BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Miranti Rachmawati, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. lukisan, dan mimik muka. (Syamsu Yusuf, 2000:118)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, dengan berdirinya Taman Siswa

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

NOVI NUR ENDAH RAHAYU A

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kemampuan berhitung yang

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi dasar tindakan yang akan dilakukan (Sadirman, 2004: 1). Dari

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PENGARUH DONGENG TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER ANAK. Oleh : TUTI SILAWATI, SPd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Khaerunnisa,2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan. Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia tidak akan pernah terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK PEMATA BUNDA AGAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

RIA ANGGRAINI A

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Alat komunikasi yang paling efektif digunakan oleh manusia dalam lingkungan sosial yaitu berbicara, karena dengan mudah dapat dilakukan oleh setiap orang. Berbicara adalah alat komunikasi lisan yang disampaikan melalui kata-kata dan merupakan hasil berfikir seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara yang baik seharusnya mengandung makna agar dapat difahami dan dimengerti oleh orang lain. Oleh karena itu secara singkat dapat disimpulkan bahwa berbicara dapat dimaknai sebagai bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. (Hurlock,1978, hlm: 176). Kemampuan berbicara yang baik seharusnya dimiliki oleh setiap orang, karena selain berguna sebagai alat untuk berkomunikasi, berbicara juga sebagai salah satu media untuk membantu memenuhi kebutuhannya. begitu pula bagi anak usia dini. Kemampuan berbicara memiliki peranan penting dalam kehidupan anak. Kemampuan berbicara dengan baik akan membantu anak memenuhi kebutuhannya seperti kebutuhan untuk makan, minum bahkan untuk memperoleh pengetahuan. Dengan berbicara anak dapat menyampaikan berbagai keinginan dan mengungkapkan perasaannya, sehingga orang lain akan mengerti dengan apa yang dikatakannya.selain itu, peran berbicara untuk anak usia dini adalah sebagai sarana bagi anak untuk mendapatkan dan memberikan informasi, juga saling bertukar informasi dan pengetahuan dengan temannya. Adapun fungsi berbicara seperti dituliskan dalam Depdiknas antara lain : sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan lingkungan, sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak, sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak dan sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain. (Depdiknas : 2003).

2 Melihat pentingnya peranan berbicara bagi anak usia dini, maka anak yang tidak memiliki kemampuan berbicara dengan baik akan berdampak bagi aspek perkembangan lainnya. Diantaranya anak akan mendapatkan kesulitan didalam berkomunikasi dengan diri dan lingkungannya sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Anak juga tidak dapat mengekspresikan hasil pemikirannya melalui kata-kata sehingga berpengaruh terhadap perkembangan kosakata anak. Selain itu anak juga tidak mampu mengungkapkan berbagai keinginan dalam dirinya, sehingga akan mendapatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Dampak lain dari kurangnya ketermpilan berbicara akan berpengaruh terhadap perkembangan intelektual anak karena berbicara merupakan hasil dari proses berfikir anak. Dengan berbicara maka secara tidak langsung anak jugadapat mengembangkan kemampuan berfikirnya.jean Piaget mengatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. (Abdul Chaer: 2003). Oleh karena itu, kemampuan berbicara tentunya sangat penting bagi kemampuan anak untuk berkomunikasi dan meningkatkan kemampuan berfikir anak.namun melihat kondisi dilapangan, sangat disayangkan berbagai permasalahan tentang kemampuan berbicara muncul dan menghambat perkembangan berbicara di Taman kanak-kanak. Hal ini terjadi di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari kabupaten Purwakarta. Berdasarkan hasil observasi, khususnya pada kelompok B yaitu kelompok usia 5-6 tahun mengalami perkembangan kemampuan berbicara yang belum sesuai dengan indikator pencapaian perkembang berbahasa, terutama lingkup mengungkapkan bahasa atau berbicara. Berdasarkan dokumen yang ada, diperoleh data bahwa dari 26 anak, ada 10 anak yang termasuk kedalam kategori belum berkembang (BB) artinya bahwa anak belum dapat mengungkapkan bahasanya, 13 anak yang termasuk kedalam Mulai Berkembang (MB) artinya anak sudah dapat mengungkapkan bahasanya dengan bantuan guru dan 3 anak atau 10 % yang termasuk kedalam kelompok berkembang sesuai dengan harapan (BSH) artinya anak sudah dapat mengungkapkan bahasanya sesuai dengan indikator tingkat pencapaian perkembangan. Dapat disimpulkan bahwa

3 kemampuan berbicara anak pada kelompok B masih kurang baik dan ada banyak anak yang masih memerlukan bimbingan dan latihan dari guru. (data selengkapnya ada pada lampiran 1.1). Selain itu, peneliti juga melihat pada catatan anekdot yang diperoleh selama mengadakan observasi di kelompok B. Peneliti menyimpulkan upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berbicara di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari, terlihat kurang optimal. Selain itu penggunaan metode dan media pembelajaran kurang menarik bagi anak, sehingga anak merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran berbahasa.terlihat ketika pembelajaran menirukan kembali sajak yang didengarkan, guru hanya menggunakan majalah.ketika pembelajaran berlangsung, hanya beberapa anak yang mau mengikuti pembelajaran, sedangkan anak yang lainnya lebih senang bermain, bercanda dengan temannya, dan berlari-lari didalam kelas.ketika guru memberikan kesempatan untuk menirukan sajak kembali, hanya ada satu anak yang berani maju kedepan tanpa bantuan guru, dua anak yang dapat membaca sajak dengan bantuan guru, sedangkan anak yang lainnya tidak mau mengikuti pembelajaran. Hal yang sama terjadi ketika pembelajaran mendengarkan cerita. Ketika pembelajaran guru tidak menggunakan media apapun, guru menggunakan tekhnik bercerita langsung. Walaupun guru sangat ekspresif ketika bercerita, namun anak kurang memperhatikan guru. Ketika guru meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah didengar, hanya ada beberapa anak saja yang mau bercerita di depan kelas, itupun dengan bantuan guru. (dapat dilihat pada lampiran 1.2.). Melihat kondisi yang dipaparkan diatas, nampaknya diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar anak dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di Taman Kanak-kanak adalah metode bercerita dengan menggunakan boneka. Metode bercerita dengan menggunakan boneka adalah cara mengajar yang diberikan dalam bentuk menuturkan dan menyampaikan cerita dengan menggunakan media boneka, dengan tujuan untukmelatih konsentrasi anak didik,

4 melatih daya pikir dan fantasi anak, serta megembangkan perbendaharaan kata kepada anak didik. Seperti diungkapkan oleh Andi Yudha bahwametode bercerita adalah suatu proses kreatif anak-anak yang dapat mengaktifkan aspek intelektual, aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, fantasi dan imajinasi tidak hanya mengutamakan otak kiri, tapi juga otak kanak anak. (Andi Yudha.:2009). Metode bercerita dengan menggunakan boneka memberikan manfaat yang banyak diantaranya dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak seperti kemampuan untuk menambah perbendaharaan kata, menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali cerita yang telah didengarkan oleh anak. Selain itu bercerita juga dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berimajinasi.(andi Yudha:2009.). Terlebih lagi dengan menggunakan media boneka. Boneka dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan isi cerita, Selain itu karena boneka sangatlah dekat dengan dunia anak, maka dengan menggunakan boneka anak akan mudah menirukan kembali isi cerita seperti dicontohkan oleh guru dan akan mampu bercerita, mengungkapkan imajinasi dan perasaannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang sesui dengan karakteristik anak. Hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara secara lisan. Melihat keunggulan metode bercerita dengan menggunakan media boneka, dan juga berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan, untuk mengatasi berbagai permasalahan dan sebagai bahan refleksi bagi guru didalam menciptakan metode pembelajaran menarik bagi anak usia dini, maka peneliti menyimpulkan dan berupaya untuk melakukan penelitian dalam judul penelitian Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Dengan Metode Bercerita Menggunakan Boneka. 2. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, permasalahan umum dalam penelitian ini adalah, bagaimana metode bercerita dengan media boneka dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak khususnya di kelompok B Taman Kanak-kanak Trisula Perwari kabupaten

5 Purwakarta.Adapun secara khusus beberapa rumusan masalah penelitian dituangkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta sebelum diberikan metode bercerita dengan menggunakan boneka. 2. Bagaimana upaya penerapan metode bercerita menggunakan media boneka diberikan pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta. 3. Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta setelah diterapkan metode bercerita menggunakan boneka. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian kami adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh/ mengetahui kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta. 2. Untuk memperoleh / mengetahui penerapan metode bercerita menggunakan boneka dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta. 3. Untuk memperoleh/ mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta, sebelum dan sesudah metode bercerita menggunakan boneka diberikan. D. Manfaat Penelitian Secara umum manfaat dari penelitian yang kami lakukan diharapkan akan mampu memberikan pengetahuan dan informasi baru berkaitan dengan bagaimana upaya seorang guru taman kanak-kanak dalam upaya meningkatkan kemampuan pengembangan bahasa anak usia dini khususnya kemampuan berbicara anak usia dini.

6 Manfaat penelitian diatas kami ungkapkan secagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, pengetahuan dan pengalaman pribadi kepada peneliti berkaitan dengan manfaat dari metode bercerita menggunakan boneka bagi anak Taman Kanak-kanak, dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicaranya. b. Bagi guru, menambah pengetahuan dan wawasan baru mengenai bagaimana pemanfatana metode bercerita dengan menggunakan media boneka untuk membantu pengembangan kemampuan berbicara peserta didiknya agar dapat berkembang secara optimal. Juga sebagai bahan refleksi diri untuk memperbaiki berbagai kesalahan didalam penggunaan metode dan media pembelajaran yang sesuai. 2. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan secara ilmiah dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui kegiatan bercerita yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini b. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini didalam mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khususnya pengembangan kemampuan berbicara anak. 3. Bagi Perkembangan Penelitian Selajutnya a. Memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang peningkatan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka. b. Memberikan insfirasi yang baru untuk dijadikan bahan kajian bagi penelitian berikutnya yang lebih luas.

7 4. Struktur Organisasi Skripsi BAB I : yaitu Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi BAB II :yaitu Kajian Teoritis yang berisi tentang berbagai referensi yang menjelaskan tentang konsep, pengertian dan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti. Antara lain mencakup : konsep perkembangan bahasa, keterampilan berbicara anak usia dini, dan konsep bercerita dengan menggunakan boneka. BAB III : yaitu Metode Penelitian yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, penjelasan istilah, Tekhnik dan instrumen penelitian, dan analisias data. BAB IV : yaitu Hasil Penelitian yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan BAB V : yaitu Penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.