memperoleh gambaran nyata pengembangan RPP yang dilakukan guru mata pelajaran produktif kompetensi memperbaiki unit kopling dan komponenkomponen sistem pengoperasian sesuai dengan sasaran kompetensi yang harus dikuasai siswa.

2. Memperoleh gambaran nyata tentang guru yang sedang melakukan proses pembelajaran untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai tuntutan kompetensi yang harus dikuasai siswa. 3. Memperoleh gambaran nyata tentang proses penilaian yang digunakan guru untuk mengukur pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak diantaranya: 1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar siswa pada Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem Pengoperasian (020.KK.19). 2. Bagi sekolah, dapat mengetahui bagaimana bentuk pembelajaran pada Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem Pengoperasian (020.KK.19), sehingga dapat mengetahui kendala yang dihadapi oleh masing-masing pihak yang terkait dan sebaga bahan masukan untuk meningkatkan bantuan dan pembinaan pada guru. 3. Bagi peneliti, memberikan gambaran bagaimana seorang guru dalam mengefektifkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem Pengoperasian (020.KK.19). 4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan yang sejenis, hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan telaah lebih lanjut tentang pembelajaran

program produktif pada Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem Pengoperasian (020.KK.19). F. Struktur Organisasi Skripsi STUDI TENTANG PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG BAB I PENDAHULUAN BAB III METODE PENELITIAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penulisan E. Metode Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Struktur Organisasi Skripsi A. Lokasi dan Subjek Penelitian B. Desain Penelitian C. Metode Penellitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian F. Teknik Pengumpulan Data G. Analisis Data A. Kesimpulan B. Saran A. Pembelajaran dan Model Pembelajaran pada Pendidikan Kejuruan B. Kerangka Pemikiran A. Analisis Data B. Pembahasan Bagan 1.1., Struktur Organisasi Skripsi