1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

DAMPAK KEGIATAN WISATA ALAM TERHADAP EKONOMI LOKAL DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU EKA SUSANTI

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hutan di Indonesia memiliki peran terhadap aspek ekonomi, sosial maupun. (Reksohadiprodjo dan Brodjonegoro 2000).

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KSA adalah kawasan dengan ciri khas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

SKRIPSI HERIYANTO NIM : B

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.49/Menhut-II/2014 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya yang kita miliki terkait dengan kepentingan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan menjadi semakin serius pada dekade terakhir ini.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal ini menyebabkan keberagaman kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat tinggi. Indonesia merupakan negara mega biodiversity ketiga setelah Brazil dan Zaire (Kongo). Berbagai spesies tumbuhan dan satwa hidup tersebar di berbagai tipe ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem mangrove, savanna, bukit kapur, hutan hujan dataran rendah, hutan hujan dataran tinggi, dan sebagainya. Kawasan-kawasan tersebut tidak hanya merupakan tempat tinggal yang aman bagi satwa yang ada di dalamnya tetapi juga merupakan sumber penghasil non kayu yang berguna untuk masyarakat bila dikelola secara bijaksana. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal ini menjadi sangat berarti karena kegiatan yang berorieantasi kembali ke alam telah berkembang menjadi salah satu cara baru dalam memanfaatkan sumber daya alam. Keberagaman kekayaan sumber daya alam ini merupakan modal dasar dalam pembangunan dan modal potensial dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perkembangan sektor pariwisata terutama wisata alam. Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting dalam pembangunan nasional karena dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, serta merangsang pertumbuhan ekonomi regional (Kemenparekraf 2011). Pariwisata atau kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha (UU 10/2009 tentang Kepariwisataan). Definisi pariwisata atau tourism memiliki ruang lingkup dan kegiatan yang luas. Pariwisata setidaknya meliputi lima jenis kegiatan meliputi wisata bahari (beach and sun tourism), wisata alam (natural tourism), wisata pedesaan (rural and agrotourism), wisata budaya (cultural tourism), dan perjalanan bisnis (business travel). Salah satu bentuk pariwisata adalah wisata alam yang banyak memanfaatkan daerah alami sebagai tujuan utamanya. Salah satu diantaranya adalah kawasan konservasi seperti dalam bentuk taman nasional. Taman nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang dikelola untuk tujuan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan sumber daya alam secara lestari. Secara umum nilai manfaat yang diperoleh dari suatu kawasan konservasi masih sering tidak diperhatikan. Padahal sesungguhnya kawsan konservasi banyak memberikan manfaat, baik manfaat yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu pemanfaatan dari kawasan konservasi adalah berupa pemanfaatan kawasan sebagai objek dan daya tarik wisata alam. Taman nasional mempunyai peran yang sangat strategis dalam pelestarian alam. Dengan potensi sumberdaya alam hayati yang terdapat di dalam taman

2 nasional, diharapkan kawasan konservasi dapat menjadi salah satu sumber devisa negara di masa depan. Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi harus diarahkan kepada pemanfaatan yang bersifat multifungsi dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya serta mengutamakan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Destinasi atau daerah tujuan kegiatan wisata alam umumnya dapat berupa kawasan dengan keadaan alam yang masih alami berupa kawasan konservasi, diantaranya adalah kawasan taman nasional. Kegiatan berwisata alam di taman nasional di Indonesia semakin dikenal secara luas, karena diantaranya banyaknya liputan perjalanan dan promosi paket wisata di kawasan taman nasional, baik yang diliput oleh media nasional maupun internasional. Beberapa tujuan wisata alam di taman nasional di Indonesia mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi khususnya karena memiliki keunikan ekosistem dan kekhasan satwanya juga daya Tarik sosial budaya dan tradisi masyarakat lokal setempat. Beberapa taman nasional dengan aksesibilitas yang lebih baik dan mudah telah menjadi tujuan wisata favorit baik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Saat ini Indonesia telah memiliki 50 buah taman nasional, dalam bentuk darat maupun laut (Kementerian Kehutanan 2007). Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 disebutkan bahwa taman nasonal adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan taman nasional adalah pemanfaatan keunikan dan keindahan bentang alam serta keragaman flora fauna untuk pariwisata dan rekreasi alam. Banyak potensi wisata alam yang dapat dikembangkan dari suatu kawasan taman nasional baik berupa keindahan alam dan ekosistemnya, keragaman sumber daya hayatinya, juga potensi budaya dan religi yang berasal dari masyarakat yang ada di sekitar taman nasional. Setiap kawasan taman nasional mempunyai karakteristik wisata alam yang unik dan umumnya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Kegiatan wisata alam dalam kawasan taman nasional cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Laporan Kementerian Kehutanan (Statistik Direktorat PJLKKHL 2012) menyebutkan bahwa jumlah pengunjung atau wisatawan baik dari dalam negeri ataupun dari luar negeri yang datang ke taman nasional semakin meningkat dalam lima tahun terakhir sebagaimana terlihat pada Gambar 1. Selain memberikan manfaat ke masyarakat sekitar, kegiatan wisata alam dalam kawasan taman nasional berkontribusi dalam memberikan pendapatan kepada negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari karcis masuk ke dalam kawasan taman nasional.

3 Gambar 1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Tahun 2008-2012 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu kawasan yang menjadi tujuan wisata alam utama yang ada di Provinsi Jawa Timur. Daya tarik wisata utama yang ada di TNBTS berupa wisata pendakian Gunung Semeru dan Gunung Bromo serta wisata budaya masyarakat adat Tengger yang sangat terkenal. Pada tahun 2012 (Statistik TNBTS 2012) jumlah wisatawan yang datang ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencapai 275.874 wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri atau sebesar 15,18% dari total keseluruhan pengunjung taman nasional di Indonesia. Selain itu, TNBTS merupakan taman nasional penghasil PNBP tertinggi yaitu dengan menyumbang PNBP bagi pemerintah sebesar Rp. 1.534.231.750,- atau 14,07% dari total PNBP Kementerian Kehutanan dari karcis masuk objek wisata alam di kawasan taman nasional seluruh Indonesia (Statistik Direktorat PJLKKHL 2012). Tingginya kegiatan ekonomi yang terjadi akibat adanya wisata alam akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar, karena bagaimana pun kegiatan wisata alam tidak terlepas dari interaksi masyarakat. Selain berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, pada akhirnya kegiatan ekonomi dari wisata alam di kawasan TNBTS ini akan menciptakan pengaruh terhadap perkembangan wilayah di sekitarnya baik dalam skala lokal maupun skala regional. Mengingat besarnya potensi sumberdaya untuk kegiatan wisata alam di kawasan ini maka penelitian yang berkaitan dengan análisis ekonomi kegiatan wisata alam penting dilakukan. Dampak ekonomi yang diperoleh dari kegiatan wisata alam di kawasan taman nasional khususnya di TNBTS belum pernah dianalisis. Selama ini kajian mengenai kegiatan wisata alam di TNBTS masih sebatas studi permintaan maupun valuasi atau penilaian manfaat tidak langsung dari kawasan tersebut. Oleh karena itu suatu análisis yang komprehensif mengenai dampak kegiatan wisata alam di kawasan TNBTS dan kontribusinya terhadap perkembangan wilayah secara regional penting dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana aktivitas wisata alam di kawasan ini berkontribusi terhadap ekonomi lokal dan pengembangan wilayah sekitar. Analisis mengenai dampak ekonomi ini memberikan gambaran yang nyata mengenai dampak ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan. Selain itu, kawasan TNBTS memiliki keistimewaan karena memiliki potensi wisata alam dengan nilai jual yang tinggi dan status kawasan ini sebagai salah satu kawasan konservasi. Maka diharapkan

4 analisis mengenai dampak ekonomi ini dapat menciptakan suatu gambaran kegiatan wisata alam yang mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah dan mampu mendukung pelestarian lingkungan sebagai wujud dari pembangunan berkelanjutan. Perumusan Masalah Taman nasional merupakan salah satu bentuk dari kawasan konservasi yang dikelola dengan tujuan untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Taman nasional sendiri merupakan kawasan yang dikelola dengan sistem zonasi dan dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan taman nasional adalah pemanfaatan keunikan dan keindahan bentang alam serta keragaman flora fauna untuk pariwisata dan rekreasi alam. Karena itu kawasan taman nasional memegang peranan yang cukup penting dalam pengembangan wisata alam. Kegiatan wisata alam merupakan sektor riil terdepan yang mengemas jasa lingkungan dan budaya sehingga menghasilkan manfaat bagi banyak kepentingan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Besarnya peranan taman nasional dalam kegiatan wisata alam seharusnya dapat memberikan dampak dan kontribusi yang nyata dalam perekonomian wilayah. Dengan demikian dukungan kelestarian terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati dalam kawasan dapat terus terjaga tanpa harus mengorbankan ekonomi masyarakat sekitar yang memiliki akses sangat terbatas untuk mendapatkan manfaat langsung dari kawasan taman nasional. Perkembangan kegiatan wisata alam yang ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan transaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal tentunya membawa sejumlah dampak ekonomi. Tingginya potensi objek dan daya tarik wisata alam dalam kawasan taman nasional memberikan dampak terhadap tingginya jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegra yang datang berkunjung ke lokasi wisata alam dalam kawasan taman nasional. Konsep wisata alam merupakan salah satu bentuk pemanfaatan kawasan taman nasional yang sudah umum dilakukan. Dengan keunikan bentang alam ataupun satwa dan tumbuhan yang khas banyak mengundang wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk datang dan berpetualang di taman nasional. Pengembangan ekowisata yang efektif dengan sendirinya akan memberikan dampak kepada masyarakat yang ada di sekitarnya. Selanjutnya dengan sendirinya hal ini akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian wilayah melalui aktivitas belanja yang dilakukan oleh para wisatawan. Pengaruh ekonomi wisata alam terhadap wilayah diketahui dengan mengikuti aliran pola pembelanjaan pengunjung, kemudian memperkirakan kontribusinya terhadap jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan, dan penerimaan dalam ekonomi wilayah amatan, yang dapat berupa wilayah pedesaan, perkotaan maupun suatu negara (Frechtling 1987, Stynes et al. 2003). Pola pembelanjaan (komposisi dan besar pembelanjaan) pengunjung pada umumnya menunjukan

pembelian barang dan layanan, baik dari ekonomi lokal maupun luar wilayah. Pola pembelanjaan pengunjung tersebut mengindikasikan pengaruh langsung terhadap sektor pariwisata, namun tidak menunjukan pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah. Selain menimbulkan dampak terhadap perekonomian wilayah masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan taman nasional, kegiatan ekonomi wisata alam di taman nasional ini juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan wilayah. Kontribusi dari kegiatan wisata alam bagi perkembangan wilayah dapat dilihat dari tingkat perkembangan desa-desa dan perbaikan kualitas pelayanan umum di daerah yang berada di sekitarnya. Tingginya aktivitas ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan wisata alam akan memberikan pengaruh berupa pembangunan fasilitas dan peningkatan mutu pelayanan jasa dan pelayanan umum untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan dan akhirnya meningkatkan penyediaan unit fasilitas di daerah tersebut. Studi mengenai dampak ekonomi kegiatan wisata alam di kawasan TNBTS yang telah dilakukan sebelumnya hanya sebatas aspek makro dan menganalisis permintaan jumlah wisatawan dan kontribusi kegiatan wisata alam di kawasan ini terhadap penerimaan Negara melalui penerimaan PNBP, sehingga sampai saat ini belum diketahui nilai dampak ekonomi aktivitas wisata alam bagi masyarakat lokal juga terhadap perkembangan desa-desa sekitar kawasan. Nilai ini penting untuk membuktikan dan menunjukkan kontribusi kegiatan wisata alam bagi masyarakat lokal yang selama ini dinilai memiliki akses langsung terhadap sumberdaya. Hal lain yang menjadi penting untuk dicermati dari dampak kegiatan pariwisata secara umum dan wisata alam secara khusus adalah seberapa besar dampak ekonomi berperan nyata bagi pembangunan masyarakat dan regional. Dalam kaitan ini perlu dilakukan pengkajian mengenai seberapa besar dampak ekonomi kegiatan wisata alam yang mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat termasuk dampak terhadap pengembangan sektor-sektor lain. Dari permasalahan tersebut di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Berapa besar peranan kegiatan wisata alam di taman nasional memberikan dampak ekonomi lokal dan manfaat terhadap masyarakat sekitar kawasan; 2. Bagaimana tingkat perkembangan wilayah sekitar kawasan dan bagaimana kontribusi kegiatan wisata alam tersebut terhadap pengembangan wilayah di sekitar kawasan TNBTS; 3. Bagaimana perubahan penutupan lahan di kawasan TNBTS 4. Bagaimana arah dan alternatif pengembangan wisata alam di kawasan TNBTS. Secara lebih ringkas gambaran rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 2. 5

6 Gambar 2 Bagan Alir Rumusan Permasalahan Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menghitung besarnya nilai dan dampak ekonomi lokal kegiatan wisata alam di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang meliputi dampak langsung, dampak tidak langsung dan dampak lanjutan; 2. Mengetahui hirarki perkembangan wilayah sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru; 3. Mengetahui perubahan penutupan lahan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru; 4. Merumuskan arahan dalam pengelolaan wisata alam di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Manfaat Penelitian Penelitian ini berupaya mengkuantifikasi kontribusi ekonomi kegiatan wisata alam pada masyarakat lokal di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kuantifikasi nilai dampak ekonomi dan analisis kebijakan pengelolaan kegiatan wisata alam diharapkan dapat menilai apakah kegiatan wisata alam ini memiliki peluang sebagai suatu mata pencaharian alternatif yang memadukan kepentingan ekologi dan ekonomi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sehingga mendukung pengelolaan pembangunan berkelanjutan. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menunjukkan bahwa kegiatan wisata alam dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan nilai tambah

serta mampu mengurangi degradasi lingkungan dan menurunkan ancaman kerusakan ekosistem kawasan taman nasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi bagi pihak Balai Taman Nasonal Bromo Tengger Semeru dan pemerintah daerah setempat sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan perencanaan dan pengelolaan wisata alam, serta memberikan masukan dalam perumusan sebagai alternatif kebijakan yang perlu dilakukan dalam pengelolaan wisata alam. 7 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini meliputi economic impact assessment, pengukuran economic value dan alternatif kebijakan pengelolaan kwgiatan wisata alam di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian ini hanya dilakukan pada kegiatan wisata alam di kawasan taman nasional yang pengelolaannya berbasis masyarakat dan tidak pada private tourism. Perhitungan dampak ekonomi yang dilakukan hanya dampak perputaran uang di tingkat lokal dari pengeluaran wisatawan dimana penilaian ini ridak meliputi dampak dari proyek pembangunan pariwisata keseluruhan. Pengukuran nilai ekonomi hanya dilakukan secara parsial dengan dengan mengakumulasi total pengeluaran wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi sesuai dengan tujuan yaitu untuk mengetahui dampak kegiatan wisata alam terhadap ekonomi lokal di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berdasarkan ruang lingkup tersebut, beberapa batasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Perhitungan dampak ekonomi dari kegiatan wisata alam dilakukan hanya dampak dari perputaran uang di tingkat lokal dari pengeluaran wisatawan (spending tourist). 2. Dampak yang dianalisis dalam penelitian ini terbatas hanya pada dampak ekonomi lokal, tidak memperhitungkan dampak kegiatan wisata alam terhadap lingkungan/ekologi dan sosial masyarakat sekitar. 3. Desa-desa sekitar kawasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah desadesa yang berada di sekitar dan berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan ditetapkan oleh Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai Desa Penyangga. 4. Perubahan penutupan lahan dalam kawasan dapat diartikan sebagai adanya perubahan kondisi alami hutan yang dapat menyebabkan perubahan fungsi hutan yang dikarenakan oleh aktivitas manusia ataupun secara alami terjadi kerena faktor alam.